NovelToon NovelToon
Dunia Dalam Mimpi

Dunia Dalam Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lekyusi Dj

Mimpi dan dunia nyata adalah hal yang berbeda. Tetapi bagaimana jika ada dunia di dalam mimpi? Seperti yang dialami oleh Devalina, takdir hidupnya seperti sebuah lelucon. Wanita yang terlahir dengan penuh kesempurnaan, kini harus menemukan letak ketidaksempurnaan dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lekyusi Dj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 19 SANDIWARA

(***HARI KE-11***)

Aku sedang menunggu Abriela di kafe tempat biasa kami kumpul, semalam dia mengirimiku pesan untuk bertemu dengan dirinya hari ini. Entah apa yang ingin dikatakannya, yang pasti hari ini aku harus bisa

mendapatkan informasi darinya.

“Eva, maaf banget aku terlambat. Tadi jalanan macet jadi aku terjebak di jalan.” Kata Abriela yang baru sampai di hadapanku.

“Iya enggak apa-apa Biel, lagian juga aku baru nyampe beberapa menit yang lalu kok.” Kataku

“Aku pesan minum dulu ya, sumpah aku haus banget.” Katanya

Setelah memesan minumannya dia kembali duduk.

“Gimana keadaan Mama kamu?” Tanyaku basa-basi

“Udah mulai mendingan Va, makanya aku bisa keluar hari ini.” Katanya entah berbohong atau jujur.

“Syukurlah kalau begitu, aku ikut senang kalau Mama kamu udah mulai pulih.” Kataku tulus.

“Iya makasih Va.” Katanya

“Ohh iya, kamu mau ngobrol sesuatu? Tumben banget semalam kamu chat mau ketemu di luar.  Biasanya

juga kalau kamu pengen main langsung ke rumah.” Tanyaku

“Enggak apa-apa, aku juga sekalian pengen ke kafe aja. Udah lama juga kita enggak kesini, ke rumah kamu nanti kalau Mama udah pulih betul ya.” Jawabnya

“Iya Biel, kamu fokus rawat Mama kamu aja.” Kataku

Aku dan Biel terus mengobrol sampai Biel mulai menanyakan sesuatu yang sudah aku perkirakan.

“Ohh iya Va, kamu lagi dekat dengan seseorang ya?” Tanyanya

“Kalau dekat emang ada, tapi kita  baru jalan sekali aja. Kenapa? Tiba-tiba aja kamu nanya gitu.” Kataku pura-pura bingung.

“Enggak, cuman aku lihat aura kamu beda aja sekarang. Kayak yang lagi kasmaran gitu.” Katanya

“Kelihatan ya? Tapi aku enggak mau berharap lebih, soalnya juga kita baru jalan sekali. Dia juga belum ngabarin aku sama sekali sampai sekarang.” Kataku pura-pura galau

“Aku jadi penasaran sama orang yang kamu maksud.” Katanya berpura-pura bodoh

“Nanti aku bakal kasih tau kamu kalau emang kami udah jadian.” Kataku

Obrolan kami terputus saat Abriela mendapat telepon.

“Va, aku permisi dulu ya.” Katanya

Aku menunggu Abriela sambil memikirkan hal apa yang direncanakannya.

“Eva” Kata orang yang kuyakini adalah Roland

Aku menaikan alisku paham dengan rencana Abriela, ini persis seperti dulu saat aku pertama kali tahu bahwa Abriela kenal baik dengan Roland.

“Kak Roland” Kata Abriel yang masuk setelah menerima panggilan teleponnya.

“Lohh, Abriela kamu disini juga?” Kata Roland berpura-pura kaget

“Iya kak, ini aku sama teman aku.” Kata Abriela sambil menunjuk diriku

“Kamu temannya Devalina?” Tanya Roland

“Iya, emangnya kak kenal sama teman aku?” Tanya Abriela

“Iya kakak kenal” Jawab Roland

Abriela melihat ke arahku bertanya.

“Ini yang aku ceritain tadi sama kamu Biel.” Jawabku

Dulu aku percaya aja sama semua kebetulan ini, ternyata emang udah di *setting* serapi mungkin biar kelihatannya emang enggak sengaja pertemuannya.

“Astaga,bener Va?  Wahh kalau gitu kamu enggak salah pilih Va. Aku kenal baik sama kak Roland, dulu tu kak Roland tetanggaan sama aku.” Jelas Abriela

“Apa nih yang enggak salah pilih? Emangnya tadi kalian lagi bahas apa?” Tanya Roland

“Enggak ada apa-apa kak, udah enggak usah denger yang diomongin Biel. Kakak kesini sama siapa?” Kataku

“Aku sendiri, kebetulan jam istirahat kantor jadi aku datang kesini mau mesen minum.” Jelas Roland

“Gabung sama kita aja kak” Ajak Abriela

“Emangnya boleh?” Tanya Roland

“Boleh banget, iya kan Va?” Tanya Abriela

“Iya boleh kak.” Jawabku

Cukup lama kami ngobrol sampai

“Ehh Va, aku ke toilet dulu ya. Kalian berdua lanjut aja dulu disini.” Kata Abriela sambil mengedipkan matanya padaku.

Aku memutar mata melihat tingkahnya, basi banget cara dia biar aku bisa dekat sama Roland. Dulu aku merasa Abriela adalah teman yang pengertian karena ingin mendekatkanku dengan Roland. Tetapi setelah mengetahui

faktanya, rasa-rasanya aku ingin menyirami air di wajahnya.

“Va, ehmm aku boleh tanya nggak?” Tanya Roland tiba-tiba

“Iya, mau tanya apa kak?” Tanyaku

“Laki-laki yang sama kamu waktu di restoran tu siapa?” Tanya Roland

“Laki-laki? Yang mana kak?” Tanyaku bingung

“Itu yang waktu itu aku enggak sengaja ketemu kamu sama Ayah kamu.” Katanya

“Ohh itu dia cuman rekan kerja Ayah aja, kebetulan emang dia teman kuliahku juga hanya emang kami enggak terlalu dekat.”

Roland tidak boleh sampai tau siapa Delon dan bagaimana kedekatan kami walaupun emang aku dan Delon enggak terlalu dekat. Hanya saja aku tidak ingin membuat Delon mendapat masalah karena aku. Roland orang yang nekat dan berbahaya, mungkin saja dia akan menghabisi Delon jika dia merasa Delon menjadi penghalang untuk rencananya.

“Ohh gitu ya? Aku pikir kamu ada sesuatu sama dia, apalagi ada Ayah kamu makin-makin aku overthinking-nya.” Kata Roland

“Enggak kak, aku sama dia enggak kenal-kenal banget. Paling ya kenal karena kita sekelas, udah itu aja enggak lebih.” Jelasku meyakinkan Roland

“Syukur deh kalau begitu, jadi aku enggak ada saingannya.” Katanya

“Saingan? Maksudnya gimana kak?” Tanyaku

“Aku serius mau deketin kamu Va, walaupun kita kenalnya baru-baru ini tapi perasaan aku ke kamu serius Va. Enggak apa-apa kalau sekarang kamu masih ragu, aku bakal terus deketin kamu dan bikin kamu luluh

sama aku. Aku bersyukur karena laki-laki kemarin tu bukan orang yang mau dijodohkan sama kamu. Aku enggak tau bakal gimana kalau misalnya kemarin kamu beneran dijodohin, mungkin aku bakal menjomblo seumur hidup.” Katanya membuatku merasa mual

“Enggak gitu juga kali kak, lagian Ayah enggak gitu kok orangnya. Ayah enggak pernah memaksakan keinginan Ayah ke kami, jadi apapun keputusan kami bakal diterima sama Ayah. Walaupun keputusan kami bisa aja jadi petaka buat kami.” Kataku membuat Roland bingung

“Maksudnya gimana Va?” Tanyanya

“Enggak udah lupain aja kak.” Kataku

“Duhh *sorry* ya agak lama, tadi di toilet ngantrinya panjang banget.” Kata Abriela yang tiba-tiba ada di hadapan kami.

“Kalian bahas apa aja? Kok muka kalian kayak malu-malu gitu?” Goda Abriela

“Ada lah, kamu enggak usah tau. Cukup kakak sama Eva aja yang tau.” Kata Roland

“Dihh gitu ya kamu kak, kan aku sahabat Eva. Jadi aku harus tau, karena bisa aja kan kakak macam-macamin sahabat aku.” Katanya berpura-pura curiga dengan Roland

“Ya enggak mungkin lah dek, kamu kan udah kenal baik sama kakak. Mana mungkin kakak macam-macam sama perempuan.” Kata Roland

“Bisa-bisanya dulu aku ketipu sama sandiwara mereka.” Kataku dalam hati mendengar perdebatan keduanya.

Kami bertiga keluar dari kafe, Roland pergi lebih dulu karena sebentar lagi jam istirahatnya sudah selesai.

“Tadi kamu sama apa kesininya Biel?” Tanyaku

“Tadi aku mesen kendaraan online, kenapa Va?” Tanyanya

“Kalau gitu pulangnya sama aku aja, biar aku anter kamu sekalian.” Kataku menawarkan tumpangan.

“Boleh deh Va, maaf ya kalau aku ngerepotin kamu.” Kata Abriel

“Enggak lah, kamu kayak sama siapa aja sih sampai minta maaf gitu.” Kataku

Abriela hanya menyengir.

Aku mengantarnya sampai di depan rumah, setelah itu aku pamit pulang.

Dalam perjalanan pulang, aku mendapatkan telepon dari Sandra.

“Kenapa Andra?” Tanyaku

“Va, kamu cepatan ke rumah sakit.”

1
Ayang
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!