Halo Cinta Pertamaku

Selepas acara ijab Qobul dan makan-makan bersama keluarga dan para kerabat juga sahabat, ternyata ada tamu yang memang ditunggu Jinan.

Rega datang membuka bucket mawar merah dan kado spesial untuk orang spesial. Jinan masih bersama teman-temannya di depan ruang tamu

Sedangkan Shaka ia mengobrol bersama ayah bunda dan saudara-saudara Jinan di halaman belakang yang disulap untuk prasmanan.

"Rega !" Teriak Erick melihat ke arah pintu masuk

Jinan menoleh ke arah Erick melihat, tanpa pikir panjang Jinan berhambur ke pelukan Rega.

Rega balas memeluk Jinan dengan erat, Rega menitikan air mata sekilas. "Cantik !" Rega mengelus wajah Jinan

"Masih marah sama gue?"

"Engga. Ini buktinya gue datang yaa agak telat sih!"

Rega memberikan bucket mawar merah lengkap dengan kadonya. Rega juga membuka kotak kecil itu yang berisikan gelang permata. "Dipakai yah, ini kenang-kenangan dari gue!" Jinan dengan senang hati menerima hadiah dari Rega orang yang teramat Jinan sayangi. Walaupun Jinan belum bisa mencintai Rega.

Rega mengajak Jinan ke halaman depan dan duduk di kursi taman itu. "Gue harap loe bahagia! Kalau loe disakitin, gue bakal rebut loe dari dia !" Jinan tersenyum hangat

"Makasih ya udah dateng, gue pikir loe bakal benci sama gue!" Lirih Jinan yang sudah meneteskan airmatanya

-

-

"Duh gimana nih kalo Shaka nanyain Jinan?" Erick mondar mandir sembari mengawasi Jinan dari pintu depan.

"Tenang ... Engga akan apa-apa. Rega juga engga akan macem-macem kok!" Tegas Talita yang diangguki Shanna dan mbak Anna.

-

-

"Jinan gue bakal ke Aussie minggu depan, mungkin lama. Gue ...harap loe baik-baik aja. Kasih gue keponakan yah heheh !" Rega berusaha menghibur dirinya sendiri didepan Jinan. Keduanya menangis bersama seolah akan berpisah selamanya. Rega mengusap pipi Jinan yang sudah sembab

"Gue ... Ikhlas Nan. Selama loe bahagia. Kalau loe butuh gue, gue pasti dateng." Rega lalu menarik Jinan dalam pelukannya keduanya sama-sama merasakan sakit. Rega mungkin sakit karena kehilangan cintanya. Jinan juga sama ia sakit karena sahabatnya itu akan pergi jauh.

Shana, Erick, dan mbak Anna memandangi keduanya dengan raut wajah sedih. "Pasti Rega sedih banget !" Lirih Erick

"Rega pasti bisa bangkit dari luka hatinya!" Lanjut Talita

Tanpa mereka sadar sedari tadi Shaka diam dibelakang mereka, Shaka pelan-pelan mengintip apa yang teman-teman Jinan lihat. Shaka mengepalkan tangannya ia berjalan dengan penuh nafsu menghampiri Jinan dan Rega yang tengah berpelukan.

BUGH BUGH BUGH !!! Shaka menghajar Rega. Sontak teman-teman Jinan kaget kapan Shaka ada disana?

Shaka menarik Rega dari pelukan Jinan ia dihajar hingga sudut bibirnya berdarah. Jinan reflek menghalangi Shaka memukul Rega lagi. Jinan makin menangis melihat Rega yang sudah babak belur.

Semua orang yang tadinya didalam rumah berhamburan keluar karena mendengar keributan yang terjadi. Tama langsung memegang bossnya itu. Dan Rega langsung dibawa ke dalam rumah oleh Jerremy untuk diobati. Orangtua Jinan juga sama kagetnya dengan sikap Shaka.

"Kamu apa-apaan sih mukul Rega ? Dia kesini mau pamit sama aku hiks... Hiks... !" Jinan menangis tersedu-sedu ia sakit melihat Rega dipukul oleh suaminya. Mbak Anna terus merangkul Jinan yang sudah lemas itu

"Aku cemburu Jinan !! Suami mana yang engga cemburu lihat istrinya dipeluk cowok lain!!" Shaka meninggikan suaranya nafasnya pun tersengal-sengal

"Bisa ditahan dulu emosinya ? Rega sama Jinan udah bersahabat lama, sebelum anda datang LAGI !" Bentak Jerremy. "Sudah sudah... Ini kan hari bahagia kalian, kenapa jadi ribut sih? Shaka ... Tolong kontrol emosi kamu, Jinan perempuan baik-baik. Jinan pasti tahu batasan, apalagi sekarang udah jadi istri kamu, mengerti ?!" Tegas ayah Jinan

"Sudah ... Sekarang Shaka bawa Jinan kekamar. Kalian istirahat sudah malam. Ayah akan membereskan disini !"

Shaka meminta maaf pada orang tua Jinan karena sudah membuat keributan disini, padahal ini hari pernikahannya. Tapi yang namanya cemburu ya mau gimana?

Rega akhirnya pulang dijemput oleh Calvin. Teman-teman Jinan juga satu persatu pulang. Rumah itu perlahan-lahan mulai sepi. Hanya ada penghuni rumah.

-

-

-

Didalam kamar Jinan masih berbalut Kebaya modern itu masih terdiam di ujung kasur. Shaka terus meminta maaf pada Jinan. Sebenarnya Jinan juga merasa bersalah dia tidak bilang pada Shaka bahwa Rega datang

"Aku ... Minta maaf! Gara-gara aku... Kamu jadi marah! Rega tadi dateng buat kasih selamat, terus Rega... Dia mau pamit ke Aussie. !" Lirih Jinan

"Aku yang salah terlalu cemburu !" Shaka menarik Jinan dalam pelukannya. "Aku mau mandi dulu yah !" Jinan dengan lesu masuk kedalam kamar mandi. Didalam kamar mandi Jinan mencoba membuka seleting kebayanya. Ia sedikit kesusahan... Ada tangan yang membuka seleting baju Jinan siapa lagi kalau bukan suaminya.

"Bilang... Kalau engga bisa buka sayang!"

Jinan gelagapan ia jadi salah tingkah Shaka sudah ada dibelakangnya. "Ii-iyaa... Makasih yah!" Jinan menggigit bibir bawahnya ia gugup.

Shaka justru malah membuka gaun itu perlahan, hingga Jinan polos bak bayi baru lahir. Jinan menenggak salivanya dadanya bergemuruh seperti air yang mendidih.

Shaka menciumi leher Jinan ... Turun ke pundak... Jinan tak bergeming, ia sedang menetralkan tubuhnya yang mendadak kaku. Shaka lalu menciumi punggung Jinan yang putih itu, masih dengan posisi berdiri didepan kaca, Shaka terus saja menciumi setiap inchi tubuh Jinan.

"Aku ... Ah... Mau..mandi !"

"Kamu wangi sayang !" Shaka tak menghiraukan ia menggendong Jinan kembali ke kamar lalu membaringkan ditempat tidur. Mata Shaka tengah berkabut gairah ia melepas semua kemeja dan Jasnya kesembarang arah. Hanya menyisakan boxer hitam yang menyembulkan Juniornya

"Kamu siap ?" Shaka dengan suara paraunya. Shaka menyambar bibir indah itu dengan rakus, tangannya sudah menjalar ke gunung kembar kesukaannya. Ia terus meremas menyesap leher dan dua gunung Jinan. Jinan juga tak mau kalah, ia membalikan posisi ada diatas Shaka. Ia menciumi leher lalu turun ke perut sixpack Shaka.

Shaka membalikannya lagi Jinan yang ada dibawah, Shaka mulai memainkan lembah nirwana itu menyesapnya mengocoknya tanpa henti. Jinan terus berdersah kenikmatan yang Shaka berikan adalah sensasi yang tak akan terlupakan.

"Ahhh ... Ahh .. Sayang !" Shaka makin rakus membuat Jinan menggelinjang, badan Jinan sudah seperti cacing kepanasan.

"Nikmat sayang !" Dengan nafas memburu Shaka terus menyesapnya hingga cairan pelepasan pertama Jinan keluar.

ini gi-la Jinan pertama kalinya merasakan kenikmatan yang luar biasa.

"Tahan ya sayang, sakitnya sebentar kok!" Jinan yang masih terengah-engah berusaha rileks, dan pasrah.

"Aaaaaaaarrghhhhhhh sakit Shakaaaaa !" Jinan berteriak sembari mencengkram punggung Shaka mungkin sudah banyak luka dipunggung Shaka. " Ahhhh !" Shaka mendiamkan Juniornya agar bisa beradaptasi didalam lembah itu. Jinan menangis badannya bergetar. Ini pertama kalinya bagi Jinan dan juga Shaka.