NovelToon NovelToon
Cinta Ceo Posesif

Cinta Ceo Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Persaingan Mafia
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Desfitri

**Karlina/Lina**: Seorang pekerja kantoran yang berdedikasi untuk ibunya yang sakit. Saat mengunjungi ibunya di rumah sakit, Karlina kecelakaan fatal dan meninggal. Rohnya kemudian bertransmigrasi ke tubuh Alia, yang dikenal sebagai Lia, di dalam buku novel romantis yang sedang populer. Karlina memiliki tekad kuat untuk mengubah alur cerita yang mengarah pada kisah tidak bahagia dalam novel tersebut.

**Alia/Lia**: Protagonis utama wanita, siswi SMA yang cerdas dan berbakat. Dia adalah target cinta dari Langit, pacarnya yang memanfaatkannya dan dari Dora, antagonis wanita yang iri padanya. Setelah diselamatkan dari penculikan oleh Levi, Lia jatuh cinta pada pandangan pertama. Perjalanan cintanya dengan Levi penuh dengan rintangan, termasuk pernikahan tidak bahagia dengan Keyla yang dipaksa oleh situasi.

**Levi Nata Samudra**: Protagonis pria, CEO muda yang cerdas dan posesif terhadap Lia. Dia adalah anak dari seorang pemimpin mafia luar negeri, Dafi, dan menemukan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19

**Pagi di Apartemen Levi**

Pagi itu, sinar matahari menerobos masuk melalui tirai di apartemen Levi. Lia sibuk di dapur, menyiapkan sarapan, sementara Levi masih berada di kamar mandi, bersiap untuk hari yang sibuk.

Saat Levi keluar dari kamar mandi, Lia menoleh dengan senyum. "Sarapan hampir siap," katanya. "Aku buatkan telur dan roti bakar."

Levi berjalan mendekat, mencium aroma sarapan. "Sepertinya enak," katanya, mengambil kursi di meja makan.

Lia meletakkan piring di depannya dan duduk di seberangnya. "Aku pikir kamu butuh sarapan yang baik untuk menghadapi harimu."

Levi tersenyum dan mulai makan. "Terima kasih, Lia. Kamu benar, ini membantu memulai hari dengan baik."

Mereka berbicara tentang rencana masing-masing untuk hari itu. Lia akan menghadiri kelas di kampus, sementara Levi akan menghadapi serangkaian rapat di kantor dan pertemuan dengan Ervin di markas.

“Bagaimana kelasmu hari ini?” tanya Levi, mengangkat cangkir kopinya.

“Ada seminar tentang pengembangan teknologi,” jawab Lia. “Aku sangat menantikannya.”

Levi mengangguk. “Kedengarannya menarik. Aku berharap harimu berjalan lancar.”

“Terima kasih,” kata Lia. “Bagaimana denganmu? Ada sesuatu yang penting di kantor?”

Levi menghela napas. “Hanya beberapa rapat strategis. Tapi malam ini, aku harus memeriksa operasi di pelabuhan.”

Lia meraih tangan Levi. “Jaga dirimu. Jangan ambil risiko yang tidak perlu.”

Levi menggenggam tangan Lia. “Aku akan berhati-hati.”

**Sore di Kampus Universitas Harapan**

Di kampus, Lia sibuk dengan jadwal kuliahnya. Gedung Fakultas Teknik dipenuhi dengan mahasiswa yang bergegas menuju kelas masing-masing. Saat berjalan ke kelas berikutnya, dia bertemu dengan Abi, seorang mahasiswa tampan dengan mata yang bersinar cerah dan senyuman yang memikat.

“Lia, tunggu!” seru Abi, berlari mengejar Lia.

Lia menoleh dan tersenyum. “Hai, Abi. Ada apa?”

Abi tersenyum lebar. “Kamu akan ke seminar tentang teknologi pengembangan, kan? Aku juga ikut. Mungkin kita bisa duduk bersama.”

“Ya, tentu saja,” jawab Lia, merasa nyaman dengan kehadiran Abi yang ramah.

Mereka berjalan bersama menuju aula seminar, berbicara tentang mata kuliah dan aktivitas kampus. Abi menunjukkan perhatian yang jelas pada Lia, dengan mata yang terus tertuju padanya saat mereka berbicara.

Saat seminar selesai, Abi mengajak Lia untuk makan siang. “Bagaimana kalau kita makan siang bersama? Aku tahu tempat yang bagus dekat kampus.”

Lia ragu sejenak, lalu mengangguk. “Baiklah, itu ide yang bagus.”

**Siang di Kafe Dekat Kampus**

Mereka memilih meja di pojok kafe yang tenang, dengan suasana yang nyaman dan aroma kopi yang menggoda. Abi memesan makanan mereka, sementara Lia duduk, merasa sedikit canggung dengan perhatian Abi yang tampak sangat tulus.

“Aku senang kita bisa makan siang bersama,” kata Abi sambil menyesap kopi. “Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu.”

Lia tersenyum. “Apa yang ingin kamu tahu?”

“Segalanya,” jawab Abi, dengan mata yang memancarkan ketertarikan. “Misalnya, apa yang membuatmu tertarik pada teknik? Dan apa rencanamu setelah lulus?”

Lia bercerita tentang minatnya pada teknologi dan inovasi, serta keinginannya untuk bekerja di perusahaan besar. Abi mendengarkan dengan penuh perhatian, matanya tak pernah lepas dari Lia.

“Aku yakin kamu akan mencapai semua yang kamu inginkan,” kata Abi dengan suara meyakinkan. “Kamu terlihat sangat bersemangat tentang masa depanmu.”

Lia merasa tersanjung. “Terima kasih, Abi. Aku juga berharap bisa meraih semua itu.”

Saat mereka berbicara, Lia tidak menyadari bahwa Levi sedang mengawasinya dari kejauhan. Dia kebetulan sedang berada di daerah tersebut untuk pertemuan bisnis dan melihat Lia bersama Abi dari jendela mobilnya.

Wajah Levi mengeras saat melihat Abi dengan tatapan yang terlalu akrab pada Lia.

**Malam di Apartemen Levi**

Levi pulang larut malam, dengan wajah yang menunjukkan kelelahan dan kekhawatiran. Lia sedang duduk di sofa, membaca buku, ketika dia mendengar pintu terbuka.

“Bagaimana tadi malam?” tanya Lia, menatap Levi dengan khawatir.

“Cukup tegang,” jawab Levi, berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air. “Ada masalah di operasi kita, tapi kita sudah menangani sementara.”

Lia berdiri dan mendekati Levi, menyentuh lengannya. “Kamu harus berhati-hati. Aku khawatir tentangmu.”

Levi menghela napas dan menatap Lia. “Aku tahu. Aku akan lebih berhati-hati.” Dia ragu sejenak, lalu menambahkan, “Bagaimana denganmu? Kamu makan siang dengan siapa tadi?”

Lia tampak bingung sejenak, lalu tersenyum. “Oh, aku makan siang dengan Abi, teman sekelasku. Dia sangat baik dan ramah.”

Wajah Levi menjadi gelap. “Abi? Siapa dia sebenarnya?”

“Dia hanya teman dari kampus,” kata Lia, menatap Levi dengan heran. “Kenapa kamu bertanya?”

Levi merasakan kecemburuan yang tak bisa dia kendalikan. “Aku hanya tidak suka cara dia melihatmu.”

Lia tersenyum dan meraih tangan Levi. “Levi, kamu tidak perlu cemburu. Aku hanya tertarik padamu. Abi hanya teman, tidak lebih.”

Levi menghela napas panjang dan mencoba menenangkan dirinya. “Maaf, Lia. Aku hanya... aku hanya khawatir. Aku tidak ingin kehilanganmu.”

Lia menatap Levi dengan penuh perhatian. “Kamu tidak akan kehilangan aku. Aku di sini untukmu, dan aku mencintaimu.”

Levi merasa hatinya lebih tenang dengan kata-kata Lia. “Terima kasih, Lia. Aku juga mencintaimu.”

Mereka saling berpelukan di tengah malam, merasakan kehangatan dan kepastian dalam hubungan mereka meskipun ada kecemburuan dan tantangan yang harus dihadapi.

---

Bersambung_-

1
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Gua setia nungguin update lo, thor! jangan bikin gua kecewa 😤
♥\†JOCY†/♥
Bikin susah move-on, semoga cepat update lagi ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!