GHOST HELPER

Keesokan harinya....

Vior dan teman-teman yang lainnya saat ini sedang melakukan pembelajaran bisnis di pabrik furniture. Seperti yang dikatakan Haris, untuk para Mahasiswa akan ditempatkan di basement sedangkan para Mahasiswi akan ditempatkan di toko depan.

"Guys, pokoknya kalian jangan banyak melamun dan terus berdo'a ya, nanti siang kita bertemu lagi di sini untuk makan siang bersama," ucap Vior.

"Oke."

Mereka pun berpencar, Vior dan teman perempuannya berjalan menuju toko. Ternyata jarak toko dari gerbang masuk itu sangat jauh saking luasnya tempat itu.

"Busyet, luas banget nih pabrik," ucap Caramel.

Setelah berjalan beberapa menit, akhirnya mereka sampai di toko. Vior dan yang lainnya mulai membantu merapikan dan membersihkan furniture yang ada di dalam toko. Pada saat Caramel sedang membersihkan debu di jejeran lemari pakaian, Caramel terkejut saat melihat seorang perempuan yang sedang duduk di samping lemari sembari memasukan baud ke dalam plastik. Baud kecil yang dipakai untuk merangkai lemari.

"Astagfirullah, maaf Kak aku gak lihat kakak," ucap Caramel merasa tidak enak.

"Tidak apa-apa," sahut perempuan itu.

Caramel melihat name tagnya, dan tertera nama Kamelia di sana. "Hai Kak Kamelia, kenalkan nama aku Caramel," ucap Caramel dengan mengulurkan tangannya.

"Halo, Caramel," sahut Kamelia dengan mata yang berbinar-binar.

"Kakak kok sendirian di sini kerjanya?" tanya Caramel.

"Tugas aku memang di sini," sahut Kamelia dengan senyumannya.

Melihat ada orang yang datang, Kamelia pun bangkit. "Aku ke sana dulu, ya," ucap Kamelia.

"Oke."

"Mel, kamu lagi ngapain di sini?" tanya Vior.

"Aku lagi lap debu, tapi tadi aku lihat Kak Kamelia duduk di sini sendirian. Kasihan dia, kerjanya sendirian di pojokan," sahut Caramel.

"Hah, Kak Kamelia? siapa? mana orangnya?" tanya Vior.

"Sudah pergi barusan ke sana. Masa kamu gak lihat," sahut Caramel.

"Enggak, aku gak lihat. Memang dari tadi kamu sendiri kok gak ada orang makanya aku samperin kamu," ucap Vior.

"Ah, masa sih gak lihat?" Caramel bingung.

Vior sudah berpikir kalau itu bukan manusia melainkan setan tapi Vior tidak mau banyak bicara, takutnya Caramel parno dan gak mau bekerja. Mereka pun kembali bekerja, tiba-tiba Vior merasa ingin ke toilet.

"Mel, aku ke toilet dulu," ucap Vior.

"Oke."

Vior pun setengah berlari menuju toilet, sedangkan Caramel dikejutkan dengan kehadiran Kamelia lagi di pojokan. "Astagfirullah, kakak kapan datang?" ucap Caramel kaget.

"Tadi aku lewat, masa kamu tidak tahu," ucap Kamelia dengan senyumannya.

"Ah, mungkin tadi aku terlalu fokus. Oh iya, nanti aku kenalkan kakak sama sahabat aku namanya Vior pasti kakak bakalan suka sama dia," ucap Caramel.

Karamel hanya menyunggingkan senyumannya, Caramel pun kembali melanjutkan pekerjaannya. Sementara itu, Vior baru saja selesai dan keluar dari toilet tapi pandangannya tertuju ke arah basement tempat teman-teman laki-laki dia bekerja.

"Kenapa di sana masih banyak pekerja bangunan? memangnya pabrik ini belum selesai ya," batin Vior.

Vior melihat beberapa pekerja bangunan bekerja di sana, namun semuanya membelakangi Vior jadi Vior tidak bisa melihat wajah mereka. Vior tidak mau ambil pusing, dia pun segera berlari untuk melanjutkan pekerjaan dia. Dari kejauhan Vior melihat sedang bicara dengan seseorang di pojokan, Vior pun dengan cepat menghampiri Caramel.

Vior kaget saat melihat dengan siapa Caramel bicara. Ternyata Kamelia itu memang bukan manusia, dia memperlihatkan wajah yang menyeramkan kala Vior datang sedangkan kepada Caramel, dia memperlihatkan wajah biasa-biasa saja.

"Astagfirullah, ngapain kamu ngobrol sama dia," pekik Vior sembari menarik Caramel untuk menjauh.

"Kamu apa-apaan sih Vi? aku lagi ngobrol sama Kak Kamelia, aku mau kenalin kamu sama dia," ucap Caramel.

"Tidak usah, dia bukan manusia Mel, dia setan," sahut Vior.

"Hah, setan?" Caramel terlihat bingung.

"Ayo pergi." Vior menarik tangan Caramel supaya menjauh dari Kamelia.

Caramel melihat Kamelia sangat sedih, dan Caramel merasa kasihan sama Kamelia. "Lepaskan aku!" Caramel menghempaskan tangan Vior.

Vior kaget. "Kamu itu kenapa sih Vi? mana ada setan siang-siang, mana Kak Kamelia baik banget lagi, kamu ngada-ngada saja," kesal Caramel.

"Astaga, itu setan Mel bukan manusia," sahut Vior berusaha meyakinkan sahabatnya itu.

"Kamu mah halu terus mentang-mentang anak indigo." Caramel melengos meninggalkan Vior.

Vior hanya geleng-geleng kepala melihat sikap Caramel. Caramel sedikit kesal kepada Vior, hingga dia pun memilih bekerja tidak berdekatan dengan Vior dan Vior membiarkan dulu Caramel bersikap seperti itu. Caramel kembali melihat ke arah pojokan, terlihat Kamelia menundukkan kepalanya sembari menangis.

"Kasihan Kak Kamelia, sepertinya dia dikucilkan di sini," batin Caramel.

Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, tibalah waktu untuk makan siang dan semua orang berlarian menuju kantin. Caramel lagi-lagi menoleh ke arah Kamelia dan dia hanya duduk saja tanpa ikut pergi dengan yang lainnya.

"Vi, aku lupa bawa uang, kamu duluan saja ke kantin nanti aku susul," ucap Caramel.

"Mau aku tungguin?" tawar Vior.

"Gak usah, kamu pesan saja makanan dan aku nitip, aku gak bakalan lama kok," sahut Caramel.

"Baiklah, jangan lama-lama, ya," ucap Vior.

"Oke."

Caramel pun masuk lagi ke dalam toko, lalu menghampiri Kamelia yang ternyata sedang duduk tanpa melakukan apa-apa.

"Kakak kenapa gak ikut ke kantin?" tanya Karamel.

"Tidak ada yang suka sama aku, jadi aku diam saja di sini," sahut Kamelia.

"Lah, kenapa?" tanya Caramel kembali.

Kamelia menggelengkan kepalanya. "Aku juga tidak tahu. Baru kali ini ada orang yang mau berteman dan ngajak ngobrol aku dan itu kamu, aku ingin kita menjadi teman selamanya," ucap Kamelia.

"Aku hanya satu minggu di sini Kak, jadi aku cuma bisa menemani kakak selama satu minggu saja," sahut Caramel dengan senyumannya.

Kamelia menundukkan kepalanya, raut wajahnya sangat sedih dan itu membuat Caramel merasa sangat kasihan.

"Ini, makan saja mie ini. Aku bawa mie banyak, rasanya enak loh buatan ibu aku," ucap Kamelia sembari memberikan sebuah tempat makan berisi mie kepada Caramel.

Ada perasaan ragu dalam hati Caramel untuk mengambil kotak makan itu, namun dia tidak enak hati jika menolaknya. Akhirnya Caramel pun menerima mie itu. "Terima kasih ya, Kak. Kalau begitu aku ke kantin dulu," ucap Caramel.

Kamelia menganggukkan kepalanya, dia memperhatikan kepergian Caramel dengan tatapan yang sangat mengerikan. "Kamu harus ikut denganku dan menjadi temanku," ucap Kamelia dengan senyumannya.

Entah siapa sosok Kamelia itu dan kenapa sampai dia selalu berada di pojokan itu, akankah Vior bisa membuktikan kepada Caramel kalau Kamelia itu bukan manusia.