NovelToon NovelToon
Jevan Dan Para Perempuan

Jevan Dan Para Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Duniahiburan / Showbiz / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Sitting Down Here

Sejak lahir, Jevan selalu di kelilingi oleh para perempuan. Ia tak pernah tahu dunia lain selain dunia yang di kenalkan oleh ibunya yang bekerja sebagai penari pertunjukan di sebuah kota yang terkenal dengan perjudian dan mendapat julukan The sin city.

Jevan terlihat sangat tampan sampai tak ada satupun perempuan yang mampu menolaknya, kecuali seorang gadis cuek yang berprofesi sebagai polisi. Jevan bertemu dengannya karena ia mengalami suatu hal yang tak lazim di hidupnya.

Peristiwa apakah yang telah di alami oleh Jevan? Ikuti ceritanya yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sitting Down Here, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Rafe dan Cherly

Louisa dan Jevan akhirnya duduk bersama di ruang makan sambil minum teh hangat.

"Kamu yakin ga mau aku buatkan makanan, Jev?"

"Aku yakin, aku ga terlalu lapar sih. Jadi santai ajalah"

Mereka kemudian sama-sama memandang Jenny yang sedang tidur di tempat tidur Louisa.

"Sepertinya dia kesepian sejak mommy-nya di penjara"

"Sepertinya begitu. Mungkin itu sebabnya ia kesini untuk tinggal sama kamu, Lou"

"Mommy kami yang salah tapi kami yang jadi korbannya"

"Maafkan aku, Lou"

"Bukan salahmu, Jev. Kami adalah contoh dari anak yang tidak di pedulikan oleh mommy kami sendiri. Well, kecuali kamu Jev. Karena mommy kamu sayang banget sama kamu"

"Yeah, aku merasa beruntung Lou. Sayangnya mommy sering kali menyalahkan diri sendiri. Dia justru merasa telah menjadi ibu yang buruk untukku"

"Itu tidak benar, Jev"

"Aku tahu itu, Lou. Well, sepertinya karena kamu sudah ada yang menemani, lebih baik aku pulang. Aku mau cek mommy dulu di rumah"

"Jev... "

"Ya, Lou?"

"Apakah hubungan kita tak punya masa depan? Aku sudah tak bisa berharap lagi ya?"

"Apa maksudmu? Rasa sayangku padamu ga akan berubah, masih sama"

"Jadi kamu hanya menganggap aku adik ya? Tak pernah lebih?"

"Sepertinya begitu. Maafkan aku, Lou"

"Tak perlu minta maaf, Jev. Jika mommy aku tak pernah menyakiti kamu mungkin aku akan minta kamu jadi kekasih aku. Tapi aku sekarang terlalu malu untuk melakukan itu"

"Karna mommy kamu?"

"Iya, Jev"

Jevan kemudian berlutut di depan Lou yang masih duduk di bangku. Ia memandang Louisa dengan tatapan tajam lalu mencium bibir Louisa. Ciuman Jevan terasa manis dan lembut, tapi itu justru membuat Louisa sedih karena sepertinya itu adalah ciuman terakhir Jevan untuk Louisa.

"Terima kasih telah menjadi yang pertama untukku, Jev"

"Sama-sama, Lou. Aku pulang dulu ya. See you again, Lou"

"See you, Jev"

Jevan mengelus perlahan rambut Louisa. Setelah itu ia pergi.

***

Nino di penjara selama setahun. Padahal sebelumnya ia membual dengan mengatakan kalau ia hanya akan di penjara selama beberapa bulan saja. Setelah Jevan dan Simone mengunjungi Pixie dan Chelsea di penjara, mereka kemudian mengunjungi Nino.

"Bagaimana kabarmu, Nino?"

"Yah, seperti yang kalian lihat. Bagaimana kabar yang lain? Apakah mereka tetap bekerja walau tanpa ada aku?"

"Jika yang kau maksud adalah menari, kami masih melakukannya. Tetapi kalau menjadi perempuan panggilan, tak semuanya melakukannya"

"Termasuk kamu dan Jevan?"

"Ya. Kami masih melayani beberapa pelanggan, tapi tak terlalu sering. Hanya yang pernah memakai jasa kami saja"

Nino menghela nafas dengan berat, baru kemudian bicara.

"Aku berhutang permintaan maaf kepada kalian. Berada di sini membuatku banyak berpikir. Aku pikir selama ini aku telah membantu kalian, tapi ternyata aku salah"

"Niat kamu mungkin baik, tapi caramu salah, Nino"

"Kamu benar, Simone. Aku sebenarnya tak menyangka kalau Pixie dan Chelsea akan melakukan ini. Seharusnya kita memang saling menjaga"

"Well, itu telah terjadi. Yang penting Jevan telah mendapatkan keadilan"

"Ya, benar"

Dua orang petugas mendatangi Jevan dan Simone untuk mengingatkan kalau waktu berkunjung telah habis.

"Kami pergi dulu, Nino"

"Iya, baiklah. Terima kasih telah datang berkunjung"

"Tentu saja. See you later"

"See you"

***

Jevan memanfaatkan waktu dari absennya Nino dengan melanjutkan sekolahnya. Ia juga meminta Louisa dan Jenny untuk tetap bersekolah walaupun mereka tidak bersekolah di sekolah yang sama karena Jevan mengambil sekolah khusus.

Ketika Jevan akhirnya lulus SMA, usianya sudah 21 tahun. Jevan tentu saja menyesali keputusannya dulu untuk berhenti sekolah di usia 16 tahun ketika ia baru pertama kali bekerja untuk Nino. Tetapi kini ia merasa lega telah lulus SMA dan mulai berpikir untuk kuliah karena ia sudah bisa memutuskan untuk kuliah dengan jurusan yang ia inginkan.

Ponsel Jevan berdering. Di layar ponselnya tertera nama Rafe.

"Halo Rafe, bagaimana kabarmu? Sudah lama kamu tak kesini"

"Iya benar. Kabarku baik. Aku telah mendengar kabar tentang masa lalumu dari Ron"

"Wow. Hebat. Sepertinya Ron tak tahan untuk bergosip denganmu ya?"

"Jangan khawatir, aku takkan beritahu siapa-siapa tentang itu. Tapi sekarang kamu baik-baik saja kan, Jev?"

"Iya, aku baik"

"Syukurlah. Begini, aku perlu bantuanmu, Jev"

"Kamu ingin beraksi seperti dulu lagi, Rafe?"

"Bukan. Ini ada hubungannya dengan pekerjaan asliku"

"Aku akan membantumu, tapi aku tak mengerti tentang seluk beluk IT"

"Jangan khawatir soal itu. Aku hanya ingin kamu menemani aku. Begini, sebuah perusahaan yang ada di kotamu meminta aku untuk membantu perusahaannya karena mereka dengar aku bisa membantu mereka. Ada semacam virus yang sangat mengganggu di bagian keuangan di perusahaan mereka. Masalahnya adalah, karyawan bagian keuangan yang harus aku bantu berjenis kelamin perempuan. Kau tahu kan aku suka gugup kalau berhadapan dengan perempuan, tidak sepertimu"

"Aku pikir kau sudah tak seperti itu, Rafe"

"Tanganku masih suka berkeringat tiap kali berjabat tangan dengan perempuan. Kadang aku pikir lebih baik bertemu dengan klien perempuan muslim saja karena aku jadi tak perlu menyentuh mereka sama sekali"

"Tetapi bukannya kau tetap gugup kalau bicara dengan mereka"

"Oh ya, benar juga. Pokoknya tolong aku, Jev. Nanti kalau sudah sampai sana aku akan beritahu kamu"

"Oke then, kalau begitu aku tunggu kedatanganmu"

"Thanks, Jev"

***

Rafe tiba di Las Vegas beberapa hari setelah ia menghubungi Jevan. Setelah beristirahat sebentar, Rafe kemudian menyewa mobil dan berangkat menuju rumah Jevan.

Ketika akhirnya tiba du rumah Jevan, Rafe langsung di sambut oleh Jevan dan Simone yang saat itu sedang ada di rumah.

"Aku belum pernah ke tempatmu yang lama. Aku rasa tempat yang sekarang ini lebih baik dari yang lama. Iya, kan?"

"Iya, tentu saja. Yang membuatnya berbeda adalah kenangannya"

"Iya, benar"

Setelah Rafe berbicara ringan dengan Simone, Jevan kemudian pamit kepada Simone untuk membantu Rafe sesuai dengan janjinya.

***

Rafe dan Jevan akhirnya tiba di sebuah gedung perkantoran. Setelah menyerahkan kartu Identitas mereka kepada bagian keamanan, Rafe dan Jevan kemudian naik ke atas sesuai dengan petunjuk yang telah di berikan oleh klien Rafe.

Ketika tiba di lantai yang mereka tuju, resepsionis perusahaan kemudian mengantarkan mereka ke bagian keuangan. Tetapi Jevan terkejut ketika melihat wanita yang bekerja di bagian keuangan tersebut karena ia mengenalnya.

"Cherly?"

"Jevan?"

Mereka kemudian saling berpelukan dengan erat, sementara Rafe masih bingung melihat mereka berdua yang ternyata sudah saling mengenal dan sedang berpelukan.

"Jadi kalian sudah saling kenal?"

"Iya, Rafe. Cherly adalah mantan klienku"

"Oh! Jadi... Jadi... "

Rafe tiba-tiba menjadi tambah gugup dan itu membuatnya jadi bicara secara terbata-bata.

"Rafe? Tunggu dulu, apakah anda yang bernama Rafael Hicks?"

"I... Iya, saya... Saya Rafe"

"Rafe? Oh, itu nama panggilan anda ya?"

"Iya... Betul... Betul... "

"Kalau begitu, mari mendekat kesini"

"Untuk apa?"

"Untuk melihat komputer saya, tentu saja. Agar anda bisa membantu saya untuk memperbaikinya. Untuk itu anda datang kesini kan?"

"Oh iya, tentu... Tentu saja"

Sebelum mendekati komputer milik Cherly, Jevan menyempatkan diri untuk menepuk pundak Rafe untuk memberi Rafe semangat.

1
Ryan Hidayat
who???
Out on Corner: jawabannya ada di bab yang aku post hari ini ya 🙏
total 1 replies
anggita
klo lagi gugup... kadang juga bisa gagap😁
Out on Corner: /Grin/
total 1 replies
anggita
like👍+☝☝iklan.
anggita
🔥❤Louisa.. 😘Jevan... Jennie😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!