NovelToon NovelToon
Perjalanan

Perjalanan

Status: tamat
Genre:Tamat / Bullying di Tempat Kerja / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Persahabatan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: jauharul husni

Namaku Dimas dan kini aku sedang berada di pondok pesantren, sebenarnya aku tidak pernah berpikir untuk mondok bahkan dalam kehidupanku aku tidak pernah merasa kalau Tuhan selalu berada di dekatku.

Tapi setelah aku bertemu dengan salah satu anak bernama Bayu beberapa waktu lalu, aku jadi sangat ingin berada di dekatnya, aku tertarik pada kelakuan radikal yang selalu dia lakukan.

Kelakuannya inilah yang membuatku menyadari sesuatu, bagaimana kalau sebenarnya pertemuan kami ini bukanlah kebetulan, apakah sebuah keberuntungan jika aku berada di dekatnya dan terus mempelajari kehidupannya.

Ceritaku akan lebih berfokus pada sisi gelap dari suatu hal yang selalu kita anggap remeh, seperti pondok pesantren, semua orang juga tahu kalau tempat ini adalah tempat dimana orang orang beragama dilahirkan.

Tapi apa kalian pernah berfikir kalau tempat ini memiliki sisi gelap yang bahkan lebih busuk daripada tempat lainnya, bagaiman jika aku mengatakan kalau disana ada banyak sekali pembullyan dan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jauharul husni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertarungan yang tidak seimbang, Mahmud vs Bayu

Kembali ke beberapa saat yang lalu.

"Yu, bangun woi, disuruh ke BLK sekarang." Ricko yang melihat Bayu masih saja tertidur dan tidak ada yang membangunkan memutuskan untuk membangunkannya, Ricko menggoyang goyangkan tubuh Bayu sangat keras bahkan sampai membuatnya berdiri paksa, tapi itu hanya membuat Bayu ambruk di lantai. Ricko yang sudah hampir menyerah memutuskan untuk istirahat sebentar, inilah kenapa tidak ada yang membangunkan Bayu saat dia sudah tertidur pulas, bahkan sahabat sahabatnya banyak yang meninggalkannya.

"hmm, ooo, Ricko, kenapa kamu kayak kelelahan begitu."Suara Bayu tiba tiba saja terdengar di telinga ricko membuatnya langsung menolah dan melihat Bayu yang masih terlentang dan sedang menggeliat sehabis tidur. Ricko hanya menghembuskan nafas lalu memukul pelan kaki Bayu, dia sedikit jengkel dengan anak ini, kenapa dia justru bangun saat dia istirahat.

"Cepatlah pergi ke BLK semua anak sudah berangkat, aku duluan aja ya." Ricko tidak menjawab pertanyaan Bayu dan malah memberikan informasi mendadak kepada Bayu, walaupun responnya hanya dengan menutup mata. Ricko yang sudah kembali berdiri pada akhirnya hanya bisa membiarkan anak itu dan pergi dari kelas sembari membawa buku IPA, pintar.

Bayu yang masih mengantuk memaksakan dirinya agar bisa bangkit dan menyusul Ricko, dia berjalan pelan tanpa membawa apapun dan hanya mengantongi pulpen milik Mizam yang ia pinjam sebelumnya. Beberapa saat ia berjuang dengan rasa kantuknya, Bayu akhirnya bisa berjalan pergi dari kelas menuju BLK, walau harus menerima banyak orang yang membicarakannya dengan ikhlas.

"Lo Yu, ayoo, suwene ( Lo Yu, ayoo, lama sekali )." Saat Bayu sudah berjalan beberapa langkah menuju gedung, mas Mahmud tiba tiba memanggilnya dari latar depan gedung yang kita kira berjarak 50 meter dari kelas, jarak yang lumayan jauh untuk Bayu yang masih saja menguap tanpa mempedulikan Mas Mahmud. Dia hanya menatap Bayu dengan tatapan yang terlihat mencurigakan dan tidak normal.

Bayu telah sampai dalam hanya beberapa menit saja, dia mulai duduk di teras sembari ditemani Mas Mahmud yang terus menyenggol punggungnya dengan kaki, Bayu hanya meresponnya dengan tatapan malas, kurasa dia berniat mengintimidasi Mahmud. Bayu mulai berjalan masuk ditemani Mahmud yang kini menengok ke kanan kiri lalu menghentikan Bayu yang sudah mengerti tempatnya, yaitu sebuah ruangan dengan pintu kaca yang bertuliskan lab komputer di atasnya.

Bayu hanya memandangi Mahmud malas yang dibalas Mahmud menggunakan senyuman sumringah yang menjijikan, tangan Mahmud bergerak cepat memegang kemaluan Bayu yang masih tegak karena habis bangun tidur, tapi itu hanya bertahan beberapa detik lalu Mahmud kemudian minggir dari situ tepat disaat kaki Bayu mau melayang ke arahnya.

Alhasil tendangan itu malah mengenai pintu kaca yang seketika membuatnya pecah berhamburan, bahkan beberapa pecahannya melesat dan melukai pipi Ricko, Bayu tentu sadar betul apa yang telah ia perbuat, tapi kemarahan yang sangat mendalam ini kembali muncul setelah beberapa bulan, pikirannya tercampur aduk dan hanya menargetkan satu orang yang juga terkejut atas perbuatannya. Mahmud sekali lagi mendatangi Bayu dan langsung memukulnya menggunakan sudut hp tepat di kepalanya sembari mengoceh tidak jelas.

Tanpa pikir panjang Bayu langsung saja menendang dada Mahmud sangat kencang hingga membuatnya terpental beberapa meter dan mendorong meja yang ku gunakan bermain tanpa bisa fokus ke hal berbahaya di depan. Aku langsung memarahi siapapun yang ada di sana sekaligus dibuat terkejut sekali lagi oleh kelakuan radikal Bayu, Mahmud yang sempat tertimpa layar komputer langsung menaruh layar itu disampingnya, kemudian berdiri tidak mempedulikan tangannya yang terkena pecahan kaca dan mulutnya yang sempat tergigit karena berusaha menghindari tendangan itu, tendangan yang awalnya hampir mengenai dadanya, malah menyasar ke dagunya.

Bayu melepaskan 4 gelang yang terpasang di masing masing pergelangan tangan dan kakinya yang menjadikan pergerakannya lebih liar dan cepat dari yang biasanya, gelang itu berperan seperti penyegel kekuatannya yang sebenarnya, sebuah gelang pemberat yang berbobot hingga 10 kg per gelang. Dia membuang gelang itu ke lantai, Matanya perlahan terbakar bewarna merah melewati dahinya, kedua kakinya menyambar kan api yang sangat besar tepat seperti Sanji.

Mahmud yang melihatnya awalnya ragu, tapi dia berusaha tampil keren di depan juniornya agar tidak dikira lemah, dia mengangkat tangannya hingga ke dada dan mulai bersiap untuk apapun yang terjadi. Bayu mengeluarkan sebuah pulpen bening milik Aisyah dan dengan cepat langsung melesat kearah Mahmud, dia tidak bisa melihat proses lemparan itu tapi dia dapat melihat pulpennya dengan jelas membuatnya seketika menghindar ke kanan, membuatnya terkejut dengan respon cepat ku yang bisa menangkap pulpen bahkan mematahkannya di tempat.

"jangan ngelamun pembunuh, usir pengganggu ini dari sini." Bayu mengatakan itu dengan suara serak, nafasnya menjadi berat dan tubuhnya semakin tidak terlihat jelas dan terkesan semakin absurd. Dia menatap Mahmud penuh amarah tanpa ampun sembari terus berjalan masuk, tangan Mahmud bergetar hebat penuh ketakutan, walaupun ini bukan yang pertama kali dia dipukul karena berhubungan badan dengan santri lelaki, tapi menurutnya ini akan sangat berat dan menyakitkan.

"METUO KABEH DANCOK, NEK KON GAK PENGEN MATI NANG GON METUO COK." Mahmud terkejut akan perkataan ku yang dengan lantang mengatakan mati, apa dia akan meninggal disini?, apa dia akan mati karena dosa berbahaya yang ia perbuat?, entahlah tidak ada yang tahu. Pak guru adalah orang yang pertama keluar lalu diikuti dengan yang lain tanpa membawa apapun bahkan ada beberapa hal yang tertinggal di dalam yang sama sekali tidak mereka pedulikan. Aku ikut berjalan menjadi yang paling terakhir karena memang aku ingin mengatakan sesuatu kepada Bayu yang kalian semua sudah tahu.

Tepat saat aku keluar, Bayu langsung melompat dan memukul Mahmud secara brutal, Mahmud yang tidak dapat melihat sosok Bayu hanya bisa pasrah menerima pukulannya dan terpental ke kanan membuat wajahnya membentur lantai, belum sempat bangkit Bayu sudah berada di depannya dan langsung menerjangnya menggunakan tumitnya yang langsung membuat Mahmud berteriak kesakitan, serangan telak itu tepat mengenai perutnya membuatnya langsung memuntahkan sedikit isi perutnya, tapi dia berhasil menahannya.

Tapi Bayu tidak mengasihani Mahmud dan langsung menendangnya lagi tepat di mukanya, Mahmud yang sadar langsung membentuk tangannya menjadi huruf X untuk menangkis serangan itu. Tulang Mahmud retak seketika ketika dia menyambut serangan Bayu, membuatnya sekali lagi berteriak putus asa. Bayu menunduk dan memegang kerah Mahmud dan langsung melemparnya ke belakang kelas, sembari terus memukulnya tanpa henti, Bayu mendorong Mahmud sampai menuju tembok belakang dan berhasil menyudutkannya. Mahmud yang tersudut memutuskan untuk menjatuhkan dirinya ke kanan tapi itu malah membuatnya semakin menderita dimana lutut Bayu sudah siap menerjang dari arah bawah.

Mahmud kembali disudutkan dan Bayu semakin mempercepat pukulan bertubi tubi nya, Mahmud yang sudah tidak bisa berpikir apa apa hanya bisa menyilang kan kembali tangannya dan menerima dengan pasrah pukulan pukulan itu. Berhenti, pukulan itu berhenti membuat Mahmud terduduk diam di belakang, tapi Bayu masih saja tidak mengampuninya, api yang ada di kakinya semakin membara dan bisa Mahmud rasakan sangat panas, dia yang awalnya tidak percaya kini tahu kalau api itu benar benar bisa membakarnya, dan tanpa ampun Bayu menendang keras Mahmud yang terduduk itu menggunakan kakinya yang terbakar. Seketika Mahmud langsung terbaring lemas dengan mata berkaca kaca, mulutnya sudah tidak kuat berteriak, tulang dada dan tulang tangannya terpecah belah karena pukulan dahsyat itu, tapi Bayu yang masih marah mengangkat sekali lagi kerah Mahmud dan mendirikannya dengan paksa lalu menghilang begitu saja, sebagai informasi, pertarungan ini hanya berlangsung selama satu menit penuh.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!