MENIKAHI ANAK BOS PAPAKU

Kelly memperhatikan Alka dan Lerry yang sedang bermain bola kaki. Kaos Alka sudah menempel di tubuhnya karena keringat yang membasahi tubuhnya membuat ia nampak seksi.

Perlahan Kelly menelan salivanya. Ia membayangkan tubuh berkeringat itu memeluknya. Kelly tahu kalau bentuk tubuh Alka sangat sempurna sebagai seorang lelaki. Hampir sama dengan Lerry namun masih Alka yang terlihat kekar.

"Istirahat dulu. Nanti sebentar sore lanjutkan. Sekarang sudah waktunya sarapan." ujar Giska yang muncul dari pintu belakang. Rambutnya basah, sepertinya baru selesai mandi. Gadis itu mengenakan kaos rumahan dengan rok jeans selutut. Gaya anak muda. Lerry sempat menatapnya kagum namun ia sadar kalau perempuan itu milik sepupunya.

Kelly yang melihatnya dari balkon kamar segera masuk kembali. Ia tersenyum pada putrinya. Lana sangat cantik dengan rambut coklat tua.

"Mommy, aku lapar."

"Ayo sayang, kita sarapan!" Kelly menggenggam tangan Lana keluar kamar. Saat akan menuruni tangga. Ia berpapasan dengan Alka yang akan menaiki tangga.

"Hallo Lana!" sapa Alka berusaha bersikap biasa. Ia kemudian mempercepat langkahnya menuju ke lantai 3. Alka memang tak suka menggunakan lift jika ia baru selesai berolahraga.

"Lana turunlah. Ada yang mommy lupa di kamar." kata Kelly. Lana mengangguk dan segera menuruni tangga.

Kelly tak masuk ke kamarnya. Ia berlari menaiki tangga menyusul Alka.

"Alka ...!"

Alka yang akan membuka pintu kamarnya membalikan badannya. "Kelly, apa yang kamu lakukan di sini?"

Kelly tak bicara. Ia segera memeluk Alka dan mencium bau tubuh lelaki itu. "Aku merindukan bau keringatmu, sayang."

"Kelly lepaskan!" Alka mendorong tubuh Kelly perlahan. "Kamu sudah gila ya? Bukankah kita sudah sepakat untuk mengakhiri hubungan ini?"

"Aku sudah mencoba melupakanmu, namun tak bisa."

"Di sini ada CCTV. Aku tak mau sampai istri dan papaku tahu."

"Alka.....!" Kelly mencium bibir Alka namun lelaki itu menyudahinya dengan cepat. "Aku mau mandi." Alka membuka pintu kamarnya dan segera masuk lalu menutupnya dari dalam. Kelly menghentakkan kakinya kesal. Ia tahu kalau Alka masih menginginkannya. Ia dapat merasakan itu.

*********

Selesai sarapan, mereka semua berkumpul di halaman belakang yang ada taman dan beberapa pohon buah yang memang sedang berbuah. Ada pendopo yang terdapat di tengah-tengahnya. James dan Geo bermain catur sedangkan Lerry dan Alka berbincang masalah penelitian yang akan Lerry lakukan.

Tawa Lana mengalihkan perhatian mereka semua. Gadis itu sedang bermain dengan Giska di gazebo.

"Lihatlah istrimu, Alka. Dia bisa memenangkan hati Lana. Pada hal Lana itu biasanya tak langsung akrab dengan orang baru. Segeralah kalian punya anak supaya papamu akan senang." ujar James.

"Sedang diusahakan, uncle." kata Alka sambil menatap papanya.

"Aku memang ingin agar mereka segera punya anak. Aku sangat merindukan cucu dari Alka." Imbuh Geo lalu melanjutkan lagi pemainnya.

Dedi, sang kepala pelayan datang membawa minuman segar untuk mereka semua.

"Sayang, aku dan Lana ke toko depan ya?" kata Giska sambil mendekat. Ia menggenggam tangan Lana.

"Buat apa, sayang?" tanya Alka..

"Lana mau beli es cream."

"Aku antar saja. Naik motor." Alka langsung berdiri. Ia memang sengaja ingin menjauh dari perkumpulan ini karena Kelly selalu menatapnya dengan mesra.

"Boleh juga."

Alka menggunakan motor matic yang biasa para pelayan gunakan bila ada yang harus dibeli. Mereka berboncengan tiga menuju ke mini market yang ada di depan kompleks perumahan.

"Alka, kalau aku lihat-lihat, Lana itu agak mirip dengan kamu, lho. Rambut kalian sama-sama berwarna coklat, mata kalian berwarna abu-abu. Warna mata yang sangat langkah di dunia." kata Giska saat mereka sedang berada di minimarket dan Lana sibuk memilih es cream.

"Mamaku memiliki warna mata abu-abu. Mungkin Lana ikut gen nya kami."

"Mata uncle James warnanya coklat. Istrinya juga sama."

"Faktor gen kan bisa saja dari keturunan sebelumnya."

"Aku mau yang rasa strawberry." kata Lana setelah memilih beberapa macam es cream. Lana memang bisa berbahasa Indonesia seperti juga Lerry karena pengasuh mereka adalah orang Indonesia. James lebih percaya orang Indonesia yang mengurus keluarganya.

"Terserah Lana suka yang rasa apa." Giska mendekati Lana. Ia membantu gadis itu untuk memegang es cream nya.

Setelah membayar apa yang Lana beli, mereka pun kembali ke rumah.

Lerry sudah pergi dengan taxi menuju ke tempat penelitiannya. Kelly katanya sedang beristirahat di kamar.

Alka menemui papa dan pamannya yang memang sudah menunggunya.

"Ada apa, uncle?" tanya Alka.

James, lelaki berusia 60 tahun itu menatap Alka. "Alka, sewaktu kamu tinggal di rumahku, apakah kamu pernah melihat Kelly dekat dengan orang lain?"

Alka terkejut mendengarnya. "Kenapa sampai uncle berpikir demikian?" ia berusaha tenang walaupun jantungnya berdetak sangat kencang. Ia sempat melirik ke arah papanya yang menatap tajam ke arahnya.

"Waktu itu, proyekku sangat banyak sehingga aku jarang di rumah. Memang aku akui, aku pernah selingkuh dari Kelly. Aku juga bukan lelaki yang lembut saat bercinta. Sebelum menikah Kelly sudah tahu karakterku yang cuek dan tak romantis. Aku berpikir, mungkinkah Kelly mendapatkan perhatian dari lelaki lain sampai dia berani mengkhianati aku? Aku sudah menyelidiki semua CCTV dan bertanya pada para bodyguard ku. Tak ada yang mengatakan pernah melihat Kelly dengan lelaki lain. Mungkinkah di kampus?"

Alka sedikit lega karena pamannya tak mencurigai dia. "Di kampus juga tidak pernah aku dengar kalau Kelly pernah dekat dengan lelaki lain, uncle."

"2 bulan yang lalu, Lana mengalami kecelakaan saat ia berlibur bersamaku. Waktu itu Kelly sedang ada seminar selama 2 Minggu di Australia. Lerry ikut dengan Kelly karena itu juga adalah bidangnya. Aku akan menyumbang darahku untuk Lana karena berpikir kalau golongan darah kami sama. Namun Lana memiliki golongan darah AB. Sementara aku memiliki golongan darah O dan Kelly juga O. Tak puas, aku melakukan tes DNA dan terbukti kalau Lana bukanlah anakku."

Alka merasakan kalau dunianya runtuh. Ia menatap ke arah papanya yang juga nampak tegang.

"Seandainya kamu tahu siapa lelaki itu, kamu akan mengembalikan Lana padanya?" tanya Geo.

"Tidak." jawab James tegas. "Aku menyayangi Lana seperti aku menyayangi Lerry. Semenjak Lana lahir, aku sudah banyak berubah. Lana membuat aku menjadi lelaki yang betah berada di rumah. Anak itu selalu membuat hatiku bahagia walaupun kadang ada masalah pekerjaan. Aku hanya ingin tahu saja siapa selingkuhan istriku."

"Jika kamu sudah tahu, apa yang akan kamu lakukan?" Geo bertanya lagi.

"Aku akan menceraikan Kelly kalau memang terbukti mereka mempunyai hubungan yang serius di masa lalu."

Alka ingat dengan apa yang Giska katakan tadi bahwa ia dan Lana memiliki kemiripan.

***********

"Alka, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Giska saat ia menemukan Alka ada di salah satu gazebo yang lampunya tak dinyalakan.

"Hai sayang.....!"

"Kamu mabuk?" Giska mendekati. Ia menarik gelas yang ada di tangan Alka lalu menyalakan lampu. Matanya terbelalak melihat botol minuman yang isinya sisa setengah.

"Aku masih sadar."

"Kamu sebenarnya ada masalah apa?" Giska duduk di sebelah Alka. Lelaki itu langsung memeluk Giska sambil menangis.

"Tolong aku, Giska."

"Ada apa?" Giska menjadi bingung. Ia membiarkan Alka memeluknya sangat erat.

'Aku hanya ingin memelukmu saja. Tolong jangan lepaskan."

Giska semakin bingung. "Ada Kelly." bisik Giska.

Alka melepaskan pelukannya. Ia menatap Giska sambil tersenyum. Membelai wajah cantik itu dengan sangat lembut. "Jangan tampar aku ya?" ujarnya lalu segera mencium bibir Giska dengan sangat lembut, penuh perasaan sampai tanpa sadar Giska membalas ciuman Alka.

**********

Apa yang akan terjadi selanjutnya ?