Hasrat Tuan Asloka

Asloka membuka mata dengan perlahan, kepalanya sangat berdenyut kencang. Bahkan yang di bawah juga sangat nyeri sekali dan semua membuat dirinya malas untuk bangun.

Sejenak ia melirik kanan-kiri, tapi tidak ada sosok wanita yang sangat ia inginkan. "Huft, sial banget hidupku!" umpatnya terus menatap langit-langit kamar.

Namun, tak lama setelah itu Asloka merasa aneh di bawah sana. Ia merasakan ada seseorang menaiki ranjang, hingga menelusup masuk ke dalam selimut.

Asloka kaget setengah mati, apalagi seseorang itu langsung memegang lembut lele beruratnya. Bahkan, ia bisa merasakan orang itu memasukkan lelenya ke dalam mulut.

"Aahhh!" desaah Asloka sambil mendongak ke atas.

Ia terus merasakan urutan-urutan lembut di lele beruratnya, rasanya sangat nikmat, sampai-sampai bibirnya tak bisa berkata apapun.

"Terus, lebih dalam!" seru Asloka terus menaik-turunkan bokoongnya agar bisa keluar masuk dengan sempurna.

Tapi, beberapa detik kemudian Asloka baru sadar, siapa orang di balik selimut itu. Karena penasaran, Asloka langsung menarik selimut hingga terlihatlah semua.

Asloka tercekat langsung, saat dirinya melihat sosok perempuan berwajah seram dan rusak. Jantungnya berdegup kencang, hingga mulutnya terasa terkunci tak bisa berbicara.

"Kau menikmatinya, Tuan?"

"Aaahhhhhhhhhhhhhh ...."

Bruukkk!!!

"Tuan, kau baik-baik saja?" tanya Aron merasa bersalah sempat membangunkan bosnya secara kasar tadi.

"Haaaa, huaaa ... mana wanita buruk rupa tadi, Aron tolong aku!" seru Asloka langsung memeluk erat Aron. Asloka benar-benar takut, bahkan mata merah hantu tadi masih melekat di ingatannya.

"Wanita mana, Tuan? Dari tadi tidak ada siapa-siapa, hanya saya yang sedang membangunkan Tuan," ucap Aron jadi bingung sendiri.

"Ada Aron! Tadi ada yang mengulum bendaku, saat ku lihat ada sosok wanita rambut panjang mukanya hancur, matanya merah, terus ..., terus ..., huaaa mama ...!"

Asloka semakin menjerit hingga membuat semua orang di luar masuk ke dalam kamar. Mereka sangat bingung dengan kelakuan Asloka, menjerit tanpa henti sambil memeluk erat Aron.

"Laka kamu kenapa?" tanya Ega. Ia mendekati anaknya dan langsung dipeluk oleh Asloka.

"Ada hantu, Ma," sahutnya sangat keras hingga membuat orang-orang di belakang pada melongo.

"Dimana? tidak ada hantu, jangan ngaco kamu! Umur sudah mau 37 masih saja kayak anak kecil! Sudah jangan cengeng, anak laki-laki kok seperti hello kitty," protes Ega sedikit memaki. Baru kali ini ia melihat anaknya ketakutan seperti kali ini, sebenarnya kasian tapi Ega tak percaya kalau ada hantu.

"Ada, Ma!" Asloka tetap ngeyel, wong memang ia melihat semua dengan jelas.

"Tuan, tapi saya dari tadi ada di kamar ini tidak melihat ada hantu. Mungkin Tuan hanya bermimpi," kata Aron.

Asloka ingin protes, tapi langsung dicegah Ega, "Kamu dengar kan kata Aron, jadi lupakan, semua hanya sebatas mimpi! Sekarang berdiri dan mandi, kamu ingin telat ke bandara ha?" Ega langsung menjewer telinga Asloka sampai lelaki bertubuh besar itu berdiri.

"Aduh, sakit Mama!"

"Biarin, salah sendiri sudah bohongi Mama tentang rumah ini dan inilah buah dari berbohong, kamu di kejar-kejar setan!" seru Ega terus mendorong anaknya masuk ke dalam kamar.

Setelah masuk sempurna, Ega segera menutup pintunya dari luar. "Huft, beres. Ayo kita keluar, lebih baik menunggu Laka di ruang makan," ajak Ega pada semua orang.

Tapi, baru saja Ega melangkah Asloka kembali keluar dan berkata, "Mama temenin aku di dalam, sungguh aku masih takut," ucapnya penuh tatapan memohon.

Ega pun memejamkan matanya, ia ingin mengamuk tapi dia urungkan saat Asloka kembali berbicara. "Kalau Mama tidak mau, lebih baik Anne saja yang menemaniku," ucapnya semakin membuat Ega kesal.

"Tidak boleh! Cepat masuk, Mama akan temenin kamu!" serunya langsung mendorong masuk anaknya lagi, mau tak mau Ega harus ikut dan menunggu anaknya di dalam.

(Dalam kamar mandi ada gorden, jadi Ega tidak akan melihat anaknya mandi 😋)

***

Setelah selesai mandi, Asloka segera memakai bajunya. Ia sejenak melirik jam, hanya tinggal setengah jam saja waktu yang tersisa. Padahal rencana awal, Asloka ingin bermesra-mesraan dengan Anne, tapi semua gagal gara-gara wanita itu halangan.

Semalam ia harus berusaha sendiri, setelah selesai ia memutuskan tidur, tapi kejadian tadi membuatnya semakin stress. Bisa-bisanya bermimpi di kulum hantu buruk rupa, sialnya Asloka sempat menikmati semua.

"Hiii, amit-amit jangan sampai mimpi seperti itu lagi!" serunya terus memasang dasinya. Tapi, tak lama setelahnya Asloka merasakan ada sebuah tangan melingkar erat di pinggangnya.

"Apa kamu marah, Laka?" tanya Anne.

Ya wanita itu adalah Anne, sejak semalam ia merasa sangat bersalah telah membuat Asloka mengerang sendiri di kamar mandi. Ia juga merutuki kebodohannya, karena lupa.

"Aku tidak marah, Sayang." Asloka membalik tubuhnya dan langsung membalas pelukan Anne.

"Justru aku sangat bersyukur kalau kamu haid, jadi kekhawatiranmu tentang hamil anak Geo, sudah terjawab," balas Asloka semakin mengeratkan pelukannya.

"Awalnya aku juga kaget sih, sudah hampir dua bulan aku belum juga haid, ternyata setelah aku cek ke dokter, katanya hanya pengaruh hormon dan terlalu stres," balas Anne.

Asloka terkejut mendengar perkataan Anne, ia tak tau jika Anne pergi ke dokter. "Kapan kamu ke dokter?" tanyanya.

"Setelah kita berdebat, waktu itu aku langsung ke dokter dan katanya hanya terlalu stres. Dokter juga kasih obat, setelah minum besoknya eh keluar darah," jawabnya.

Setelah itu Anne membenarkan dasi Asloka, ia rapikan agar tidak terlalu lusuh. "Aku pasti akan merindukanmu, Laka. Jangan lupa makan disana, jaga kesehatan, terus kalau tidak sibuk, sesekali kabari aku," ucapnya sangat sedih.

"Kamu juga harus jaga kesehatan disini, nanti mama akan bantu kamu siapin semua kebutuhan pernikahan kita. Selama aku di sana, ada bik Asih, terus Rita, dia anak bik Asih yang akan bantu-bantu bersihkan rumah. Oh ya lagi, pak Sumenep dia supir barumu dan Betty akan tinggal disini juga agar kamu tidak kesepian," ujar Asloka panjang lebar.

Sedangkan Anne hanya bisa geleng-geleng, Asloka terlalu memanjakan dirinya dan Anne merasa sedih, ia takut terlalu bergantung pada mereka. Padahal, sebenarnya ia bisa melakukan pekerjaan rumah sendiri.

"Kamu terlalu berlebihan, Laka."

"Tidak ada kata berlebihan, Sayang. Semua hanya untukmu, jadi nikmati saja."

Anne mengangguk paham, terus mereka memutuskan untuk keluar dari kamar. Semua orang juga sudah siap berangkat dan berkumpul di teras rumah.

"Sudah siap semua?" tanya Asloka.

"Sudah Tuan."

Mobil pun akhirnya melaju ke bandara, mereka memakai dua mobil. Karena satu mobil tidak muat, belum lagi barang-barang Asloka juga Aron.

...🐍🐍🐍...

Asloka : MAKKK DENDAMMU NGGAK LUCU! BISA-BISANYA DATANGIN SETAN, DIH AMIT-AMIT JABANG BAYI! 😾😾😾

Author : Ha ha ha, puas aku puas rasain itu karma 🤣🤣

Asloka : Jangan ada demit lagi di anatara leleku, awas saja kau mak!

Author : Ngancem lagi malah ku datengin genderuwo, mau 🤣🤣

Asloka : GAKKKK MAUUUUUUUUUU!

Author : 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️