Syifana Khoirunnisa yang biasa di sapa Syifa, harus menelen kekecewaan saat mengetahui rahasia suaminya yang tidak ingin menyentuhnya.
Di usia pernikahan yang menginjak Minggu ke empat, Syifa memutuskan untuk bercerai. Bahkan meninggalkan kota kelahirannya demi melupakan kegagalan rumah tangganya juga mantan suaminya yang sebenarnya sudah ada di hatinya.
Hingga ia harus kembali ke kota itu setelah tujuh tahun berlalu dengan sudah ada banyak perubahan pada kehidupannya.
Apa yang terjadi jika ia kembali bertemu mantan suaminya di saat ia sudah memiliki calon suami. Lalu apa yang akan terjadi saat ada laki-laki yang dengan berani menyatakan cintanya bahkan mengejar cinta Syifa tanpa lelah.
Kemana hati Syifa akan berlabuh? Siapa pemilik hati Syifa?
Happy Reading
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PH 33 Melindungi Istri Dan Anak
Pemilik Hati (33)
" Bun, Minggu besok kita jalan-jalan lagi ya?," pinta Celin sambil memakan gula-gula kapas yang dibelikan untuknya saat di alun-alun kota tadi.
" Bukannya Minggu besok kalian akan menginap di rumah Opa?. Ical akan datang berlibur," timpal Daniel sambil tetap fokus menyetir.
" Apa kak Ical benar-benar akan datang?," tanya Celin antusias.
" Iya, Om David akan menjemputnya untuk menginap. Kita bisa berlibur bersama.,"
" Hore!! Pasti liburan kali ini lebih seru. Ada kak Reza. Ada ayah dan bunda juga,"
Di balik teriakan bahagia Celin, Daniel seolah kembali di ingatkan betapa ia mengabaikan putri kecilnya. Bahkan tak pernah sekalipun berlibur bersama.
Alya yang duduk di kursi samping kemudi mengusap lengan suaminya. Tersenyum memberi kekuatan.
Saat sampai, Daniel terkejut mendapati sebuah mobil sudah terparkir di sana.
" Mobil siapa, Mas?," tanya Alya penasaran.
" Mas tidak tahu."
Merekapun keluar untuk mencari tahu siapakah yang berkunjung ke rumah mereka.
Degh
" Ada keperluan apa kalian datang kemari?," tanya Daniel dengan tatapan tidak suka.
" Niel,.." ingin rasanya memeluk anak yang ia rindukan. Namun, kakinya seolah tertancap dan tak bisa di gerakkan. Bibirnya pun Kelu hanya sekedar mengatakan kata rindu.
" Sayang, ajak anak-anak ke atas ya," pinta David lembut.
Alya pun mengangguk dan mengajak keduanya untuk ke kamar masing-masing.
Alya masih sedikit takut berhadapan dengan mertuanya. Masih teringat jelas bagaimana mereka mengancam Alya dan Reza yang saat itu masih dalam kandungannya.
Celin menatap keduanya dengan nanar. Celin tahu siapa keduanya, namun ia juga merasa sedih karena diabaikan keduanya.
Sementara Reza yang tak tahu apa-apa hanya menurut tanpa banyak bertanya.
Daniel ikut duduk di kursi yang ada di luar. Tidak berniat mempersilahkan keduanya untuk masuk.
" Kamu apa kabar, nak?," tanya Asri, ibunda Daniel
" Seperti yang ibu lihat. Aku sangat baik." jawabnya datar. " Apalagi semenjak bisa berkumpul kembali dengan istri dan anakku," tambahnya.
Hening.
" Apa tujuan kalian kemari?," tanya Daniel to the point.
Masih merasa sakit hati atas sikap keduanya yang tega memisahkan ia dari istri dan anaknya. Membuat Daniel bersikap awas.
" Maafkan kami." Akhirnya kata maaf itu terucap juga.
Daniel tak bergeming.
" Izinkan kami menebus kesalahan kami. Izinkan kami menemui cucu kami."
" Aku tak pernah melarang kalian menemui Celin. Kalian yang mengabaikannya sama sepertiku." Aku Daniel yang juga sempat mengabaikan Celin.
" Bukan Celin, tapi Reza," timpal Lukman, ayah Daniel.
Daniel menarik sudut bibirnya.
" Kalian mengakuinya?," tanyanha sinis. " Tapi, maaf, Aku belum bisa mengizinkan kalau istriku tidak mengizinkan." Daniel menjeda ucapannya. "Aku bisa mengatakan aku memaafkan kalian. Tapi, sikap kasar juga ancaman kalian pada istriku membuatnya trauma. Apa kalian lupa apa yang kalian akan lakukan pada Reza yang saat itu masih dalam kandungan? Kalian berniat mencelakainya. Mencelakai cucu kalian?,"
Kedua orang tua Daniel menunduk teringat akan dosa mereka.
" Kami masih butuh waktu. Aku tidak tahu apa benar kalian tulus atau tidak. Aku hanya ingin melindungi istri dan anak-anakku." Tegas Daniel yang langsung berdiri dan meninggalkan keduanya.
Lukman merangkul Asri yang terisak karena penolakan anaknya. Mereka sadar, dulu mereka sangat keterlaluan sampai berniat mencelakai Alya yang sedang hamil besar.
Hanya karena menganggap Alya bukan menantu idaman, keduanya menolak keras hubungan Daniel dan Alya. Bahkan mengancam akan mencoret nama Daniel sebagai ahli waris mereka.
Hal yang tak terduga adalah Daniel menyetujui untuk meninggalkan semua harta juga fasilitas yang ia dapat dari orang tuanya. Bahkan bersama Alya ia memulai usahanya.
" Apa yang harus kita lakukan lagi, Yah?," tanya Asri pada sang suami karena Daniel lagi-lagi menolak mereka.
" Kita hanya bisa menunggu sampai Daniel bersedia memaafkan kita." Jawab Lukman.
Keduanya kembali dengan tangan hampa.
Di balik jendela, Daniel mengintip kedua orangtuanya yang perlahan meninggalkan rumahnya.
" Apa aku salah bersikap seperti itu pada orang tuaku?," tanya Daniel saat menyadari istrinya memeluknya dari belakang.
Alya hanya diam. Tidak berani berkomentar.
TBC