Bebby Daniella Putri menjadi yatim piatu sejak batita akibat korban kecelakaan yang menimpa satu keluarganya, tanpa identitas. Bebby diangkat anak oleh Daniel Frederick, Dokter Muda yang menyelamatkan nyawanya. Daniel mengangkat anak karena rasa kasihan dan sebagai permohonan maaf karena tidak bisa menyelamatkan nyawa kedua orang tuanya.
Dalam perjalanan waktu muncul benih benih cinta di antara mereka berdua. Daniel sebagai orang tua angkat telah menepis perasaan itu. Bagaimana kisah mereka... dan siapa sebenarnya Bebby?
Yuuukkk ikuti kisah mereka guys ♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19.
Miranda pun terus melajukan mobilnya. Dia akan mendatangi Nyonya Frederick.
Beberapa menit kemudian mobil Miranda sudah memasuki halaman Mansion Frederick. Setelah mobil berhenti Miranda segera turun dari mobil dan melangkah dengan cepat menuju ke pintu utama. Dia sudah sangat tidak sabar untuk menyampaikan kabar gembira.
TING TONG TING TONG
Miranda menekan bel tamu dengan cepat cepat.
Sesaat kemudian pintu terbuka dan muncul seorang pelayan. Miranda pun segera menyampaikan maksud kedatangannya untuk menemui Nyonya Frederick.
“Nyonya Frederick sedang tidak enak badan seharian di kamar. Mari saya antar ke kamar Nyonya, pasti Nyonya senang Nona datang.” Ucap Sang pelayan lalu segera mengajak Miranda masuk dan diantar menuju ke kamar Nyonya Frederick.
Tidak lama kemudian Miranda sudah masuk ke dalam kamar Nyonya Frederick dan sang pelayan menutup pintu lalu pergi.
“Tante...” ucap Miranda sambil melangkah mendekati Nyonya Frederick yang terbaring di tempat tidur.
“Sayang kamu akhirnya mau datang lagi ke sini. Kamu lihat kan Tante kurus sekarang karena sedih memikirkan pernikahan kamu dan Daniel yang batal. Tante sudah mengabari semua keluarga dan teman teman Tante, tapi kata Daniel kalian tidak cocok.” Ucap Nyonya Frederick sambil mengangkat punggung dan kepalanya lalu bersandar di kepala tempat tidur.
“Belum dicoba kok tidak cocok.” Ucap Nyonya Frederick lagi sambil menatap wajah Miranda yang kini sudah duduk di tepi tempat tidur.
“Tante, saya datang ke sini untuk memberi kabar bahagia.” Ucap Miranda sambil tersenyum.
“Kabar bahagia apa? Apa kamu sudah menemukan pengganti Daniel dan akan segera menikah. Mama kamu juga sangat kecewa dengan pembatalan pernikahan ini.” Ucap Nyonya Frederick dengan nada sedih.
“Bukan Tante, kabar bahagia itu pernikahan saya dan Kak Daniel akan terus berlangsung. Dan bahkan akan dipercepat Tante.” Ucap Miranda dengan senyum lebarnya.
“Apa aku bermimpi?” gumam Nyonya Frederick sambil mencubit lengannya.
“Ha... ha... tidak Tante tidak bermimpi ini kenyataan. Kak Daniel kemarin hanya karena emosi akibat anak angkatnya hilang. Sekarang sudah ketemu Tante.” Ucap Miranda selanjutnya.
“Hah, anak gemblung itu kalau ketemu akan buat ulah Sayang..” ucap Nyonya Frederick sambil menatap Miranda ada ekspresi tidak suka jika Bebby sudah ketemu.
“Tante tenang saja, dia tidak bisa buat ulah lagi karena dia sakit parah. Dia hanya bisa tergolek di tempat tidur.” Ucap Miranda sambil tersenyum lebar.
“Benarkah Sayang, tapi kalau dia sembuh bisa berbuat ulah lagi, anak gemblung itu.” Ucap Nyonya Frederick dan Miranda pun tersenyum penuh arti.
“Hmmm kalau dia sembuh dan butuh darah lagi aku tidak akan memberikan darahku jika aku sudah resmi menikah dengan Daniel... Biar anak sialan itu mati.” Gumam Miranda dalam hati yang tidak menyampaikan pada Nyonya Frederick kalau dia mendonorkan darahnya pada Bebby sebagai syarat pernikahan berlanjut.
Sedangkan di tempat lain di ruang gawat darurat di rumah sakit tempat Bebby berada. Kondisi Bebby sudah membaik dan bisa dipindah di ruang perawatan.
Brankar yang ditempati oleh Bebby didorong dan ditarik oleh dua perawat. Daniel berjalan di samping brankar itu.
Sesaat brankar sudah masuk ke dalam ruang perawatan. Setelah tubuh Bebby ditempatkan di atas tempat tidur. Daniel mempersilahkan para perawat keluar. Dia yang akan menjaga Bebby.
“Pa...” ucap lirih Bebby
“Ya Sayang..” ucap Daniel lalu duduk di kursi di dekat tempat tidur Bebby.
“Kalau aku sudah sembuh aku tinggal di panti saja Pa.. aku tidak mau tinggal di Mansion lagi. Ibu Panti dan Erna sangat baik, Cuma mungkin aku belum terbiasa saja dengan kehidupan di panti jadi aku sakit... besok lagi aku akan makan dengan banyak nasi agar tenagaku semakin kuat.” Ucap Bebby dengan suara pelan.
“Tapi panti itu sangat jauh dari tempat kerja Papa..” gumam Daniel sambil mengusap usap tangan Bebby, dia benar benar tidak ingin jauh dari Bebby. Di saat Daniel masih terus mengusap usap tangan lembut Bebby, tiba tiba ada yang berdesir di dalam dadanya.
“Hmmm apa aku benar benar seperti yang dikatakan oleh Marco. Aku mencintai Bebby bukan sebagai anakku tetapi sebagai seorang perempuan.” Gumam Daniel dalam hati.
“Pa itu tidak terlalu jauh hanya tetangga kota saja. Masih juga di pulau Jawa..” ucap Bebby dalam hati, sebab dia memang sudah berniat untuk menjauh dari Daniel. Agar tidak lagi patah hati lagi. Dia akan memulai perjalanan hidup baru, tinggal di panti sambil mencari nafkah sendiri.
“Sayang bagaimana kalau Papa belikan rumah buat kamu. Kalau kamu takut tinggal sendiri kamu bisa mengajak Eliza atau siapa tadi teman baru kamu yang baik..” ucap Daniel yang tidak ingin jauh dari Bebby dan bisa mendatangi Bebby sewaktu waktu.
“Pa, Bebby tidak mau lagi tergantung pada Papa. Bebby ......”
“Ssstttt... jangan teruskan Papa adalah Papa kamu Papa berkewajiban menjaga kamu Sayang..” ucap Daniel sambil menutup mulut Bebby agar tidak berbicara , dengan menempelkan telunjuk jarinya pada bibir cantik Bebby.
Namun tiba tiba secara reflek jari Daniel mengusap dengan lembut bibir Bebby. Jari Daniel pun merasakan tekstur kenyal namun lembutnya bibir Bebby.
“Pa...” ucap Bebby sambil menarik jari Sang Papa agar menjauh dari bibirnya.
“Hmm maaf Sayang...” ucap Daniel yang tiba tiba wajahnya memerah.
Di saat perasaan Daniel masih berkecamuk, terdengar pintu kamar ada suara ketukan.
TOK TOK TOK
TOK TOK TOK
“Siapa..” gumam Daniel lalu bangkit berdiri.
Daniel segera melangkah menuju ke pintu kamar itu. Dan saat pintu sudah terbuka, tampak dua sosok orang yang sangat begitu Daniel kenal.
“Pa, El, kok tahu kalau kami di sini.” Ucap Daniel saat melihat Tuan Frederick dan Eliza berada di depan pintu kamar. Daniel memang belum sempat menghubungi siapa pun.
“Bukannya kita lapor pada polisi dan mereka sudah memberi tahu kami.” Ucap Tuan Frederick lalu melangkah masuk ke dalam kamar.. Eliza yang sudah rindu pada Bebby pun juga segera melangkah masuk.
Setelah Tuan Frederick melihat keadaan Bebby, Tuan Frederick menarik tangan Daniel untuk diajak ke sofa yang ada di ruang perawatan Bebby itu.
Sedangkan Eliza duduk di kursi di dekat tempat tidur Bebby dan masih bertanya tanya pada Bebby.
“Benar Beb kamu akan keluar dari kampus kita?” tanya Eliza dengan nada sedih.
“Iya El, biaya mahal di kampus itu. Aku harus mandiri sekarang, selama aku pergi aku berpikir pikir aku harus meninggalkan mimpi ku untuk menikah dengan Papaku, aku akan tinggal di panti, bekerja dan kuliah di universitas terbuka saja..” ucap Bebby dengan suara lirih.
“Apa sudah ada cowok yang lebih keren dari Om Daniel di panti?” tanya Eliza yang suaranya didengar oleh Daniel.
“El! Bebby jangan diajak terlalu banyak bicara. Dia harus banyak istirahat.” Ucap Daniel agak keras agar Eliza dan Bebby mendengar.
Entahlah di hati Daniel kini ada rasa cemburu jika Bebby sudah mendapatkan cowok idaman hati selain dirinya.
🤣🤣