DINAMIKA ANGKASA

Satu hari lamanya Aska mengurung diri di rumah tanpa mendengarkan deringan ponsel miliknya, fikirannya begitu kacau dan rumit, bukan karena wanita yang sudah menjebaknya, tapi masalah pekerjaan yang tidak sesuai targetnya.

Ini hari kedua Aska merenungkan masalahnya, dengan tatapan kosong pria itu mulai berjalan menelusuri lorong menuju sebuah ruangan.

“Kau baru kembali Aska,” tanya seorang pria yang membuat Aska sedikit meliriknya.

“Sudah aku bilang bukan? jangan bermain main dengan cinta….” Ucapnya dengan sedikit tawa cemooh.

“Itulah…. Bodohnya anak muda jaman sekarang,” ucapnya yang membuat Aska menatapnya dengan tajam.

“Aska kau di panggil keruangan Manager Operasional dan disana Pak GM ” ucap seorang pria yang membuat Aska mengangguk kecil.

Pria itu mulai berjalan masuk ke dalam ruangan di mana ada 3 orang pria duduk dengan wajah yang serius.

“Selamat pagi pak,” ucap Aska dengan hormat.

“Jelaskan apa yang di lakukan karyawan terbaik inipada kami,” ucapnya melempar beberapa foto ke atas meja hingga membuat Aska terdiam.

“Pak ini….”

“Apa yang terjadi padamu Aska, kau merusak nama kantor, benar benar membuat malu saja,” umpat seorang pria dengan wajah kesalnya.

Tidak ada jawaban dari pria itu, ia hanya diam dan menatap foto foto dirinya yang tengah menikmati minuman dalam kondisi mabuk di sebuah diskotik.

“Kau benar benar membuatku kecewa,” decak pria itu dengan kesal.

“Maafkan aku pak,” jawab Aska dengan rasa bersalahnya.

“Kau tau berapa kerugian yang harus di bayar langsung oleh kantor karena kelalaianmu?” ucap pria itu dengan nada yang mulai meninggi.

Banyak ocehan ocehan yang di dengar Aska saat ini, ia hanya diam menerima apa yang seharusnya memang ia dapatkan.

1 jam lamanya pria itu berada di ruangan dengan ocehan para atasan karena kecewa dengan kinerjanya yang cukup berantakan.

Saat pria itu keluar dari ruangan, Zayn menatapnya dengan wajah yang prihatin, tidak ada kalimat yang keluar dari mulut pria itu kecuali hanya tepukan pelan di bagian pundak.

Aska melirik pria yang tersenyum sinis menatapnya, ia terlihat begitu puas dengan kekecewaan Aska.

“Kau yang melakukan ini!” ucap Aska dengan penuh penakan hingga membuat pria itu terkekeh pelan.

“Aska…. kita berada di dunia penerbangan, jadi harus sedikit licik untuk bisa ikut terbang bukan,” ucapnya dengan pelan hingga membuat Aska mengepalkan tangannya.

“Sampah!” ucap Aska dengan tatapan tajamnya.

“Tidak masalah jika aku menjadi sampah, asalkan aku dapat apa yang aku inginkan,” ucapnya dengan puas.

“Kau tau….. jabatan itu sekarang berada di posisiku, kau… bawahanku,” ucapnya dengan nada merendahkan.

“Gio….. jangan membuatku lupa cara menghargai orang yang lebih tua!” ucap Aska saat hendak mencengkram baju pria itu.

“Aska….” Rendi dengan cepat mencegah pertengakaran itu karena ia tau apa yang akan terjadi jika Aska sudah tersulut emosi.

“Jangan memperkeruh situasi,” ucap pelan Rendi yang membuat Aska menatap pria bernama Gio itu dengan tajam.

“Jangan pernah merasa bangga dengan pencapaianmu yang kau dapat dari cara yang kotor Gio,” ucap Aska dengan penuh penekanan dan berjalan keluar dengan emosi yang menggebu.

Gio adalaha salah satu senior Aska yang memang tidak terlalu menyukainya, karena sejak kehadiran Aska posisi pria itu sellau tergantikan, hal itu membuat Gio selalu mencari cara untuk menjatuhkan Aska agar posisinya kembali seperti semula.

Sementara saat ini Aska masih mencoba untuk mengatur emosinya tiga temannya hanya diam menatap Aska yang benar benar kecewa dengan harinya sekarang.

“Semua sudah terjadi, aku tau ini kesalahan dan kelalaianku, maafkan aku,” ucap Rendi yang membuyarkan lamunan Aska.

“Hm…. Tidak usah di pikirkan, ini bukan sepenuhnya salahmu, aku juga salah karena keras dengan keinginanku sendiri,” ucap Aska yang membuat Rendi mulai sedikit tenang karena pertengkaran mereka sudah mulai mereda.

“Harusnya kalian tidak mencabut pengajuan pindah itu,” ucap Aska yang membuat Zayn, Leo, dan Rendi saling menoleh.

“Kami ada di posisi ini karena bantuanmu Aska, tidak mungkin hampir mencapai puncak kita jadi pecah,” sambung Leo yang membuat dua temannya mengangguk pelan.

“Lagi pula…. Tidak terlalu buruk untuk berada di kantor ini beberapa tahun lagi, bertemu dengan pria buncit itu, menghadapi kesombongan Gio, dan gaji yang kadang kadang suka naik turun….” ucap Zayn yang kembali mengundang gelak tawa antara mereka.

“Maafkan aku…” ucap Aska dengan rasa bersalahnya.

“Ck…. Tidak masalah, jika senang bisa di nikmati bersama kenapa tidak dengan kondisi saat ini,” ucap Rendi yang membuat mereka kembali tertawa.

Situasi hati pria itu mulai membaik saat ini, hari demi hari kembali ia lewati, semua berjalan seperti semula, dengan sangat hati hati dan teliti Aska kembali memperbaiki kinerjanya, meskipun tidak sepenuhnya sempurna tapi pria itu cukup puas untuk hasilnya sekarang.

“Kau sudha mengambil dokumen keberangkatan di mejaku?” tanya Aska yang membuat Zayn tersenyum lembut.

“Apa?” tanya Aska melihat senyum aneh dari wajah sang teman.

“Belum…” ucapnya dan berjalan cepat meninggalkan Aska yang mulai menarik nafas dalam. Pria itu cukup sibuk untuk mengjari beberapa junior baru yang akan bergabung di sana.

“Aska…” teriak Zayn sembari mengakat sebuah ponsel yang membuat Aska membulatkan matanya.

“Dari tadi ponselnya berdering, aku rasa ini penting,” ucap Zayn dengan santai.

“Kau bisa lanjutkan?” tanya Aska yang di angguki oleh pria itu, ia sedikit menjauh dan mulai menatap nomor yang tertera di ponsel itu, ini sudah berjalan 3 minggu ia merasa hidupnya cukup tenang, dan ini kali pertama ponsel itu berdering.

“Galaksi Aromatik Caffe pukul 9 malam ini,” ucap seorang wanita dengan singkat hingga membuat Asa terdiam.

Ini suara yang sayu sayu sama seperti yang ia dengar malam itu, tarikan nafasnya begitu berat ia tidak tau entah masalah apa lagi yang akan datang.

****

Seperti biasa kontrakan Aska adalah perkumpulan di mana mereka saling bertukar cerita, namun kali ini suasana sedikit asing, Aska masih menatap ponsel yang ada di tangannya dengan bingung.

“Ada apa?” tanya Rendi yang membuat teman temannya menatap bingung ke arah Aska.

“Dia menelfonku,” ucap Azka yang membuat tiga temannya saling melirik.

“Siapa?” tanya Zayn dengan bingung.

“Indri….” Ucapnya dengan singkat yang berhasil membuat mereka terdiam.

“Ya tuhan…. Masalah lagi,” ucap Zayn yang mendapat pukul pelan sebagi kode agar pria itu menutup mulutnya.

“Lalu? Apa dia mengancammu?” tanya Leo yang membuat Aska menggeleng pelan.

“Lalu?”

“Dia memintaku menemuinya,” ucap Aska yang membuat Zayn semakin kaget.

“Apa Indri wanita yang cantik?” tanya Zayn yang membuat Aska menarik nafas dalam dan mulai berdiri.

“Kau akan menemuinya?” tanya Rendi yang di angguki pria itu.