Dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang raja.
Namun jiwa seorang pemimpin sudah melekat sejak kecil dalam dirinya. Dan darah seorang raja mengalir dalam tubuhnya.
Carlos, seorang pemuda yang menjadi pewaris dan penerus dari kakek moyangnya Atalarik attar.
Namun tidak semudah seperti apa yang dibayangkan, rintangan demi rintangan harus ia hadapi. Mampukah Carlos menghadapinya?
Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini hanya fiksi belaka tidak ada kaitannya dengan dunia nyata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Kakek Bahram merasa takjub dengan pemuda di depannya. Kakek Bahram juga merasa jika mereka bukan orang sembarangan.
"Sebaiknya kalian pulang setelah kita memanggang daging kelinci," kata kakek Bahram.
Mereka saling pandang lalu mengangguk setuju. Carla menghampiri Sofia yang sedang duduk di luar rumah.
Jujur ia merasa malu dengan kehadiran para cowok tampan, ia pikir Carlos dan Diyan yang paling tampan. Ternyata yang datang juga tidak kalah tampan.
"Hai, kenapa di luar?" tanya Carla.
"Cari angin, didalam kadang agak engap karena tempatnya agak sempit," jawab Sofia.
"Adikku tidak pernah seperti itu dengan cewek, sepertinya dia menyukaimu," kata Carla.
"Haha, jangan bercanda. Aku hanya gadis udik yang tidak memiliki apa-apa dan hanya tinggal dipinggir hutan. Aku ...."
"Yang namanya perasaan suka tidak pandang siapapun, mau itu udik atau apa? Tapi jika boleh jujur, kamu itu cantik kok," potong Carla.
Sofia terdiam, kemudian kakek Bahram memanggilnya untuk membersihkan kelinci yang nanti akan di panggang.
Carla pun menawarkan diri untuk membantu. Lagipula ia sudah terbiasa melakukan pekerjaan seperti itu.
"Biar kami saja kek," ucap Keenan menawarkan diri.
"Gak usah, nanti malah merepotkan kalian," ujar kakek Bahram. Namun mereka tetap ingin mengerjakan nya dan tidak membiarkan Sofia dan Carla yang melakukannya.
"Kalian siapkan kayu bakar, aku bersihkan kelincinya," pinta Carlos.
Mereka menurut saja, kemudian Carlos memanggil jaguar dengan suara lantang. Sofia menatap Carlos yang dengan lancang nya memanggil hewan peliharaannya.
"Kenapa? Gak terima?" tanya Carlos saat melihat tatapan Sofia.
"Itu hewan peliharaan ku, kenapa kamu yang panggil?" jawab Sofia.
"Heh, jodoh adalah cerminan diri," gumam Axelle. Carlos tentu tidak mendengarnya, karena yang dekat dengan Axelle hanyalah Keenan dan Virendra.
"Maksudnya?" tanya Keenan.
"Lihat saja mereka, cocok. Dua-duanya sama-sama penyuka hewan buas," jawab Axelle.
"Darimana kamu tahu jika itu hewan buas?" tanya Virendra.
"Lihat saja nanti, kalian berdua kayak gak tahu Carlos saja," jawab Axelle.
Tidak berapa lama jaguar datang dengan berlari kearah mereka. Jaguar itu malah menghampiri Carlos dan duduk dengan menggoyangkan ekornya di tanah.
"Tuh lihat," ucap Axelle.
Mereka hanya memperhatikan hewan tersebut yang sedang menunggu daging kelinci. Berharap dapat bagian dari Carlos.
"Jaguar, jangan terlalu dekat dengan mereka, nanti mereka takut," ucap Carlos saat jaguar mengendus-endus tiga pemuda tampan yang sedang menyiapkan kayu bakar.
Jaguar dengan patuhnya sedikit menjauh, lalu mendekati Sofia dan Carla. Carla sedikit takut, namun Sofia mengatakan jika ia sudah memeliharanya sejak kecil.
Carlos memberikan sedikit daging kelinci kepada jaguar. Namun jaguar malah mengendus-endus nya saja tanpa memakannya.
"Jangan cerewet!" tegur Carlos menegaskan.
Barulah jaguar itu memakannya. Kakek Bahram begitu takjub melihat hewan peliharaan cucunya malah patuh kepada Carlos.
"Memang berjiwa pemimpin sejati," batin kakek Bahram.
Sementara di hotel ...
Perdana menteri menyempatkan diri mendatangi hotel tempat Carlos dan Diyan menginap. Sesuai permintaan Carlos, perdana menteri ingin mengambil barang-barang milik kedua pemuda itu.
"Salam Tuan perdana menteri," ucap resepsionis hotel.
"Ya, aku mau minta kunci kamar 3606," ujar perdana menteri.
"Maaf Tuan, kalau boleh tahu untuk apa Tuan meminta kunci kamar tersebut?" tanya resepsionis dengan sopan.
"Apa perlu aku beritahu? Ini perintah raja!" tegas perdana menteri.
Pegawai resepsionis pun memberikan kunci tersebut. Lalu perdana menteri bersama dua orang pengawalnya masuk kedalam lift menuju kamar yang di maksud.
Pegawai resepsionis pun memberitahu manager hotel bahwa perdana menteri datang untuk memeriksa kamar tersebut.
Mendengar hal itu, manager hotel pun bergegas menemui perdana menteri. Sementara perdana menteri sudah tiba didepan pintu kamar tersebut.
Ia membuka kamar tersebut dan mendapati kamar itu kosong. Bahkan barang yang dimaksud oleh Carlos pun sudah tidak ada.
"Tuan maaf," ucap manager hotel.
"Kemana barang-barang disini?" tanya perdana menteri.
"Tadi tiga orang pemuda dan satu orang perempuan sudah membawa barang-barang itu. Mereka akan menjadikan nya barang bukti," jawab manager hotel.
Manager hotel semakin yakin jika kedua pemuda itu adalah penjahat yang kabur kemari. Apalagi perdana menteri tidak pernah ke hotel ini, tapi kali ini datang dan langsung menggeladah kamar tersebut.
Karena tidak mendapatkan apa-apa, perdana menteri pun segera pergi dari tempat itu. Ia ingin ke tempat Carlos untuk mengabarkan berita ini.
"Siapa ya? Apa kamu utusan raja William?" batin perdana menteri.
"Aku percaya kalian, jadi, jangan sampai masalah ini terdengar ke telinga raja," kata perdana menteri.
"Baik Tuan, kami mengerti," jawab keduanya serentak. Kemudian perdana menteri memerintahkan mereka untuk pergi ke suatu tempat.
Sepanjang perjalanan, perdana menteri terus kepikiran dengan barang milik Carlos. Karena ia sudah didahului oleh orang lain.
"Aku harus meminta maaf kepada kedua pemuda itu, aku terlambat untuk mengambil barang-barang nya," batin perdana menteri.
Perdana menteri dan kedua pengawalnya pun tiba di tempat itu. Mereka heran karena ada mobil terparkir disitu.
Perdana menteri memperhatikan dengan seksama plat nomor tersebut. Yang ternyata adalah mobil dari negara ini.
Perdana menteri merasa sedikit lega karena mobil tersebut bukan milik kerajaan. Karena plat nomornya berbeda. Jika mobil milik kerajaan, plat nomornya khusus untuk kerajaan saja.
"Tuan, sepertinya ada orang yang datang ke tempat ini," kata salah satu pengawal.
"Iya aku tahu," ujar perdana menteri.
Perdana menteri meminta mereka untuk menunggu disini. Sementara perdana menteri akan menemui kakek Bahram, Carlos dan Diyan.
Samar-samar ia mendengar suara tawa dari belakang rumah tersebut. Dengan langkah perlahan perdana menteri mendekati rumah itu.
"Eh, kemana mereka?" gumam perdana menteri.
Ternyata mereka bersembunyi karena mengetahui bahwa ada yang datang. Padahal perdana menteri berjalan cukup pelan agar tidak terdengar.
Namun mereka yang sangat peka tentu saja mengetahuinya. Maka dari itu mereka bersembunyi dengan cepat.
"Keluarlah, tidak perlu bersembunyi," kata perdana menteri.
Namun bukan orang yang keluar, melainkan jaguar yang berlari kearah perdana menteri. Melihat ada hewan buas mendekat, perdana menteri segera berlari dan memanjat pohon.
"Hus ... hus ... hus." usir perdana menteri pada jaguar.
"Tenang paman, dia cuma bercanda," kata Carlos yang keluar dari persembunyiannya. Kemudian yang lain pun ikut keluar dari persembunyian mereka masing-masing.
"Hewan buas bukan untuk candaan, kalau aku mati bagaimana?" ujar perdana menteri.
"Ada apa kamu kemari? Jika sering-sering, maka raja akan curiga," tanya kakek Bahram.
"Usir hewan itu dulu, kalau begini bagaimana aku bisa turun?" jawab perdana menteri.
Sofia pun meminta jaguar untuk menjauh. Dengan patuhnya jaguar itu menjauh, barulah perdana menteri itu turun dari atas pohon.
mending perang apa bunuh²an aja .. wkkwkw