3
Daffa Alfano Dirgantara, laki laki matang berusia 28 tahun. Di usianya yang hampir menginjak kepala tiga, ia sama sekali belum berkeinginan untuk mencari pendamping hidup. Semua ini terjadi karena ibunya meninggal saat dulu melahirkan dirinya dan saudara kembarnya ke dunia ini.
Setelah ibunya meninggal, ia diasuh oleh ayahnya, tapi setelah ia dan saudara kembarnya berusia tiga tahun, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang Daffa tahu berasal dari masa lalu ayahnya. Daffa sangat membenci wanita itu, bahkan jika bisa Daffa ingin menyingkirkan wanita itu, karena ia yakin wanita seperti ibu sambungnya itu hanya ingin mengincar harta kekayaan keluarganya. Hingga akhirnya ditengah kebenciannya yang kian memuncak pada ibu sambungnya itu, ayahnya justru meminta dirinya untuk menikah dengan wanita pilihan mereka, dan hal ini justru membuat Daffa semakin tidak menyukai ibu sambungnya, karena wanita yang akan di jodohkan dengannya, merupakan keponakan jauh dari ibu sambungnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
"Mbok..." Sekar memeluk Mbok Iyem sekali lagi, ini pertama kalinya dirinya akan pergi lama dari Mbok Iyem
"Jaga kesehatan disana, ingat harus jadi istri yang berbakti" nasehat Mbok Iyem yang hanya dijawab anggukan kepala oleh Sekar
"Kalau begitu kami berangkat Mbok" ucap Daffa sembari mencium punggung tangan Mbok Iyem
"Iya hati hati"
Mobil mulai melaju membelah jalanan menuju kota Jakarta. Daffa tampak fokus pada kemudinya, sedangkan Sekar, wanita itu tampak tertidur dengan pulas selama di perjalanan, membuat Daffa seakan menjadi sopir pribadinya. Namun ini lebih baik untuk Daffa, daripada dirinya mendengar celotehan istrinya itu sepanjang jalan
Setelah cukup lama mengemudi, akhirnya mobil Daffa mulai memasuki halaman rumah mewah kediaman Dirgantara. Bertepatan dengan itu pula, Sekar terbangun dari tidurnya. Sekar segera turun dari mobil, saat melihat bangunan mewah yang sangat ia kenali itu, dan membuatnya meyakini bahwa mereka telah sampai ditempat tujuan. Kesadaran yang belum sepenuhnya kembali membuat Sekar hilang fokus, baru saja melangkah, tubuh Sekar terhuyung kedepan karena kakinya tanpa sengaja menendang batu yang cukup besar
"Aaa..."
Sekar memejamkan kedua matanya, bayang bayang akan terjatuh sudah memenuhi kepalanya. Namun didetik berikutnya ia merasakan pelukan hangat yang sangat dikenalnya. Ia membuka sebelah matanya, dan benar saja saat ini ia tengah berada dalam pelukan suaminya
"Ehem, tahu waktu kalau mau bermesraan" ucap Daffina yang baru keluar dari mobilnya
Sekar segera membenarkan posisinya, malu dengan adik iparnya yang tanpa sengaja memergoki dirinya. Ia lantas kembali berjalan bersama adik iparnya untuk masuk kedalam rumah, meninggalkan Daffa yang masih berdiri di halaman depan. Sekar tampak berbincang ringan bersama Daffina, sembari berjalan masuk
"Hai Ma..." sapa Daffina saat melihat mama Carissa di ruang tengah
"Hai sayang, bagaimana pekerjaan kamu, semuanya oke?" tanya Mama Carissa
"Akhirnya masalahnya selesai Ma, tapi aku capek" keluh Daffina
"Manja" cibir Daffa, berjalan melewati ke-tiga wanita itu
"Biar saja, daripada kau hati batu" ucap Daffina
"Kalian baru sampai?" tanya Mama Carissa pada Sekar
"Iya Ma"
"Yasudah kalau begitu kalian istirahat saja dulu ya" ucap Mama Carissa, dan langsung diangguki Sekar dan Daffina
Sekar berjalan menuju tangga untuk menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Daffina yang melihat itu, dengan segera mencium pipi Mama Sambungnya dan berlari mengejar Kakak Iparnya. Membuat Carissa hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan anak sambungnya itu
"Kakak Ipar, bagaimana, kau sudah bisa membuat Kak Daffa luluh?" tanya Daffina sembari terus menaiki tangga
"Dalam proses" jawab Sekar
"Kakak pasti sering berbicara ketus padamu, iyakan?" tanya Daffina yang dijawab anggukan oleh Sekar "Kau sabar saja, Kakak memang sangat ketus jika baru mengenal orang baru. Dulu, dia juga ketus pada Kak Gita dan Kak Diana, tapi lama kelamaan mereka jadi akrab"
Sekar mengerutkan dahinya mendengar dua nama yang baru ia dengar itu. Siapa dua wanita yang barusaja adik iparnya sebutkan itu? Apa mereka adalah mantan pacar dari suaminya. Tapi rasanya tidak mungkin, mengingat suaminya yang sedingin kulkas itu, rasanya tidak mungkin memiliki mantan
"Gita dan Diana itu siapa?" tanya Sekar
"Mereka itu sahabat Kak Daffa waktu masa kuliah" jawab Daffina
"Mereka cantik?" tanya Sekar
"Tentu saja, mereka sangat cantik" ucap Daffina lagi
Mendengar kata cantik membuat darah Sekar terasa bergolak. Suaminya bersahabat bahkan akrab dengan dua wanita cantik, dan kedua wanita tersebut adalah teman kuliahnya. Tanpa mendengarkan penjelasan lebih lanjut mengenai dua wanita itu, Sekar segera mempercepat langkahnya menuju kamarnya.
"Dia kenapa?" tanya Daffina pada dirinya sendiri saat melihat Kakak Iparnya terlihat kesal