Karena perjodohan, Rania bisa menikah dengan Adrian, pria yang menjadi cinta pertamanya. Namun sayang, pernikahan impian Rania jauh dari pernikahan yang saat ini dia jalani.
Setelah melewati dua tahun pernikahan, kekasih Adrian yang bernama Alexa kembali dari luar negeri. Itu berarti sudah tiba waktunya Rania untuk melepaskan Adrian dengan bercerai dari pria itu.
Bagaimana kehidupan Rania setelah dua tahun menikah?
Apakah dia rela melepaskan Adrian? Atau Adrian yang justru tidak rela melepaskan Rania?
Yuk ikuti ceritanya di Dua Tahun Setelah Menikah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Mengugat Cerai
Menghargai hubungan baiknya dengan tuan Bryan, Rania memutuskan untuk mengunjungi Alexa. Rania tidak sendiri. Baik Aryan, Ansel dan juga Harsa tidak akan membiarkan Rania pergi seorang diri lagi mulai sekarang. Rania tidak keberatan dengan permintaan ketiga saudara laki-lakinya itu.
Ditemani Karla, Rania tiba di rumah sakit tempat Alexa di rawat. Rumah sakit yang sama dengan tempat Winda bekerja. Bersama Karla dan Winda, Rania menuju ruang perawatan Alexa.
"Rania?" ucap tuan Bryan terkejut melihat keberadaan Rania di depan pintu kamar rawat inap Alexa.
"Selamat pagi tuan Bryan, saya ingin menjenguk Alexa, bagaimana keadaaannya?" tanya Rania.
"Kamu bisa lihat sendiri bagaimana kondisi Alexa," jawab tuan Bryan sambil mempersilakan Rania masuk.
"Sudah dua hari, tapi dia masih juga engan membuka matanya," ucap tuan Bryan menjelaskan.
"Sudah dicoba diajak bicara?" tanya Winda.
"Sudah saya coba. Dokter Frans yang memberitahu saya, walau dia terlihat tidur, tapi dia bisa mendengar apa yang kita sampaikan padanya." Jawab tuan Bryan.
"Apa Adrian sudah mengunjungi Alexa?" tanya Rania.
"Kamu mengizinkan suami kamu menemui wanita lain, Rania?" tanya tuan Bryan tidak percaya.
Rania tersenyum, "Coba saja, minta Adrian yang bicara dengan Alexa. Mungkin Adrian yang dia tunggu saat ini." Jawab Rania, mengabaikan pertanyaan tuan Bryan.
"Bagaimana dengan kamu? Apa tidak masalah?" tanya tuan Bryan hati-hati.
"Dicoba saja tuan! Minta pada Adrian untuk bicara dengan Alexa," jawab Rania, yang lagi-lagi mengabaikan pertanyaan pria paruh baya itu.
"Maafkan Alexa, dia sudah menganggu rumah tangga kamu dan Adrian," ucap tuan Bryan.
"Saya yang seharusnya minta maaf, Tuan. Jika ada yang harus disalahkan, sayalah orangnya. Saya yang menghalangi hubungan Alexa dengan Adrian. Saya juga yang membuat Alexa jadi seperti ini. Karena perkataan saya tempo hari, Alexa jadi pembicaraan banyak orang. Saya minta maaf untuk itu." ucap Rania tulus.
Selain menjaga hubungan baiknya dengan tuan Bryan, kedatangan Rania menjenguk Alexa memang ingin meminta maaf pada kekasih Adrian itu. Alexa tidak salah, dialah yang salah merebut Adrian dari Alexa. Namun sayang, Alexa ternyata belum sadarkan diri. Tapi Rania yakin, saat ini Alexa bisa mendengar permintaan maafnya.
"Kami permisi dulu Tuan," ucap Karla. Tidak baik Rania berlama-lama di tempat ini.
Tuan Bryan mengagguk. Dia tidak bisa berkata apa-apa. Sejak awal kasus Alexa terangkat di media sosial, dia tidak pernah menyalahkan Rania. Mendengar permintaan maaf Rania, tuan Bryan justru kagum pada partner perusahaannya itu. Rania yang tersakiti, tapi justru dia yang meminta maaf. Andai saja putrinya punya hati sebaik Rania, mungkin semua ini tidak akan terjadi.
Tuan Bryan merasa tidak asing melihat sosok Rania. Dari paras dan cara gadis itu bicara, tuan Bryan ingat seseorang yang hatinya juga baik seperti Rania. Tapi siapa, tuan Bryan lupa. Sampai akhirnya, tuan Bryan menahan kepergian Rania.
"Tunggu!" ucap tuan Bryan.
"Ada apa Tuan?" tanya Rania.
"Apakah kamu putri Naura?" tanya tuan Bryan.
"Tuan pasti kenal ibu saya dari bunda Alana," jawab Rania membenarkan pertanyaan tuan Bryan.
"Pantas saja saya seperti mengenal kamu saat pertama kali kita bertemu." Balas tuan Bryan.
"Alana pasti sudah tahu sebelumnya sebelum mengundang kamu makan malam." ucap tuan Bryan lagi.
Rania hanya tersenyum menanggapi ucapan tuan Bryan. Dia tidak ingin banyak bicara. Takut tidak sengaja berujar tentang hubungannya dengan Ansel yang sebenarnya.
***
Sudah dua hari ini Adrian memikirkan tawaran yang diberikan Rania. Tapi, dia belum juga bisa mengambil keputusan. Apa lagi mamanya terus memaksa agar dia tetap mempertahankan Rania sebagai menantu Pradipta. Tanpa mereka tahu, bahwa nama Pradipta sebenarnya nama kakek buyut Rania.
Tuan Widodo juga menyandang nama Pradipta. Tapi dia bukan pewaris keluarga itu. Statusnya hanya anak angkat dari kakek buyut Rania. Tuan Widodo dibesarkan dan di didik oleh tuan Pradipta untuk menjaga keluarga dan keturunannya. Dan itu yang tuan Widodo lakukan hingga saat ini.
Hanya orang-orang tertentu saja yang tahu masalah ini, dan mereka semua tutup mulut demi keselamatan Rania, satu-satunya pewaris Pradipta yang selamat. Tanpa ada yang tahu, jika ada Ansel pewaris Pradipta yang lainnya.
Naura tahu nyawanya selalu dalam bahaya. Karena itu dia menyumbangkan sel telurnya pada Alana. Selain membantu Alana, Naura juga bisa meneruskan garis keturunan Pradipta sebenarnya.
Di tengah kegalauannya, Adrian tidak menyangka akan kedatangan tamu yang tidak pernah dia duga sama sekali.
"Adrian, ada ayah Alexa di meja resepsionis. Dia ingin bertemu kamu," ucap Dito memberitahu bosnya itu.
Setelah berpikir cukup lama, akhinya tuan Bryan memutuskan untuk mengikuti saran dari Rania. Tidak ada salahnya mencoba. Ini demi kesehatan Alexa. Putrinya memang salah, tapi tuan Bryan tidak bisa lepas tangan begitu saja. Alexa tidak punya siapa-siapa lagi selain dirinya.
"Mau apa?" tanya Adrian.
Dito mengangkat kedua bahunya, "Entahlah," jawab asisten Adrian itu.
"Terima saja, mungkin ingin bicara tentang Alexa," ucap Dito lagi.
"Terserah kamu saja," balas Adrian yang tidak tahu harus bersikap seperti apa pada tuan Bryan.
***
Pulang dari rumah sakit, Rania mengunjungi kantor Aryan. Siang ini, Rania berencana memasukkan gugatan cerainya ke kantor pengadilan agama. Terserah Adrian mau menerima tawarannya atau tidak, Rania tetap membulatkan tekad menggugat cerai pria yang dua tahun ini berstatus suaminya.
"Sekali lagi Kakak tanya, kamu yakin Ra?" tanya Aryan sambil memeriksa kelengkapan surat yang akan Rania bawa ke pengadilan agama.
"Yakin Kak," jawab Rania cepat.
"Baiklah, ayo kita pergi sekarang!" ucap Aryan sambil berdiri dari kursi kebesarannya.
Tiba di pengadilan agama, Rania terkejut melihat sosok Harsa sudah berada di kantor pengadilan agama. Dia tidak tahu saja, jika Winda dan Karla yang mengabari pria itu.
Kejadian dua hari yang lalu saat mereka makan siang di kediaman Rania, membuat kedua sahabat Rania itu mendukung Harsa untuk mendapatkan kembali cintanya. Karla yang sebelumnya melarang, karena Rania sudah menikah, kini berbalik mendukung kakaknya itu agar bisa bersama Rania.
"Abang kok bisa ada di sini?" tanya Rania. Harsa tersenyum lalu merangkul adik angkatnya itu.
"Ayo Abang temani kamu mengajukan gugatan. Aryan menemani kamu sebagai pengacara. Abang menemani kamu sebagai saudara." Jawab Harsa.
"Abang enggak kerja?" tanya Rania.
"Ada Tama yang bisa membantu pekerjaan Abang," jawab Harsa.
Rania lupa, jika Harsa saat ini memiliki perusahaan sendiri. Perusahaan yang dia dirikan dengan tangannya sendiri. Perusahaan yang kini tumbuh pesat dan cukup punya nama.
"Iya deh yang jadi bos," sahut Rania, yang langsung mendapat kekehan dari Harsa.
Rencana Rania mengajukan surat cerai kepengadilan agama hari ini diketahui oleh mama Adrian. Wanita paruh baya yang gila harta dan tidak suka hidup miskin itu pun menyusul ke kantor pengadilan agama, setelah dia mendapatkan informasi yang akurat tentang Rania.
Di sinilah ibu Adrian itu berada saat ini, di hadapan Rania, menantunya. Menantu yang dulu sering dia hina karena bukan berasal dari kalangan mereka. Menantu yang tidak dianggap karena tidak satu level dengan keluarga mereka.
"Tunggu Rania! Mama tahu Adrian salah. Tapi mama mohon, tolong jangan bercerai dari Adrian,"
Rania tidak bicara apa-apa. Selama ini wanita paruh baya itu tidak suka Rania menanggapi setiap kata yang dia lontarkan pada Rania. Menantunya itu hanya boleh mendengarkan saja, lalu melakukan apa yang dia katakan.
"Ayo Bang!" ucap Rania mengajak Harsa untuk pergi meninggalkan calon mantan ibu mertuanya.
"Jangan sombong Rania!" teriak ibu Lusi.
"Jangan merasa hebat dengan saham yang kini kamu miliki." ucap wanita paruh baya itu lagi.
"Kamu itu hanya di manfaatkan Aryan dan laki-laki yang sekarang ada di samping kamu. Mereka baik karena mereka inginkan hartamu."
"Mengapa saya merasa Nyonya Lusi membicarakan diri nyonya sendiri dan Adrian!" ucap Rania yang memang sengaja memanggil nyonya pada ibu mertuanya.
Bukan bemaksud tidak sopan. Tapi itu permintaan ibu mertuanya sendiri yang ingin di panggil nyonya oleh Rania. Menganggap dan memperlakukan Rania seperti pembantu setiap kali Rania berkunjung ke kediaman mertuanya.
"Kamu!"
...☆☆☆...
d tnggu crta slnjtnya.....ttp smngtttt.....
sehat selalu author
btw,rena ush mlai brubah kya'ny... jd lbih baik lnjutin aja prnikahan klian,sma2 bljr dr kslhan msa lalu....
bkannya bhgia,tp mlah mkan ati tiap hri....
adrian ko bs sih pnya istri ky gt????
Btw....slmt y rania....yg ni pst baby gir....
udh ktmu sm psangn msing2 y,trs udh bhgia pula.....
Ksusnya mama ana sm ky yg aku alami dlu....tp mau gmn lg,toh ayhku jg udh ga ada....mskpn smp skrng msh pnsran,brp bnyk uang yg mreka ambil dr alm ayhku dlu????scra kn aku msih kcil,jd ga tau apa2....