ADILA ARSYAF
Setelah semua yang ku korbankan ternyata hanya sakit yang aku dapatkan. Semuanya meninggalkan aku ketika aku tidak punya apa apa lagi. Hingga akhirnya aku hanya bisa menunggu malaikat mau menjemput ku.
Tapi ternyata tuhan masih memberikan aku satu kesempatan lagi.
pengen tau bagaimana perjalanan Adila menjadi wanita kuat, cuss baca👉👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Mata mereka bertemu. Haris terus menatap Adila sambil berjalan mendekati lift sedangkan Adila hanya melihat sekilas dan tersenyum singkat setelah itu dia mengalihkan pandangan ke depan.
Di barisan terdepan ada Joan yang sedang berbicara bisik bisik bersama dengan Molly. Dari gerak gerik mereka saja Adila tau bahwa yang sedang dibicarakan adalah dirinya.
Pintu lift terbuka dan mereka semua pun masuk ke dalam lift. Lift penuh dan sesak. Saat Adila ingin masuk Haris memanggilnya.
"Duluan saja." ucap Adila dan di saat yang bersamaan Joan dan Molly menatap kearah Adila. Mungkin saking enaknya bercerita mereka tidak melihat Adila di belakang.
Mata Joan tampak menajam ketika melihat Adila yang berjalan mendekati Haris.
Pintu lift tertutup dan Joan tidak tau apa yang terjadi di basement itu.
"Kamu baik baik saja?" Haris tidak basa basi lagi dia langsung menanyakan pertanyaan yang sedari semalam terus terngiang dalam otaknya. Haris bahkan sempat ingin ke tempat tinggal Adila tapi dia kembali berfikir bahwa itu bukanlah ranah dia untuk ikut campur.
Tapi hari ini dia tidak bisa menahan perasaannya sendiri apalagi ketika melihat mata Adila yang sembab.
"Baik baik aja kok pak." Ucap Adila disertai dengan senyum lebar di wajahnya.
"Saya melihat kamu bertengkar dengan Joan semalam, saya rasa saat ini kamu tidak baik baik saja."
Adila menunduk sebentar sebelum akhirnya dia kembali menatap Haris dengan senyuman yang sama meski tampak sekali di paksakan.
"Saya... saya baik baik saja pak. Pertengkaran adalah sebuah hal biasa dalam suatu hubungan." Adila masih setia berkilah bahwa dia baik baik saja.
Melihat Adila yang masih tetap saja berkilah membuat perasaan Haris semakin tidak enak, apalagi tadi dia juga melihat Joan yang tampak biasa biasa saja bahkan dia sibuk berbicara dengan teman perempuan Adila.
Haris menatap Adila dalam diam hingga akhirnya pintu lift terbuka. Mereka masuk bersama dengan pegawai yang juga menunggu tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
Lift bergerak naik. Haris dan Adila berada di bagian paling belakang karena mereka yang paling awal masuk.
Haris masih sesekali melihat ke sebelahnya, memperhatikan Adila yang tampak biasa biasa saja.
Tanpa Haris sadari dia sudah masuk dalam perangkap emas yang dibuat Adila khusus untuk dirinya.
Adila tidak memiliki masalah secara langsung dengan Haris. Tapi semua fitnah yang ia rasakan hingga akhirnya di pecat di perusahaan itu dimulai dari rumor dia dan Haris.
Andai dulu Haris angkat bicara tentang rumor itu, mungkin hidup Adila tidak akan berada di titik paling rendah.
Salah Haris hanya satu yaitu diam disaat orang jatuh di depannya padahal dia bisa mengulurkan tangan untuk membantu.
Adila menyiapkan semua, meskipun belum tentu rencananya akan berjalan dengan semestinya tapi dia akan berusaha sekuat tenaga.
Bagi Adila tugas pertama yang harus dia selesaikan pada kehidupan kedua adalah membalaskan dendam ada semua orang yang ikut serta dalam jatuhnya saat itu.
Pintu lift terbuka dan pegawai pun keluar dengan bergantian, ada beberapa yang memberikan salam ada Haris.
"Bisakah kita berbicara di ruanganku?" tanya Haris pada Adila yang hendak pergi.
"Bicara apa ya pak?" tanya Adila balik.
"Tentang kita."
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author
dah mls lanjutin baca.
udh d ksh ksmptan lg,msa ga d mnfaatin.....ga ush tkut,lwan aja mreka yg mnindasmu.....smngttt.....
udh mmpir....slm knl y....
aku ko gmes sih sm adila...pdhl udh d ksh ksmptan kedua,tp msh aja mau pduli sm joan....mngkn krna msh pnya hti nurani,mkanya dia jd labil....