NovelToon NovelToon
I'M RAKA NOT RAZKA

I'M RAKA NOT RAZKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Mengubah Takdir
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: aria adelia

Raka Sahasya, laki laki yang hidupnya tidak pernah bahagia bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus itu meninggal dunia usai menyelamatkan seorang siswa yang terjatuh di jalan raya.

Namun bukannya di berangkatkan ke surga, ia malah di tahan dengan ucapan bahwa hidup nya belum selesai di dunia ini.

Raka belum pernah merasakan kebahagiaan, maka dari itu makhluk yang seperti malaikat itu memberikannya kehidupan yang kedua kalinya demi bahagia dan diliputi kasih sayang.

"Gua Raka! Siapa Razka?! Gak kenal!"

Di kasih kesempatan buat idup sih dikasih. Ya cuma ...

"Kenapa gua malah idup di badan orang lain anj*ng!"

Raka bertransmigrasi ke tubuh Razka pangeran Ganendra- laki laki yang ia selamatkan sebelum meninggal waktu itu.

"Sialan! Tau gini mending gak usah gua selamatin!"

Akankah kehidupan kedua nya berjalan dengan mulus? Bisakah Raka merasa bahagia dan di kelilingi oleh cinta dan kasih sayang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aria adelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bukan drama

"Kebersamaan membuat hal yang sedikit terasa sangat melimpah."

Halooo... Balik lagi nih sama aku, semoga kalian suka sama cerita yang aku bawa ya...

Sekedar info aja, aku juga bikin cerita lain, judulnya EDWIN. kalau kalian mau mampir, silahkan.

Terima kasih...

...

...

...•••...

"Dek, ini abang. " Panggilan yang lembut itu membuat netra yang sempat terpejam itu kembali terbuka. Ia lalu menoleh ke asal suara.

Bukan Kaivan yang ia dapatkan, justru Yohan yang hadir memenuhi panggilan nya. Padahal jelas jelas tadi ia menyebutnya Kaivan, kenapa yang datang malah Yohan?

"Bang Kai... Mana...? " Ucapan yang lirih namun masih terdengar itu membuat Yohan tersenyum manis.

"Nyariin Kaivan ya? Kaivan lagi keluar sebentar, palingan besok baru bisa jenguk. " Jawab Yohan seadanya.

Razka rasa abang nya ini menyembunyikan sesuatu darinya tentang Kaivan. Namun tak apa apa, dengan kehadiran Yohan pun Razka menjadi sedikit lebih tenang. Apalagi sekarang ia sudah di perbolehkan melepas masker oksigen nya meskipun masih harus memakai alat bantu pernapasan seperti nasal kanula.

"Bang... Mau duduk... " Pinta nya yang langsung di angguki Yohan.

Ia membantu adik nya untuk duduk dan mengubah posisi kasurnya menjadi sedikit bersandar. Adiknya memang belum bisa duduk dengan benar.

"Berhubung kamu mesti minum obat dan perut kamu juga kosong, abang harap kamu mau makan. " Yohan menunjukan bubur yang baru saja ia beli tadi. Masih panas dan kental.

"Kenapa Razka ada di sini bang...? " Pertanyaan itu muncul begitu saja di benaknya. Ia menang merasa sesak selama di sekolah, tapi ia tidak tahu sampai harus di bawa ke rumah sakit seperti ini.

Yohan mengembangkan senyumnya setelah berhasil menyuapi empunya.

Ia lantas merapikan poni yang sedikit menutup mata adiknya agar nampak melihat wajah tampan nya dengan  jelas.

"Penyakit kamu kambuh, makannya kamu masuk sini. Oh iya, kata dokter Abizar, kamu harus istirahat minimal 5 hari. 2 hari di rumah sakit, sisa nya di rumah. "

Razka langsung merubah raut wajahnya menjadi sedih. Selama itu ia harus beristirahat? Lama sekali! Mungkin kalau bukan mati karena penyakit, ia bisa saja mati karena kebosanan yang melanda.

"Di rumah sakit serem bang... Badan aku serasa remuk padahal gak berantem. Rasanya sakit banget... " Keluh Razka yang memainkan tangan Yohan dengan cara di colek colek.

Tiba tiba ia tersadar akan sesuatu. "Apa jangan jangan... Badan aku di apa apain pas aku lagi gak sadar??? Hah abang... Gak mau ah, badan suci aku... " Razka langsung menutup wajahnya mengingat seragamnya di robek waktu itu. Malu sekali sampai sampai ia ingin masuk ke lubang buaya.

Yohan tertawa terpingkal pingkal mendengar ocehan adiknya yang terbilang lucu. Padahal biasanya Razka ini agak rewel kalau tidak di temani Ratih ataupun Mahesa. Namun sepertinya ia merasa baik baik saja tatkala keduanya sedang tidak ada.

"Oh iya, bunda sama ayah lagi di jalan mau kesini. " Ungkap Yohan yang kembali menyendokan bubur itu ke mulut Razka.

Seketika ia tertegun. Mood makan nya langsung menghilang ketika Yohan memberitahukan nya kabar itu.

Seharusnya ia merasa senang karena Ratih dan Mahesa akan menemaninya. Namun mengingat dulu, ia jadi tidak menyukai nya meskipun mereka berdua bukanlah orang yang sama.

"Padahal ada abang, kenapa mereka harus kesini juga? Aku gak butuh, cukup kalian aja yang disini nemenin aku. " Tukas Razka berusaha menolak kedua orang tuanya.

Yohan kembali terdiam. Razka memang masih marah kepada keduanya. Tidak seperti biasanya. Razka itu anak yang mudah memaafkan kesalahan orang lain, tapi sekarang?

Apa ini jati diri Razka yang sebenarnya? Apakah ia sudah lelah dengan  orang orang yang selalu menyakiti nya?

Bahkan Yohan mendengar kalau Razka sempat berkelahi dengan  Gavin tempo hari. Hal itu pula yang menjadi salah satu kambuhnya Razka sekarang.

Melihat Yohan yang tak merespon, Razka jadi tahu. Mungkin ia juga mengkhawatirkan keadaannya, tapi di sisi lain tidak mungkin melarang kedua orang tuanya untuk tidak datang menjenguknya.

Razka akhirnya menarik nafas panjang dan menatap Yohan dengan  mata lelahnya.

"Biarin aja mereka kesini. " Final Razka yang membuat Yohan setengah kaget.

"Kamu... Gak akan kenapa napa? " Tanya Yohan ragu. Razka berdeham sembari mengangguk.

"Kalau aku gak kuat, aku panggil abang lagi, " Razka berusaha tersenyum. Untuk saat ini ia bisa mempercayai Yohan dan saudara nya yang lain.

"Jangan jadi adik yang galak ya? Abang masih suka liat tungkal gemes kamu. " Yohan mencubit hidung adiknya yang membuat Razka mencebik kesal.

'Sabar Ka... Abang lu itu... '

Mahesa dan Ratih benar benar datang dan memeluk nya erat. Bisa ia rasakan baju pasien nya yang basah karena air mata yang mengucur deras dari kedua pelupuk mata Ratih. Begitu menyesakkan. Sungguh.

Disana juga ada Mahesa yang berdiri mematung, tidak berani mendekati Razka dan Ratih dulu. Menikmati pemandangan dimana anak dan ibu tengah berpelukan hangat. Padahal hanya diberi pelukan, apakah sebahagia ini sampai Ratih menangis?

"Gak usah nangis. Aku gak papa, " Walaupun ingin mencoba lebih lembut, ia tetap belum terbiasa.

Luka yang diberikan kedua orang tuanya yang dulu sangat lah dalam sampai berbekas dan menganga begitu lebar. Ia tidak percaya bahwa orang tua kandungnya akan bersikap sangat jauh dari kata orang tua. Ia kira itu adalah sebuah kebohongan.

Pasti selalu ada kata 'Senakal nakal nya anak, orang tua pasti akan tetap sayang.'

Bacot sekali. Razka menertawakan nasibnya yang dulu. Meskipun ia tidak berbuat nakal dan selalu berhasil meraih prestasi, ia tidak di anggap sama sekali. Mereka tidak pernah melirik nya apalagi sampai memeluknya. Ia jadi lupa, kapan terakhir kali ia di peluk sang ibu ya?

Nyatanya ia tak pernah mendapat pelukan hangat seperti ini.

"Razka... Kamu sayang bunda sama ayah kan...? Kamu gak mau bikin kami khawatir terus kan...? " Ratih bertanya dengan suara gemetar. Razka diam, ia tak dapat menjawab pertanyaan seperti itu. Ia menjadi bingung.

"Kalau aku bilang nggak, gimana? Kalian bakal kecewa? "

Sungguh, pertanyaan itu diluar perkiraan Mahesa. Apakah anak nya benar benar tidak mau melihatnya lagi?

"Aku rasa aku bukan anak baik buat kalian. Aku selalu bikin kalian khawatir sampe kerjaan kalian keganggu. Kalaupun aku mesti pergi dari rumah juga gak papa... Karna aku udah terbiasa sendiri, "

Pernyataan yang menyakitkan itu membuat Ratih benar benar merasa gagal menjadi seorang ibu. Kenapa anaknya bisa berpikiran seperti itu? Darimana ia belajar kosakata seperti itu?

Ia sama sekali tidak pernah berpikiran kalau Razka mengganggu pekerjaan nya. Justru ia akan langsung meninggalkan  perkerjaan nya ketika mendengar Razka jatuh sakit. Tidak pernah terpikirkan oleh nya, anaknya berkata begitu hingga menyakiti hati nya.

"Kalau kalian udah gak sayang sama Razka, kalian boleh buang Razka kok." Razka mencoba tersenyum walaupun sekarang dadanya kembali sakit.

"Razka... "

"Ayah kecewa kan karna aku kayak gini? Ayah boleh pukul aku, ayah boleh gampar aku lagi. Aku siap nerima semuanya. Itu lebih baik daripada kalian bermain drama seperti ini... Hah... "

Razka kembali menundukan kepala nya ketika rasa sesak itu kembali menghujam paru paru nya. Ia lantas meremat dadanya kuat, sesekali memukulnya karena sakit.

Mahesa cepat cepat keluar untuk memanggil dokter. Ratih segera diminta untuk menjauh karena para dokter akan segera memeriksa keadaannya.

"Gimana bun? "

Bunda menggelengkan kepala nya dan memeluk Yohan dengan  erat. Ia belum bisa berbicara karena sedikit syok atas ungkapan si bungsu.

Daniel mengajak Mahesa untuk pergi ke kantin demi menenangkan pikiran sang kepala keluarga.

"Buat sekarang, jangan dulu dibikin stress. Razka masih perlu beristirahat. Oke? Dada nya kembali sakit efek tekanan  yang cukup kuat tadi, " Jelas Abizar yang kembali memang Razka yang di baringkan dengan masker sungkup yang menghiasi wajah tampan nya. Ia memandang langit langit ruangan  dengan  tatapan kosong. Entah memikirkan apa anak itu. Tapi yang pasti ia pasti tengah memikirkan kembali perkataannya barusan.

Razka memejamkan matanya kembali.

"Maaf... Kalau Aku gak ngomong gitu, aku bakal tetep sakit... " Batinnya terus berucap demikian.

The end

Gimana nih guys, jadi ini teh ngelantur kayaknya. Soalnya tiba tiba kayak gitu. Udah malem juga, plus plus aku lagi pusing gara gara sakit gigi😬

Kata mamah aku ini dari lambung gara gara kebanyakan makan mie.

Okeh lah, gak papa. Aku juga makin semangat update sekarang.

Oh iya, ngomong ngomong kalian baca Razka jam berapa niicchh???

Tulis di kolom komentar yaaaaa

...

...

Tolongggg!!! Anak kucing nyangkut neeehhh!!!

1
Anita Jenius
Gambar visual tokohnya ganteng2.
5 like mendarat buatmu ya. semangat.
nikita willy
lah the end?
Ariaaa12: maksudnya tamat prolog nya kak😖
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!