NovelToon NovelToon
Galaxio

Galaxio

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:559
Nilai: 5
Nama Author: Itachi Wife

Ganteng ✔️
Kaya Raya ✔️
Pintar ✔️
Jago Olahraga ✔️
Jago Bela Diri ✔️
Orangtua Cakep ✔️
Kesayangan Semua Orang ✔️

Fajarendra Galaxio Nayanka, putra sulung dari pengusaha kaya raya, Aksara Langit Nalendra, dan mantan model terkenal, Wulandari Camelia Yovanka. Lahir & tumbuh dikeluarga konglomerat dengan segala kelimpahan harta & kasih sayang dari semua orang, membuat lelaki yg akrab disapa Galaxio itu merasa kehidupannya sudah sangat sempurna.

Namun siapa yg mengira bahwa semua sketsa-sketsa indah yg sudah ia rancang untuk masa depannya, harus hancur dalam sekejap. Dan yg lebih parahnya lagi, yang menjadi penyebab dari kehancuran itu adalah satu-satunya wanita yg berhasil menarik perhatiannya, bahkan menumbuhkan cinta dalam hatinya. Wanita yg ia kira akan menemaninya membangun kisah cinta romantis, justru memberinya luka yg amat tragis. Akankah kisah Galaxio berakhir bahagia seperti kisah orangtuanya dulu? Atau justru berujung pilu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itachi Wife, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Setibanya Gala di markas WK, saat itu juga beberapa bodyguard yang ditugaskan oleh Langit langsung menangkap semua anggota geng tersebut dan membawanya ke kantor polisi. Hanya satu orang yang terakhir dibawa ke kantor polisi, yaitu orang yang telah menusuk Luna. Itu karena Gala terlebih dahulu membawa lelaki itu ke sebuah gudang kosong yang telah disediakan oleh kaki tangan Papinya. Di sana Gala benar-benar menjelma menjadi sosok Langit ketika muda. Ia tak gentar menusuk dan melukai tubuh laki-laki itu dengan tangannya sendiri. Ia menyeringai saat melihat tangannya yang ternoda oleh darah laki-laki itu.

"Bawa dia! Pastikan bajingan ini mendekam dan membusuk di penjara! Dan kalau polisi menanyakan kenapa dia terluka, bilang saja dia melakukan percobaan bunuh diri" ujar Gala. "Baik Tuan Muda" ujar bodyguard itu. "Dan lo,,, kalo sampe lo buka mulut dan bilang ke polisi kalo gua yang udah bikin lo kek gini... Gua gak akan segan-segan untuk bunuh lo! Sekarang lo udah liat kan sisi bajingan-nya seorang Galaxio? Jadi gua harap,,, lo gak mancing gua untuk bertindak lebih jauh dari ini lagi" ujar Gala meludahi lelaki itu. Setelahnya bodyguard itu langsung membawa lelaki itu pergi, sedangkan Gala dan teman-temannya kembali ke rumah sakit.

Keesokan harinya...

Berita mengenai tawuran/perkelahian antar geng yang terjadi di SHS seketika menyebar dengan luas, membuat pihak sekolah sama-sama mengambil langkah dengan men-skorsing semua siswa yang terlibat. Namun Gala merasa keberatan dengan keputusan tersebut, karena bukan mereka yang memulai perkelahian itu, dan mereka hanya membela diri. Gala pun menjelaskan duduk permasalahan sebelum terjadinya penyerangan tersebut. Bermula dari beberapa hari yang lalu, dimana salah seorang anggota BP (siswa SHS) yang menjalin hubungan dengan salah seorang siswi Florence High School. Hingga akhirnya berita itu menyebar ke geng WK (geng FHS), membuat mereka murka, karena memang sejak dulu dua sekolah ini sudah menjadi musuh bebuyutan.

Bahkan mereka juga melarang seluruh siswa/i mereka untuk terlibat apalagi menjalin hubungan dengan siswa/i SHS. Awalnya Gala hanya menganggap itu sebagai gosip atau rumor belaka, namun dugaannya salah ketika mengetahui bahwa anggotanya dihajar habis-habisan oleh anggota geng WK, sepulang dari mengantarkan pacarnya. Tentu saja Gala langsung turun tangan dan membalas perbuatan geng tersebut dengan balas menghajar orang-orang yang menghajar temannya itu, namun mereka melakukan penyerangan tersebut diluar lingkungan sekolah. Hingga ketua WK akhirnya mendengar hal itu dan balik menyerang BP langsung ke sekolah. Karena semua anggota WK sudah datang dan mengepung sekolah, maka Gala and the geng, tak memiliki pilihan lain selain melawan dan membela diri.

Karena jika tidak, bisa saja fasilitas sekolah atau bahkan siswa/i lain yang akan jadi sasarannya. Belum lagi pihak kepolisian yang terlambat datang, membuat mereka mau tak mau harus mengulur waktu. Karena penjelasan, pembelaan sertai bukti dan kesaksian dari pihak terkait yang jelas, SHS akhirnya memutuskan untuk membatalkan pemberian skorsing tersebut, lalu menggantinya dengan sanksi disiplin dan pemberian surat peringatan (SP) serta pelarangan segala bentuk aktivitas geng-gengan di sekolah. Pihak kepolisian juga melakukan penyelidikan mendalam terhadap masing-masing anggota geng. Dari hasil penyelidikan, terbukti bahwa sebagian besar anggota geng WK terlibat dalam beberapa kasus seperti tawuran, begal, mabuk-mabukan bahkan penggunaan obat-obatan terlarang.

Sedangkan untuk anggota BP sendiri juga dilakukan penyelidikan, namun pihak kepolisian hanya mendapati beberapa anggota saja yang terlibat kasus kecil seperti balap liar, sementara yang lainnya aman. Karena memang di geng BP, terdapat peraturan bahwa mereka dilarang untuk melakukan tindak kekerasan atau pun kejahatan. Mengingat bagaimana latar belakang Gala (aka ketua BP) yang berasal dari keluarga konglomerat dan terpandang, tentu saja mereka juga harus menjaga nama baik keluarga ketua mereka. Karena bukti penyelidikan polisi itu juga, membuat anggota BP terbebas dari sanksi berat seperti skorsing atau DO, dan diganti dengan sanksi sedang dan pemberian SP saja.

Di sisi lain....

Saat Gala hendak pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Luna, langkahnya terhenti saat ia melewati ruang kerja Papinya yang pintunya sedikit terbuka. Gala mengintip di celah pintu, dan melihat orangtuanya yang tengah berdiri berhadapan. "Kamu masih gak mau jujur Mas?" tanya Wulan. "Aku beneran gak nyembunyiin apa-apa sayang" ujar Langit berusaha menggenggam kedua tangan Wulan. "Okey, tapi kamu ingat baik-baik perkataan aku ini... Kalo sampai kamu ketauan nyembunyiin sesuatu dari aku, apalagi itu sesuatu yang besar,,, aku akan bawa Gala pergi jauh dari kamu Mas. Karena aku gak sudi anakku punya ayah seorang pembohong" ujar Wulan.

"Sumpah sayang. Aku gak nyembunyiin apa-apa dari kamu. Beneran, please percaya sama aku" ujar Langit. Gala langsung meneruskan langkahnya sembari mengeluarkan ponselnya dari saku dan menghubungi seseorang. "Halo, Uncle. Lagi sibuk gak?"... "Bisa anterin Gala gak Uncle? Gala,,, Gala sekalian mau cerita sesuatu sama Uncle" ... "Oke Uncle. Gala tunggu, makasih ya Uncle" ujar Gala bergegas menuju ruang tengah lalu menghidupkan TV. Tak lama kemudian terdengar langkah kaki dari arah tangga. Gala melihat Maminya yang disusul Papinya di belakang, tengah bergerak menuju ke arahnya. "Sayang, gak jadi ke tempat Luna Nak?" tanya Wulan seraya duduk di sebelah Gala dan mengelus kepala putranya itu. "Hmm,,, jadi kok Mi, bentar lagi Gala berangkat" ujar Gala tersenyum.

Beberapa menit kemudian,,, "Permisi Tuan, Nyonya... Ada Den Bian datang" ujar seorang maid yang datang diikuti Bian di belakangnya. Gala langsung bangkit dan memeluk pamannya itu. "Uncle Bian... Gala kangen" ujar Gala. "Ponakan Uncle makin gede kok makin manja ya" ujar Bian mengusap kepala Gala. "Mi, Pi, besokkan libur, nanti pulang jenguk Luna, Gala nginep di mansionnya Uncle Bian aja ya, boleh gak?" tanya Gala membuat Wulan dan Langit sama-sama tertegun. Pasalnya, Gala sangat jarang menginap di rumah sodara-sodara mereka. "Hm, boleh kok sayang. Besok pulangnya biar Mami jemput kamu okay" ujar Wulan semakin membuat Langit bingung, karena biasanya istrinya itu akan sangat sulit melepas sang putra. "Yaudah, Gala ambil sesuatu dulu di kamar. Bentar ya Uncle" ujar Gala.

Selepas kepergian Gala ke kamarnya, Wulan bangkit dan memeluk abangnya itu. "Titip Gala ya Bang" ujar Wulan pelan. "Huum, kamu tenang aja Dek. Abang pasti jagain Gala kok. Kamu juga kalo ada apa-apa jangan sungkan untuk cerita sama abang" ujar Bian pelan. Setelah Gala kembali, mereka pun segera meninggalkan mansion. "Tumben kamu izinin Gala nginep sayang?" tanya Langit saat Wulan hendak beranjak dari ruang tengah. "Kamu masih gak nyadar juga ya Mas?" tanya Wulan balik membuat Langit mengernyit. "Maksud kamu?" tanya Langit. "Gala denger pas kita berantem tadi, makanya dia pergi buat nenangin pikirannya. Anak kita itu udah gede Mas. Dia tau kalo ada yang gak beres sama orangtuanya" ujar Wulan berlalu menuju ke kamar. Sebelum menuju mansion Bian, Gala menyempatkan diri untuk mampir ke ruang rawat Luna ditemani sang paman.

"Pacar kamu?" tanya Bian membuat Gala terdiam. "Uncle,,, Gala salah ya, kalo suka sama 2 perempuan sekaligus" ujar Gala menggenggam tangan Luna. "Gala,,, dengerin Uncle ya. Hati kita itu cuma satu, dan hanya untuk satu nama. Kamu itu bukan suka sama 2 cewek, tapi kamu masih belum bisa menyadari aja, ke siapa perasaan kamu yang sebenarnya" ujar Bian. "Karena terkadang, rasa suka, cinta dan nyaman itu hampir sama. Kamu akan paham nanti, saat seseorang itu pergi, ketika itu terjadi, kamu akan paham perasaan kamu yang sebenarnya" ujar Bian. "Berarti Gala harus kehilangan dulu baru bisa mengetahui untuk siapa perasaan Gala? Tapi Gala gak mau kehilangan mereka berdua Uncle" ujar Gala. "Jangan hanya karena kamu terlalu fokus pada keindahan bulan, kamu sampai lupa pada bintang yang selalu ada di setiap saat, baik siang maupun malam" ujar Bian membuat Gala menoleh.

"Maksudnya Uncle?" tanya Gala. "Bulan memang indah, tapi gak banyak yang tau, bahwa bintang, jauh lebih setia dibandingkan bulan. Kenapa begitu?. Itu karena banyak yang gak sadar, bahwa bintang selalu ada setiap saat, baik itu pagi, siang atau pun sore. Hanya saja, cahaya matahari yang begitu terang membuat bintang seolah tak terlihat keberadaannya. Dan ketika malam hari, cahaya indahnya masih harus bersaing dengan bintang-bintang lainnya. Belum lagi kehadiran bulan, yang seolah menyihir banyak pasang mata untuk tertuju pada dia, sehingga membuat bintang lagi-lagi harus mengalah. Coba renungi, dan pahami. Maka kamu akan tau, siapa bintang kamu yang sebenarnya. Yaitu dia yang selalu ada untuk kamu, bahkan tanpa kamu sadari itu" ujar Bian.

"Dia yang tanpa kamu sadari selalu menjadi rumah untuk kamu pulang. Dan dia, yang tanpa kamu sadari, selalu membuat kamu nyaman, dan juga tenang. Saat kamu menemukan seseorang yang kamu cintai, maka kamu akan bergerak dengan hati, bukan logika. Secara naluriah, kamu akan berbagi perasaan dengan dia, entah itu saat dia sedih, gundah atau gelisah,,, kamu kadang juga bisa ikut merasakannya. Saat dalam bahaya, kamu akan lebih fokus melindungi orang itu, tanpa mempedulikan keselamatan kamu sendiri. Gak perlu nunggu kehilangan, cuma perlu momen dimana kamu benar-benar mendengarkan hati kamu" lanjut Bian sembari mengusap bahu sang ponakan, membuat laki-laki itu tertegun dan tenggelam dalam pikirannya untuk beberapa saat. Setelah puas, Gala dan Bian pun segera menuju ke mansion Bian.

Sesampainya di mansion Bian...

"Kamu bisa cerita ke Uncle semuanya, dan kalo ada yang bisa Uncle bantu, pasti Uncle akan bantu kamu" ujar Bian. Saat ini mereka sedang berada di kamar Bian, mengobrol seraya bermain PS. Setelahnya Gala pun mulai menceritakan semua yang ia ketahui, mulai dari masalah di kantor Fajar waktu itu hingga pertengkaran orangtuanya tadi. "Uncle mau kan bantu Gala?" tanya Gala yang dibalas senyum kecil dari sang paman. "Uncle pasti bantu kamu kok" ujar Bian mengelus rambut keponakannya itu. "Makasih ya Uncle. Kalo tadinya Uncle sibuk, mungkin Gala bakal minta tolong dan pergi ke rumahnya Uncle Gray atau Uncle Biru deh" ujar Gala. "Mereka itu juga Uncle kamu kok. Kalo Uncle gak ada, kamu gak perlu takut untuk minta bantuan mereka" ujar Bian.

Malam harinya...

Gala tersentak saat Bian membangunkannya dengan tergesa. "Ada apa Uncle?" tanya Gala berusaha membuka matanya yang terasa berat. "Kita ke rumah sakit sekarang" ujar Bian membuat Gala mengernyit. "Mau ngapain Uncle? Emang siapa yang sakit?" tanya Gala. "Mami kamu pingsan, dan sekarang di rumah sakit" ujar Bian membuat Gala seketika membelalak. "Mami di rumah sakit? Yaudah ayo Uncle" ujar Gala bangkit dan bergegas menuju ke rumah sakit bersama Bian. Sesampainya di rumah sakit yang sama dengan tempat Luna dirawat, mereka pun segera menuju ke ruang pemeriksaan. Tampak Langit juga sudah berada di sana. "Ada apa Lang? Wulan kenapa? Kok bisa sampe masuk rumah sakit gini?" tanya Bian.

"Gua juga gak tau Bang. Gua lagi di kamar, terus tiba-tiba aja ada maid yang teriak. Pas gua samperin ke dapur, semua maid udah pada panik karena Wulan tiba-tiba pingsan" jelas Langit. "Dok, istri saya kenapa?" tanya Langit saat Dokter yang memeriksa Wulan kembali bersama seorang suster. "Istri Bapak hanya kelelahan, dan juga faktor stres yang tinggi juga menyebabkan kandungannya semakin lemah" ujar Dokter tersebut membuat mereka semua terdiam. "Kan,,, kandungan maksudnya Dok?" tanya Langit. "Bapak gak tau kalo istri bapak saat ini sedang hamil? Bahkan usia kandungannya sudah masuk minggu ke-6 loh" ujar Dokter itu. "Dok, Mami saya beneran hamil? Berarti saya bakal punya adek?" ujar Gala yang diangguki oleh Dokter itu.

"Uncle denger kan,,, Gala mau punya adek Uncle. Semoga dapat adek cewek" ujar Gala tampak begitu girang. "Hmm,,,, i,,, iya,,, selamat ya Gala. Mulai sekarang kamu harus bantu jagain Mami sama adek kamu ya" ujar Bian. "Apa? Dokter serius?" tanya Wulan setelah sadar. "Kalo Ibuk gak percaya, Ibuk bisa lihat hasilnya sendiri" ujar Dokter tersebut tersenyum kecil sembari menunjukkan hasil usg. "Mami kok kayak gak senang gitu?" tanya Gala membuat Wulan tersentak. "Eh? Gak gitu kok sayang. Mami cuma kaget aja. Mami gak nyangka aja masih dipercaya sama Tuhan" ujar Wulan tersenyum kecil. "Tapi dari pemeriksaan, janinnya sangat lemah. Jadi sebaiknya Ibuk dirawat di sini saja dulu selama beberapa hari, supaya kami bisa memastikan kondisi Ibuk dan baby-nya benar-benar membaik" ujar Dokter.

"Saya minta ruang rawat VVIP ya Dok" ujar Langit. "Baik Pak. Suster tolong di urus ya" ujar Dokter tersebut. Setelahnya Wulan pun dipindahkan ke ruang VVIP seperti yang diminta oleh Langit, yang kebetulan berada di sebelah ruangan Luna. "Mi, makasih ya... Ini,,, ini kado ulang tahun terindah buat Gala" ujar Gala memeluk Wulan. "Hmm,,, iya sayang" ujar Wulan balas memeluk sang putra dan tersenyum kecil. "Gala,,, Papi titip Mami bentar ya. Papi mau ke rumah untuk ambil baju ganti dan beli makan malam. Kamu mau nitip sesuatu?" tanya Langit. "Gak Pi. Gala lagi gak pengen apa-apa" ujar Gala. Selepas kepergian Langit,,, "Gala, tolong ambilin Hp Mami dong sayang" ujar Wulan membuat Gala segera bangkit dan mengambilkan Hp ibunya itu. Wulan tampak membuka pesan yang dikirimkan oleh Nicholas.

Namun baru beberapa saat ia membaca pesan tersebut, Wulan tampak begitu terkejut. Bahkan tanpa sadar melepas ponselnya. Melihat sang ibu yang tak bergeming, membuat Gala meraih ponsel itu. Matanya melebar membaca laporan yang dikirim oleh Nicholas tersebut. "Jadi,,, Papi selama ini ngambil uang perusahaan untuk biayain perempuan ini dan anaknya Mi?" tanya Gala membuat Wulan menoleh kaget. "Gala kamu..." ucapan Wulan terhenti saat Gala mengangguk. "Gala udah tau semuanya kok Mi" ujar Gala. "Wanita ini siapa? Kenapa Papi harus biayain dia dan anaknya selama ini? Bahkan tanpa sepengetahuan Mami?" tanya Gala terus membaca laporan dan melihat foto-foto bukti tersebut. Hingga ia terpaku pada sebuah foto, tangannya bergetar dan nafasnya seakan memburu.

"Jadi,,, anak yang di biayain Papi itu,,,, Aruna?" gumam Gala. Ia merasa sangat emosi saat melihat foto sang ayah bersama gadis yang beberapa waktu belakangan ini menyandang status sebagai kekasihnya itu. Tak hanya satu, tapi ada banyak foto Langit bersama Aruna dan ibu gadis itu. Emosinya semakin meledak saat melihat mereka di sebuah toko pakaian branded. "Brengsek" umpat Gala menggeram. Wulan tampak terkejut saat mendengar putranya mengumpat untuk pertama kalinya. "Kenapa harus Aruna?" gumam Gala meremas ponsel itu. "Pantes Papi gak pernah suka Gala jadian sama Aruna... Apa itu karena Aruna anak Papi? Makanya dia gak bisa merestui hubungan kami?" tanya Gala membuat Wulan membelalak.

"Gak sayang. Papi gak mungkin kayak gitu" ujar Wulan. "Terus kalo Aruna bukan anak Papi, kenapa Papi harus biayain dan ngurus semua keperluan dia sejak kecil Mi?" tanya Gala lirih. "Hahaha,,, sekarang Gala baru tau, kenapa Aruna gak pernah mau Gala anter sampe ke rumah. Karena dia takut, dia takut Gala akan tau kalo dia tinggal di rumah mewah pemberian Papi. Harusnya Gala curiga saat Gala nemuin gelang dan barang-barang mewah di lokernya saat itu, dan harusnya Gala telusuri latar belakang Aruna sebenarnya" gumam Gala. "Hahaha,,, bisa-bisanya dia berlagak sok polos selama ini" ujar Gala meletakkan ponsel Wulan di nakas. "Gala gak akan pernah maafin Papi, dan kalo Mami emang sayang sama Gala,,, ikut sama Gala ya Mi" ujar Gala.

"Untuk sementara kita tinggal di rumah Om Bian, atau kita tinggal di mansion Om Fajar dulu. Lebih baik adekku gak pernah punya ayah, dari pada harus punya ayah seorang bajingan kayak gitu" lanjut Gala. "Nak,,, jangan gitu,,,, kamu harus denger penjelasan Papi dul..." "Mami ikut Papi,,, atau ikut Gala?" tanya Gala membuat Wulan terdiam. "Kalo Mami tetap stay sama Papi, biar Gala yang pergi sendiri. Gala gak mau tinggal satu rumah sama bajingan kayak dia" ujar Gala membuat Wulan menggeleng pelan. "Gak, gua gak bisa biarin Gala pergi sendiri" ujar Wulan dalam hati. "Oke, Mami ikut Gala. Tapi tunggu beberapa hari ya sayang. Setelah Mami keluar dari rumah sakit, kita langsung ke rumah Om Bian. Untuk sementara ini, kita pura-pura gak tau aja ya Nak" ujar Wulan yang diangguki oleh Gala.

1
Maya Sari
gala slalu bilang maaf n takut kehilangan Luna tp gk peka masih aja pacaran sama Aruna Maruk gala ini ya.
pihak sekolah nya gmna ada tauran di sekolah kok gk panggil polisi sampai ada kasus penusukan bgtu kok anteng aja 🤦
Shadow Girl: pukul aja Gala-nya pukul 😌😌
total 1 replies
Max >w<
Characternya bikin terikat! 😊
paulina
Wajib dibaca!
Mưa buồn
Gila PPnya cakep bangeeet, cepetan thor update lagi please!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!