NovelToon NovelToon
Dia Lelakiku

Dia Lelakiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Menikah dengan seseorang yang di cintai adalah impian semua orang, sama seperti Meta yang akhirnya bisa bersanding dengan lelaki yang ia cintai sejak kecil— Dipta.

Namun setelah menikah sikap Dipta yang dulu hangat, berubah semakin dingin dan tak terjangkau.

Meta tak tahu kenapa!

Namun akhirnya sebuah rahasia besar terungkap, membuat Meta bimbang, haruskah dia melepaskan orang yang ia cintai agar bahagia.

Atau membuktikan pada Dipta bahwa kebahagiaan lelaki itu ada padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dihadapkan pilihan sulit.

Liliana terkejut saat mendapati Meta tengah duduk di ruang keluarga.

"Meta?" panggilnya dengan suara tercekat.

"Mamih?" Meta bangkit berdiri.

Liliana bergegas mendekati sang putri dan memeluknya dengan erat.

Air mata Meta luruh seketika. Niatnya yang ingin menenangkan sang ibu, justru dirinya yang malah menangis karena tak tahu sang ibu memiliki beban yang sangat berat.

"It's ok sayang, ada mamih di sini. Kalau dunia kejam denganmu, maka bersembunyi-lah di belakang mamih. Mamih akan melindungimu dari apa pun itu!" ujar Liliana.

Dia tak tahu apa yang membuat sang putri menangis bukanlah karena masalah rumah tangganya. Namun karena ketegaran sang ibu menahan setiap derita yang di pendamnya sendirian.

"Mih?"

"Meta?" sapa Zaky yang juga terkejut dengan keberadaan putri bungsunya.

Meta tersenyum tipis, sungguh dia sangat kecewa dengan sang ayah. Terlebih lagi, kini dia tahu bagaimana perasaan sang ayah padanya.

Benar kata sang mamih, jika selama ini papihnya itu tak pernah menyayanginya. Dulu Meta selalu menyangkal hal itu, tapi kini dia sadar bahwa kasih sayang sang papih sepenuhnya milik Jelita.

Zaky berusaha bersikap normal. Dia mendekati Meta dan memeluk anaknya itu.

"Bagaimana kabarmu?"

"Buruk Pih," jawab Meta tak lagi menutupi perasaannya.

Zaky merutuki diri, harusnya dia tak bertanya seperti itu. Kini dia merasa tersudut, jika menanyakan apa yang membuat Meta sedih, ia yakin pertengkaran dengan sang istri tadi pasti akan terbongkar.

Meta mengabaikan papihnya yang terlihat mematung. Dia memilih menatap sang mamih dan mengusap pipinya lembut.

Cap jari papihnya masih ada di sana, Meta merasa papihnya pasti mengerahkan segala kekuatan saat menampar mamihnya.

"Mamih kenapa?"

"Nanti mamih jelaskan. Sekarang kamu mau anter mamih kan?"

Meta mengangguk tanpa mau bertanya kemana mamihnya akan pergi. Dia yakin mamihnya akan ke rumah sakit seperti ucapannya tadi.

"Meta tunggu!" sergah Zaky khawatir.

Dia yakin sang anak telah mengetahui pertengkaran dia dan Liliana tadi, terlihat dari sikap Meta yang sedikit tak acuh padanya.

"Banyak lelaki di dunia ini. Jelita tetaplah kakakmu, papih yakin semua pasti gara-gara Dipta," ucapnya yang membuat Liliana semakin geram.

"Ayo Met!" ajak Liliana memaksa. Dia tahu saat ini sang suami pasti sangat ketakutan. Bagaimana tidak, dua anaknya tengah berseteru memperebutkan lelaki.

Bodohnya, sikap Zaky justru terlihat lebih condong membela Jelita dari pada Meta.

"Liliana tolong, jangan pengaruhi Meta. Bagaimana pun mereka anakku darah dagingku," lirihnya putus asa.

"Kalau kamu melakukan keinginanku tadi, aku jamin kami tak perlu melihat kalian berdua lagi. Cukup membela diri dan anakmu itu, aku tak akan mengalah. Meta adalah segalanya bagiku, bahkan jika aku harus ke neraka agar dia bahagia, aku pasti akan melakukan itu!"

Meta terenyuh dengan ucapan sang ibu. Dia memang tahu ibunya sangat menyayanginya. Sejak dulu, Liliana selalu mengajarkan menjadi wanita tegar, hingga Meta sadar jika apa yang ibunya katakan akan berguna saat ini.

Dirinya tak putus asa dan tak hancur saat mengetahui perselingkuhan suami dan kakaknya.

Dia juga tak berniat membalas, karena merasa balas dendam tak akan menemukan akhirnya.

Biarlah semesta yang bekerja, pikir Meta. Dia yakin setiap perbuatan pasti akan mendapat balasannya. Entah itu baik atau buruk.

.

.

Jelita berlari kecil saat melihat keberadaan Dipta di parkiran kantor.

Tanpa malu, Jelita memeluk sang kekasih. Dipta yang tengah kalut terkejut bukan main. Bahkan refleks dia melepaskan pelukan Jelita hingga membuat kekasihnya itu terhuyung kebelakang.

"Kamu kenapa Dip? Apa sampai sekarang kamu masih marah?" keluh Jelita kesal.

"Ini di kantor Je, kamu GILA?!" balas Dipta tak kalah kesal.

Suami Meta itu lantas menatap sekeliling, dia sedikit bisa bernapas lega kala mengetahui jika parkiran masih sepi.

Namun, dia tetap saja merasa cemas, sebab ada beberapa kamera pengawas di sana.

Semoga saja kejadian tadi tak terekam, pikir Dipta.

"Sorry," balas Jelita lembut.

"Boleh aku tahu mas, tadi kenapa kamu ketemu sama Pak Sukma? Soalnya enggak ada jadwal kamu ketemu sama beliau," sambungnya.

Biasanya Dipta selalu memberitahunya apa pun kegiatannya. Terlebih lagi dia tadi mendengar perbincangan para karyawan yang mengatakan jika sang kekasih yang juga atasannya tampak kalut saat keluar dari ruangan Pak Sukma.

Dipta menghela napas panjang, dia kembali teringat akan ucapan sang atasan tadi.

"Saya tahu pak Dipta, kalau Anda berpikir jika urusan pribadi Anda tak ada sangkut pautnya dengan perusahaan. Saya membuat peraturan itu juga bukan tanpa sebab—"

Sukma lantas bangkit berdiri, dia berjalan menuju jendela kaca besar di ruangannya.

"Perusahaan ini di bangun dari uang modal istri saya dulunya. Dari uang perhiasan miliknya, juga tanah orang tuanya yang ia relakan untuk saya mengembangkan usaha kecil saya dulu."

Sukma lantas berbalik, "Istri saya adalah orang hebat yang mau menemani segala perjuangan saya. Dia tak pernah minta apa pun. Bahkan dia merasa tak terlalu suka jika di ekspos, karena apa? Dia tak pernah percaya diri dengan fisiknya."

"Dia tahu banyak sekali wanita di luaran sana yang pasti mau menjadi simpanan saya. Namun apa saya tega? Demi kecantikan sesaat saya rela mengkhianati bidadari yang sebenarnya?"

"Saya tahu dunia kerja memang rentan terjadinya perselingkuhan antar sesama pekerja. Oleh sebab itu saya berusaha menjaga perusahaan dari hal kotor seperti itu."

"Itu juga yang menjadi permintaan istri saya. Saya tak boleh membiarkan kemaksiatan di sini. Walaupun saya tidak tahu apa semuanya bersih atau tidak. Sebagai manusia saya juga punya keterbatasan, tapi kalau memang mereka terbukti melalukan kesalahan, saya tak segan memecat mereka. Walaupun potensi mereka sangat besar."

"Bagi saya seseorang berselingkuh tak akan bisa di percaya, jadi buat apa?"

"Sekali lagi saya tanya Pak Dipta, apa berita yang beredar di luaran itu benar?"

Dipta menunduk, dia ingin menyangkal dan menyelamatkan diri tapi dia masih memikirkan Jelita.

Dia juga yakin, jika sang atasan sudah banyak mengumpulkan bukti. Bisa jadi, hanya menunggu waktu yang tepat saja untuk mendepak dirinya dan juga Jelita.

Bagaimana nasib kekasihnya itu kelak. Dirinya tak mungkin mengkhianati kesempatan yang Meta berikan untuk berubah.

Lalu Jelita?

"Maafkan saya Pak, saya akui kalau saya memang sempat tergoda. Oleh sebab itu saya menanyakan tawaran yang pernah bapak berikan, karena saya tahu apa yang saya lalukan itu salah. Saya hanya terpesona, sungguh saya tidak pernah melakukan lebih," jawab Dipta jujur.

Sukma menarik napas panjang, dia memang sudah mengetahui kedekatan keduanya. Perusahannya memang sangat ketat akan masalah itu.

Bahkan di luaran sana dia di anggap kolot, tapi ia tak peduli, baginya, permintaan sang istri adalah harga mati yang akan dia pertahankan.

Lagi pula tak ada yang salah dengan permintaan istrinya. Istrinya itu hanya ingin melindungi sesamanya saja.

"Apa kamu berjanji akan berubah Pak Dipta? Sejujurnya ini sangat menyalahi aturan perusahaan. Saat ini harusnya saya memecat Anda dan Jelita karena terlibat fair yang salah."

Dipta menatap sang atasan penuh harap. Setidaknya dia ingin sang atasan memberikannya kesempatan untuk berubah sama seperti istrinya.

Namun semua ada di tangan Pak Sukma sebagai pemilik perusahaan.

"Pilihannya apa saya harus mempertahankan kamu atau Jelita? Saya ngga bisa menyelamatkan kalian berdua. Maaf karena bagaimana pun kalian harus tahu konsekuensi dari perbuatan kalian."

.

.

.

Lanjut

1
Kasma Aisya
aku suka cara mama Liana..
Devi ana Safara Aldiva
lebih baik berpisah saja dipta dengan meta kasihan meta bakal di selingkuhi sama dipta juga jelita
Soraya
meta nya terlalu cinta sama Dipta
Teh Euis Tea
ga akan ada jelita di antara kita tp msh memikirkan jelita egois bgt si dipta
udahlah meta mending jg pergi ga usah sm si dipta lg laki2 plin plan gitu jgn di arepin
Lovita BM
terus semangat ceria 👍🏼💪🏼
Teh Euis Tea
akhirnya dipta tahu jg kebusukan bpknya dipta dan ibunya jelita
Lovita BM
diamnya wanita ,akan jd malapetaka yg menyakitinya berkali² ,
aqil siroj
tet tottttttttt.... 😄😄😄
ini belum senjata pamungkas ya 😀
Soraya
nex
Devi ana Safara Aldiva
jadi nggak respect untuk melanjutkan baca novel ini low si meta trus dengan dipta
Teh Euis Tea
meta biarkan aj terbongkar semua buar ibunya dipta tau sekalian
Lovita BM
ternyata org terdekat penjahat dan iblis sebenarnya
Viela
rasakan kau jelita.....
aqil siroj
meta meta udah disakitin begitu masih aja dipertahankan.... lama lama be go juga si meta...
Teh Euis Tea
nah kan bener si jelita di kerjain si james, si james ternyata biadab jg beruntng bkn vera yg di rusak
Soraya
dipta mg plin plan
Lovita BM
nah ,gtu kyk Dave teges gk plin plan ,
kasihan meta makan janjimu .
aqil siroj
dufudu.... mampussss
Viela
itulah konsikuensinya tukang selingkuh lho....
Soraya
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!