Nadia adalah cucu dari Nenek Mina, pembantu yang sudah bekerja di rumah Bintang sejak lama. Perlakuan kasar Sarah, istri Bintang pada Neneknya membuat Nadia ingin balas dendam pada Sarah dengan cara merebut suaminya, yaitu Majikannya sendiri.
Dengan di bantu dua temannya yang juga adalah sugar baby, berhasilkah Nadia Mengambil hati Bintang dan menjadikannya miliknya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Sepulang sekolah, Nadia menceritakan pada teman-temannya tentang Bingtang. Dan perubahan sikap Bintang mungkin di mulai sejak hari itu, sejak saat teman-temannya meracuni pikirannya untuk merebut Bintang dari Sarah Diandra.
Vanesa dan Angel tentu sangat bersemangat mendengar cerita Nadia, sayangnya mereka hanya bisa bercerita di depan sekolah sambil menikmati somay dan es teh karena untuk sementara Nadia tidak bisa ke mana-mana sepulang sekolah.
“Tuan Bintang pasti sudah kepincut sama kamu” kata Vanesa.
“Tapi dia cinta banget sama istrinya, Nes”
“Cinta itu bulshit, Nad. Lagian kucing mana sih yang nggak mau kalau di kasih ikan, apa lagi ikan kakap kayak kamu” Angel tertawa mendengar Vanesa.
“Ihhh, Vanesa. Masak aku di samain sama ikan. Lagian aku nggak mau jadi pelakor beneran yah. Aku hanya mau memberi sedikit pelajaran pada Sarah Diandra” terang Nadia yang masih tidak menyadari perasaannya sendiri pada Bintang.
“Aku juga tidak mau kalau sampai...” Nadia merinding sendiri membayangkan dia dan Bintang sedang bercumbu.
“Enak tahu” kata Vanesa asal ceplos membuat Angel mencubitnya.
“Nadia masih polos masalah gituan, Vanesa” kata Angel.
“Yah, tapikan pelakor itu nggak lengkap kalo nggak bercinta”
Nadia berteriak dan menutup telinga polosnya yang sudah tercemari oleh kedua temannya itu.
“Memangnya kalian perna bercinta sama om-om kalian itu” tanya Nadia dengan suara pelan.
“Tipis-tipis” jawab Angel tanpa rasa sungkan.
“Lagi pula ini kesempatan buat kamu untuk lebih dekat dengan Tuan Bintang karena nenek sihir lagi nggak ada” sambung Vanesa lagi, dia yang paling bersemangat menjodohklan Nadia dan Bintang. Vanesa juga kesal setiapkali Nadia menceritakan tentang kelakuan Sarah Diandra yang sangat Arogan dan tidak menghargai orang lain meskipun orang itu hanya seorang pembantu.
“Kalau begitu kenapa bukan kamu aja yang godain Tuan Bintang, balaskan dendam ku ke Sarah Diandra” kata Nadia bercanda.
Vanesa menghela nafas, dia menempelkan bibir mungilnya di sedotan lalu menghisap es tehnya. “Aku sudah nyaman banget sama Om Alex, dia sudah kayak rumah ternyaman buat aku. Dia bisa jadi Ayah, kakak, sahabat, rasanya susah buat pisah sama dia”.
Nadia tertegun mendengarnya, dia pikir selama ini Vanesa hanya menjadikannya pelampiasan saja tanpa menggunakan perasaannya. “Terus kalau ketahuan istrinya bagaimana?”
Vanesa diam saja, dia bahkan tidak mau membayangkan berpisah dari sugar dadynya itu.
“Eh, kenapa jadi bahas tentang aku sih. Kan kita lagi buat skenario tentang hubungan kamu sama Tuan Bintang”
“Memangnya kamu yakin aku bisa mendapatkan perhatian lebih dari Tuan Bintang?” tanya Nadia. Dia juga sebenarnya sangat penasaran dengan tingkah laku Bintang beberapa hari ini. Benarkah karena laki-laki itu sudah tertarik padanya?.
“Yakin” kata Vanesa. “Kamu coba aja dekat dekat dia terus” otak Nadia pun tercuci oleh ucapan Vanesa.
“Tapi kalau dia hanya menganggap aku seperti adik?” Nadia kembali ragu.
“Itu resiko kamu, sejak awal kamu harus siap kecewa karena kita masih belum tahu perasaan Tuan Bintang yang sebenarnya”.
Wajah Nadia berubah cemberut, “ihh, tadi bilangnya kamu yakin” katanya dengan kesal.
“Iya, aku yakin. Cuma kamu harus siap dengan kemungkinan-kemungkinan yang tidak sesuai dengan harapan”, kata Vanesa. Entah sejak kapan dia bisa menjadi pandai dalam memberi petuah.
“Pulang yuk” ajak Nadia setelah melihat jam di pergelangan tangannya.
“Pulang duluan aja deh, aku ada janji sama Om Bryan” sahut Angel. Sudah seminggu dia dan sugar daddynya tidak bertemu lantaran sugar daddynya itu sedang ada pekerjaan di luar kota.
“Cieeee yang mau melepas rindu” ledek Vanesa, dia benar-benar bosan mendengar kata-kata rindu yang selalu Angel teriakkan saat mereka berada di apartemen.
“Iya, aku benar-benar sudah tidak sabar ketemu sama Om Bryan” kata Angel dengan genitnya. Dan entah kenapa Nadia dan Vanesa tersipu malu melihat Angel yang berbunga-bunga. Mereka juga sepertinya merindukan seseorang.
“Aku duluan yah” kata Nadia saat ojek langganannya sudah datang. Kedua temannya melambaikan tangan pada Nadia dengan senyum lebar. Vanesa malah mengepalkan tangannya seolah memberi semangat pada Nadia untuk misinya mendapatkan perhatian Bintang.
Pipp...pipp, suara klakson mobil terdengar tidak lama setelah Nadia menghilang dari pandangan mereka. Wajah Angel memerah dan senyum lebar tergambar di wajah cantiknya. Dia segera menghampiri sang empunya mobil yang tadi membunyikan klaksonnya.
Ciuman lembut Bryan mendarat di bibir mungl dan seksi Angel yang di sambut gadis itu dengan riang gembira. Lalu Bryan memeluknya dan mencium lembut keningnya.
“Aku kangen banget sama Om Bryan” bisik Angel membuat bulu kuduk Bryan bediri.
“Om juga kangen banget sama kamu” lalu mereka kembali saling mencumbu. Untungnya mobil Bryan tidak tembus pandang, jadi tidak ada yang melihat apa yng mereka lakukan di dalam mobil
Lagi asyiknya melepas rindu yang tidak mengenal tempat, Angel dan Bryan di kejutkan dengan suara ketukan mobil. Angel menoleh dan melihat Vanesa dengan wajah cemberutnya sendang mengetuk pintu mobil. Dia lalu teringat kalau tadi Vanesa belum pulang dan masih menungguinya.
“Ingat tempat dong” kata Vanesa kesal setelah Bryan membukakan pintu mobil untuknya. Angel dan Bryan hanya tersenyum malu sambil mengusap bibir mereka yang basah.
“Apa kabar, Vanesa?” sapa Bryan. Bryan adalah salah satu rekan bisnis keluarga Vanesa, dia mengenal Vanesa sejak gadis itu masih kecil karena saat itu Bryan sering mengunjungi rumah Vanesa untuk membicarakan bisnis dengan orang tua Vanesa. Dia juga tahu bagaimana sibuknya orang tua gadis itu hingga tidak punya waktu untuknya. Orang tua Vanesa memberinya limpahan kekayaan, tapi dia kekurangan kasih sayang dari orang tuanya.
“Baik, Om” jawab Vanesa.
“Mau ikut makan siang nggak?” Bryan menawarkan pada Vanesa. Angel menoleh ke arah kursi penumpang, gadis itu mengangguk kecil meminta Vanesa ikut dengannya.
“Nggak deh, nanti aku jadi obat nyamuk” tolaknya, yang membuat Angel mencibirnya.
“Teman kalian yang satunya lagi mana?” Bryan menanyakan Nadia karena bisanya mereka selalu terlihat bertiga.
“Sudah pulang, temannya lagi pulang kampung, jadi dia harus cepat pulang untuk bantu pekerjaan rumah yang lain”, jawab Angel menjelaskan tanpa di tanya.
Bryan kemudian melajukan mobilnya setelah sebelumnya memasangkan sabuk pengaman untuk Angel dan mencium lembut keningnya. Vanesa di belakang hanya bisa memanyukan bibirnya melihat kemesraan Angel dan Bryan. Ingin rasanya dia bertemu dengan Alex tapi dia harus pulang ke rumahnya karena orang tuanya memanggilnya dan memintanya untuk tinggak di rumah.
Mau tidak mau Vanesa harus mengikuti keinginan orang tuanya dan untuk sementara tidak bertemu dengan sugar daddynya walaupun dia sangat merinduka laki-laki yang sudah memiliki istri dan anak itu.
Mobil Bryan sudah sampai di apartemen, dia mengantarkan Vanesa terlebih dahulu. Angel ikut turun saat Vanesa keluar dari mobil. Dia memberi pelukan pada Vanesa karena tahu Vanesa akan pulang ke rumahya selama beberapa hari.
“Sampai ketemu di sekolah besok” kata Angel sebelum masuk kembali ke dalam mobil.
“Jangan kelepasan kangen-kangenannya”, kata Vanesa memperingati Angel yang sering sekali lupa diri saat bersama Bryan.
“Iyaa”, jawab Angel. Vanesa lalu masuk ke dalam gedung apartemen sementara Bryan kembali melajukan mobilnya membawa Angel makan siang dan melepas rindu.