NovelToon NovelToon
Ujian Kekuatan Cinta AlShaf

Ujian Kekuatan Cinta AlShaf

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Cinta Murni / Chicklit
Popularitas:19k
Nilai: 5
Nama Author: shakila kanza

Alpha CEO hebat yang tak tersentuh setelah patah hati dia tak pernah melihat wanita lagi, namun seorang gadis titipan dari adik dan wanita yang pernah dia cintai mampu mengalihkan perasaannya, lalu bisakah mereka bahagia? Akankah rumah tangganya itu berdiri dengan kuat tanpa goncangan???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Desakan untuk Shafa

Alpha benar-benar sakit, Shafa merasa begitu bersalah dengan keadaan Alpha kali ini, sudah dia tunggu sedari tadi namun tubuh itu masih setia terpejam.

"Hiks Hiks Kakk..."

"Bangun!"

"Kamu kenapa mengorbankan diri, hanya karena diriku?? "

"Kak bangun????"

"Hu hu hu, Harusnya aku yang begini bukan kamu kak!"

"Kak please tolong bangun!"

"Kak Alpha please, aku gak bisa lihat kamu begini."

"Bangun, aku janji bakal nurutin semua kemauan kamu, kalau kamu bangun."

"Kak, Please hiks hiks hiks."

Shafa terus menangis sambil duduk di sisi Alpha yang masih setia memejamkan matanya, wajah tampan itu memucat dengan beberapa luka di tubuhnya akibat goresan dan benturan di aspal.

Shafa ingin raih tangan Alpha namun urung karena mereka bukan pasangan yang halal untuk bersentuhan hingga hanya mampu menangis di samping Alpha meratapi keadaan Alpha karena dirinya.

"Kak, maaf atas hari ini, seandainya aku tidak pergi ke kafe bersama bian. "

"Seandainya kamu tidak menyusul diriku, ini mungkin tidak akan terjadi."

Shafa menyesal sekali hingga terus menangis sampai dia tertidur sembari duduk di sisi ranjang pasien.

Papa Alpha masuk bersama bian namun Shafa tertidur dengan wajah sembab, mereka pun urung membangunkan dan memilih kembali ke kantor untuk menyelesaikan tugas Alpha yang tertinggal karena harus istirahat di rumah sakit.

Alpha membuka mata lalu tersenyum dan saat melihat Shafa tertidur di sisinya, "Syukurlah kamu baik-baik saja Cil." Ucap Alpha lalu meraih kepala Shafa untuk dia elus lembut.

"Ahshhhh, Shtttt" Alpha memegangi kepalanya yang terasa sakit hingga Shafa terkejut lalu terbangun.

"Kak, kamu sudah siuman." Shafa pun bangkit dan memanggil suster juga dokter untuk menangani Alpha yang tengah merasa kesakitan.

Dokter dan suster pun datang keruangan Alpha lalu memeriksa Alpha, setelah itu suster menyuntikkan pereda rasa sakit pada Alpha agar sakit di kepalanya berkurang.

Alpha pun mulai kembali tenang, karena rasa sakit itu sudah berkurang, Alpha pun merasa lebih baik dan memejamkan matanya kembali, membuat Shafa kembali sedih atas keadaan Alpha saat ini.

"Kak, pasti sakit ya." Ucap Shafa parau.

"Stttt, jangan brisik. " Ucap Alpha lemah membuat Shafa justru terisak di tempatnya.

"Hiks hiks hiks hiks..."

"Kak, harusnya kamu gak nolongin aku." Ucap Shafa lagi masih terus merasa bersalah, Alpha hanya tersenyum sambil memejamkan matanya.

"Harusnya biarkan aku saja yang tertabrak, kakak gak perlu berkorban segini besarnya." Ucap Shafa masih terisak-isak.

"Bodoh!! "

"Kamu pikir aku akan membiarkan kamu mati?"

"Lebih baik itu aku, bukan kamu."

Ucapan Alpha yang lemah meski mengomel dan dingin namun begitu berkorbannya untuk Shafa membuat dada Shafa penuh dengan rasa yang tak bisa dia lukiskan.

"Kak, aku hanya gadis yatim piatu mengapa kamu baik kepadaku sampai seperti ini? " Shafa menatap Alpha yang setia berbaring menahan rasa sakitnya.

"Karena kamu berharga." Batin Alpha memejamkan mata.

"Aku tak pantas mendapatkan semua kebaikan dari mu apa lagi sampai mengorbankan nyawamu yang berharga." Kata Shafa lagi.

"Ckkk, brisik sekali kamu, aku ingin tidur tolong diamlah, aku tak papa, aku hanya mengantuk." Ucap Alpha lalu kembali tertidur di ranjang pasiennya.

Shafa menyelimuti tubuh lemah itu dengan perasaan yang campur aduk rasanya, belum pernah ada orang yang berkorban untuk dirinya sampai sedemikian besarnya selain Alpha seumur hidupnya.

Shafa berpikir sudah dua kali ini Alpha menyelamatkan hidupnya yang nyaris celaka, saat dirinya di lecehkan oleh teman kampusnya dan saat kemarin dirinya nyaris mengalami kecelakaan.

"Terima kasih Kak, kau lelaki pertama yang begitu hebat setelah Abi, Aku akan sangat menyesal jika sampai kau pergi dari dunia ini." Ucap Shafa yang masih terdengar di telinga Alpha.

"Ah jika harus seperti ini dulu baru bisa dia anggap berharga aku rela." Batin Alpha dalam terpejam nya, sakit membawa berkah mungkin sebenarnya yang terjadi pada dirinya saat ini.

"Sejujurnya, hati ini sudah melihatmu, namun takut jika akan berakhir mencintai seorang diri, tapi jika ini takdir mungkin aku rela mencintai dirimu sendirian sama seperti dirimu yang mencintai istri orang dalam diam." Ucap Shafa membuat Alpha mengepalkan tangan, ada sesak di dadanya saat membayangkan Shafa mencintai seorang diri kepada dirinya tanpa balasan.

"Aku tak akan membiarkan dirimu sendiri mencintai, entah aku akan mencoba mengukir kembali nama wanita di relung hatiku, cukup namamu jika bisa, tak perlu nama istri orang lain." Batin Alpha.

***

Hari berikutnya.

JAkarta.

Di rumah sakit.

"Jadi bagaimana?? kapan kau akan bertanggungjawab???" Papa Alpha menatap gadis bertubuh kecil dengan pakaian besar itu karena sudah membuat masa tuanya khawatir terus dengan putra sulungnya.

"Saya siap kapanpun Pak." Shafa menunduk.

"Namun kondisi Kak Alpha masih seperti itu." Ujar Shafa lagi.

"Kau tak menerima putraku karena kondisi yang sudah kau buat??" Papa Alpha salah paham.

"Bukan itu, bagaimana Kak Alpha menjabat tangan padahal saat ini tangannya baru patah, apa tidak menunggu tangannya sembuh dulu. " Jelas Shafa pelan.

"Itu hanya alasanmu saja kan???"

"Ijab kabul tetap sah dilakukan tanpa berjabat tangan karena jabat tangan bukan rukun atau kewajiban dalam akad nikah."

"Berjabat tangan dalam akad nikah hanya merupakan tradisi yang bisa ditinggalkan jika ada alasan tertentu."

"Jangan-jangan kamu mau kabur dan tak mau bertanggung jawab!"

Papa Alpha terus menekan Shafa hingga Shafa merasa sedikit ketakutan pada Papa dari Alpha itu, meski sudah tua aura dan kedinginan dari sikapnya terbaca di matanya.

Papa Alpha menyadari perasaan takut itu dari wajah Shafa, namun dia sengaja melakukan itu agar Shafa tak ada celah untuk meninggalkan putranya.

"Demi Allah, saya akan bertanggungjawab dengan menikahi Kak Alpha. Shafa berkata setelah dirinya mulai tenang.

"Bagus, kita lakukan secepatnya, aku yakin wanita sepertimu harus halal dulu baru bisa menyentuh laki-laki."

"Maka kalian harus menikah agar bisa membantu Alpha mandi, mengganti pakaian dan yang lainnya."

Papa Alpha sukses membuat dada Shafa bergemuruh, ya ampun apa aku bisa melakukan semua itu, pikir Shafa dalam hatinya setelah itu mengangguk paham dengan apa yang di maksud calon mertuanya.

Shafa pun pamit dari kantin rumah sakit itu dan ingin kembali menemui Alpha, semenjak kejadian itu, dia benar-benar tak pernah keluar dari area rumah sakit, pakaian dan makanannya sudah di sediakan Kenzie dan asisten Alpha.

Sementara Papa Alpha menelfon seseorang untuk mengurus persiapan yang perlu di siapkan untuk melakukan ijab qabul esok hari, agar Alpha tak lagi menjadi pria bodoh selamanya.

Sementara di ruang rawat Alpha sudah bangun dari tidurnya dan mencari Shafa dengan perasaan uring-uringan, karena haus namun tangannya tak bisa untuk mengambil gelas yang posisinya jauh dari dirinya saat ini.

Shafa masuk ke ruang Alpha pelan-pelan dan di sambut dengan wajah masam pria yang sudah bangun itu.

"Ckkk, kemana aja sih??"

"Hausss."

Shafa tersenyum pada pria yang sekarang lebih banyak rewel dan merengek padanya itu, sungguh jauh dari sikap sebelumnya yang dingin dan datar. Shafa raih gelas di meja lalu membantu Alpha untuk minum.

"Mau buah itu." Kata Alpha lagi.

Shafa mengambil apel lalu mengupasnya setelah itu dia potongan-potong dan dia siapkan pada Alpha. Tak lupa semua suapannya dia iringi dengan senyum manisnya.

"Aaak." Shafa menyuap yang terakhir.

"Apa lagi sekarang?" Tanya Shafa kemudian.

"Mau pipis." Jujur Alpha dan hal itu membuat Shafa memerah karena malu dan bingung harus apa.

"Bantu aku!!" Ucap Alpha sama memerahnya.

"A A aku panggil suster aja ya." Mohon Shafa, biasanya saat begini Bian ada namun kali ini asisten itu sibuk sekali.

"Ckkk, kau ingin asetku di lihat wanita lain??"

"Kau tak cemburu???"

Alpha menolak dengan dingin dan datar, namun rasanya ingin mengompol di tempatnya. omongan Alpha barusan juga membuat pipi Shafa semakin merona karena membayangkan yang tidak-tidak.

"Uhuuk." Shafa bahkan terbatuk-batuk karena pikirannya sendiri.

"Ckkk, bantu bangkit biar aku sendiri yang masuk, kau cukup berjaga!"

...__***__...

Up lagi ya, jejak baiknya juga dukungan jangan di lupa🙏🙏🙏😍

1
Shakila khanza
maaf ya kak baru fokus di akhir Ramadhan 🫣
Reva Alvi
klu off jangan lama² thur
Lilik Juhariah
kok belum up
ken darsihk
Cerita di bab ini masih sama seperti yng ada di Cerita Cinta Zea
Reva Alvi
lama banget thur off ya
Lilik Juhariah
biarin aja stroke tuh si Oma udah tua GK insaf insaf , coba hidupnya gknarogan kan masa tuanya bahagia, palingan disuruh pulang mau dijodohin sama perempuan lain tuh
mamayasna
masi episod mengandung bawang
🌷💚SITI.R💚🌷
sedih bangeet dengan kondisi shafa yg lg hamil pasti sangat rapuh hatiy...smg tuh omay sadar atas kesalahany sm shafa ,,kira² alpha tengokin omay tdk ya
Nita Anita
itu salah kamu sendiri Alfa.udah rumah tangga mau aja kamu dengerin dan percaya sama Oma kamu .ga belajar dari pengalaman ayah kamu .rumah tangga itu kuncinya saling percaya Alfa lama lama gedek aku sama c Alfa ini .udah tua tapi kelakuan kaya bocah ,masa kalah sama Al jovano .umur masih muda tapi pemikiran nya udah dewasa . sepertinya jiwa kalian tertukar deh 😂
Lilik Juhariah
knp ada kalimat , emang benar mereka anak anak kita , apa coba maksudnya Alpha, berarti emang kamu GK percaya, mereka lemah tapi ambil keputusan bisa keguguran
Lilik Juhariah
semuanya tergantung alpha , segimana kekuatan Oma itu sampe CEO sepertimu GK BS berpikir jernih, 3 THN BKN waktu.singkat alpha tau kepribadian shyfa , nasibmu seperti papamu BKN Krn takdir dari Allah tapi kamu sendiri yg buat takdir itu
Nanik Normaidah
Omanya itu dibuat sadar dulu.
masa sudah bau tanah senengnya cucu TDK bahagia.
Silvia Karundeng Manampiring
di buat menyesal aja oma nya alpha kk author
🌷💚SITI.R💚🌷
jd bingung ni sm bumil ya..
Lilik Juhariah
biarlah menyingkir sejenak dulu Shafa , jaga kewarasan , biar alpha berpikir , hanya Krn Oma dia membahayakan janinnya
🌷💚SITI.R💚🌷
sebetuly kasian sm shafa jg alpha tp demi menyembuhkn hati shafa dulu,,smg perpisahan ini menjadi pelajaran buat alpha yg blm bisa tegas,,smg setelah ini memberik ketegasan bisa ambil keputysan dlm setiap tindakn omay..lanjuut
🌷💚SITI.R💚🌷
sy berharap shafay sdh pergi jayh,,jg biarkn shafa menenangkn hatiy dulu..nanti ktmuy klu anak² shafa sdh dewasa
💕 bu'e haresvi 💕
serem bener mimpinya jadi inget mimpi raihan pas intan pergi ninggalin raihan dulu🥺🥺
Lilik Juhariah
ajak pergi dulu Shafa zea , biar kapok , semua diturutin tuh si Oma , udah ngerti bahaya sama janin , tetap aja tes DNA , laki laki SDH tua masih diketiak Omanya,
thepaperdawn
si oma ini emang benerbener ya kemarin ragu trs pas hasil tes keluar malah ga terima shafa pergi hihhh pengen tak hihh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!