NovelToon NovelToon
Harga Diri Yang Terjual

Harga Diri Yang Terjual

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Konflik etika / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / POV Pelakor
Popularitas:3.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lyn malini

Dengan matanya sendiri menyaksikan bagaimana suaminya memuja setiap jengkal tubuh madunya. Dan mendengar pengakuan menyakitkan dari mulut suaminya .
Akhirnya dia lari demi menyelamatkan sang buah hati dari tangan suami dan mertuanya yang ingin memisahkan mereka.

Ashara Ayudia , terpaksa mendewasakan dirinya dengan berbagai cobaan yang menghadangnya. Bekerja keras pontang panting demi kesembuhan anaknya.

Akhirnya Asha harus rela jadi duri dalam rumah tangga orang lain demi nyawa anaknya.

"Apapun akan aku lakukan asalkan bisa menyelamatkan anakku ,termasuk menjual diriku sendiri.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyn malini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suara Suara Sumbang

" Saya terima nikahnya Ashara Ayudia binti Mahmudi dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan seperangkat perhiasan senilai lima ratus juta rupiah, tunai ! "

Dengan sekali tarikan napas Roman melafazkan ikrar sakralnya di depan Penghulu sekalian wali hakim untuk Asha.

" Sah ? "

" Sah "

Sambutan para saksi menerbitkan senyum semua yang hadir. Termasuk kedua mempelai yang kini duduk berdampingan.

Berbeda dengan dua orang wanita paruh baya yang saling menggenggam. Keduanya berurai air mata di tengah senyuman. Baik Umi Aminah maupun Ibu Farida tidak dapat menahan luapan kebahagiaan mereka.

Sesuai arahan MC kini Asha mencium tangan Roman yang telah resmi menjadi suaminya. Dan kemudian Roman membalas mencium kening Asha . Suara riuh para tamu menggema dan bertepuk tangan.

Setelah berbagai rentetan acara, akhirnya keduanya kini duduk berdampingan di pelaminan kecil dengan dekorasi yang elegan.

Asha duduk sembari meremas jemarinya. Asha lebih banyak menunduk dan sesekali memghapus keringat yang mengalir di pelipisnya.

Semua itu tidak luput dari perhatian Roman. Roman menangkap ada kegelisahan yang meliputi Asha. Tanpa minta izin Roman meraih jemari yang sudah halal untuk dia genggam.

" Kenapa ? Dari tadi kamu gelisah dan ini, tanganmu dingin sekali. " Bisik Roman.

" Asha gugup duduk disini. Semua mata memandang ke arah kita, Mas. " Ucap Asha jujur.

" Santai saja, mereka hanya terpesona dengan mu. Kamu terlihat berbeda, Sha. " Suara lirih Roman membuat rona merah di pipi Asha.

Pertama kali pujian yang terlontar dari mulut Roman untuk dirinya. Hal itu malah membuat semakin gugup. Tapi ada hal lain yang membuat Asha tidak nyaman yaitu tatapan sebagian tamu yang datang seperti menghakiminya.

Sebagian besar dari para tamu tahu kalau Roman sudah memiliki istri. Tentu saja tatapan hina mereka tujukan buat Asha yang mereka dianggap pelakor .

Apalagi ada suara suara sumbang yang sengaja mereka perdengarkan . Sindiran dan ejekan yang mereka kemas dalam candaan untuk menyamarkan hinaan itu. Jujur Asha kini merasa ditelanjangi.

Tamu yang datang tidak begitu ramai. Hanya beberapa tetangga, karyawan Rumania dan kerabat dekat dan teman dari Ibu Farida dan juga Roman . Hanya yang mengenal mereka dekat saja yang paham .Selebihnya hanya bisa menghujat.

" Jangan ambil pusing ucapan mereka, karena mereka tidak akan berhenti walau kita menangis darah. " Roman semakin mengetatkan genggamannya.

Acara akad nikah itu hanya acara sederhana saja. Hanya dihadiri orang orang terdekat saja. Semua sesuai dengan permintaan Asha yang tidak nyaman dengan statusnya istri kedua.

Ibu Farida memakluminya, baginya tidak begitu penting. Yang penting adalah Asha menjadi menantunya. Dan kini acara sederhana itupun telah berakhir setelah acara makan bersama.

Kini tinggal beberapa tamu yang merupakan kerabat dekat saja. Termasuk Dokter Wira dan keluarganya. Mereka berkumpul sembari menikmati beberapa makanan kecil ,Dessert dan minuman.

Asha dan Roman juga masih bergabung dengan mereka. Meladeni beberapa keluarga yang berkenalan dengan Asha .Dan meladeni pertanyaan seputar pernikahan mereka.

" Bunda, kenapa kemarin Yuda di PHP in. " Gerutu Yuda tiba tiba.

" PHP apanya, kapan Bunda begitu. " Ucap Ibu Farida tidak terima.

" Kemarin Bunda bilang Asha nya buat Yuda. Kok tiba tiba Mas yang nikahin .Kan Yuda jadi patah hati. " Sungut Yuda, yang membuat semua orang terkekeh lucu mendengar ucapan Yuda.

" Kamu itu terlalu lambat bergerak, makanya kalah cepat dengan Roman." Ejek Ibu Farida.

" Ah, Bunda enggak asik. Tahu gitu bagus Yuda kawinin langsung Asha tanpa pdkt . Enggak enak banget ditikung sama saudara sendiri. " Yuda berkata masih dengan wajah mengkerut .

" Kawinin ... kawinin ,emang anak kucing main kawin kawin aja. " Ucap Ibu Farida yang disambut dengan gemuruh tawa semua orang.

" Lagian Asha cantik cantik kok mau sama Roman sih . Mendingan Yuda jelas masih singel, sedangkan Roman itu sudah ada istri. Pasti enggak enak jadi orang ketiga. " Celoteh salah seorang saudara dari Dokter Diah dan juga tante dari Yuda.

Semua orang terdiam mendengar ucapan tak bersaring itu. Asha hanya tertunduk sambil meremat jemarinya. Hingga akhirnya Dokter Wira angkat bicara.

" Jodoh siapa yang tahu, Mbak. Kita juga tidak tahu masalah orang lain. Saran saya lebih baik tidak ikut campur urusan rumah tangga orang. Karena setiap orang punya alasan sendiri disetiap keputusannya. Sama halnya dengan Tari anak Mbak. Yang lebih memilih kawin lari dengan pacarnya dari pada dinikahi seorang pengacara terkenal. "

Walau ucapan itu santai tapi sangat mengena. Tapi tidak membuat Tantenya Yuda itu berhenti.

" Tari itu hanya takut diselingkuhi oleh Pengacara itu. Karena dia itu terkenal sebagai Cassanova yang selalu dikelilingi wanita wanita cantik. " Jawab Tantenya Yuda tidak mau kalah.

" Itulah yang saya maksud tadi, Mbak. Setiap orang punya alasan sendiri. " Mendengar ucapan Dokter Wira wanita paruh baya itu hanya mendengus kesal.

Sementara Umi Aminah hanya bisa mendesah berat ,Ibu Farida malah terlihat geram.

" Tante jangan baper, Yuda juga hanya bercanda. Kami bisa bercanda seperti itu. Lagian Yuda sudah punya calon kok. " Ucap Yuda mencairkan ketegangan.

" Sha, kamu istirahat saja. Ganti bajunya, pasti enggak nyaman pakai kebaya dalam jangka waktu lama. " Ucap Ibu Farida untuk menyelamatkan kuping Asha dari omongan miring para kerabatnya.

" Ayo, Mas juga mau ganti pakaian. " Roman menarik tangan Asha lembut untuk membantunya berdiri.

" Asha pamit dulu Bunda, Om, Tante. " Ucap Asha sebelum mengekori Roman menuju kamar.

Sesampai di pintu kamar Asha semakin gugup. Untuk pertama kalinya Asha akan memasuki kamar Roman yang akan menjadi kamarnya selanjutnya.

Kamar ini bukan kamar yang biasa Roman pakai, melainkan kamar yang berada disebelah kamar yang biasa Asha pakai kalau menginap disini. Roman sengaja menukar kamar karena tidak ingin Asha dibayangi oleh Nia . Atau mungkin Roman lah yang tidak ingin dibayangi oleh Nia .

" Masuklah lebih dulu. Mulai sekarang ini adalah kamar kita. Kamu ratunya di situ nantinya. Jadi kamu yang harus membukanya terlebih dahulu. " Ucap Roman.

Asha membuka pintu itu dengan pelan tanpa membantah. Disamping rasa lelah Asha memang tidak nyaman dengan hiasan di kepalanya dan riasan wajahnya yang terasa berat.

Aroma bunga lavender memenuhi penciuman saat pintu mulai terbuka. Ruangan yang menjadi kamar pengantin ini telah di sulap sedemikian rupa. Walaupun tidak berlebihan tapi kesan mewahnya terpampang jelas disana.

Rasa gugup yang Asha rasakan semakin menjadi ketika matanya terpaut pada sebuah ranjang besar .Tidak ada taburan kelopak mawar disana, hanya sebuah selimut yang dibentuk menyerupai sekuntum bunga mawar besar berwarna merah. Sangat kontras dengan sprei putih berbahan sutra.

Melihat Asha yang tertegun di depan ranjang, Roman kemudian berbisik lembut.

" Jangan dibayangkan dulu, nanti saja kita uji coba langsung " Sontak Asha menjauhkan kepalanya tak nyaman karena hembusan napas Roman mengenai pipinya.

" Ayo duduk disini, Mas bantu membuka hiasan kepalamu. " Roman menarik Asha ke arah meja rias dan mendudukkan Asha disana.

Dengan hati hati Roman membuka satu persatu hiasan itu hingga menyisakan selembar hijab yang menutupi kepala Asha.

Tanpa permisi Roman meraih bros peniti yang ada di bawah dagu Asha kemudian membukanya. Asha hanya bisa terpaku memandang Roman dari pantulan cermin di depannya. Membiarkan Roman melakukannya walau degup jantungnya tengah menggila .

Untuk pertama kali Roman melihat rambut hitam bergelombang milik Asha yang masih terkuncir rapi. Setelah meletakkan hijab berbahan satin halus itu di atas meja Roman juga menarik pelan ikat rambut Asha . Sehingga terurai lepas memenuhi punggung Asha .

Asha menunduk saat tatapannya bertemu dengan tatapan Roman melalui cermin. Sementara Roman tersenyum tipis menikmati kegugupan Asha.

Roman mengumpulkan rambut Asha menjadi satu dan menyibaknya ke depan melalui sisi kanan . Kini yang tampak hanyalah tengkuk mulus Asha yang tiba tiba meremang .

Dengan jahilnya Roman membuka kancing baju Asha yang memang terdapat di belakang. Siapa lagi yang punya kerja kalau bukan Ibu Farida yang sengaja mendesain baju itu. Tapi sebelum terbuka Asha sudah bersuara.

" Mas, jangan sekarang. Masih banyak tamu. " Ucap Asha yang sudah keringat dingin.

" Biarkan saja mereka, kan ada Bunda sama Umi. " Ucap Roman dengan mengulum senyumnya.

" Tapi Asha mau mandi dulu, gerah dan keringatan enggak nyaman. "

" Makanya Mas bantuin buka kancingnya. Emang bisa buka sendiri." Sejenak Asha terdiam berpikir. Dan benar yang Roman katakan. Asha tidak akan bisa membuka kebayanya sendiri.

" Tidak. " Cicit Asha.

" Kalau gitu biar Mas bantu. "

Tanpa menunggu lebih lama Roman pun mulai membuka satu persatu kancing kebaya itu. Kini yang terlihat adalah punggung putih mulus dengan satu tahu lalat yang cukup besar di atas pinggang Asha.

Roman meraba tahi lalat itu yang membuat Asha menutup matanya rapat merasakan elusan lembut .

" Tahi lalatnya seksi dan menantang minta disentuh. Sama dengan istri Mas ini, tak sabar ingin disentuh " Bisik Roman di telinga Asha. Asha membuka matanya dan kembali menunduk malu menyadari kebodohannya yang menikmati sentuhan Roman.

"Asha mandi dulu, Mas. " Ucapnya sambil berdiri dan mengambil pakaian ganti lalu masuk ke kamar mandi. Meninggalkan Roman dengan kekehannya yang terlihat senang telah berhasil mengerjap Asha.

Kebaya rancangan Bunda itu berkancing rapat dibagian punggung. Dan Roman sudah tahu dari saat masuk ke kamar. Makanya dia sengaja menjahili Asha .Dan benar saja walaupun seorang janda Asha masih saja polos seperti anak SMA.

...****************...

Happy Reading 💖

1
Wahyunni Winarto
haduhhh pemeran laki² nya red flag semuaaa🫠🫠🫠
Wahyunni Winarto
kapokkk luh roman,,,,psikis yg kena lebih bahaya
Arrahma karina darlis
Luar biasa
Wahyunni Winarto
anak sm istri sdh menyatu,,,km egois iya syudah buangg tinggalin,,,,nyahok kannn
hilang arah jd nya🙄🙄🙄
Dwi Setyaningrum
sekretarisnya namanya Mirna apa gina sih Thor🤔
AnisaFitry🌺
ku kira b3rtemu antara asha dan rey.tau nya sam bu farida😄
AnisaFitry🌺
penyesalan dtgnya di akir 😏
Juan Sastra
bagus ceritanya enak di baca , menhuras emosi juga dan yg jelas terlalu melow melow buat kisah asha,,
Juan Sastra
aahh ggak seru asha ggak kekeh,, aku malah udah bela belain baperan malah balikan deh
Dwi Setyaningrum
itu adalah ujian rumah tanggamu Rey km bisa bertahan dan lulus dlm ujian itu maka kebahagian yg akan km trima tp kalau km menyerah kalah ya kebahagiaan yg km dpt hanya semu d sesaat saja..
Juan Sastra
dan mengertikah roman akan rasa takut dan trauma yg di rasakan asha,, tidakkah dia ingin berjuang melukuhkan hati dan menyembuh jiwa yg tersakiti,, asha, roman hanya tau jika asha ingin kembali maka kembalilah,, hadeeeh aku malah senang jika asha justru melepaskan roman dan menjauh dr mereka berhubungan dengan trauma asha.. koment ku panjang amat ya thorr 🙏
Juan Sastra
itah egoisnya lelaki selalu minta di sembah walau dirinya bersalah tetap ingin di tinghikan derajatnya padahal wanitalah yg paling mulia, mau setinggi apa pun jabatannya tetap terlahir dari seorang perempuan,, dan roman bertahanlah dengan pikiran mu dan biarkan kesalah fahaman terjadi agar asha pergi semakin mejauh karena merasa sdh tak di butuhkan dan posisinya cepat tergantikan.. aku dukung jika asha benar benar pergi karena terlalu menyakitkan se
ebagai asha di permainkan drama kehidupan di hempas keterpurukan dan di bebat luka bathin yg kian bertubi,, siapa pun pasti tidak akan pernah optimis dan percaya diri untuk di cintai jika keadaanya seperti asha.. sakitnya tuh melekit thorr sampai ke jantungku. berasa banget bapernya 😢😢
Dwi Setyaningrum
mampir Thor..baru baca sdh panas nih hatiku..aku doakan Kamila ga bisa punya anak biar kapok mereka menyakiti sesama wanita..tunggu karma kalian datang🤪🤪🤪
Juan Sastra
halah jgn luluh sha
Juan Sastra
harusnya nasehat itu begitu di berikan pada roman bukan asha
Juan Sastra
kecuali asha di jaih kan dr roman dan tinggal di pedesaan yg asri dan tenang seperti di pegunungan juga sangat bagus,,atau di pinghir pantai dengan laut lepas
Juan Sastra
pergilah asha jauhi orang orang yg membuatmu trauma, aku takut asha jadi gila luka bathin terlalu dalam. ini masih mending luka fisik dr pada luka bathin.
Juan Sastra
mampuslah kalian berdua,, mati aja punya otak kok ggk guna
Juan Sastra
drama nia atau kamila mulai tayang roman
Juan Sastra
nia munhkin belajar dari kamila membunuh tanpa menyentuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!