Syakira Aurelia Devi seorang wanita yang berhubungan dengan pria beristri, tak tahu jika kekasihnya memiliki seorang istri. Membuatnya harus berurusan dengan seorang pria kejam dan dingin yang sangat menyayangi adik perempuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TPG : Bab 24
"Siapa yang menghamili mu?" Tanya Mak Endah dengan kedua mata yang berkaca-kaca, ia sudah beberapa tahun tidak bertemu dengan cucunya dan kini Syakira telah pulang ke rumah.
Namun yang tidak terduga kepulangan cucunya tidak sendirian, melainkan bersama dengan calon bayi yang sedang berada di rahim Syakira. Syakira hanya bisa menangis dan meminta maaf, ia telah membuat neneknya kecewa dengan apa yang terjadi.
"Lalu siapa ayah dari bayi yang kau kandung itu?" Tanya Mak Endah, meski sudah di desak berkali-kali Syakira tetap saja bungkam. Ia tidak berani mengatakan yang sebenarnya terjadi.
Mak Endah langsung menghela nafas, ia memegang dadanya yang sedikit terasa sakit lalu perlahan duduk di atas kursi dengan tatapan mata yang sayu.
Syakira lalu memegang tangan Mak Endah dengan mata yang penuh penyesalan, tapi ada sebuah ide di otaknya. "Mak, kata bidan bayi ini baru berusia 6 Minggu. Aku masih bisa menggugurkan nya." Jelas Syakira.
Namun tak beberapa lama kedua mata Syakira membulat sempurna, tangan kanannya memegang pipi yang terasa panas dan sakit. Mak Endah menatap dengan mata yang tajam, kemarahan terpancar jelas di mata wanita tua itu. Tamparan yang di berikan oleh Mak Endah membuat Syakira terdiam dan tidak berani berbicara.
"Itu sama saja dengan membunuh Syakira! Bayi yang ada di dalam kandungan mu itu, sama sekali tidak berdosa. Dan kau dengan tega ingin merenggut kehidupan nya." Jelas Mak Endah dengan nada marah.
Syakira menatap dengan penuh kesedihan, kedua matanya berkaca-kaca. "Tapi aku tidak ingin membuat Mak malu! Aku hamil tanpa seorang suami, di kampung ini pasti Mak yang akan di hina." Jelas Syakira dengan kedua mata yang menatap sendu, ia sudah menjadi beban selama ini dan akhirnya ia malah tetap membuat Mak Endah kerepotan.
Mak Endah langsung menggelengkan kepalanya, "Di kampung wanita yang hamil tanpa suami itu adalah hal yang tabuh, di bicarakan dan di hina itu pasti akan terjadi. Tapi Mak enggak setuju kalau sampai kamu ingin menggugurkan anak itu, biarkan anak itu lahir karena bagaimana pun anak itu adalah anak mu." jelas Mak Endah dengan tatapan mata yang serius.
Syakira menundukkan kepalanya malu, ia tidak bisa membayangkan bagaimana orang-orang kampung akan menghina dan mencaci maki dirinya dengan Mak Endah.
.
.
.
Adrian duduk di depan meja makan, ia menatap dengan penuh rasa malas. Citra tersenyum senang, ia terus memuji Luna yang pintar memasak. Wanita itu sengaja memasak makanan makan malam untuk semua orang, wajah Luna nampak malu-malu saat calon ibu mertuanya terus memuji dirinya tanpa henti.
"Sudah Mama bilang kan, kalau Mama enggak akan salah pilih. Luna memang wanita yang cocok untuk menjadi istri mu." Jelas Citra dengan senyuman senang.
Namun tidak ada respon sama sekali dari Adrian, ia hanya diam dan bahkan tidak menyentuh makanan di depannya. Pertunangan nya dengan Luna di lakukan secara mendadak, ibunya tiba-tiba menyuruhnya datang dan langsung melangsungkan pertunangan tanpa meminta persetujuan darinya.
Jesslyn yang ikut makan malam pun melihat reaksi Adrian yang nampak sangat malas, berbeda dengan Adrian dan Jesslyn. Doni nampak senang dan ikut memuji setiap makanan yang di masak oleh Luna, yang membuat Jesslyn semakin jengkel.
Setelah selesai makan, Adrian langsung bangkit dari tempat duduknya. Tapi Citra langsung memanggil namanya, ia meminta Adrian untuk mengantarkan Luna pulang ke rumah.
"Dia datang ke sini sendiri, lalu kenapa pulang harus ku antar?" Tanya Adrian dengan tatapan tajam.
Luna nampak sedih saat mendengar kata-kata tajam dari tunangannya, namun Citra langsung membela Luna dan memarahi Adrian.
"Adrian, jangan berbicara seperti itu. Luna itu calon istri mu di masa depan, jadi bersikap baik kepadanya." Jelas Citra dengan nada memerintah, ibunya memiliki sikap keras kepala sama seperti dirinya dan juga Jesslyn. Berdebat dengan Citra hanya akan membuat suasana semakin keruh, akhirnya Adrian langsung meminta Luna untuk segera masuk ke dalam mobil.
Di dalam mobil, Luna duduk dengan senyuman manis. Ia melihat setiap isi mobil Adrian yang sangat mewah, pria itu adalah incaran setiap wanita dan menjadi tunangan dari seorang Adrian adalah kebanggaan bagi Luna.
"Aku tahu sekarang kau belum mencintai ku, tapi aku yakin cepat atau lambat kau akan jatuh cinta kepada ku. Lagi pula kita akan menikah dan memiliki seorang anak... Jadi ku harap, kau bisa menghabiskan sedikit waktu mu untuk ku." Pinta Luna dengan senyuman di wajahnya.
"Jika kau banyak bicara, aku bisa menurunkan mu di tengah jalan. Dan kau pulang sendirian.." Jelas Adrian yang masih fokus ke jalanan.
Luna hanya tersenyum saat mendengar ucapan tajam dari Adrian, lagi pula sekarang dia adalah tunangan dari Adrian dan sebentar lagi akan menjadi istri nya.