NovelToon NovelToon
ZAREENA

ZAREENA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sandyakala

Setelah ibunya tiada, Zareena hampir dijadikan jaminan untuk melunasi utang-utang judi Sang Ayah.

Dia marah pada Ayahnya, tapi kasih sayang dalam hati Zareena jauh lebih besar, sehingga apapun akan Zareena lakukan untuk menyelamatkan sosok Ayah yang ia sayangi. Namun segala usaha Zareena pada akhirnya sia-sia, Ayahnya meninggal dan dia harus merelakan satu-satunya rumah peninggalan kedua orang tuanya jatuh ke tangan Sang bandar judi.

Saat itu, Zareena sudah putus asa dan hampir menyerah. Tapi takdir berkata lain, di tengah ketidak pastian akan hidupnya, Zareena justru terselamatkan oleh kehadiran Ethan, putra tunggal sekaligus pewaris keluarga Hawkins.

Siapa Ethan dan kenapa dia menolong Zareena? lalu bagaimana kisah keduanya berlanjut?. Yuk, baca kisah lengkapnya dalam novel ini.

Jangan lupa tinggalkan komentar dan like sebagai dukungan kamu, ya. Selamat membaca, terima kasih 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandyakala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Mertua

Sudah lima hari Ethan dirawat di rumah sakit dan selama itu pula Zareena menemani dan merawat Ethan di sana.

Hubungan dan komunikasi mereka saat ini lebih baik daripada sebelumnya. Beberapa kali Ethan berhasil membuat Zareena tertawa dengan candaan sederhana yang ia buat dan entah mengapa kehadiran Zareena di sisinya membuat Ethan merasa lebih cepat memulihkan diri.

"Ethan, sayangku", tetiba saja Mama Paula menghambur dari pintu masuk ruang rawat.

Ethan yang sedang menikmati makanan terkejut dengan kedatangan Mamanya, begitupun dengan Zareena yang sedang menyuapi Ethan.

"Mama, Papa", Ethan terkejut dengan kedatangan kedua orang tuanya.

"Maaf kami tidak mengabari kalian", ucap Papa Robin yang berdiri di samping Mama Paula.

"Bagaimana kondisimu sekarang, sayang? Mama cemas sekali", Mama Paula menghampiri Ethan dan memeriksa setiap bagian tubuh putra semata wayangnya itu.

"Papamu baru bisa meninggalkan pekerjaannya kemarin. Jadi, kami baru bisa datang menjengukmu", lanjut Mama Paula lagi.

"Kondisiku baik, Ma, Pa. Kalian tidak perlu khawatir", Ethan berusaha menenangkan kedua orang tuanya.

Zareena memilih mundur dari posisinya semula, ia memberi ruang untuk kedua mertuanya bertemu dengan suaminya.

"Kamu pasti Zareena, ya?", tebak Papa Robin menatap Zareena yang berdiri di dekat nakas.

"Iya, Pa. Aku Zareena", jawab Zareena sopan disertai senyum yang ramah.

"Sayangku, Zareena. Kemarilah", Mama Paula memanggil Zareena dan langsung memeluk erat menantunya itu.

Zareena merasa terkejut sekaligus kikuk mendapatkan pelukan yang tiba-tiba dari Mama mertua yang baru saja ia temui.

"Kamu pasti lelah ya menjaga dan merawat Ethan? apa kamu sudah makan, sayang?", Mama Paula menatap Zareena dengan penuh kasih.

"Sudah, Ma. Aku sudah makan tadi siang", jawab Zareena malu.

"Jangan sampai kamu sakit juga karena merawat suamimu", imbuh Papa Robin.

Zareena tersenyum tipis, "Aku sehat, Pa".

"Sekarang Mama dan Papa sudah di sini, sayang. Kamu bisa beristirahat, biar kami yang menjaga Ethan, ya", ucap Mama Paula.

"Tidak apa-apa, Ma. Mama dan Papa tentu lelah setelah melalui perjalanan yang cukup panjang. Sebaiknya Mama dan Papa yang beristirahat", Zareena menolak secara halus.

"Oh tidak tidak tidak, sayang. Kami sama sekali tidak lelah, ya Pa?", Mama Paula melirik ke arah suaminya yang dijawab dengan anggukkan.

"Biar Zareena tetap di sini, Ma, Pa. Aku ingin dia yang menjaga dan merawatku", Ethan buka suara.

"Ck, apa kamu tidak kasihan pada istrimu sendiri, Ethan? dia pasti lelah sekali. Apalagi Mama tahu kalau kamu sakit, kamu akan sangat manja, sama seperti Papamu".

"Apa Papa semanja itu, Ma?". Papa Robin protes.

"Iya, Papa kalau sakit manjanya melebihi anak bayi".

"Benarkah?".

"Iya".

Mama Paula dan Papa Robin adu mulut, tapi kemudian tertawa bersama.

Zareena yang menyaksikan pemandangan itu ikut tertawa kecil. Dia bisa melihat betapa harmonisnya keluarga Hawkins. Ingatannya tetiba saja terpaut pada sosok ibu dan ayahnya yang sudah tiada.

"Andai kalian masih ada, apakah hidup kita akan seharmonis mereka?", batin Zareena dalam hati.

"Sayang, kemarilah", Mama Paula memanggil Zareena lagi untuk mendekat.

"Ceritakan pada Mama, apa Ethan memperlakukanmu dengan baik? apa ada tingkahnya yang menyebalkan atau membuatmu marah?".

Zareena melirik ke arah Ethan yang juga melirik ke arahnya sambil tersenyum.

"Oh tidak, Ma. Ethan sangat baik padaku", jawab Zareena gugup karena sejak tadi baik Mama Paula, Papa Robin maupun Ethan menatapnya dengan seksama.

"Laporkan pada kami jika suamimu berlaku buruk, ok?", tambah Papa Robin.

Zareena tersenyum.

"Oh, jadi kedatangan Mama dan Papa ternyata bukan untuk menjengukku ya, tapi untuk menginterogasi istriku dan mencari-cari kesalahanku agar kalian bisa menghukumku, begitu?", Ethan protes sambil mengerucutkan bibirnya.

Zareena menahan tawanya melihat ekspresi wajah Ethan yang masam tapi terlihat menggemaskan seperti anak kecil.

"Lihatlah, suamimu itu, sayang. Sikapnya tidak sesuai dengan usianya yang sudah hampir kepala tiga", bisik Mama Paula menggoda putranya.

"Ha ha ha ... tapi Papa yakin, Ethan pasti meratukan istrinya sama seperti Papa meratukan Mama, ya kan?", Papa Robin membela putranya.

Senyum Ethan terkembang, ia membenarkan ucapan Sang Papa.

"Sudah sudah, jangan terlalu membelanya", Mama Paula tak terima.

"Sayang, sebentar lagi kita pergi jalan-jalan sebentar ya sama Mama. Mama ingin sekali mengenalmu lebih jauh karena saat kamu menikah dengan Ethan, anak nakal itu sama sekali tidak memberi tahu kami sehingga kami tidak bisa menghadiri langsung pernikahan kalian", celoteh Mama Paula jujur.

"Mama mau mengajak istriku kemana? jangan mendoktrinnya dengan hal-hal ya buruk, Ma!", tegas Ethan.

"Kamu jangan memikirkan Mama dan Zareena. Kemanapun kami pergi tidak ada hubungannya denganmu. Nanti Papa yang akan menemanimu dulu selama kami keluar, ya Pa?", Mama Paula melirik ke arah suaminya.

Papa Robin menganggukkan kepalanya tanda setuju.

"Janji ya Ma jangan mendoktrin istriku dengan hal yang tidak-tidak", pesan Ethan lagi.

Mama Paula menarik nafas dalam, "Apa kamu pikir Mama sejahat itu sama menantu dan anak Mama sendiri? ada-ada saja pikiranmu itu", Mama Paula memberikan lirikan tajam pada putranya.

Jam lima sore, Mama Paula benar-benar mengajak Zareena pergi. Alden mengantar mereka ke tempat yang sudah ditentukan oleh Mama Paula.

"Apa Mama tidak lelah langsung pergi jalan-jalan seperti ini?", tanya Zareena khawatir.

"Tentu saja tidak. Dalam kamus hidup Mama tidak ada kata lelah untuk anak dan menantu yang Mama sayangi", jawab Mama Paula percaya diri.

Zareena tersenyum mendengar jawaban Mama mertuanya.

"Ayo, kita ke sana", Mama Paula menunjuk sebuah toko perhiasan berlian yang sudah menjadi langganan keluarganya.

Kedatangan Mama Paula dan Zareena disambut dengan baik oleh pelayan bahkan pemilik toko itu.

Zareena bisa melihat keakraban Mama Paula dengan Sang pemilik toko berlian.

"Keluarkan semua perhiasan terbaik dan terbaru untuk dipilih oleh menantuku", pinta Mama Paula pada pemilik toko.

"Tentu. Anda bisa menunggu dulu di sana, Nyonya", ucap pemilik toko seraya segera menugaskan pelayannya untuk mencari apa yang Mama Paula minta.

"Ayo, sayang", Mama Paula menarik tangan Zareena untuk sama-sama duduk di ruang khusus customer prioritas di toko tersebut.

Tak lama, datang dua orang pelayan yang membawakan jamuan untuk Mama Paula dan Zareena.

Lalu berikutnya pemilik toko juga masuk ke ruangan tersebut bersama dua orang pelayan lainnya membawa beberapa kotak perhiasan.

"Silahkan, Anda bisa memilih perhiasan yang Anda mau, Nyonya dan Nona", ucap Sang pemilik tokoh ramah.

Ada sepuluh kotak set perhiasan berlian yang berjajar di meja dan semua kotaknya dibuka.

Zareena terpana melihat pemandangan itu. Seumur hidupnya baru kali ini dia melihat perhiasan berlian.

"Sayang, coba kamu lihat dan pilih dua set perhiasan yang kamu mau", ucap Mama Paula.

"Ini ... maksudnya ...".

"Ini hadiah pernikahan dari Mama dan Papa. Ayo, pilih saja set perhiasan manapun yang kamu suka", lagi, Mama Paula memberikan kesempatan pada Zareena.

"Ma, ini terlalu berlebihan. Mama dan Papa tidak perlu repot memberikan hadiah pernikahan. Aku sudah sangat bahagia dengan kedatangan Mama dan Papa kesini", ucap Zareena tulus.

"Jangan begitu, sayang. Mama dan Papa sudah berencana memberikan kado ini untuk menantu keluarga kami. Jangan sungkan, pilih yang kamu mau karena kalau kamu menolak, Mama dan Papa akan merasa sedih sekali".

Zareena terdiam sejenak. Dia kehabisan kata-kata untuk menolak niat baik Mama dan Papa mertuanya.

"Bantu aku untuk memilihnya, ya Ma karena aku tidak pernah melihat perhiasan berlian sebelumnya", kata Zareena jujur.

Mama Paula menemani Zareena untuk memilah dan memilih set perhiasan itu. Sang pemilik toko juga ikut membantu dengan menjelaskan setiap produk yang ia tawarkan.

"Terima kasih banyak, Ma. Aku tidak tahu harus mengatakan apalagi pada Mama dan Papa", mata Zareena berkaca-kaca.

"Kamu tidak perlu berterima kasih. Justru kami yang seharusnya berterima kasih karena kamu bersedia menjadi bagian dari keluarga Hawkins", Mama Paula memeluk Zareena dengan penuh cinta.

1
Dwi anggun
sangat oke sekali😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!