NovelToon NovelToon
Cinta Itu Luka

Cinta Itu Luka

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Keluarga / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / bapak rumah tangga
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: Faustina Maretta

"aku minta cerai!"

kalimat keramat dalam rumah tangga itu akhirnya keluar dari mulut Nayla. keputusannya yang dia ambil sudah bulat untuk bercerai dari laki-laki yang sudah hidup bersamanya selama sembilan tahun lamanya.

Rizky, suami Nayla bersikeras tidak ingin berpisah dengan sang istri dan mengatas namakan putri mereka bahwa dia akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

akankah Rizky benar-benar menepati janjinya? atau itu hanya semata-mata agar tidak berpisah dengan wanita yang dia cintai dan juga putri semata wayang mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faustina Maretta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidur satu rumah dengan Nayla

Semua orang yang mendengar ucapan Widya langsung menoleh ke arah sumber suara. Di situ, Nayla berusaha untuk menahan emosinya karena sang anak masih berada di dekatnya. Jiya yang paham dengan keadaan yang sedang menegang ini cepat-cepat mengajak gadis kecil itu untuk ke mobilnya.

"Ma, sudah. Jangan bikin malu di sini," ucap Rizky menghadang sang ibu yang hendak menerkam Nayla.

"Mama kesal sama Nayla!" bisik Widya kepada putra sulungnya.

Rizky segera membawa sang ibu untuk keluar dari restoran itu. Ibu kandung Kiara hanya menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah mantan ibu mertuanya. Di sendiri juga heran kenapa wanita paruh baya itu sangat membencinya.

Nayla dan keluarganya sampai di rumah dengan selamat. Baskara dan Jiya juga ikut membantu keluarga itu untuk membawakan kado-kado dari keluarga besar Nayla. Dari mobil, Baskara menggendong Kiara yang sudah tertidur di mobil.

Baskara membawa gadis kecil itu masuk ke dalam kamarnya lalu lelaki itu keluar dan berpamitan ayah, ibu dan juga Nayla. Begitu juga dengan Jiya yang dengan sopan berpamitan kepada mereka.

Kakak kandung Jiya itu mengemudikan mobilnya pelan karena masih berada di area perumahan. Mereka tiba di sebuah jalan panjang menuju pintu keluar perumahan itu. Tiba-tiba dia menginjak pedal rem yang mendadak yang membuat Jiya mengaduh karena hampir terkena dashboard mobil karena belum memakai sabuk pengaman.

"Aduh! Ada apa sih Mas?" teriak Jiya sedikit kesal.

Sang kakak tidak menjawab pertanyaan adik kandungnya itu, tatapan lelaki itu lurus kedepan. Jiya mengikuti arah pandangan Baskara dan melihat ayah kandung Kiara yang sedang menghadang mobil mereka. Rizky tidak sendiri, dia membawa teman-temannya seolah ingin mengkeroyok Baskara.

"Mas jangan turun!" pekik Jiya.

"Kunci mobilnya, kalau ada apa-apa telepon polisi." Lelaki itu membuka pintu mobilnya dan turun menghampiri lelaki itu.

Dengan wajah gusar Jiya meraih ponsel yang ada di tasnya. Wanita muda itu ketakutan jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan terjadi pada kakaknya. Adik kandung Baskara itu merekam kejadian itu alih-alih untuk menjadi bukti jika terjadi hal buruk. Baskara melangkah mendekati Rizky di depan sana. Kedua lelaki itu saling berhadapan.

"Kenapa kau menghalangi jalan kami?" tanya Baskara dengan sopan.

"Sudah kuperingatkan kepadamu jangan dekati istriku kenapa masih saja mendekatinya?" ungkap Rizky dengan kesal.

"Maaf, istri? Mantan istri!" sahut Baskara memperjelas status pria di depannya itu.

"Brengsek!" teriak Rizky yang tidak terima dengan ucapan Baskara.

Rizky melayangkan tinjunya dan mengenai wajah Baskara. Namun, pengacara itu tidak membalasnya. Bukan karena dia takut atau tidak bisa hanya saja lelaki itu adalah lelaki yang mengerti tentang hukum di negaranya. Teman-teman Rizky yang berjumlah tiga orang juga langsung menyerang pengacara yang sudah meringkuk di atas aspal.

Air mata Jiya tak kuasa dia bendung. Wanita muda itu tidak menelepon polisi tapi malah menelepon Nayla untuk meminta pertolongan. Karena tempat kejadian ini tidak jauh dari rumahnya. Untung saja Nayla belum tidur saat Jiya meneleponnya dengan suara tangisnya.

Tidak lama kemudian, ayah dan Nayla datang menghampiri tempat kejadian dan mereka berdua melihat Baskara yang sudah tersungkur di jalanan. Melihat kedatangan Nayla dan sang ayah membuat Jiya berani untuk turun dan berlari menuju sang kakak yang sudah babak belur.

"Mas Rizky! Apa-apaan kamu!?" bentak Nayla tidak percaya dengan perbuatan konyol mantan suaminya.

"Dasar brengsek!" teriak Rizky ke arah Baskara.

Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi kiri Rizky. Nayla benar-benar tidak menyangka dengan perbuatan mantan suaminya yang beraninya mengkeroyok orang. Jiya dan ayah Nayla membantu Baskara untuk kembali ke rumah mereka.

"Jangan pernah muncul di hadapanmu atau Kiara lagi! Ngerti?!" ancam wanita yang sedang marah itu.

Rizky kesal karena Nayla ikut campur dalam masalahnya dengan Baskara. Dia meracau saat Nayla pergi meninggalkannya bersama dengan lelaki lain. Mereka berempat kembali ke rumah Nayla. Di sana nenek Kiara sudah menunggu mereka dengan cemas. Saat melihat keadaan Baskara yang penuh luka Rita merasa sangat kesal dengan mantan menantunya itu.

"Kenapa kamu tidak melawannya, Nak Baskara? Ibu gemes banget jadinya," ucap Rita sembari membawakan air hangat dan handuk kecil untuk menyeka darah yang keluar dari sudut bibir lelaki itu.

"Saya lawannya pakai hukum, Bu." Baskara masih bisa mengajak wanita paruh baya itu untuk bercanda.

Nayla membantu untuk mengompres wajah Baskara yang bengkak karena pukul dari beberapa orang itu. Wanita muda itu tidak mengatakan apapun. Dia sebenarnya kesal karena Baskara tidak melawan Rizky dan malah diam saja dirinya di keroyok seperti itu.

Rita dan Usman mengajak Jiya untuk masuk ke dalam meninggalkan mereka berdua. Mereka memberikan waktu mereka berdua untuk mengobrol. Benar saja, setelah hanya berduaan dengan Baskara wanita muda itu meneteskan air matanya.

"Hey ... Kenapa kamu menangis?" tanya Baskara seraya memegang telapak tangan Nayla.

Nayla menggelengkan kepalanya lalu mengusap air mata yang membasahi kedua pipinya. Entah kenapa dia juga merasakan sakit di hatinya saat melihat lelaki yang ada di hadapannya dengan kondisi babak belur seperti ini.

"Kenapa Nay? Hmm?" tanya Baskara sekali lagi.

"Kenapa kamu tidak melawannya, Mas?" tanya Nayla dengan mata berkaca-kaca.

Baskara mengusap air mata yang kembali mengalir ke pipi Nayla. Lelaki itu memang ingin melaporkan Rizky ke pihak yang berwajib. Namun, saat dia memikirkan hal itu malah bayangan wajah Kiara yang terlintas di benaknya.

"Jadi, untuk kali ini aku akan memaafkan mereka. Aku tidak ingin menyakiti hati Kiara. Bagaimana jika dia tahu akulah orang yang menjebloskan ayahnya ke penjara?" ungkap Baskara dengan lembut.

Mendengar kebaikan yang di lontarkan dari mulut Baskara juga membuat Rita meneteskan air matanya. Mereka bertiga juga mendengarkan percakapan kedua orang itu dari ruang keluarga. Jiya memeluk Rita untuk menenangkan wanita paruh baya itu, sedang Usman hanya menghela napas berat.

Usman menawarkan kepada Baskara dan Jiya untuk tidur di rumahnya satu malam ini. Awalnya mereka berdua menolak karena memang merasa tidak enak hati, tapi Usman dan Rita mendesak mereka berdua, ibu satu anak itu juga ikut mendesak Baskara yang akhirnya membuat lelaki itu menjadi luluh dan menerima tawaran itu.

Rita memberikan baju ganti untuk Baskara, dia memberikan baju putra bungsunya yang mempunyai badan yang sama dengan lelaki itu, sedangkan Nayla meminjamkan baju untuk Jiya. Rita menyediakan kamar tamu untuk Jiya. Baskara lebih memilih untuk tidur di sofa saja.

Malam itu, Nayla tidak bisa tidur. Dia mendengarkan rumahnya yang sudah sunyi dan berpikir semua orang sudah tidur karena memang jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Wanita muda itu memutuskan untuk keluar dan melihat Baskara.

Perlahan dia mendekati Baskara yang sudah memejamkan matanya. Dia menatap lelaki itu dari dekat, wanita itu memperhatikan setiap lekuk di wajahnya yang tampan. Lalu dia memutuskan untuk bangkit berdiri dan kembali ke kamar. Namun, Nayla terkejut karena Baskara memegang erat tangan wanita itu dan menahannya agar tidak pergi.

"Mas Baskara belum tidur?"

—bersambung—

1
Yunerty Blessa
Makasih banyak kak thor buat karya indah nya
sungguh mantap sekali
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘
Yunerty Blessa
akhirnya Nayla dan Baskara nikah juga...
Yunerty Blessa
sedihnya kehilangan anak yang di sayang 😭
Yunerty Blessa
kasian Kiara meninggal disebabkan kejahatan Rizky 😭😠😠😠😠😠
Yunerty Blessa
tega nya hati mu Rizky membunuh anak kandung mu sendiri kerana cemburu Kiara dekat dengan Baskara 😠😠😠😠
Yunerty Blessa
jangan bilang kau pembunuh nya Rizky 😠😠
Yunerty Blessa
semoga saja bukan Rizky yang membunuh anaknya kerana iri hati sebab dekat dengan Baskara.....
Yunerty Blessa
kurang ajar keluarga Rizky 😠 pergi jalan tidak bawa Kiara... sekurangnya bangun kan Kiara 🤦‍♀️
Yunerty Blessa
kayak nya mau di pukul ni kepala Sofia biar bisa menurut perkataan Baskara
Yunerty Blessa
nah gitu saling menguatkan.....
Yunerty Blessa
gila sekali ni Sofia ..atau kah ada maksud tertentu
Yunerty Blessa
Baskara perjuangan cinta kalian
Yunerty Blessa
jangan cepat putus semangat Nayla... berjuang bersama dengan Baskara....
Yunerty Blessa
sedihnya.... percayalah Nayla kalau kalian berjodoh pasti akan bersama juga..
Yunerty Blessa
daripada kau Sofia sudah 2 kali nikah.... pernah juga jadi janda 😏
Yunerty Blessa
tampar balik Nayla
Yunerty Blessa
kalau memang Baskara mencintai Nayla maka jangan mudah goyah dengan apa yang dikatakan oleh mama mu
Yunerty Blessa
mantap Baskara minta Nayla sebagai wanita mu.....
Yunerty Blessa
makin seru
Yunerty Blessa
sabar Nayla...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!