Cerita ini kelanjutan dari novel "Mencari kasih sayang"
Pernikahan adalah ibadah terpanjang karena dilakukan seumur hidup. Pernikahan juga disebut sebagai penyempurnaan separuh agama.
Dua insan yang telah di satukan dalam ikatan pernikahan, tapi kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Hari memiliki rahasia yang dapat menghancurkan kepercayaan Resa. Apakah dia dapat bertahan?
Resa menemukan kebenaran tentang Hari yang telah menyembunyikan kebenaran tentang status nya. Resa merasa dikhianati dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Apakah dia harus memaafkan Hari atau meninggalkannya?
Apakah cinta Resa dan Hari dapat bertahan di tengah konflik dan kebohongan? Apakah Resa dapat memaafkan Hari dan melanjutkan pernikahan mereka?
Apakah mereka akan menemukan kebahagiaan atau akan terpisah oleh kebohongan dan konfliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3 Akad
Hari ini adalah hari pernikahan yang di nantikan telah tiba.seorang gadis remaja yang berada di dalam kamar terlihat anggun dengan balutan baju pengantin.terpancar kecantikan dari wajah yang tak pernah terpoles make up itu terlihat sangat pangling. MUA yang meriasnya pun berdecak kagum.akan perubahan wajah gadis yang di riasnya begitu memukau penglihatan.
Setibanya pengantin calon pria beserta rombongan keluarganya, maka diadakan penyambutan dengan pengalungan bunga yang terbuat dari bunga melati kepada calon pengantin pria yang dilakukan oleh ibu pengantin calon wanita, yang melambangkan bahwa pihak wanita menyambut kedatangan calon pengantin pria dengan hati suci bersih dan tangan terbuka.
Dalam upacara ini, orang tua calon pengantin pria menyerahkan anak kepada orang tua calon pengantin wanita sambil membawa barang-barang keperluan pengantin wanita, yaitu pakaian wanita mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki yang merupakan simbolisasi dari pihak pria sebagai bentuk tanggung jawab kepada pihak wanita.
Dengan didampingi oleh calon mertuanya, pengantin pria dibawa masuk ke ruangan akad nikah dan dipersilakan duduk di kursi yang telah disiapkan. Selanjutnya pembawa acara mempersilakan kedua orang tua calon pengantin, Saksi, petugas dari Kantor Urusan Agama (KUA), serta beberapa orang tua dari kedua pihak untuk duduk di tempat yang telah disediakan.
Resa berdiri di depan cermin, memandang dirinya sendiri dengan mata yang kosong. Dia tidak percaya bahwa hari ini adalah hari pernikahannya dengan Hari.
"Res,kamu siap?" tanya Komala dari luar kamar.
Resa mengambil napas dalam-dalam dan berusaha untuk tersenyum. "Siap,mah," jawabnya dengan suara yang lembut.
Resa keluar dari kamar dan menuju ke ruang tamu, di mana keluarga telah berkumpul untuk merayakan pernikahannya. Dia melihat Hari berdiri di depan altar, dengan wajah yang tegang.
Pengantin wanita dipersilakan duduk di samping calon suaminya yang selanjutnya segera dilanjutkan upacara Akad Nikah. Sebelum ijab (akad nikah) di mulai, kedua calon pengantin di kerudungi tudung panjang yang berwarna putih, ini melambangkan penyatuan dua insan yang masih murni, lahir maupun batin.
Nurdin mengulurkan tangannya menjabat erat tangan hari calon mantunya.
" Bismillahirrahmanirrahim," ucap nurdin sambil mempererat jabatan tangannya pada tangan hari. "Ananda hari ramadhan bin Jafar saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya Resa Anggraini bin muhammad Nurdin dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas dua puluh empat karat di bayar tunai karena Allah !."
"Saya terima nikah dan kawinnya Resa Anggraini dengan mas kawin tersebut tunai karena Allah!," ucap hari dalam sekali tarikan napas.
"Bagaimana saksi, apakah sah ?," tanya penghulu, dan dia jawab sah oleh saksi.
"Bagaimana para hadirin apakah sah?," penghulu melontarkan pertanyaan kepada semua yang hadir yang kompak berseru SAH !!
Hari berucap syukur dalam hati,dan gadis yang telah resmi jadi istri pada detik itu juga menghapus airmata yang menetes di pelupuk matanya. Akhirnya satu fase hidup dia masuki bersama hari yang sudah sah menjadi suaminya.
"Barakallahu laka wa jama'a bainakuma fi khair. Semoga berkah Allah tercurahkan bagimu. Dan semoga Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan," doa penghulu yang di aamiin kan hampir semua yang hadir demikian pula kedua mempelai yang mengusapkan kedua tangan ke wajahnya sambil berucap aamiin.
Setelah akad nikah selesai, kedua pengantin dipersilakan berdiri untuk serah terima mas kawin dan menerima buku nikah masing-masing.
Acara berlangsung lebih khidmat dengan sambutan dari pihak keluarga dan teman dekat, makanan yang tersaji pun tak kalah nikmatnya dengan memakai katering dari pihak keluarga yang pintar memasak. Dokumentasi didapat dari potografer yang sering memotret dan pintar mengedit foto.
Dekorasi pun sangat sederhana. Alunan lagu kasidah masih terlantun sempurna dari wedding organizer yang bertempat di salah satu sudut ruangan itu. Bunga krisan bertebaran menjadi penghias di halaman rumah yang didominasi warna hijau itu, menebarkan aroma harum yang lembut.
Pasangan pengantin sedang sibuk menyalami tamu- tamu yang datang. Tidak banyak. Hanya keluarga besar dan teman-teman lapis pertama kedua mempelai. Pesta pernikahan ini memang dirancang sederhana. Akan tetapi kesederhanaan yang disodorkan, dan juga terbatasnya tamu yang diundang, justru membuat pesta pernikahan tersebut terkesan eksklusif.seketika suasana berubah riuh saat bertepatan dengan kedatangan rombongan remaja teman masa sekolah dari mempelai wanita.
seorang gadis berbicara dengan suara yang cukup keras, membuat teman-temannya meringis malu. "Wah gila, gak nyangka gue. Si Resa diam-diam menghanyutkan euy... Baru setahun lulus sekolah udah ke pelaminan aja dia."
Teman yang berada di belakangnya mencondongkan tubuh ke samping telinga gadis remaja itu dan berbisik, "Sis, jaga sikap, suara kamu itu loh! Pelan dikit,apa?"
Dia hanya cengengesan setelah ditegur temannya. "Slow bro, kata-kata gue gak ada yang salah. Gue kaget aja, setau gue dia pacaran ama si Rizki, tahu-tahu malah nikah sama tuh orang."
salah satu temannya ikut menyahut percakapan mereka, "Kalau jodoh mah siapa yang tahu atuh kedepannya bakal bersanding sama siapa? Kan gak ada yang bisa nebak."
Mempelai wanita, Resa, menatap intens karena teman-temannya malah diam di samping panggung, saling berbisik dari pada ada ikut bergabung untuk ngantri memberi selamat.
Di belakang mereka, ada pemuda remaja yang menatap Resa intens dengan tatapan nanar. Teman yang satunya menepuk bahu si pemuda itu untuk memberi kekuatan agar temannya bisa ikhlas menerima wanita yang dicintainya menikah dengan orang lain. "Dia lebih pantas jadi paman ketimbang jadi suami gadis semuda Resa," kata temannya dengan nada sedih.
Pemuda yang masih menatap Resa dengan tak sukarela, merasa patah hati karena dia tidak bisa memiliki Resa. Dia berpikir bahwa Resa lebih pantas bersanding dengan dia daripada dengan om-om yang lebih tua dari dirinya.
Setelah barisan yang menyalami pengantin berkurang, para remaja itu maju ke depan untuk memberi selamat pada kedua mempelai. Resa menyambut kedatangan temannya dengan senyum tipis di bibirnya.
Anisa yang lebih dulu naik ke panggung pelaminan, merentangkan tangan untuk memeluk teman yang sudah berstatus istri orang. "Selamat ya Res, ternyata yang menikah duluan di antara kita malah kamu loh!" Ucap gadis itu menggoyang-goyang tubuh yang di dekap nya.
"Iya ih, padahal yang di duga bakal nikah muda itu si Nisa yah!" Timpal temannya bergantian memeluk pengantin wanita yang terlihat pangling dengan balutan gaun pengantin dan siger yang bertengger di kepalanya. Resa hanya merespon dengan senyum simpul di bibirnya.
"Makasih ya, udah pada dateng," Ucap Resa sekenanya demi menyambut teman-temannya yang sudah hadir memberi ucapan selamat kepada nya.
"Tentu dong, kita gak akan melewatkan acara bahagia kamu. Iya kan, man teman?" Sahut Anisa yang sudah dapat giliran mengucapkan selamat pada Resa sambil menengok antrian di belakang yang di angguki teman-temannya.
Saat Resa sedang melakukan sesi Poto,matanya menangkap anak kecil yang merengek dan menatap pada pria yang sudah resmi menjadi suaminya.
Resa mencoba untuk mengabaikan perasaan tidak enak yang muncul dalam dirinya, tapi dia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dia mencoba untuk bertanya pada Hari tentang anak itu, tapi Hari hanya menggelengkan kepala dan mengatakan bahwa dia tidak tahu apa yang Resa bicarakan.
tapi di dunia nyata ada sih org sprti ini