Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat sepi di tengah keramaian dan ramai di tengah kesepian. Sekuat apa pun kita bertahan, perpisahan memang jalan terbaiknya. Sejauh apa pun kita berjalan semua akan terasa percuma karena iman kita yang berbeda. Aku dengan tasbih di tanganku dan kamu dengan rosariomu. Meskipun semua menentang cinta kita, aku akan mempertahankannya sampai salah satu diantara kita memutuskan untuk menyerah.
Meceritakan tentang kisah cinta antara dua insan yang awalnya di pertemukan karena salah satu dari mereka mecari keperluan untuk berkemah, dan teman sang wanita meminta bantuan temannya dari luar untuk mencarikan tenda dan peralatan kemah lainnya. Saat untuk pertama kalinya mereka bertemu sang pria teralihkan pandangannya kepada cewek tersebut, dan merasakan cinta pada pandangan yang pertama. Tetapi ibu sang pria menentangnya, akan kah cinta mereka bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Siapa yang akan merelakan agamanya ?. Yuk simak selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Kedatangan Juan dan Perhatian Rangga
Nayla memicingkan mata dan manarik ujung bibirnya.
“Oh, gitu” Ucap Nayla
“Terus ini siapa kak ?” Nayla lanjut bertanya dan memperlihatkan foto yang ada di ponselnya.
Nayla memperhatikan wajahnya yang sempat terkejut lalu secepat mungkin berubah menjadi biasa saja.
“Itu bukan aku sayang” Elak Juan
Nayla tertawa hambar,
“Terus itu siapa kak ?, emangnya kakak memiliki kembaran ?, kenapa bisa kebetulan sama baju yang kakak pakai kemarin malam saat pergi bersamaku ?” Tanya Nayla mencecar Juan mengeluarkan semua unek-unek yang ada di pikirannya
“Kakak gak usah bohong sama aku dan jika kakak sudah merasa bosan dengan hubungan kita gak papa kita akhir saja dan kita bicara baik-baik, kakak gak perlu bohongi aku” Ucap Nayla
“Maaf sayang, dia Disti sahabatku aku memang ke rumahnya kemarin saat dia menelponku dia bilang ada orang yang mencoba merampok di rumahnya dan aku merasa khawatir karena di rumahnya tidak ada orang, orang tuanya sedang di luar kota. Maaf sayang, aku gak bosen kok sama kamu, aku sayang sama kamu tapi aku mohon, kamu sama Disty juga sama pentingnya buat aku” Jawab Juan memelas dan memegang kedua tanganku.
Air mata yang berusaha Nayla tahan akhirnya luruh tak bisa terbendung lagi.
“Oh, jadi sama-sama penting ya kak. Aku rasa kita gak usah ketemu dulu kak, kakak mending pulang aja dulu” Ucap Nayla meninggalkan Juan dan masuk ke dalam rumah.
Bukan tanpa alasan Nayla marah dan kecewa, Disty sering mengiriminya pesan yang menyakitkan hati tapi dia tidak mengadu atau mengatakan apa pun pada Juan. Tapi kali ini Distya sudah keterlaluan, dia meminta Juan menemaninya di saat Juan bersama Nayla. Dan Nayla masih mengingat pesan terakhirnya sebelum Nayla mengapusnya.
“Lo gak bakalan bisa menjadi prioritas di hidup dan hatinya Juan, dan terbukti dia memilih menemaniku di rumah dari pada menemanimu kan” Pesan Disty
Nayla menyalakan ponselnya semalam sempat dia matikan, ada beberapa pesan dari sahabatnya dan Rangga. Dia membuka pesan dari Rangga yang menanyakan apa dia sudah baik-baik saja.
Rangga { Bagaimana keadaan kamu sekarang Nayla ? }
Nayla { Aku alhamdulillah sekarang baik-baik saja, terima kasih kemarin sudah mengantarkan pulang. Maaf merepotkanmu }
Rangga { Sama-sama, aku sedang beli bubur ayam. Kamu mau sekalian di beliin gak ?. Ini Yohanes sedang ingin sarapan bubur}
Nayla { Boleh, 2 ya nanti aku ganti uangnya di rumah}
Rangga {Beres, di tunggu ya}
Nayla bangkit dan masuk ke kamar mandi, setelah berganti pakaian, mamanya mengetuk pintu kamarnya dan mengatakan kalau ada temannya di luar.
“Nih pesanan kamu” Ucap Rangga memberikan kantung plastic berisi bubur ayam
“Makasih, jadi berapa semuanya ?. aku ambil dulu uangnya, masuk dulu yuk” Ujar Nayla
“Nggak usah, aku buru-buru mau mandi terus ke gereja. Duluan ya” Jawab Rangga sambil berlalu terburu-buru
“Terus ini uangnya gimana ?” Teriak Nayla
“Kapan-kapan saja kamu gentian traktir aku ya” Balas Rangga berteriak sambil melambaikan tangannya
Nayla menghela nafas dan geleng-geleng kepala, dan Nayla pun masuk ke dalam rumahnya.
“Kita sarapan bubur ayam aja ma, nih tadi di bawain bubur aya sama teman. Kakak mana ma dari kemarin nggak kelihatan ?” Tanya Nayla
“Masih tidur kayaknya, biarin aja. Kemarin pulannya malem banget dia, katanya habis kencan langsung ke caffe” Jawab Rasti
“Oh, gitu” Ucap Nayla
“Dek, kamu berantem sama Juan ?. tadi dia pamitan sama mama mukanya lesu gitu” Tanya Rasti, Nayla hanya menaikkan bahunya
“Biarin aja ma, aku lagi gak mau bahas kak Juan dulu” Jawab Nayla
“Terus yang tadi ke sini bawain bubur siapa ?, temen atau gebetan baru nih ?” Tanya Rasti menggoda Nayla
“Temen ma, dia adiknya mba Erika yang rumahnya di perumahan depan” Jawab Nayla
“Jangan main-main nak, nggak baik. Kalau memang udah gak nyaman sama Juan kamu harus selesaikan denga baik-baik. Jangan bikin anak orag salah paham” Nasihat Handa
“Iya papaku sayang” Jawab Nayla
Setelah selesai sarapan, Nayla membantu mamanya membereskan bekas makan mereka. Setelah itu Nayla keluar dan bergabung dengan papanya yang sedang memberi makan burung kesayangannya.
“Pah !” Ucap Nayla mencium laki-laki paruh baya yang menjadi cinta pertamanya itu
“Ada apa tumben banget ada di rumah, biasanya kalau ke luar pergi main” Sindir Handa kepada putrinya
“Aku lagi kangen sama papah” Jawab Nayla menyengir yang melihat sang papah menaikkan alisnya
“Palingan berantem sama Tiang kan kamu ?” Tanya Handa
“Uhhh, kenapa tepat sekali” Jawab Nayla sambil memegang dadanya lebay seketika mereka tertawa bersama
“papa kenapa sih suka panggil kak Juan tiang ?” Tanya Nayla
“Lah kan orangnya tinggi gitu kaya tiang listrik” Jawab Handa
“Papa, kalau aku enggak sama kak Juan lagi gak papa kan ?” Tanya Nayla senu sambil bergelayut di lengan papanya, dia memang lebi dekat dengan papanya.
“Memangnya kenapa sayang ?, kalau papah terserah kamu saja, kamu sudah besar sudah bisa mengambil keputusan sendiri untuk kebaikan kamu” Jawab Handa
“Aku cape pah, dari awal hubunganku sama kak Juan juga udah nggak sehat. Sahabat kak Juan nggak suka kalau aku dekat-deket sama kak Juan, dia selalu berusaha menjauhkan ku dengan kak Juan. Dan kak Juan nggak bisa prioritaskan aku, dia masih suka plin plan” Ucap Nayla menyandarkan kepalanya di bahu papanya
“Kemari aku sama kak Juan lagi jalan mau nonton, karena filmnya masih lama aku dan kak Juan nunggu di food court dan papa tahu kak Juan ninggalin aku sendirian di sana pa. dia Cuma bilang angkat telpon saja, sampai aku nunggu dia 2 jam. Aku kecewa pa, kalau memang diam au ke tempat sahabatnya kenapa tidak mengabariku terlebih dahulu. Apa susahnya kirim pesan atau telpon, supaya aku nggak nunggu kayak orang bodoh di sana” Ujar Nayla perlahan air matanya turun dan dengan cepat dia menghapusnya.
“Ih cengeng, masa gara-gara cowok nangis sih sayang” Goda Handa sambil menjawil hidung Nayla
“Kalau mau putus ya putus aja dek, tapi ingat kalian mulainya baik-baik jadi kalau mau putus ya ngomong baik-baik juga” Lanjut nasihat Handa
“Tadi aja mamah tanya gak di jawab, giliran sama papah aja nggak di tanya langsung cerita. Adek pilih kasih ih” Rajuk Rasti kepada Nayla merajuk dan Nayla hanya cengengesan dan menunjukkan dua jadinya
“Bikin rujak yuk mah, aku yang buat bumbunya deh” Ucap Nayla
Mamanya yang kesal mencabik bibirnya dan masuk ke dalam rumah dan menuju dapur bersama Nayla untuk melihat buah-buahan apa saja yang ada di dapur, ternyata di dapur ada Ali yang sedang makan.
“Baru bangun kak ?, aku sama mamah mau ngerujak di belakang sama papah juga. Ikutan nggak kak ?” Tanya Nayla
“Boleh deh, kakak bantuin bikin bumbunya” Jawab Ali bersemangat
“Nggak, nggak boleh ! kakak bikin minun saja sama bawain buah-buahan yang udah di cuci ke belakang, kalau kakak yang bikin bumbu bisa-bisa satu rumah darah tinggi karena keasinan” Ucap Nayla cepat
“Enak aja” Jawab Ali sambil menepuk kepala Nayla
Hari ini mereka berkumpul di halaman belakan rumah sambil menikmati rujak buah sambil sesekali becanda gurau, Nayla yang melihat kedua orang tuanya bahagia dia ikut merasa bahagia. Karena memang ini jarang terjadi, biasanya hari minggu Ali dan Nayla selalu ada acara masing-masing. Sejenak nayla melupakan masalahnya dengan Juan, keluarga memang obat paling ampuh dalam mengobati kegalauan hati dengan cara bersenda gurau dengan keluarga, karena keman pun kita melangkah kita akan kembali ke rumah.