Baby Girl CEO Genius

“Kau benar, aku menyesalinya. Aku juga mendapat balasan dari perbuatan ku itu, dan konsekuensi nya sedang ku tanggung sekarang ini” lirih Daniel menatap ke arah luar kaca dengan pikiran menerawang.

“Jangan seperti ini Tuan, temui lah nyonya Claudia sebelum dia pergi, jangan jadi pengecut begini” Jo sungguh gemas dengan atasannya ini, Daniel diam-diam membuntuti Claudia selama 3 tahun ini. Namun Daniel tidak berani berhadapan langsung dengan Claudia karena ia sungguh takut Clau akan menghindarinya, takut melihat wajah kekecewaan Clau lagi dan lain sebagainya.

“Tapi mau sampai kapan Tuan, berdamai lah dengan Nyonya. Sepertinya dia juga sudah terlihat baik sekarang berbeda dengan 3 tahun yang lalu” balas Jo. Ingin sekali Jo menyeret tangan Daniel untuk segera bertemu dengan Claudia.

“Jo, tidak semudah itu” Daniel berbalik badan melihat Jo saat ini.

“Mudah Tuan, tinggalmenemui Nyonya dan berbicara dari hati ke hati. Berdamai lah dengan masa lalu mu. Jangan terlalu menyalahkan diri. Semua orang juga pasti pernah melakukan kesalahan. Sekarang, perbaikilah kesalahan itu ” balas Jo. Ia berusaha menjelaskan pada Daniel dengan sabar.

“Demi Leonore. Kau pasti tidak ingin ketika bertemu dengan Leonore selalu bersembunyi dari Nyonya Clau bukan?” ucap Jo lagi.

Mendengar itu, Daniel berpikir sejenak. Ia memegang pangkal hidungnya dan memejamkan matanya. Berdiam diri sejenak untuk berpikir.

Melihat itu, Jo ingin undur diri dari hadapan Tuannya, sepertinya Daniel ingin butuh waktu sendiri.

“Saya permisi Tuan” ucap Jo lalu berlalu keluar ruangan. Ketika Jo ingin membuka pintu, Daniel membuka suaranya

“Mau kemana” suara bariton Daniel yang terkesan sangat dingin dan datar.

“Ma-mau keluar Tuan, barangkali Tuan butuh waktu” cicit Jo takut melihat mimik wajah Daniel saat ini.

“Ayo, temani aku bertemu dengan Claudia sekarang”

“Apa? Sekarang Tuan? Tanya Jo dengan polosnya

“Bukan, satu abad lagi aku akan menemui Clau” greget Daniel. Bukan kah Jo tadi yang menyuruh nya untuk segera menemui Claudia. Lalu kenapa dia ingin bertanya lagi?

Daniel langsung mendahului Jo untuk keluar ruangan.

Melihat Daniel sudah keluar ruangan, Jo buru-buru mengikuti Tuannya dari belakang.

.

.

.

Saat ini Claudia hendak keluar dari lobi utama mall yang mereka tuju, Claudia dan Nore bergandengan tangan sedang berdiri menunggu sang supir sampai.

“Nore, ayo sayang supirnya sudah sampai”

“Oke mom”.

Ketika Clau sudah berniat mengangkat Nore untuk masuk ke dalam mobil, ada suara yang begitu familiar menyerukan namanya dari jarak jauh.

“Clau tunggu” ucap Daniel sambil berlari.

Degg…

Jantung Claudia berdetak dengan sangat cepat, rasanya tubuhnya sangat kaku sekarang, tidak bisa di gerakkan.

“Lileks mom” ucap Nore sambil mengelus tangan mommy nya.

Mendengar itu, Claudia jadi tersadar kembali.

“Nore, ayo masuk ke dalam mobil” ucap Claudia menggendong Nore. Tapi Nore sepertinya tidak mau. Nore malah menghindari sang mommy.

“Mom, itu ada yang memanggil mom” ucap Nore pada sang mommy

“Tidak, kau pasti salah dengar. Dia tidak memanggil mommy” kekeuh Claudia.

"No mom, Nore tidak sayah dengel"

“Tidak More, kau salah dengar. Sekarang ayomasuk ke mobil” sentak Clau dengan suara sedikit meninggi.

Melihat mommy Clau yang baru pertama kali meninggikan suaranya membuat Nore jadi takut dan terisak..

Hiks hiks hiks hiks…

Menyadari itu, Claudia buru-buru mensejajarkan tubuhnya pada Nore dan langsung memeluk sang putri.

“Sayang, maafkan mommy. Mommy tidak sengaja”

Nore malah semakin terisak ketika Clau meminta maaf padanya.

Dan pada akhirnya pemilik suara itu sudah sampai tepat di belakangnya.

“Clau” ucap Daniel tepat di balik punggungnya. Nafas Daniel terdengar tersengal-sengal mungkin karena capek berlari.

Clau menutup matanya, apa yang harus di lakukannya skearang? ia tidak mungkin lari lagi sekarang. Ia harus menghadapinya. Claudia kemudian berdiri dan memegang salah satu tangan Leonore, sedangkan tangan Leonore yang satu sedang sibuk menghapus air matanya.

Claudia memutar balik tubuhnya dan…

Deg deg deg…. Baik jantung Clau maupun jantung Daniel berdetak dengan sangat cepat.

“Apa kabar Clau” ucap Daniel dengan berusaha tersenyum, walau senyum yang ia keluarkan itu malah menjadi senyum kaku.

“Apa kau buta, tidak melihat kondisiku sekarang” ketus Clau pada Daniel.

Mendengar itu, Daniel tersenyum getir. Ia tidak menyangka Clau yang dulu ia kenal sebagai perempuan yang lemah lembut bisa menjadi kasar dan ketus seperti saat ini.

Dalam diam, Niel menatap Clau dengan sangat dalam dan begitu sendu. Ada perasaan yang tak bisa ia utarakan ketika melihat wanita yang begitu ia rindukan ada di hadapannya saat ini. Bibirnya kelu harus berucap apa pada sosok wanita di hadapannya ini.

“Apa itu saja yang kau katakan, kalau tidak ada lagi saya permisi” ucap Clau jengkel karena Daniel malah diam saja, dan malah menatapnya lekat.

“Tunggu Clau” ucap Daniel lagi.

“Apanya yang tunggu. Cepat katakan” sentak Clau dengan tidak sabaran.

“Mom, tidak boyeh begitu. Nanti Daddy sedih” ucap Nore memandang Claudia dengan tatapan sendu.

“A-apa yang kau katakan Nore, Daddy?” tanya Claudia dengan perasaan terkejut dan campur aduk. Bagaimana bisa Nore mengatakan Daniel itu Daddy nya? Bukan kah ini pertemuan pertama mereka. Bahkan tak sekali pun ia memberi tahu Nore tentang siapa Daddy nya?

Nore malah tidak menjawab. Ia malah memegang erat tangan Claudia.

“Clau, aku ingin kita bicara. Ada yang ingin aku jelaskan, sebentar saja” ucap Daniel dengan tatapan sendu.

“Tidak ada yang perlu di jelaskan, pergi kau. Menyingkir dari hadapanku” ketus Clau menahan marah.

“Mom” cicit Nore lagi pada sang mommy karena mommy nya sepertinya tidak baik-baik saja sekarang. Melihat Nore, Clau jadi tidak tega. Akhirnya Claudia memilih mengalah membiarkan Daniel berbicara padanya.

“Waktumu 15 menit. Sekarang cepat katakanlah”

Mendengar itu, Daniel seperti di terpa angin segar begitu pun dengan Nore yang langsung tersenyum.

“Bisakah kita bicara sambil duduk Clau, agar lebih enak ngobrolnya” minta Daniel lagi pada Clau

“Kau” ucap Clau ingin berkata ketus pada Daniel. Namun lag-lagi Nore menggerakan tangan mommy nya yang sedang ia genggam.

Melihat Nore yang seperti itu, Claudia menghela nafasnya dengan kasar.

“Ya sudah. Cepat”

“Ha? O-ooh iya iya. Ayo Claudia” Daniel yang ingin memegang pergelangan tangan Claudia. Namun dengan cepat Clau menepisnya dengan kasar dan langsung melototkan matanya pada Daniel.

“Jangan melewati batasanmu Niel” sentak Clau.

Daniel langsung menggantungkan tangannya di udara. Ia sadar, posisinya bukan siapa-siapa lagi bagi Claudia.

.

.

Di sinilah mereka sekarang di café yang tidak jauh dari mall. Mereka memesan ruangan VVIP agar bisa lebih leluasa mengobrol. Nore duduk bersama dengan Jo sedangkan Claudia dan Daniel duduk berhadapan, mereka hanya di halangi oleh meja saja. Jika Daniel memandang Claudia dengan tatapan sendu, berbeda dengan Clau yang memandang Daniel dengan tatapan sinis.

“Sekarang cepat katakan Niel jangan membuang-buang waktu. Ingat waktumu cuman 15 menit” ketus Clau.

“Baiklah Clau, kita sudah lama tidak bertemu Clau sejak perceraian itu. Kau kemana saja” ucap Daniel memulai obrolan.

“Kau tidak punya hak untuk bertanya seperti itu Niel. Ingat kau siapa ku sekarang” ejek Clau pada Daniel.

Mendengar itu, Daniel menghembuskan nafasnya dengan kasar. Sepertinya pembicaraannya dengan Clau saat ini akan butuh waktu lama.

“Lalu apa yang harus aku tanyakan sekarang” lirih Daniel

“Tidak ada” jawab Clau cepat.

“Clau, kenapa kau menjadi seperti ini, memiliki pribadi yang ketus?”

“Itu karena kau” sentak Clau dengan suara meninggi dan langsung berdiri di hadapannya.

“Itu karena kau Niel, aku pernah berharap begitu kuat dan menjadi pribadi yang lembut, mencintaimu dengan begitu hebat. Tapi apa balasannya? Kau melukai ku dengan begitu hebat, kau menodai cinta yang ku berikan, bahkan kau tak segan-segan memecahkan cinta itu. Hingga pecah dan berserakan”

.

.

.

Seperti biasa Kaka jangan lupa untuk di like ya setelah di baca, di comment juga serta di vote 😁

hadiah nya boleh juga tuh dikirim ke author biar makin semangat🤩🤩❤️🌻🌻