Genre: Action, Adventure, Comedy (?) Fantasy, Isekai, Magic, Romance (?), Single Heroin, System
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fallen Star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35 [ Kematian Necromancer ]
Berbaring di dalam kawah dengan kondisi yang sangat mengenaskan, Necromancer menatap ke arah langit merah di atasnya dengan tatapan tidak percaya.
Bahkan jika kekuatannya telah meningkat ke peringkat SS. Tapi pada akhirnya dia masih dikalahkan oleh Leo dan yang lainnya, yang kekuatannya lebih lemah daripada dirinya.
'Kenapa...'
'Aku sudah menjadi kuat, lebih kuat dari mereka bertiga!'
'Tapi kenapa... Kenapa aku masih dikalahkan oleh mereka!'
'Mengapa...'
Memiliki perasaan yang campur aduk, seperti marah, enggan, tidak berdaya, dan kebencian yang sangat mendalam. Semua perasaan itu perlahan-lahan mulai menghilang dan hanya menyisakan satu hal.
...Keputusasaan.
Bahkan pada saat ini, tubuhnya yang besar dan kekuatannya yang meningkat telah kembali seperti semula, seolah-olah kekuatan yang baru saja dia tunjukkan adalah palsu.
Bagaimanapun, kristal hitam yang dia telan hanya bisa meningkatkan kekuatannya untuk sementara waktu, bukan permanen. Sekarang setelah waktu yang cukup lama, efek yang diberikan oleh kristal hitam akhirnya habis.
"Apa kau punya kata-kata terakhir sebelum mati, tuan Necromancer!!"
Mendengar ucapan Leo, Necromancer hanya meliriknya sebentar sebelum dia kembali menatap langit dan mengabaikannya.
Leo: "..."
Ragna: "..."
Gustave: "..."
Eve: [Diabaikan! Pfft...]
Leo menghela nafas dan mengalirkan energi sihirnya ke dalam pedangnya, yang membuat pedang di tangannya berkobar.
Kemudian, Leo mengarahkan ujung pedangnya yang yang diselimuti api ke leher Necromancer, namun kali ini dia bahkan tidak repot-repot untuk meliriknya.
Semua orang: "..."
Untuk sesaat, keheningan terjadi di tempat itu saat Ragna dan Gustave menatap wajah Leo yang sedikit berkeringat sebelum Necromancer yang tidak tahan dengan situasi ini mulai berbicara.
"Tidak ada yang ingin kukatakan. Cepat bunuh aku!" Necromancer berkata sambil menatap langit dengan tatapan kosong, seolah-olah dia telah menyerah dengan kehidupan.
"Hah?!! Kenapa... Kenapa kau begitu mudahnya menyerah dengan kehidupanmu!! Bukankah seharusnya kau bertingkah seperti seorang penjahat yang menolak mengakui kekalahan?" Leo berkata dengan kesal.
Setelah melihat kepribadian Necromancer yang mudah marah dan terlihat seperti penjaga kelas tiga, Leo setidaknya berharap untuk mendengar ocehan penjahat ketika kalah seperti yang sering terjadi di anime.
Tapi kenapa ini tidak sesuai plotnya?
Namun, di depan tiga orang lain di tempat itu, kata-kata Leo terdengar seperti memotivasi Necromancer untuk bertahan hidup, bahkan sekarang Necromancer menatapnya dengan sedikit terkejut.
"Leo, apa kau katakan! Apa kau sedang sakit?" Ragna menatap Leo dengan aneh.
"Nak, ini adalah kesempatan kita! Cepat bunuh dia sebelum dia merencanakan sesuatu buruk!"
"Terimakasih atas kata-katamu, manusia! Tapi itu tidak perlu. Cepat bunuh saja aku!"
Entah kenapa, semua orang menjadi salah paham dengan apa yang diucapkannya, yang membuat Leo tidak bisa berkata-kata.
Tiba-tiba, entah kenapa dia merasa tidak bersemangat sama sekali.
Api yang menyala di bilah pedang Leo lenyap dan dia segera menjauh dari Necromancer dengan wajah yang sangat lesu.
Melihat Necromancer yang seperti sekarang, Leo yang awalnya ingin membuat daging panggang menggunakan tubuh Necromancer, sekarang sudah merasa tidak tertarik lagi.
Dia merasa sangat membosankan.
Setelah menarik nafas dalam-dalam, Leo menonaktifkan skill World Of Death dan pemandangan di sekitar mereka kembali seperti semula.
"Kalian bisa melakukan apapun kepadanya! Aku tidak peduli lagi."
Leo duduk di atas puing-puing bangunan dan menatap ke arah langit dengan linglung.
Walaupun mereka berhasil mengalahkan Necromancer, tapi entah kenapa Leo masih merasa risih.
Seperti ada sesuatu yang janggal, tapi dia tidak dapat menemukannya.
Ini membuatnya merasa bingung.
'Eve, apa kau merasakan sesuatu?' Leo bertanya di pikirannya.
[Tidak, aku tidak merasakan sesuatu. Apa ada sesuatu yang mengganggumu?]
Leo menggelengkan kepalanya dan menjawab, 'Tidak ada. Mungkin aku hanya merasa lelah saja. Oh, ngomong-ngomong, kapan kau akan memberikannya, Eve?'
[Apa?]
'Hadiah penyelesaian misi, bisakah kau memberikannya sekarang juga!'
[Fufufu, sayang sekali Leo. Tapi misi ini belum selesai. Necromancer masih hidup dan masih banyak Undead yang saat ini masih berkeliaran di sekitar kota, jadi kau harus menyelesaikannya terlebih dahulu sebelum menerima hadiah penyelesaian misi.]
Leo menghela nafas, 'Aku terlalu lelah setelah bertarung dengan Necromancer, jadi aku akan menyerahkan para Undead kepada kesatria dan petualang di kerajaan ini!'
[Sayang sekali~! Padahal aku ingin melihat aksi kerenmu saat mengalahkan para Undead dan menyelamatkan orang-orang!]
'Hehe, aku akan melakukannya dengan senang hati jika kau mau berkencan denganku, nona cantik!' Leo ikut bercanda.
[Ya ampun, ya ampun~! Untuk mengundang seorang wanita secara terbuka, kamu membuatku merasa sangat malu. Tapi aku sangat menyesal, situasiku saat ini tidak memungkinkanku untuk menerima ajakan kencanmu! Maaf ya, Leo! Mungkin lain kali!]
{Begitu ya, sayang sekali.} Leo tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
....
Disisi lain, melihat Leo menggelengkan kepalanya sambil tersenyum-senyum sendiri, Ragna menatapnya dengan aneh.
Dia tidak benar-benar sakit kan?
Ragna mulai meragukan kesehatan mental rekannya.
Namun, Ragna segera mengesampingkan perilaku aneh Leo dan kembali menoleh ke depan dan mengawasi Necromancer.
Bahkan jika Necromancer telah dikalahkan, selama dia belum mati, masih ada kemungkinan bahwa dia bisa bangkit kembali, contohnya seperti sebelumnya.
Oleh karena itu, daripada bermalas-malasan seperti rekannya yang aneh, dia lebih memilih untuk mengawasi Necromancer.
Ngomong-ngomong, Necromancer saat ini sedang diintrogasi oleh Gustave.
"...Katakan, Necromancer! Kenapa seorang Dark Elf sepertimu menyerang kerajaanku!"
"Tidak ada alasan khusus. Aku hanya ingin membunuh kalian agar aku bisa mengubah kalian menjadi Undead yang bisa aku kendalikan." Necromancer masih menatap ke langit dengan mata kosong.
"Hanya itu?" Gustave menyipitkan matanya dan menahan amarah yang ada di hatinya.
Karena ulah orang di depannya ini, banyak warga yang tidak bersalah yang mati karena diserang oleh para Undead. Ini benar-benar membuat Gustave merasa sangat marah.
"Itu adalah alasanku. Tapi aku tidak tau apa alasan rekanku ikut menyerang kerajaan ini."
Mendengar kata "rekan" dari mulut Necromancer, tiga orang di tempat itu kembali melebarkan matanya dan menatapnya dengan ekspresi serius.
Pertarungan belum berakhir.
"Dimana rekanmu saat ini, dan seberapa kuat kekuatannya?" Gustave bertanya sekali lagi sambil mengarahkan ujung pedangnya ke leher Necromancer.
"Entahlah... Dan juga..." Necromancer menatap Gustave dan berkata, "Aku merasa sangat lelah, jadi cepat bunuh aku sebelum rekanku datang menyelamatkanku."
"...Sesuai keinginanmu."
JLEB!
Pedang Gustave yang bersinar dengan cahaya putih menusuk tepat di jantung Necromancer.
Pada saat ini, di pandangan Necromancer suasananya tiba-tiba menjadi sunyi karena tidak ada yang berbicara.
'Jadi ini rasanya kematian ya... Tidak terlalu buruk.' Necromancer perlahan menutup matanya sebelum kesadarannya menghilang.
Ketika itu terjadi, semua Undead yang ada di dalam di kerajaan Estasia hancur dan menjadi debu sebelum hilang tertiup angin, yang membuat orang-orang bersorak bahagia.