Tak pernah terpikir dalam hatinya menikah dengan suami orang, namun amanah sahabatnya sendiri yang membuat dirinya terpaksa menjadi istri sahabatnya sendiri.
Akankah keputusan itu di setuju keluarga???bisakah dirinya bisa di terima oleh suaminya??? Adakah cinta untuk istri yang tak di harapkan???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Siang
"Ternyata kamu suka makan Mie Ayam??? " Tanya Azzam saat menatap Zia makan makanan dengan lahapnya.
Zia tersenyum sambil mengangguk malu, ditatap sehangat itu membuat hatinya menghangat, Zia meminum lemon tea di hadapannya lalu menatap ke arah Azzam gantian.
"Aku pikir Mas Azzam gak suka Mie Ayam..." Kata Zia.
"Sebenarnya aku suka sekali ke sini... dari SMP malahan... dulu sama Mama... saat Mama masih ada... " Ucap Azzam tersenyum.
"Tapi semenjak menikah dengan Alma aku jarang kesini... Alma tak menyukai makanan semacam ini, bahkan katanya jijik karena mirip cacing... semenjak itu aku menjaga perasaannya... " Ucap Azzam sambil meminum es tehnya sementara Zia mengangguk tanda paham lalu mengambil tisu untuk mengelap bibirnya sendiri.
Azzam menatap Zia dalam-dalam, banyak hal yang tak dia ketahui dari Zia. Gadis yang tumbuh dengan penuh kasih sayang dan limpahan harta itu tampak sederhana dengan hidup apa adanya.
"Aku tidak menyangka kamu bisa sesederhana ini... makan di pinggir jalan tanpa malu... padahal kamu gadis yang sukses dan malah sudah memiliki sekolah sendiri... " Puji Azzam pada Zia.
Zia tertawa hingga terlihat barisan putih giginya, sungguh cantik dan manis di pandangan Azzam, apa lagi di tambah lesung pipit di pipinya, Zia jadi berkali lipat cantik dimata Azzam.
"Ya Tuhan... Betapa ruginya aku jika melepas wanita sebaik ini... " Batin Azzam.
"Yang kamu lihat ini adalah aku saat di titik ini Mas... " Kata Zia mengejutkan lamunan Azzam.
"Aku juga pernah hidup susah... Aku juga pernah mengalami pahitnya hidup karena gagalnya rumah tangga orang tua... Aku banyak belajar dari itu... " Ungkap Zia.
"Aku pernah benar-benar benci melihat pihak ketiga... Namun lucunya justru aku pernah berada di pihak ketiga... " Ucap Zia sambil menunduk mengingat saat-saat sulit dirinya yang membuat harus mengambil keputusan.
"Ayahku pernah menikah lagi tanpa sepengetahuan Bunda... Ayahku sempat menelantarkan kami... Aku pernah benar-benar membenci Ayah... Namun baiknya Bunda tak pernah mengajarkan aku untuk membenci Ayah... Ayah Arsya adalah Ayah sambung, namun sudah seperti Ayah kandung bagi kami..." Cerita Zia lalu mengingat masa dimana dirinya sempat begitu membenci Ayah Haris.
"Maaf... Hehehe jadi curhat... " Tawa Zia pada akhirnya.
"Tak apa... aku banyak tidak tau mengenai dirimu... Aku pikir Ayah Arsya itu Ayah kandung kalian... " Kata Azzam lumayan terkejut dan salut dengan hangatnya rumah tangga keluarga Zia.
Zia menggelengkan kepalanya kemudian bercerita banyak tentang bagaimana dia di besarkan oleh Bunda Mutia sebelum akhirnya bertemu dan menikah dengan Ayah Arsya.
Azzam menyimak cerita Zia, pantas Zia tumbuh sedemikian rupa, menjadi wanita yang hebat dengan karakter positif yang luar biasa karena rupanya dirinya di bimbing oleh Bunda yang luar biasa pula.
Azzam berharap Nana kelak bisa tumbuh menjadi wanita yang baik dan shalihah seperti Zia meski Nana lahir dari rahim Alma namun Azzam berharap melalui asuhan ibu sambung seperti Zia Nana akan menjadi wanita yang baik dan hebat nantinya.
Setelah lama mengobrol mereka kembali ke mobil dan hendak kembali pulang ke rumah, Azzam membukakan pintu di bagian depan lalu dirinya masuk, Azzam melihat Zia meraih sabuk pengaman namun Azzam mengambilnya dan memasangkan untuk Zia hingga seru nafas dan detak jantung saling terdengar.
"Zia... mungkin aku jauh dari suami yang kamu harapkan tapi terimakasih kamu sudah hadir di hidup aku... dan maafkanlah semua kebodohan dan kesalahanku pada dirimu selama ini... " Ucap Azzam sembari menatap Zia dengan tangan memegang tangan halus Zia.
Zia tersenyum sambil mengangguk namun deru jantung dan nafasnya juga tubuhnya terasa begitu lain, apa lagi saat Azzam semakin mengikis jarak dan menyapa dua baris merahnya singkat, seolah ribuan listrik mengalir di tubuhnya hingga pipinya merona, Zia terpaku di tempatnya tanpa membalas.
Azzam sadar ini yang pertama bagi Zia, Azzam tersenyum sambil mengusap bibir Zia, sungguh manis rasa dua baris merah itu, Azzam merasa beruntung dirinya yang pertama menyentuhnya.
"Maaf... " Ucap Azzam lalu mengecup kening Zia, wajah Zia semakin merona membuat Azzam ingin melakukan lebih namun Azzam kembali sadar jika terlalu lama tidak bergerak orang akan berpikir negatif pada dirinya juga Zia.
Azzam lalu kembali fokus pada setirnya, menyalakan mesin dan melajukan mobil itu ke jalan raya, membelah jalan dengan perasaan bahagia di dadanya.
"Alma... Maaf... Aku jatuh cinta lagi... tapi aku pastikan dirimu akan ada tempat di hati ini... tenanglah di sana dan berbahagialah... " Batin Azzam sambil menyetir mobilnya.
"Alma... maaf ijinkan aku meminta sedikit ruang di hati Mas Azzam untuk diriku... Aku mohon maaf... hatiku jatuh pada rasa yang tak bisa aku hindari sendiri..." Batin Alma.
Azzam meraih tangan Zia dan sesekali di bawanya pada depan wajahnya lalu di kecup mesra dan hangat, Azzam berharap lambat laun rumah tangganya yang dulu pahit dan sepi kembali bersinar terang juga bahagia.
***
Maaf Upnya dikit ya...
Tapi tetap mohon dukungannya 🙏🙏🙏☺