NovelToon NovelToon
Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: mugiarni

Alinah seorang guru SD di kampungnya. Tidak hanya itu, Bahkan Alinah mengajak turut serta murid muridnya untuk menulis buku Antologi Alinah DKK. Alinah tidak memungut biaya sepeserpun atas bimbingan ini. Selain itu sosok Alinah juga sebagai seorang istri dari suami yang bernama Pak Burhan. Bagaimana aktivitas Alinah dalam keseharian itu akan terutang dalam buku ini. Alinah sebagai pendamping suami begitu sayang pada Pak Burhan. Bagaimana Alinah menjalani hari - hari selanjutnya tanpa ada Pak Burhan disisinya? Bagaimana pula Alinah meniti karir sebagai penulis novel? Simaklah buku ini untuk menatap dunia di luar sana .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mugiarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19: Alinah hidup Berpindah - pindah Tempat

Lingkungan yang heterogen ini telah mempertemukan Alinah dengan sosok Linah dan Nenih.

Takdir Alinah itu tinggal berpindah tempat. Dari kontrakan yang satu pindah ke tempat kontrakan yang lain.

Terlepas dari keberadaan tetangga yang heterogen seperti di lingkungan saat ini yaitu Linah dan Nenih. Alinah memotivasi Pak Burhan untuk menjadi i seorang terapi herbal. Dengan berprofesi sebagai guru. Alinah seorang yang terus berkomitmen untuk menjalani profesinya sebagai seorang pendidik yang melekat pada dirinya.

***

Udara di pagi itu terasa dingin. Selimut tebal menutupi sekujur tubuhnya. Enggan rasanya Alinah untuk beranjak dari tempat tidurnya. Namun apa hendak dikata. Mengajar adalah tugas seorang guru. Disiplin harus dikedepankan.

Sementara Pak Burhan, Sang Suami telah bangun saat menjelang adzan subuh. Terkadang Pak Burhan pun menyempatkan diri untuk lari bolak balik meski hanya berkutat di gang itu saja.

Suara bising laju kendaraan terdengar jelas di perumahan. Mereka hendak menunaikan tugas sebagai pegawai. Berjarak tempuh cukup jauh dari rumahnya.

Butuh waktu lebih untuk menempuh perjalanan. Hingga akhirnya mereka tiba di tempat tugas.

Tak sedikit warga di komplek ini yang memanfaatkan jasa transportasi dengan kereta api. Itu butuh ekstra bangun pagi - pagi agar tidak terlambat menuju stasiun kereta api.

Kondisi itu berbeda dengan Alinah

Alinah seorang guru yang mengajar di desa itu. Di sebuah perkampungan. Tak Butuh waktu lama untuk menempuh perjalanan.

Udara dingin di pagi hari seolah membimbing Alinah menyiapkan air hangat untuk mandi. Sembari menunggu air itu hangat, dia menyeduh kopi dua gelas. Satu gelas untuk suami dan satu gelas untuk dirinya.

"Pak, Ini sudah aku buatkan kopi" Alinah memberitahukan pada suami. Sebagai isyarat agar kopi yang ia buat akan segera diminum oleh Pak Burhan..

Rupanya tak ada sahutan dari Pak Burhan.

Lalu Alinah menyiapkan pakaian dinas. Tak harus menunggu waktu berlama-lama. Air yang direbusnya telah hangat. Alinah bergegas ke kamar mandi. Rasa hangat membuat dia bersemangat di pagi itu. Sembari menikmati hangatnya terkadang angan Alinah terbang melayang.

Teringat percikan pada suasana di kantor saat dia harus tugasnya sebagai seorang guru. Kadang terbayang dengan polosnya wajah bocah kecil nan lugu. hal yang pasti, menjadi seorang guru itu dengan karakter manusia yang beraneka bisa dipastikan, bila hidup ini heterogen. Setiap pribadi air, menunaikan Tapi satu berhadapan ragam. manusia memiliki romantika kehidupan tersendiri. Sudah

Suara alarm di kamarnya membuat Alinah tersadar dari lamunannya. Kerap kali Alinah bangun lebih awal sebelum alarm di kamar itu bergetar. Tanpa memasang alarm di rumah pun sebenarnya Alinah itu terbebas dari resiko bangun kesiangan. Suami Alinah, Pak Burhan rajin shalat berjamaah di masjid. Dengan begitu suami Alinah dengan sendirinya akan membangunkan tidur Alinah bila dia bangun kesiangan.

Tetangga Alinah sangat paham dengan rutinitas keseharian Pak Burhan, Suatu kali tetangganya pun bertutur.

"Bu, Suami Ibu itu rajin sekali shalat berjamaah di masjid," tutur Bu Winarti dengan nada pelan. Lalu melanjutkan perkataannya.

"Setiap pagi saya mendengar pintu berderit sesaat sebelum adzan Subuh berkumandang di komplek ini." Katanya

"Iya begitulah suami saya, dimanapun insyaAllah akan terbiasa seperti itu" Alinah berbicara apa adanya menanggapi penuturan Ibu Winarni.

Ibu Winarni kerap berbincang- bincang dengan

Alinah. Ibu Winarni usianya lebih tua dari Alinah. Dia orangnya kerap kali berbagi makanan dengan Alinah. Merasa sering di bagi makanan, Alinah berpikir untuk dapat mengimbangi kebaikan Ibu Winarni. Bukan suatu hal yang sulit untuk dapat mencari cara untuk menunjukan perhatian pada Ibu Winarni.

"Coba kalau menantu saya terbiasa shalat berjamaah di masjid, pasti saya akan senang sekali" kata Ibu Winarni.

Alinah menatap lekat Ibu Winarni. Mencoba untuk dapat memaknai setiap penuturan yang disampaikannya agar lebih komunikatif. Saling berbagi cerita satu sama lainnya yang pada akhirnya dapat membuat keakraban.

"InsyaAllah nanti Ibu juga akan seperti itu Bu," Alinah membesarkan hati Bu Winarni.

Pikiran Alinah kembali fokus ke kamar mandi, Dirinya selesai mandi pagi.

Tak lama kemudian Alinah telah bersiap ke sekolah.

Sudah menjadi kebiasaan Alinah, dia selalu tiba di Sekolah lebih awal.30 menit sebelum bel masuk menjerit panjang. Sebagai manusia biasa, dirinya pun kerap kali dihadapkan pada kelelahan fisik manakala dihadapkan pada setumpuk pekerjaan.

Suatu kali Alinah jatuh sakit.

"Pak aku tidak masuk. Badan ini terasa sakit semua, tolong di balurin minyak angin, lalu dikerokin!" Tutur Alinah manja.

Tak ada jawaban dari Pak Burhan, ia bergegas melangkah ke kotak obat yang berada di kamar tengah. Kemudian mencari uang koin untuk mengerik Alinah. Menurut penuturan Sakinah, bila habis dikerok badan terasa lebih nyarnan. Bila belum dikerok, badan terasa diikat oleh tali yang kuat.

Merasa tidak enak badan yang kerap dirasakan oleh Alinah itu yang membuatnya berhalangan hadir di sekolah itu. Tetapi bila dirinya tidak sedang terganggu kesehatannya dia merasa lebih nyaman dalam bekerja, lalu dirinya tiba di sekolah lebih awal sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Dia pun mengecek segala sesuatunya yang terkait dengan persiapan kegiatan belajar mengajar di hari itu.

Suatu kali Alinah berbincang-bincang dengan rekan kerjanya.

"Ibu itu seharusnya berhenti dari kebiasaan minum kopi!, maka dari itu lambungnya nggak nyaman begitu" begitulah seorang rekan kerja ada yang selalu memberikan nasehat pada Alinah.

"Bu, lambung saya itu ngerasa nggak nyaman itu Bukan karena minum kopi. Tapi pasti ada penyebab lain yang membuat perut terasa tidak nyaman.

Alinah menyadari bila di manapun dirinya bekerja, pastilah ada perbincangan dengan rekan kerja. Pasti ada tegur sapa dengan mereka. Kadang ada canda dan tawa, bahkan terkadang ada air mata.

Namun semua itu dianggapnya sebagai suatu pergaulan dalam dunia kerja. Alinah merasa lebih nyaman bila dirinya telah tiba di sekolah lebih awal. Dirinya bisa menyelesaikan tugas- tugas yang tertunda untuk beberapa waktu. Betapapun, dia ingin menjadi seorang guru yang bertanggung jawab dengan pekerjaannya.

Alinah juga seorang manusia biasa yang tak luput dari segala kekurangan dan kekhilafan. Pernah pada suatu ketika Alinah merasakan sakit di punggungnya kambuh. Dirinya tidak bisa memeriksa hasil ulangan siswa. Maka pada kesempatan lain, Alinah mencari cara agar dirinya harus datang lebih pagi dengan begitu akan tersedia waktu untuk memeriksa hasil ulangan siswa-siswinya. Setidak tidaknya Buku pekerjaan siswa tidak menumpuk di meja kerjanya. Bahkan pernah suatu kali dia baru pulang dari sekolah setelah selesai memeriksa seluruh hasil ulangan siswa kelas 4 yang didapatinya masih bertumpuk di mejanya. Alinah harus pandai-pandai mengatur waktunya agar siswa-siswinya tidak merasa di rugikan nya.

Saat Alinah sedang duduk di ruang guru, tiba-tiba terdengar ucapan salam.

Alinah menjawab ucapan salam itu,

"Wa'alaikum salam. Silakan masuk, Bu!" sejenak Alinah menatap wajah orang tua murid yang datang. Lalu menyambut dengan hati riang. Lalu mempersilahkan untuk duduk.

"Bu, saya Ibunya Rara anak kelas empat"

Alinah berusaha untuk menyambut hangat para orang tua murid yang menemui Ibu Alinah di sekolah itu.

1
Choi Jaeyi
Aku udah mampir dan ninggalin like & komen.
Mampir juga ya kak ke cerita aku, mari saling mendukung sesama penulis baru. Jangan lupa like & komen nya🤗🤗💋
Black Jack
Pengalaman yang luar biasa
mugiarni: terimakasih
total 1 replies
Ritsu-4
Maafin aku udah nunda untuk membaca nih novel, penyesalan banget!
mugiarni: terimakasih, salam kenal
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!