NovelToon NovelToon
Gagal Menikah Gara-gara Gendut

Gagal Menikah Gara-gara Gendut

Status: tamat
Genre:Tamat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Romansa / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:816.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ipah

Menikah adalah cita-cita setiap wanita. Apalagi, ketika menikah dengan laki-laki yang begitu didamba dan dicintai.

Namun apa jadinya, ketika dihari pernikahan itu di gelar, justru mendapat kabar dari pihak mempelai laki-laki. Tentang pembatalan pernikahan?

Hal itulah yang tengah dialami oleh Tsamara Asyifa. Gadis yang berusia 25 tahun, dan sudah ingin sekali menikah.

Apakah alasan yang membuat pihak laki-laki memutuskan pernikahan tersebut?

Lalu, apakah yang Syifa lakukan ketika mendengar kabar buruk itu?

Akankah ia mengemis cinta pada laki-laki yang sangat ia cintai itu? Atau justru menerima takdirnya dengan lapang dada.



Hari pernikahan adalah hari yang begitu istimewa.

Tapi apa jadinya, jika di hari itu justru pihak laki-laki membatalkan pernikahan? Tanpa diketahui apa sebabnya.

Hal itulah yang di alami oleh Tsamara Asyifa.

Akankah ia akan mengemis cinta pada laki-laki yang sangat ia cintai itu, untuk tidak membatalkan pernikahannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ipah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Gaji dollar

"Kak, yang sabar ya. Anggap saja mereka itu seperti anjing yang menggonggong. Jadi tidak perlu didengarkan. Biar hidup kakak, tenang." ucap Soffin, setelah keduanya masuk rumah.

Tsamara tertawa lebar, ketika adiknya menasehatinya seperti itu. Ia berjongkok, dengan posisi yang setara tinggi adiknya. Lalu memegang kedua bahu adiknya, dan menatapnya serius.

"Dek, kakak tidak marah kok, sama mereka. Toh, kita kan hanya pura-pura miskin." Tsamara tersenyum manis pada adiknya.

"Syukurlah kak, kalau begitu." Soffin mengurut dada, merasa lega. Layaknya orang dewasa yang berhasil menasehati orang yang umurnya dibawahnya.

"Hinaan mereka itu, justru jadi cambuk semangat buat kakak. Semangat untuk memperbaiki pola makan yang tidak bagus, semangat berolahraga, semangat untuk berjuang. Bahwa untuk mendapatkan badan yang ideal itu, tidak hanya dengan cara yang instan, seperti sedot lemak. Kakak juga lebih bersemangat untuk memanfaatkan waktu luang dengan mengisi hal yang positif. Seperti menggunakannya untuk menulis. Eh, tidak disangka, yang awalnya hanya sekedar menyalurkan hobi, dan mengeluarkan uneg-uneg, justru mendapat uang. Jadi, kakak justru malah sangat bersyukur sekali." jelas Tsamara, dengan akhiran sebuah senyuman lagi.

"Kak Tsa, memang hebat. Soffin salut sama kakak." bocah kecil itu pun memeluk kakaknya dengan erat.

"Dah, kamu buruan bersih-bersih badan dulu, sebelum tidur siang."

"Siap, kak." Soffin menegapkan badannya, sambil menempelkan ujung tangannya di pelipis. Tsamara tersenyum melihat adiknya seperti itu, lalu mengacak rambutnya asal.

**

Tsamara dengan dibantu kedua adiknya, menyiapkan makan malam. Mereka membawa nasi, sayur, dan lainnya ke depan tv. Karena rumah itu tidak memiliki ruang makan. Hanya dapur saja, yang tidak cukup jika ditambah dengan meja dan kursi.

Mereka telah menggelar karpet, lalu meletakkan semua makanan itu disana. Setelah semua siap, si kecil Soffin memanggil papanya, yang masih berada di kamar, tengah menyelesaikan pekerjaannya yang belum selesai.

"Pa, ayo kita makan." ajak Soffin sambil membuka pintu, lalu nyelonong masuk, dan kini sudah berada di dekat papanya.

"Hem, baiklah. Ayo kita makan. Kebetulan papa juga sudah lapar." pak Abas tersenyum ke arah anaknya.

Ia mengacak rambutnya yang ikal, lalu beranjak dari duduknya. Keduanya berjalan beriringan menuju ruang tv, yang difungsikan sebagai ruang keluarga dan ruang makan.

Seperti biasa, makanan yang lezat sudah tersaji di karpet itu. Makanan itu terdiri dari nasi beras merah organik, tahu dan tempe bakar, sayur sop yang mengandung banyak wortel, brokoli, kentang dan telur puyuh serta tanpa daging.

Meskipun tanpa daging, rasanya sudah tentu enak, karena Tsamara pintar memasak. Untuk minumannya, mereka hanya meminum air putih. Serta tersedia aneka buah-buahan.

Papa dan Soffin, segera duduk mengelilingi makanan itu. Lalu dengan tak sabar, mulai menuang ke piring masing-masing. Sedangkan Tsamara lebih memilih memakan buah terlebih dahulu, baru menuang makanan ke piringnya.

"Uang bulanan, baru akan papa transfer besok ya, Tsa, Far." ucap papa disela-sela aktivitas makannya.

"Okay, pa." balas Farah dengan antusias, ketika mendengar kata uang.

"Kak Tsa, sudah punya uang gaji sendiri juga masih di kasih ya, pa?" celetuk Soffin.

"Hah, uang gaji? Gaji dari mana?" tanya papa sambil menatap Soffin sejenak. Farah pun ikut menatap adiknya sejenak.

"Kak Tsa, itu kan sudah kerja kak, pa. Dia kerjanya tadi... menulis ya kak." ucap Soffin, yang agak lupa dengan pekerjaan kakaknya, lalu meminta kepastian pada Tsamara. Yang tampak tersenyum tipis.

"Benar, apa yang dikatakan adikmu, Tsa?" tanya papa sedikit tak percaya. Karena ia tahu aktivitas putri sulungnya itu apa saja. Mulai dari bangun tidur, sampai mau tidur lagi.

"Tsa, cuma menyalurkan hobi saja kok, pa. Tsa, kan suka nulis, suka berkhayal. Apa lagi waktu gagal menikah kemarin. Emosi Tsa, benar-benar meluap. Mau teriak-teriak takut disangka orang gila. Ya sudah, Tsa tuangkan dalam tulisan. Eh, taunya banyak yang membaca. Dan akhirnya, Tsa dapat reward dari tulisan itu." beber Tsamara apa adanya.

Keluarga itu memang selalu terbuka, satu sama lain. Sehingga ada secuil masalah pun, mereka tahu.

"Syukurlah, papa sangat senang mendengarnya. Meskipun kamu hanya di rumah, tapi bisa mendapatkan penghasilan. Kamu memang pandai memanfaatkan waktu, sayang. Papa bangga sekali dengan mu."

"Oh iya, memang kakak dapat gaji berapa dari menulis itu?" tanya Farah cukup penasaran.

Ia juga ingin bisa mendapatkan uang dari hasil jerih payahnya sendiri. Agar tidak merepotkan papanya.

"Bulan ini aku dapat 700 dollar, Far."

"Apa! 700 dollar?" ulang Farah.

Ia meletakkan piring makannya, dan meraih handphonenya. Lalu segera menghitung berapa 700 dollar itu jika di rupiahkan.

"Hah! Banyak amat, kak?" gumamnya sambil menutup mulut dengan tangannya, dan matanya membulat.

1
tarry chantiq
bukane masang cincinnya uda ketiga kali ini pas midodareni
Lyssa Ly Alex
Luar biasa
Amalia Khaer
ini si Anggara mata keranjang bnget yaa. GK bisa liat cwe cntik dikit lngsung jelalatan
Amalia Khaer
tiap bahas Tsa, psti tanjakannya slalu ngikut.
Liany Aprilia
angka uangnya Knoba ngga cape rupiah saja ini mengajak pembaca untuk berhitungg
Amalia Khaer
"hanya mengambil selusin". hanya? 😱😱
Mimih Milania
Lumayan
Mimih Milania
Biasa
Amalia Khaer
jengkelin juga y si Anggara ini.
Amalia Khaer
Luar biasa
Amalia Khaer
lahhh SDH punya ank Segede itu msih GK mau dibilangin tua? ampun dah
Amalia Khaer
kasihan, kurang mamahnya. TDK bisa merasakan keseruan mereka.
Amalia Khaer
trnyata soffin laki2 ya 😂😂kirain cwe
MommaBear
Luar biasa
my+ng
👍👍👍👍👍👍👍
Minn
saling kuras menguras
Minn
hahahaha
Minn
lengkap memang ni jantan..dungu..sangean..penakut..sembrono.. licik..pembohong..kasar..pokoknya semua minus diborongnya hanya plus mukanya saja
Minn
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Minn
jangan pak..nanti pun hancur sendiri Mereka akibat ulah sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!