Karya ini dibuat dari hasil pemikiran Author dan hanya Rilis di Noveltoon.
Mohon maaf apabila ada kesamaan tempat dan nama karakter dalam cerita.
Pernah melihat tempat makan yang selalu ramai pengunjung?
Apa yang ada dalam benak kalian?
👉🏻 Rasa yang enak?
👉🏻 Viral?
👉🏻 Murah?
👉🏻 Instagrammable?
👉🏻 Pesugihan?
Jaman sekarang jarang sekali orang akan berpikir bahwa warung atau tempat makan tersebut memakai ilmu pesugihan khususnya untuk anak-anak muda yang kekinian.
Tempat ramai akan dengan cepat menjadi viral jadi mereka hanya beranggapan bahwa makanan ditempat tersebut lagi tren.
Apa masih ada yang menggunakan pesugihan?
Ada!!! mungkin hanya segelintir orang saja dan niat nya hanya untuk menarik pelanggan agar makan ditempat tersebut.
Ingat!!!
Saya tidak mengajak kalian untuk mempercayai hal seperti ini dan bagi yang tidak percaya mohon hormati orang yang memiliki kelebihan untuk hal spritual baik di dunia online maupun real.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pitriyani Calam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Mula
Mie ayam becek ini bermula awalnya hanya berjualan di gerobak pinggir jalan berteduh di bawah pohon rindang dari sepi hingga ramai dan memakai nomor antrian untuk bisa makan mie ayam tersebut.
Merasa mie ayam nya sudah laris dan banyak pembeli maka pak Min menyewa kios di dekat tersebut.
Ternyata semakin lama pembeli mie ayam berkurang tidak seramai saat dibawah pohon.
Di kios hanya bertahan 2 bulan dan pak Min harus mencari lapak lagi untuk berjualan karena lapak yang dibawah pohon sudah di isi oleh pedagang martabak manis.
"Pindah kemana ya, Bu?" tanya pak Min pada istrinya
"Bapak sih terlalu gegabah pakai segala sewa kios" jawab bu intan
"Ya mana bapak tau kalau ternyata mie ayam mulai sepi peminat" Pak Min
"Coba bapak cari-cari sekitar pohon itu lagi aja mungkin sisi kanan nya, seperti nya memang pohon itu pembawa rezeki deh. Buktinya martabak itu sekarang yang laris" bu Intan
"Huft, jadi nyesel bapak pindah ke kios" pak Min dengan lesu
"Agus carikan bapak mu lapak lagi untuk berjualan" bu Intan pada anak tertua nya
"Bukannya sudah ada kios?" Agus dengan bingung
"Kios itu nggak bawa rezeki pembeli bapak pada hilang" bu Intan kesal
"Sudah Agus ingatkan jangan mudah tergiur sama kios murah nikmati aja jualan di bawah pohon" Agus santai
"Bapak itu mikirnya supaya yang beli mie ayam nyaman duduk saat makan ataupun menunggu makanan" pak Min
"Mau daerah mana cari lapaknya?" Agus melihat kearah orangtuanya
"Kalau bisa bawah pohon itu lagi" bu Intan
"Nggak bisa dong bu, itu sudah ada yang isi" Agus
"Ya usahakan dulu sana kalau memang nggak dapat cari yang dekat pohon itu berendengan dengan tukang martabak juga nggak apa" bu Intan
"Nanti Agus bantu cari tempat. Agus kesini cuma mau kasih ini mie ayam yang lagi viral itu dekat lapangan, Agus pulang dulu ya kasihan Namira lagi hamil sendirian dirumah" Agus memberikan 2 box mie ayam viral setelah itu dia pulang.
Namira adalah istri Agus. Dulu pak Min menolak Namira karena orangtuanya juga penjual mie ayam gerobak biasa.
Pak Min dan orangtua Namira saingan dalam berjualan tetapi hanya pak Min aja yang merasa saingan sedangkan orangtua Namira biasa aja tidak menanggapi bahwa besannya adalah saingan berjualan.
Bu Intan dan Pak Min hanya menatap kotak mie ayam tersebut.
"Mau di coba nggak, pak?" bu Intan
"Buka aja dulu satu box" pak Min tidak berselera
Saat box dibuka wangi dari mie ayam itu keluar dan membuat tergiur.
"Wangi sekali" lirih bu Intan
"Mie ayam kok ada level kepedasannya bu" pak Min penasaran dengan rasanya
"Iya, ibu juga bingung ini yang dibuka hanya level 1 satu box lagi level 2" bu Intan
"Buka kedua nya lalu di bedakan rasa pedasnya sama aja atau memang ada perubahan" pak Min
Keduanya menikmati mie ayam viral tersebut yang menggugah selera dari saat membuka box nya doang. Hingga tak tersisa mie ayam itu habis dimakan.
"Bapak punya ide, bu" pak Min
"Ide apa?" bu Intan
"Mau buat mie ayam yang berbeda, mie ayam becek jadi becek nya itu dari kuah kaldu dan juga sambal sesuai level" pak Min semangat
"Jangan gegabah lagi dalam bertindak" bu Intan
"Kita coba bikin satu porsi lalu cicipi apabila enak maka kita lanjut jualan dengan menu baru bapak akan pergi ke percetakan untuk cetak mie ayam baru" pak Min senang
Karena stok mie ayam selalu ada jadi bu Intan membuat 1 porsi mie sesuai level kepedasan.
"Ini pak" bu Intan menyajikan mie ayam di atas mie jelas ada potongan dadu daging ayam dan juga wijen
"Pakai wijen bu?" tanya pak Min aneh melihat mie ayam pakai wijen
"Supaya menarik dan membuat orang tergiur ini kan mau di foto terus bapak cetak gambarnya" bu Intan
"Imah" teriak pak Min memanggil anak perempuan nya yang bernama Fatimah
"Ada apa pak" Imah
"Foto mie ayam ini dengan bagus, menu baru bapak ini" pak Min masih semangat 45
Fatimah hanya patuh karena memang untuk kebutuhan jualan bukan yang aneh-aneh juga.
"Sudah bagus belum menurut bapak?" Imah
"Cakep ini, nak. Anak bapak memang bisa diandalkan" pak Min memandang foto mie ayam
"Pak" bisik bu Intan
"Ada apa?" tanya pak Min tanpa melihat istrinya
"Ibu punya ide tambahan" bu Intan
"Apa?" pak Min
"Takutnya mie ayam ini juga hanya sebentar ramainya setelah itu redup lagi. Ibu jadi kepikiran bagaimana kalau kita coba cari orang dan meminta amalan agar dagangan kita ramai terus" bu Intan berbicara sangat pelan agar tidak di dengar oleh Fatimah apalagi orang lain
"Ibu yakin mau berurusan dengan begituan?" pak Min ragu
"Demi usaha dan anak kita pak. Fatimah masih kuliah baru masuk belum Fahmi udah mau naik kelas 3 SMA pasti butuh biaya untuk persiapan dia kuliah" bu Intan merayu suaminya
"Tapi dimana kita bisa menemukan orang-orang seperti itu yang punya kemampuan" pak Min
"Jika bapak sudah yakin dan setuju ibu akan coba tanya teman yang memang menggunakan amalan begitu" bu Intan
"Demi kesuksesan anak-anak bapak setuju aja bu" pak Min pasrah
"Tunggu kabar dari ibu ya. Sekarang kita susun rencana buat jualan mie ayam becek terbaru milik kita" bu Intan senang sekali
Bu Intan mencari informasi tentang orang pintar pada teman-teman nya.
"Bu Intan serius ini pakai pesugihan?" tanya teman bu Intan bernama Sarah
"Iya, kamu juga pakai itu kan untuk usaha agen mu" bu Intan sangat berharap
"Aku memang pakai bu, Alhamdulillah sampe sekarang masih selalu ramai" bu Sarah celingak-celinguk
"Kenalin ke aku" bu Intan tidak sabar
"Aku tanya sekali lagi, apa ibu yakin?" bu Sarah memastikan keyakinan bu Intan kembali
"Iya Sarah, aku sangat yakin 1000%. Kamu seperti meragukan aku" bu Intan kesal sudah kesekian kali di tanya dengan pertanyaan yang sama terus menerus
"Kapan bu Intan ada waktu nanti kita sama-sama kesana sekalian aku masih rutin kesana 2 minggu sekali" bu Sarah
"Apa harus rutin ke sana?" bu Intan
"Kalau berhasil kita harus berkunjung kesana" bu Sarah
"Bagaimana kalau lusa, aku mau bilang dulu sama suami" bu Intan
"Oke, sekalian yakin kan kembali hati ibu ya untuk pergi dengan ku" bu Sarah
"Apa kita hanya berdua, aku perlu bawa suami nggak?" tanya bu Intan
"Cukup kita berdua" bu Sarah dengan cepat menjawab pertanyaan bu Intan
Bersambung...
...🌶️Happy Reading🌶️...
Huum pak Min memang harusnya didekatkan dengan agamanya lagi pesantren salah satu solusinya, disana banyak orang gak bikin ketakutan yg dirumah.