Di Dunia Lain? : Lalu Sekarang Bagaimana?

Setelah melarikan diri, Leon kemudian terbang dan membawa Isabella kembali ke kerajaan Aetheria.

Tidak lama kemudian saat dia sampai dia melihat kerajaan Aetheria sepertinya ada yang tidak beres.

Langit di atas kerajaan Aetheria berubah menjadi gelap gulita, seolah-olah matahari telah ditelan oleh kegelapan.

"Sepertinya terjadi sesuatu, ketua," kata Leon dengan nada khawatir, matanya mengamati langit yang tidak wajar.

Isabella mengangguk, merasakan aura jahat yang kuat menyelimuti kerajaan. "Aku merasakan kehadiran sosok yang menyeramkan," katanya, suara sedikit bergetar.

Tiba-tiba, gemuruh menggelegar mengguncang tanah, diikuti oleh teriakan panik dari arah kota. Leon dan Isabella segera bergegas menuju sumber keributan.

Pemandangan yang mereka saksikan sungguh mengerikan. Makhluk-makhluk mengerikan dengan wujud yang belum pernah mereka lihat sebelumnya berkeliaran di jalanan, menyerang warga yang tidak berdaya.

Para prajurit kerajaan berjuang mati-matian melawan mereka, tetapi jumlah mereka terlalu banyak.

Di tengah kekacauan itu, Leon melihat sosok raksasa yang berdiri menjulang tinggi di atas istana kerajaan. Sosok itu diselimuti aura gelap yang sangat kuat, membuat bulu kuduk Leon merinding.

"Sepertinya itu berasal dari gua yang dulu pernah kumasuki," kata Leon dengan nada serius.

Isabella menatap Leon dengan ekspresi khawatir.

"L-Leon-kun?"

"Jangan khawatir, ketua," kata Leon sambil menggenggam tangan Isabella. "Aku pasti akan melakukan sesuatu."

Leon melepaskan tangan Isabella dan melesat ke udara, meninggalkan Isabella yang menatapnya dengan cemas.

Leon terbang menuju gua yang pernah dia masuki sebelumnya. Saat tiba di sana, dia melihat bahwa semua lekukan di altar batu telah terisi penuh dengan benda-benda aneh.

"Sial, sepertinya aku terlambat," gumam Leon.

Tiba-tiba, portal raksasa terbuka di tengah altar, mengeluarkan cahaya menyilaukan. Dari dalam portal, muncul sosok mengerikan yang bahkan lebih besar dari yang dilihat Leon di istana.

Sosok itu memiliki tanduk besar, sayap seperti kelelawar, dan kulit bersisik yang keras. Matanya merah menyala, memancarkan aura kebencian dan kehancuran.

Sosok itu meraung keras, suaranya menggelegar memenuhi langit. Portal-portal lain mulai terbuka di berbagai penjuru kerajaan lainnya, mengeluarkan lebih banyak monster dan iblis.

"Ini buruk," gumam Leon. "Aku harus menghentikan mereka."

Leon terbang kembali ke istana kerajaan, di mana pertempuran sengit sedang berlangsung.

Raja Aetheria memimpin pasukannya dengan gagah berani, tetapi mereka kewalahan menghadapi jumlah musuh yang terus bertambah.

Leon melihat ada anak kecil yang sedang menangis dan hendak diserang oleh iblis iblis tersebut.

Leon kemudian menyelamatkannya.

Leon bergabung dalam pertempuran, menggunakan sihirnya untuk melawan monster-monster dan iblis-iblis yang menyerang.

Dia mengeluarkan mantra-mantra yang belum pernah dia gunakan sebelumnya, seperti

yang membekukan musuh dalam sekejap, dan skalanya lumayan luas,

Menghancurkan musuh dengan tekanan gravitasi yang kuat.

Tapi, portal portal terus terbuka bahkan ke seluruh dunia. Leon tidak punya waktu untuk mengalahkan satu satu.

Kekuatan Leon yang luar biasa membuat semua orang tercengang.

Para prajurit kerajaan merasa semangat mereka kembali berkobar, melihat Leon bertarung dengan gagah berani. Isabella, yang menyaksikan dari kejauhan, merasa kagum dan bangga pada Leon.

Sementara Archalia juga sedang berjuang melindungi orang lain dan dia adalah putri kerajaan Aetheria.

Namun, Leon tahu bahwa kekuatannya saja tidak cukup untuk mengalahkan semua musuh. Dia harus menemukan cara untuk menutup portal-portal itu dan menghentikan invasi ini.

Leon terbang menuju sosok raksasa yang masih berdiri di atas istana.

Dia tahu bahwa sosok itu sepertinya adalah kunci dari semua ini. Dia harus mengalahkannya untuk mengakhiri kekacauan ini.

Sosok raksasa itu melihat Leon mendekat dan meraung marah. Dia mengangkat tangannya yang besar, siap untuk menghancurkan Leon.

Guarhhhh, tapi Leon bisa menghindarinya, padahal itu sangat cepat. Kalau itu orang biasa pasti tidak akan bisa bereaksi, bahkan yang berpengalaman sekalipun.

“Wah, kamu menghindarinya ya manusia”, Ucap Sosok Iblis itu yang sepertinya adalah pemimpinnya. Iblis itu menggunakan bahasa iblisnya, tapi entah kenapa Leon bisa memahaminya.

Kalau Orang lain sepertinya hanya akan mendengar “*guarhhhh %^^^*^^##$##5*^##”.

“Terlalu lambat”, Kata Leon menggunakan bahasa yang bisa dimengerti iblis tersebut.

“Kamu bisa memahami perkataanku, manusia?. Ini langka, aku tidak pernah menemukan yang seperti itu”, Ucap Iblis itu.

Tekanan iblis itu sangat kuat dan itu sedang berada sekitar 400 meter di atas kerajaan Aetheria. Itu sangat meluap luap hingga membuat makhluk apapun akan pingsan atau bahkan mati jika tidak memiliki perlawanan terhadap itu.

Tapi Leon sepertinya menggunakan semacam barier yang sangat kuat, mungkin itu barrier aura tingkat S yang berlapis lapis sekitar 10 lapisan, yang menyelimuti kerajaan itu.

“Siapa kau”, Kata Iblis itu dengan bahasanya.

“Hah?, aku hanyalah seorang siswa biasa, dan juga nasibmu akan segera berakhir disini karena berani sekali mengganggu ketenanganku “ , Ucap Leon dengan meremehkan dan sangat percaya diri.

“Kalau begitu sebelum kau mati”, bisakah kau menyebutkan namamu?”, Ucap iblis itu dengan suara serak.

“Hah, untuk apa aku perkenalkan diriku kepada monster rendahan sepertimu”, Ucap Leon dengan senyum seperti seorang villain dan meremehkan.

“Beraninya kau manusia sialan,”,Ucap iblis itu dan terlihat seperti sangat marah dan memancarkan energi hitam pekat yang sangat gelap, itu terus menerus meluap tidak ada habisnya.

“Bocah songong sepertimu harusnya masih menyusui ke ibumu”, Ucap Iblis itu.

“Bahkan apa apaan aura sihirmu yang sangat lemah itu”, Kata Iblis itu dengan meremehkan.

“Ah, kau melihatnya, aku sengaja menekannya hingga batas maksimal. Kalau aku mengeluarkannya 0,00001% saja kamu akan terhapus hanya dengan kehadiranku, bahkan dunia ini akan hancur secara permanen, tak peduli seberapa kau pulihkan, itu tidak akan pernah bisa dibuat ulang.

Bahkan dengan dewa sekalipun”, Kata Leon menjelaskan dan sombong ke iblis itu.

“Jangan membuatku tertawa bocah songong,” Kata iblis itu sembari merapalkan sebuah sihir yang sangat kompleks dan berlapis lapis.