" aku takut untuk kembali patah setelah jatuh hati " ---
Ziva gadis cantik yang batal menikah karena suatu hal yang tak jelas. Lelaki yang ia percaya itu pergi meninggakkan dirinya sebelum hari pernikahan mereka dilangsungkan. menghancurkan segala mimpi setelah sekian lama di bangun bersama. Segala kesakitan itu membuat ziva sulit untuk kembali menjalin hubungan yang baru . Hingga kehadiran seorang lelaki aneh yang memberi warna baru dalam hidupnya. Namun banyak rahasia yang tersembunyi di balik kemunculannya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Riski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang Baru
Ziva hari ini sedang mengadakan pertemuan dengan seorang photographer . karena karyawan tetapnya yang mengurus di bidang tersebut sedang mengambil libur untuk pulang ke kotanya , karena ia membutuhkan gambar yang bagus untuk beberapa busananya serta banyak project lainnya terpaksa mencari orang baru untuk sementara waktu.
" Maaf ya lama , macet " ucap ziva tersenyum ke arah lelaki yang sudah duduk di sebuah restauran .
" Gpp , perkenalkan gue Sam.. " ucapnya mengulurkan tangan pada lelaki itu .
" Ziva .. " membalas jabatan tangannya .
" Mari duduk "
Ziva dan Sam langsung berbincang singkat , lelaki itu menunjukkan beberapa hasil dari gambar gambar yang ia tangkap .
" Wah ini bagus banget , pro banget ini mah " kagum ziva melihat beberapa gambar yang ia pegang .
" Jadi gimana ? "
" Oke , nanti gue akan kabari Lo dimana lokasi pemotretannya . "
Sam mengangguk , ia memperhatikan wanita di hadapannya. Ziva sangat cantik menurutnya , dengan tubuh mungil dan senyum manis itu membuat ia tidak bisa berkedip melihatnya. Wajah teduh ziva membuatnya ingin nengenal lebih jauh .
" Sam .. " ziva melambaikan tangan di hadapan Sam yang melamun menatapnya.
" Ha? "
Lelaki itu sejak tadi membuka mulutnya.
" Lo kenapa? " Kekeh ziva , ia meminum jus strawberry yang tadi di pesannya.
" Gpp, Lo cantik " ucapnya jujur , membuat ziva salah tingkah . Ia membuang pandangannya untuk menatap arah lain . Lelaki itu berhasil membuat ia tersipu meski tidak merasakan hal aneh seperti ketika Gabriel yang memujinya.
" Lo kesini naik apa ? " Tanya Samuel
" Tadi naik taxi sih , mobil gue masuk bengkel "
" Lo langsung pulang ? "
" Mau ke butik , banyak kerjaan " ucapnya mengaduk aduk minumannya.
" Yaudah , gue anter ya " ucap Samuel .
" Gak ngerepotin? "
" Ya enggaklah " kekeh Samuel , ia meneguk segelas coffe .
Ziva dan Sam kini tengah perjalanan menuju butiknya yang letaknya tak terlalu jauh dari restauran tempat mereka bertemu tadi . Selama perjalanan ziva hanya diam kaku tak tahu ingin berkata apa , namun Samuel berhasil sesekali mencuri pandangan kearahnya.
" Drett... " Handphone ziva berbunyi menampilkan nama ' Gabriel Aneh ' disana . Namun ziva tak ingin mengangkat panggilan itu , ia sedang malas mengurusi Gabriel dengan segala ketidakjelasan hidupnya.
" Kenapa gak di angkat ? " Tanya Sam melihat handphone ziva terus berbunyi.
" Gak penting " ucapnya mematikan telpon tersebut .
" Pacar kamu? " Tanya Sam
" Bukan , cuma orang aneh " ucap ziva mengingat segala tingkah Gabriel . Kadang membuatnya tertawa dan bingung secara bersamaan .
Ziva baru saja turun dari mobil Sam , ia langsung melambaikan tangan saat lelaki itu hendak meninggalkan halaman butiknya . Ziva membenarkan rambutnya ke sisi kanan , ia langsung mendorong pintu butiknya.
" Siang Bu.. " sapa karyawan , ziva hanya memberikan senyuman manisnya.
" Maaf Bu , di atas ada seseorang " ucap salah satu karyawan ziva , Wanita itu mengernyitkan dahi pasalnya sebelum masuk ia tidak memperhatikan mobil siapa yang terparkir di depan butiknya .
Langkah kakinya menaiki lantai dua mengenakan lift menuju ruangannya. Ia membuka pintu ruangan , sudah terlihat Gabriel yang berdiri menghadap kaca jendela .
Ia membalikkan badan menatap tajam ke arah ziva yang di tatap hanya menaikkan sebelah alisnya. Lelaki itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Wajahnya dingin dan datar tak memberikan sedikitpun senyuman.
" Ngapain Lo disini? " Tanya ziva meletakkan tasnya di atas meja . Ia duduk di bangku kerjanya.
" Tadi siapa ? " Gabriel mendekati ziva . Tak ada senyum sedikit pun disana .
" Tukang photo sementara gue, kenapa emang ? "
" Gue gak suka Lo bareng dia " ucapnya duduk di sofa melipat tangan ke dada .
" Tunggu tunggu , Lo ada hak apa ngelarang gue Deket sama cowok lain? " Ziva berjalan mendekati Gabriel , lelaki ini semakin melunjak . Padahal mereka baru saja mengenal , sudah baik ia mau membantu lelaki ini . Mengikuti ide gila yang ia sendiri tidak tahu pasti tujuannya. Karena ia pikir hanya lelaki bodoh mau menolak wanita seperti Tasya .
" jadi cewek Jangan sembarangan jalan sama orang " ketus Gabriel .
" Lo lagi mau ngatain gue cewek gampangan yang bisa ikut cowok kesana kesini , hah! "
" Gue gak bilang gitu , tapi gue gak suka Lo gatel sama cowok " Ucapnya , perkataan lelaki itu memancing emosi ziva.
Wanita itu tidak terima Gabriel seolah menganggap ia begitu rendah .
" Lo gak punya hak ngatur hidup gue, Lo bukan siapa siapa !! Mending Lo balik deh , gue gak pengen liat Lo lagi " wajah wanita Itu tampak memerah , ia menunjuk kearah pintu .
" Ziv .. " Gabriel baru ingin memegang tangannya .
" Pergi ga!! Atau gue teriak !! " Ancam ziva . Gabriel menunduk , tidak seharusnya ia terlalu mengikuti hatinya .
" Maaf .. " ucapnya lirih , mata itu berhasil bertemu dengan mata ziva . Ia langsung meninggalkan ziva yang memegang kepalanya , wanita itu pusing dengan tingkah aneh Gabriel .
" Huft " menghempaskan tubuhnya ke atas sofa .
" Ziv, Gabriel mau kemana ? " Tanya linka yang berjalan masuk ke dalam ruangan nya .
" Udahlah gak usah bahas itu cowok aneh " ziva berjalan membereskan barang barang nya untuk melupakan lelaki itu .
" Lo yakin ? Nanti nyesel .. "
" Apaan sih , Lo tau gak tuh cowok cuma ngajak gue jadi pacar boongannya aja biar gak jadi nikah sama cewek yang di jodohin sama dia " kesal ziva merapikan buku bukunya.
" Jadi Lo ngarepnya beneran ? " Kekeh linka
"Dih apaan sih Lo . Kok Lo biasa aja sih pas gue cerita masalah Gabriel " menatap linka .
" Ya gue udah curiga sih , soalnya Lo kan jomblo akut ya kali cepet banget dapet gandengan " canda linka membuat ziva langsung melemparnya dengan buku tebal .
" Bakk "
" Aduh woy!! Sakitt.. " memegang lengannya yang mendapat hantaman keras.
" Sukurin , itu mulut minta di sekolahin "
.
.
Gabriel mengetuk pintu rumah , seseorang membuka pintu untuknya.
Lelaki itu langsung memeluk perempuan di hadapannya.
" Loh Biel , kenapa dek? " Tanya wanita cantik itu membalas pelukan gabriel .
" Biel capek kak.. " keluhnya , wanita cantik bernama lyona itu langsung menyuruh adiknya untuk masuk ke dalam rumah .
Ia menyuruh adiknya untuk duduk di ruang tamu , sedangkan ia membuatkan secangkir teh hangat untuk Gabriel .
" Kenapa lagi sih kamu ? Berantem sama papa dan mama?" Tanya lyona
" Papa masih suruh aku untuk nikah dengan Tasya " ucapnya lalu meneguk minumannya . Ia menyandarkan kepalanya pada sofa .
" Kakak rasa gak ada salahnya kamu buat terima Tasya , lagian kamu belum bisa membuktikan apa apa sampai hari ini . Ingat umur dan mau gimana pun juga mereka orang tua kita " ucap lyona
" Kakak benar , tapi aku masih menginginkan dia sampai hari ini " ucap Gabriel.
" kakak tahu betul aku tidak bisa hidup tanpanya setelah dia pergi " lanjutnya lagi .
" Aku hanya tidak ingin kamu kecewa lagi , jangan mengejar yang tidak pasti. Buka hatimu untuk Tasya " lyona menepuk pundak Gabriel menguatkan dirinya .
Ia menghela nafasnya panjang. Wanita itu sudah tak mau berada di sampingnya , bagaimana ia bisa bertahan dan yakin pada hatinya . Sepertinya ia benar benar akan mundur dan menyerah .
" Tidak , aku masih bisa merebut hatinya " Gabriel beranjak dari duduknya .
" Mau kemana ? " Tanya lyona
" Pulang.. " ia berpasan dengan kakak iparnya , Rafael .
" Mau kemana Lo Biel ? " Tanya Rafael melihat wajah murungnya itu .
Lelaki itu tak menjawab,ia langsung meninggalkan rumah tersebut dengan mobilnya .
" Adikmu kenapa ? " Rafael merebahkan tubuhnya di samping lyona .
" Masalah lama " ucap lyona memandang kearah Rafael , lelaki itu hanya mengangguk paham .
.
.
Ziva menutup pintu butik , ia orang terakhir yang belum pulang . Sedangkan ini sudah mulai larut . Dengan cepat , ia berjalan menuju parkiran . Langkahnya sedikit tergesa saat merasakan ada yang mulai mengikutinya lagi.
Wanita itu menepuk jidatnya , ia lupa bahwa hari ini dirinya tidak membawa kendaraan . Terpaksa ia harus memesan taxi dan menunggu lebih lama di tempat yang sudah mulai sepi.
" Mama , papa.. ziva takut " ucapnya dalam hati memeluk tasnya .
Ia melirik kearah kiri pada jarak yang cukup jauh ada seseorang yang tengah memperhatikannya . Ziva langsung mempercepat langkah kakinya menuju tempat yang lebih ramai .
" Aaa... " Teriaknya saat seseorang menarik tangan ziva kearah samping tembok.
" Shutt.. ini gue " ucap lelaki di hadapannya.
" Gabriel.. " ziva langsung memeluk lelaki itu erat , jujur ia takut sekali saat ini . Seseorang seperti tengah mengincar nyawanya .
" Gue takut bangett " lirihnya , membenamkan wajahnya di bidang dada lelaki itu.
" Tenang , Lo aman sekarang . Yuk gue anter pulang .. " Gabriel merangkulnya membawa ia menuju tempat parkir mobil.
Ziva dan Gabriel masuk ke dalam mobil , kini ia terus memegang lengan gabriel. Ia tidak tahu apa yang terjadi jika Gabriel tidak menolongnya.
" Udah , tenang aja. Minum dulu .. " ucap Gabriel memberikan air mineral padanya.
" Makasih " setelah meneguk air tersebut .
" Sekarang mending Lo tidur , biar tenang .. " ucap Gabriel melihat wajah ziva yang sudah pucat .
" Gue tidur sambil peluk lengan Lo gpp ? " Tanya nya , Gabriel hanya mengangguk pelan . Wanita itu langsung menyenderkan kepalanya pada lengan kanan Gabriel dan memeluknya . Ia memejamkan matanya disana .
Gabriel tersenyum lebar , ia langsung menjalankan mobilnya . Lelaki itu fokus pada setir mobil nya meski sesekali mendengar dengkuran ziva walau tidak terlalu keras .
" Sayang , jangan tinggalin aku. Aku takut gelap.. " wanita itu meraba raba benda di sekitarnya , saat lelaki itu membiarkan ia sendiri di ruang yang gelap .
" Sayanggg" teriaknya lagi ketika tak mendapat sahutan apa apa.
" Aku disini .. " lelaki itu memeluk pinggangnya .
" Prok prok "
Ruangan tersebut langsung di hiasi dengan lilin lilin kecil yang melingkar membentuk hati dengan bunga mawar yang sengaja bertaburan di sisi sisinya .
Terdapat meja putih beserta dua bangku disana . Dengan hidangan romantis yang sudah tersedia di atas meja , ada dua pelayan yang sudah bersedia untuk melayani .Di iringi dengan musik biola yang di mainkan , lelaki itu langsung menggendongnya untuk melewati lilin tersebut agar dress panjang yang ia kenakan tak mengenai lilin .
" Sayang , malu.. " ucapnya membenamkan wajahnya pada bidang dada lelakinya.
" Masih aja suka malu " kekeh lelaki itu , ia menduduki wanitanya di kursi dan kini mereka sudah saling berhadapan .
Dua pelayan tersebut langsung menyajikan makanan untuk keduanya.
" Selamat menikmati " dua pelayan tersebut meninggalkan mereka berdua bersama dengan pemain biola yang mengiringi makan malam romantis mereka .
" Seneng ? " Tanya lelaki itu
" Tapi aku gak suka kamu nakutin aku , aku masih takut. Jangan pernah tinggalin aku sendiri.. " ucapnya menggenggam tangan kekasihnya.
" Kamu kalau takut emang suka megang aku? " Melihat wanita cantik itu tak merenggangkan sedikitpun pegangan tangannya .
" Karena buat aku kamu obat penenang " kekehnya .