NovelToon NovelToon
Playboy In Marriage

Playboy In Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Dikelilingi wanita cantik / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:353.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Kunay

Bastian Eka Indrajaya merasa lelah dalam perjalanan cintanya yang selalu berganti pasangan setiap kali dirinya bosan.

Sampai akhirnya, Bastian bertemu dengan seorang wanita bernama Asyifa dan memutuskan untuk mengejar gadis itu hingga memutuskan semua kekasihnya.

Namun, masalah muncul saat Bastian tahu kalau gadis itu ternyata adalah adik sahabatnya.

Akankah dia tetap mengejar Asyifa atau memutuskan untuk mundur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kunay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Bisa Membiarkan

Sampai di Palembang, Bastian langsung mengantar Asyifa hingga di rumah orang tuanya. Sepanjang perjalanan, Bastian benar-benar tertidur, baik perjalanan menuju bandara maupun selama penerbangan.

Hampir dua bulan dia bekerja, menyelesaikan masalah di perusahaannya. Hidupnya benar-benar tidak teratur baik waktu makan dan juga waktu istirahatnya.

"Jangan cemberut, Sayang," ucap Bastian saat mobil yang ditumpangi keduanya sampai di kediaman orang tua Asyifa.

"Kau keterlaluan, bagaimana mungkin kau mengatakan sama semua orang kalo aku adalah calon istrimu?" sungutnya kesal dengan tingkah Bastian yang tidak masuk akal. Saat mereka sedang menunggu bagage, Bastian memberi tahu semua orang kalau Asyifa adalah calon istrinya.

"Tidak semua orang, aku hanya memberi tahu semua pria yang diam-diam menatapmu," jawab Bastian tidak merasa bersalah sedikit pun.

"Itu sama saja!"

"Jelas beda! Aku hanya mengatakan kau cantik pada wanita yang menatapmu, sedangkan pada pria aku mengatakan kalau kau adalah calon istriku!"

Asyifa kehilangan kata-katanya, Bastian sungguh pria narsis yang udah sampai lever max.

"Terserah kau sajalah!"

Asyifa memilih untuk keluar dari mobil dan membanting pintunya saking kesalnya. Terdengar suara Bastian. Pria itu menurunkan kaca mobilnya.

"Sayang, kamu tidak ingin mengajakku untuk masuk?"

"In your dream!" seru Asyifa, yang dibalas kekehan oleh Bastian.

"Baiklah, kalau begitu sampai bertemu besok. Jangan lupa mimpiin aku."

Asyifa mendelik tajam pada Bastian, membuat pria itu buru-buru menutup kembali kaca mobilnya. Tidak lama, mobil melaju pergi.

Asyifa berbalik, dan menghentakkan kakinya dengan kesal, bibirnya tak henti menggerutu. "Dasar playboy! Tidak tahu malu!"

Asyifa menyeret kopernya dan bergegas masuk ke dalam kamarnya dengan meletakkan kopernya di sembarang tempat.

"Dasar gila! Bagaimana kalau tiba-tiba calon istrinya datang dan melabrakku?"

Ternyata, Asyifa masih memikirkan ucapan kakak iparnya, kalau Bastian sudah memiliki calon istri.

Ponselnya berdering, menandakan sebuah pesan masuk. Dia buru-buru membacanya.

Asyifa melotot dan melemparkan ponselnya ke atas kasur.

"Dasar playboy! Pria sinting! Bastiaaaaannn!!" kesal Asyifa dengan pesan yang dikirimkan pria itu. Andai saja Bastian ada di hadapannya, mungkin dia sudah memukul kepalanya supaya pria itu tersadar.

[Sayang, jangan cemberut terus. Kalau aku khilaf dan menciummu bagaimana?]

Di antara makiannya, Asyifa tidak menyadari, wajahnya memerah karena pesan singkat yang dikirimkan oleh Bastian.

***

Keesokan harinya, Asyifa sudah bersiap untuk berangkat bekerja. Dia sudah memesan taksi online untuk menuju ke lokasi proyek karena Hoshi menghubunginya kalau beberapa investor akan datang untuk meninjau lokasi.

Meski di rumahnya memiliki motor, Asyifa tidak pernah diizinkan untuk mengendarainya sendiri. Biasanya dia akan diantar oleh ibunya ke mana pun kalau wanita yang melahirkannya itu tidak sibuk.

Sampai di lokasi proyek, Asyifa terlihat lemas. Lingkar hitam di matanya terlihat jelas seperti orang yang kurang tidur.

Ini semua gara-gara Bastian. Dasar mes*m!

Asyifa mengeluarkan sebuah kamera dari tasnya, ia mulai memotret setiap bagian. Sampai akhirnya, ia melihat Bastian bersama berjalan bersama dengan para investor.

Asyifa mengarahkan kameranya pada mereka.

Asyifa berdiri beberapa meter dari rombongan Bastian dan juga para koleganya.

Akan tetapi, sosok yang selalu mengganggunya tiba-tiba tertangkap lensa kameranya. Untuk sesaat, Asyifa menurunkan kamera di tangannya, entah apa yang dipikirkannya. Asyifa merasa Bastia hari ini terlihat cukup menarik.

Akhirnya, dia memotret pria itu secara candid. Satu, dua, tiga. Sudah tak terhitung jepretan kameranya menangkap gambar Bastian, Asyifa hanya merasa senang dengan hal itu.

Rombongan Bastian dan koleganya, sepertinya selesai berkeliling. Mereka bergegas meninggalkan lokasi proyek.

"Hei," seru seseorang dari arah belakang mengejutkan Asyifa. Wanita itu berbalik dan melihat siapa orang yang mengejutkannya.

"Kak Rendi?"

Asyifa tersenyum begitu lebar melihat pria itu. "Aku pikir kakak belum kembali ke Palembang?"

"Kemarin malam, mendadak harus segera terbang ke Palembang karena ada salah satu keluarga yang hendak mengadakan acara pertunangan."

"Mendadak?"

"Sebenarnya, acaranya tidak mendadak, aku hanya melupakan tanggalnya. Jadi, begitu ingat langsung bergegas."

Asyifa tertawa dengan ucapan Rendi dan menggelengkan kepalanya.

"Itu menandakan kalau Kak Rendi juga harus bergegas menyusul saudaranya."

"Haha kamu bisa saja. Tapi, segera, setelah seseorang siap," ucap Rendi dengan menatap Asyifa penuh makna.

"Kak Rendi, masih mau di sini atau sudah mau pergi?"

"Aku melihat-lihat lokasi terlebih dahulu," ucap Rendi, ia melihat kamera di tangan Asyifa. "Kamu sedang memotret?"

Asyifa mengangguk. "Untuk laporan."

"Bagaimana kalau kita duduk di sana?"

Rendi menunjuk kursi kayu di dekat pohon besar yang menghadap langsung ke arah pegunungan, yang menunjukkan pemandangan air terjun meski tidak terlalu jelas karena memang jaraknya cukup jauh dari lokasi.

Asyifa setuju, ia bergegas melangkah menuju kursi itu lalu duduk di sisi kirinya dan Rendi duduk di sisi kanannya.

"Aku masih merasa takjub dengan lokasinya. Pak Bastian benar-benar mendapatkan jackpot dengan lokasi ini," puji Rendi, sorot matanya menunjukkan kekaguman. Sebagai pebisnis tentu saja dia sangat memuji kecerdasan Bastian. "Kamu tahu, dia membeli lahan di area itu sudah sangat lama."

Rendi menunjuk arah timurnya. "Jika dilihat dari sana, tidak ada pemandangan yang dapat dilihat karena memang dulu itu terhalang oleh gedung bekas pabrik. Tapi, setelah bangunannya dirobohkan dan sekarang sedang dibangun untuk daycare. Semuanya tampak jelas."

Asyifa yang menyimak hal itu setuju, dia tahu bangunan bekas pabrik di yang dirobohkan di sana. Tapi dia tidak tahu kalau area itu juga dimiliki oleh Bastian.

Saat keduanya sedang asik mengobrol, tiba-tiba Bastian mendekat ke arah mereka berdua dan duduk di tengah-tengah, antara Rendi dan juga Asyifa.

"Aku boleh duduk di sini, kan?" tanyanya minta izin yang terlambat karena orang itu sudah duduk di sana.

"Hei," seru Asyifa yang terkejut. "Kenapa kau duduk di sana? Sebelah sini, kan, masih kosong!" sungutnya kesal seraya menunjuk sisi kirinya yang kosong, mau tidak mau dia menggeser duduknya supaya ada ruang lebih luas untuk Bastian duduk.

Begitu juga dengan Rendi.

"Haha ... Aku tidak melihat," ucapnya tanpa rasa bersalah. Dia menoleh pada Rendi. "Tidak apa-apa, kan, Pak Rendi?"

Rendi hanya tersenyum kecil, tapi sorot matanya menunjukkan sikap tidak suka dengan sikap Bastian seenaknya.

Tentu saja, Bastian menyadari itu akan tetapi ia tidak peduli.

Bastian menoleh pada Asyifa dan mengulurkan minuman yang ada di tangan kanannya. "Kau pasti haus. Aku membawakan untukmu." Setelahnya, Bastian bicara pada Rendi. "Maaf, ya, Pak Rendi, saya hanya membawa satu." Kali ini, dia tidak repot-repot untuk menoleh pada pria itu.

"Tidak apa-apa," jawab Rendi dengan nada bicara yang terdengar dingin.

"Sayang, kamu tadi memotretku, kan?" tanya Bastian, tangannya dengan cepat meraih kamera yang diletakkan di atas pangkuan Asyifa.

"Si-siapa yang memotretmu?" tanya Asyifa sedikit panik, bagaimana Bastian bisa tahu hal itu.

"Haha ... Aku melihatnya dari sana." Bastian menunjuk lokasi sebelumnya, saat ia bersama dengan para kolega.

Rendi yang sejak tadi diam dan menahan kesal pada Bastian yang seenaknya dan juga tidak punya sopan santun mulai bertanya-tanya.

Sebenarnya, ada hubungan apa mereka?

Sayang?

Rendi jelas mendengar panggilan itu dari mulut rekan bisnisnya untuk memanggil Asyifa.

"Tuh, kan! Kamu memotretku," seru Bastian seraya melihat hasil jepretan wanita di sebelahnya.

Asyifa merasa ingin menenggelamkan kepalanya di ke tanah karena malu, tertangkap basah. Sedangkan Rendi semakin merasa tidak nyaman.

"Hei, berikan kameranya. Itu tidak sopan."

"Apanya yang tidak sopan? Bukannya kamu yang memotretku diam-diam? Harusnya kamu minta langsung padaku, Sayang. Jadi, aku bisa menunjukkan pose paling tampan."

"Kau—"

Rendi yang sejak tadi sudah menahan diri akhirnya bangkit dari duduknya. Ia tidak tahan lagi melihat kedekatan mereka berdua. Apalagi panggilan Bastian pada Asyifa yang tidak disanggah wanita itu.

"Syifa, saya duluan, ya. Masih ada urusan."

"Eh? I-iya, Kak Rendi."

Rendi hanya menganggukkan kepalanya pada Bastian sebagai salam perpisahan. Ia bergegas pergi meninggalkan lokasi tersebut.

Setelah Rendi pergi, Asyifa mendelik tajam pada Bastian.

"Kau sengaja, kan?"

"Apa?" tanya Bastian balik bertanya.

"Duduk di sini, membuka hasil foto-fotoku, dan juga bersikap tidak sopan pada kolega bisnismu."

"Bukannya aku tadi sudah meminta izin?"

"Tapi, kau—" Asyifa bingung menjelaskannya. Memang benar, tapi caranya salah!

"Asyifa menghela napas untuk menenangkan diri. Menghadapi Bastian memang harus dengan kepala dingin. "Kau bersikap seperti itu pada kolegamu. Bagaimana kalau dia memutuskan kerja sama? Kau yang akan rugi."

Bukannya merasa bersalah, Bastian malah mengangkat bahunya acuh. "Ya, kalau dia mau memutuskan kerja sama itu pilihannya. Biarkan saja!"

"Dasar!" Asyifa merebut kamera di tangan Bastian saat pria itu masih melihat-lihat hasil fotonya.

"Hei, kamu mau ke mana?"

"Bukan urusanmu!"

Asyifa meninggalkan Bastian begitu saja. Dia kesal sekali dengan sikap acuh tak acuh Bastian. Padahal, yang rugi juga dirinya jika kerja sama itu batal.

Bastian sama sekali tidak berniat menyusul kekasihnya. Dia justru menyandarkan punggung, meletakkan kedua tangannya di sisi kiri dan kanan sandaran kursi yang didudukinya. Senyumnya merekah, ia merasa puas karena berhasil membuat Asyifa dan Rendi menjauh.

"Maaf, Sayang, aku tidak bisa membuatmu dekat-dekat dengan pria lain."

1
Cicik Astutik
karya bagus,, ulasan nya menarik..jempol deh,,
Cicik Astutik
ayo semangat kakak...punya ditunggu ya💪💪💪
Wayan Sumiarti
Luar biasa
@Al🌈🌈
Semangat💪💪 ...UP nya yg banyak Thor💪💪
Ria Ayu
sehat sehat author, biar bisa update kembali. bagus loh jalan ceritanya ini
Sumiyati oo
ga usah emosi berlebihan Abimanyu,ingat dulu kamu jg menyakiti infiera 1 th
malah lebih parah karena tdk bisa move on dari mantan
inggat ya abi jangan bawa syifa pergi dari suaminya
karena setelah menikah seorang istri itu tetap tanggung jawab suam
sepertinya syifa jg mulai luluh dgn sikap bastian
cukup bantu adikmu menyelesaikan masalah rumah tangga melalui infiera
ayo kak semangat nulis, double up lagi ya kak 🥰🥰🥰i
Noncih 24
assalamualaikum thorr...kamana wae?ni jarempling ieu .. kalamian
Queeny Geulitz Syahputri
ini tuh kenapa ya novel2 on going di noveltoon saya pada ga ada update udh lumayan lama
Kasma Aisya
🥱🥱🥱
Yank Adelia
lamaaaa bngettt g Up thor/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Pendak Wah
Hhhhh syifa"
Pendak Wah
Hhhhh lah memang kenyataan nya Abimanyu,,,, Kau harus terima kalau Bastian sdh jadi Adik Iparmu 😁😁
Pendak Wah
kasihan kan dng Bastian 🥺
semoga dia mendapat kan kebahagiaan bersama dng keluarga kecilnya
hehehe tp yg pastinya Nasib Bastian untuk yg kedepannya ada di tangan Author 😁🤭 Semangat ya Thorr
Pendak Wah
hhh Bastian seperti hantu
Datang tak diundang......
Pendak Wah
Hhhhh aku sebagai pembaca pun merasa termakan oleh Rayuan Bastian, Ah rayuan Lelaki memang menghanyutkan 😁🙈🙈
Iyan Nurdianti
kapan nih Thor mu up nya? semoga sehat2 yah. Thor...
Eli Sugiarti
lanjut Thor jangan lama2 upnya/Grin//Grin/
😘NengRhere😘
jangan2 rendi yg hamilin pita ya
Heny Janitasari
❤️
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
Bawak aja bi. biar tu si cungukk basbas. tau rasaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!