NovelToon NovelToon
Penghangat Ranjang Mafia

Penghangat Ranjang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:19.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jessica, seorang korban broken home yang terjebak dalam labirin kehidupan yang keras, dipaksa menjadi kuat oleh situasi, keluarganya yang retak. Dia memegang peranan sebagai tulang punggung keluarga untuk menyokong adik dan neneknya yang sakit-sakitan. Namun, dalam perjuangannya, Jessica terperangkap dalam dunia gelap yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, dia harus terjerat dalam lingkaran pellacuran.

Di tengah kehidupannya yang rumit, dia bertemu dengan Zayne, seorang pria misterius di sebuah klub malam, yang membawanya masuk ke dalam pusaran kekacauan yang lebih dalam. Di tengah badai itu, Jessica dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan atau menyerah.

"Jangan coba-coba untuk kabur dariku. Ingatlah, Jessica, kau hanya milikku!" (Zayne Zhang)

"Aku bukanlah mainanmu. Kau tak bisa mengendalikanku hanya karena sudah membayarku di atas ranjang!" (Jessica)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kalian Tidak Punya Hati

Hujan lebat turun dengan gerimis yang mengguyur tanah pemakaman. Jessica berdiri di samping makam ibunya, air mata bercucuran di pipinya. Langit yang kelabu seolah turut merasakan kesedihan yang memenuhi hati Jessica. Angin berhembus kencang, mempermainkan rambut Jessica yang basah kuyup oleh hujan.

Dia merasa kehilangan yang begitu dalam. Ibumu tidak akan pernah ada lagi, pikirnya dalam keheningan. Air mata Jessica bercampur dengan tetes-tetes hujan yang jatuh di atas tanah pemakaman. Suasana yang suram semakin menambah kehampaan dalam dirinya.

Jessica duduk di samping makam ibunya, mengenang semua kenangan indah yang pernah mereka miliki bersama. Meskipun hujan turun dengan derasnya, tetapi Jessica tidak merasa sepi. Kehilangan ibunya membuatnya terasa sendirian di dunia ini.

Jessica memeluk erat nisan ibunya sambil menangis tersedu-sedu. Tetes-tetes air mata bergabung dengan tetesan hujan yang turun tanpa henti. "Mama, kenapa kau harus meninggalkanku," isaknya sambil meratapi kepergian ibunya.

Hujan semakin lebat, seakan langit turut merasakan kesedihan yang menyelimuti Jessica. Suaranya terdengar gemetar, penuh dengan rasa kehilangan yang begitu mendalam. Dalam pelukan dingin hujan, Jessica merasa kehangatan yang tak pernah bisa ia dapatkan lagi dari ibunya.

"Tuan, apa Anda tidak ingin menenangkan Nona Jessica?" tanya Sean pada Zayne.

"Biarkan dulu, biarkan dia melepaskan semua kesedihannya. Aku bisa memahami apa yang dia rasakan saat ini," jawab Zayne dengan suara datar.

"Tapi, Tuan, Nona Jessica bisa sakit jika terlalu lama kehujanan. Tubuhnya sudah mulai menggigil dan bibirnya tampak membiru. Jika dibiarkan terus menerus, dia pasti akan jatuh sakit," ujar Sean khawatir.

Zayne mengangguk. "Aku tahu. Menghiburnya juga percuma. Disaat seperti ini, dia tidak bisa mendengarkan siapapun. Aku akan membiarkannya merasa lebih tenang," tukas Zayne.

Zayne melihat Jessica yang terus menangis di samping makam ibunya. Wajahnya tampak pucat, terkena air hujan yang terus turun tanpa henti. Dia terus berdiri di sana, membiarkan dirinya terendam dalam kesedihan yang begitu dalam.

Setelah cukup lama diam, akhirnya Zayne mulai bergerak dari tempatnya berdiri. Langkahnya mantap menuju tempat Jessica yang masih terdiam di samping makam ibunya. Dengan langkah hati-hati, dia mendekatinya, membawa sebuah payung hitam di tangannya.

"Ayo pulang, sudah hampir malam," ucapnya pelan, tetapi tidak ada respon dari Jessica.

Tatapan Zayne jatuh pada Jessica yang terus menangis di bawah guyuran hujan. Wajahnya tampak pucat, terkena air hujan yang terus turun tanpa henti. Dia terus berdiri di sana, membiarkan dirinya terendam dalam kesedihan yang begitu dalam.

Zayne mencoba memahami perasaan Jessica, tapi dia juga tahu bahwa Jessica harus segera pulang sebelum situasinya semakin memburuk. Dengan lembut, dia meletakkan payung di atas kepala Jessica. "Ayo, kita pulang," desisnya, mencoba membujuknya untuk pergi.

Jessica mengangkat wajahnya yang penuh air mata dan menatap langsung ke dalam mata kiri Zayne. Dengan perlahan, dia mengangguk lemah, menandakan bahwa dia setuju untuk pulang bersamanya.

Zayne mengangguk, mengerti bahwa Jessica butuh waktu untuk meredakan kesedihannya. Dengan lembut, dia membimbing Jessica menuju mobilnya, berharap dapat memberinya sedikit kenyamanan di tengah malam yang dingin dan berkabut. Sesampainya di mobil, Zayne membantu Jessica masuk, lalu dia pun duduk di kursi penumpang bersamanya.

Dengan tenang, Sean memulai perjalanan pulang. Sedangkan Zayne membiarkan Jessica meratapi kehilangannya dalam kedamaian.

🌺🌺🌺

Leon merayakan kematian ibu Jessica bersama Nenek Maria. "Nenek, aku tahu kau selalu berada di pihakku. Kau berakting dengan sangat sempurna. Dia yang bekerja keras dan kita yang menikmati hasilnya. Aku yakin wanita itu akan gila setelah kehilangan ibunya," ujar Leon dengan senang.

Nenek Maria mengangguk setuju. "Tentu saja, Leon. Sampai kapanpun kau tetap cucu kesayangan Nenek. Apa gunanya memiliki cucu perempuan jika tidak dimanfaatkan? Selama dia bisa menghasilkan uang banyak untuk kita, berpura-pura sekarat bukanlah masalah bagi Nenek."

Hati Jessica hancur berkeping-keping saat mendengar obrolan mereka. Tubuhnya limbung ke belakang dan hampir terjatuh jika tidak ditahan oleh Zayne.

Rasa tak percaya menyelimuti Jessica. Orang-orang yang selama ini dia perjuangkan dengan susah payah, ternyata mengkhianatinya. Dan yang lebih menyakitkan, mereka adalah dalang utama di balik kematian ibunya.

Leon merencanakan untuk merebut apartemen dan kekayaan Jessica. "Nenek, bagaimana kalau kita memintanya untuk mendesak pria itu agar memberikan apartemen ini padanya, lalu kita minta dia mengubah namanya menjadi nama kita. Dengan begitu, apartemen ini akan menjadi milik kita. Kita akan hidup makmur menikmati uang hasil jerih payahnya," ujar Leon, mencoba menyusun rencana jahat.

Nenek Maria mengangguk setuju. "Kau memang cerdas, Leon. Tentu saja Nenek akan memintanya. Sebaiknya kau pergi sebelum kakakmu yang bodoh itu kembali."

"Baiklah, Nek. Aku akan pergi sekarang," ucap Leon sambil bangkit dari duduknya.

Tiba-tiba, pintu apartemen terbuka dan suara yang sangat dikenal mengejutkan mereka berdua. "Kenapa buru-buru sekali, adik!" seru Jessica yang tiba-tiba muncul bersama Zayne.

Pupil mata Leon dan Nenek Maria membulat sempurna. "Jessica/Kakak!" seru mereka hampir bersamaan.

Nenek Maria langsung pura-pura kesakitan saat melihat kedatangan Jessica. "Sica, kau pulang tepat waktu. Leon, dia datang untuk membuat kekacauan. Dia berusaha menyakiti nenek saat aku mencoba menghentikannya untuk masuk ke kamarmu. Dia berniat mengambil semua uangmu," ujar Nenek Maria, mencoba menyalahkan Jessica.

Jessica menyeringai tajam. Dia tahu neneknya sedang berakting. "Oh, benarkah. Bukankah kalian berdua sekongkol ya. Nenek, sampai kapan kau akan berakting lagi? AKU SUDAH MENDENGAR SEMUANYA!!" teriak Jessica dengan suara meninggi.

Wanita itu menggelengkan kepala sambil berlinangan air mata. "Nenek, kau benar-benar benalu dalam kehidupanku. Aku pikir kau benar-benar menyayangiku, tapi ternyata apa, kau malah memanfaatkan diriku. Kau berpura-pura sekarat hanya untuk mendapatkan uang? Aku rela bekerja keras dan banting tulang demi keluarga ini, bahkan aku rela jual diri di club malam demi pengobatanmu. Tapi apa yang aku dapatkan? KALIAN BENAR-BENAR KETERLALUAN!!" teriak Jessica di akhir kalimatnya.

Leon mendekati Jessica dan hendak menamparnya, tapi justru Jessica yang lebih dulu menamparnya. Bukan hanya menampar Leon, tapi juga membantingnya ke lantai hingga Leon menggeram kesakitan.

"Sica, apa yang kau lakukan? Leon," seru Nenek Maria dengan marah melihat apa yang dilakukan oleh Jessica. "Kau ingin membuat adikmu celaka, kau benar-benar kakak yang tidak punya hati!!" Bentak Nenek Maria.

Jessica justru tertawa mendengar apa yang neneknya katakan. "Kau lucu sekali, nenek. Aku tidak punya hati? Jika aku memang tidak punya hati, tidak mungkin aku rela menderita demi kalian berdua. JUSTRU KALIANLAH YANG TIDAK MEMILIKI HATI. Dan benar yang kau katakan, aku memang ingin membuatnya celaka. Bukan, tapi ingin menghabisinya," tukas Jessica.

"Kau benar-benar gila!!" teriak Nenek Maria.

Zayne mendekati Jessica lalu memberikan sebuah pistol padanya. "Bagaimana kalau aku membantumu melenyapkannya. Bukankah hama seperti mereka harus diberantas sampai akar-akarnya?"

🌺🌺🌺

BERSAMBUNG

1
U_Lee
makanya bang gak usah sok2an menganggap si Jessica itu adek angkat elu toh elu juga udah pernah bobok bareng ama dia... cemburu karena si Jessica deket ama si Vincent... daripada lu entar menyesal si Jessica direbut ama pria lain mending pikir ulang deh elu menganggap Jessica apa di hidup elu...😅
sella surya amanda
lanjut
Radya Arynda
menikah saja zayne dengan jessica,,,,biar kalian selalu ber sama....jangan ke duluan orang lain lho nanti nyesel
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lho....lho...lho...mba thor udh tamat to piye iki...tulisan tamat
Ellnara: gak kak, masih lanjut kok. Ini lagi nulis buat bab barunya
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lama gk update kak thor,tk pikir udah END..😃
Ellnara: belum kak, masih lama . lagi sibuk aja sama si bocil
total 1 replies
yumna
sabr ya daniel ga boleh kecewa ya....
Sumawita
zayne kamu harus bisa mw jaga jesica sama Daniel, jngan sampai kamu lemah zayne,,
yumna
kau mnkn mulai mencintai jesi zayn
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mereka pantas mati
Radya Arynda
mantap,,,,benalu busuk seperti mereka memang pantas mendapat kan nya....semangaat jesica
sella surya amanda
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!