Sahabatku Musuhku

Hari itu, Jeny pun mengajak Arne berkeliling dan membelikan putrinya barang-barang yg dibutuhkan. Arne pun nampak sudah dewasa dan tak banyak membeli barang seperti dulu. Sikapnya juga hanya membeli barang seperlunya saja.

Jeny pun hanya tersenyum melihat Arne yg semakin hari semakin dewasa dan bijak. Apalagi hal-hal berat sudah mereka alami belakangan ini. Dan baik Jeny ataupun Arne jarang memiliki waktu bersama karena keduanya masih aktif bekerja.

"Mama.. aku sudah tak ingin belanja lagi." ucap Arne.

"Kau yakin tak ada yg ingin dibeli lagi?" tanya Jeny.

"Benar.. sudah ya ma." balas Arne.

"Oke.. sekarang kita ke supermarket membeli bahan makanan." ucap Jeny.

"Astaga ma.. aku sudah lelah." protes Arne.

"Ayolah sayang, kau harus terbiasa berbelanja bahan makanan." ucap Jeny tersenyum.

Arne pun mengikuti Jeny berbelanja dan belajar berbelanja bahan makanan. Jeny pun mengambil beberapa stok makanan untuk sebulan dan seminggu kedepan. Dan Arne hanya memperhatikan dengan seksama sesuai ucapan Jeny.

Tak terasa keranjang belanjaan mereka pun sudah penuh yg artinya harus segera ke kasir.

"Ma.. jadi kebutuhan kita sebanyak ini?" tanya Arne.

"Benar sayang, ada yg untuk sebulan ada juga yg bertahan satu minggu." jawab Jeny.

"Aku baru tahu.." balas Arne.

Arne pun menuju ke meja kasir terlebih dahulu karena mamanya sedang mengambil beberapa stok tisu. Kebetulan disana juga sedang ramai antrian.

"Kok mama lama ya.." gumam Arne dalam hati.

Bahkan hingga gilirannya pun Jeny tak kunjung muncul.

.

.

Sementara itu, di area tempat tisu Jeny sedang memilih beberapa item. Hingga sebuah tangan juga meraih tisu yg sama dengannya.

"Akh maaf.." ucap Jeny.

"Jeny.." ucap seorang pria.

"Sammy.." ucap Jeny.

"Sudah lama ya tak bertemu.. kau tak banyak berubah." ucap Sammy.

"Ya begitulah, aku sudah mengambil barangku.. kau silahkan ambil." ucap Jeny.

"Ya baik.." ucap Sammy.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Sammy.

"Aku baik-baik saja, kau sendiri?" tanya Jeny.

"Aku juga baik.. lalu Richard?" tanya Sammy.

Belum sampai Jeny menjawab tapi Arne sudah menghampiri mamanya.

"Mama.. kok lama amat?" tanya Arne.

"Itu putriku, dia sudah menungguku.. sampai jumpa lagi." ucap Jeny.

"Iya.." balas Sammy tersenyum menatap Jeny lalu menghampiri putrinya.

Sementara Arne pun hanya menyapanya karena mengira Sammy adalah kenalan ibunya.

"Mama.. belanjaannya di kasir sudah selesai.." ucap Arne.

"Oh begitu.. mari kita bayar." ucap Jeny.

"Sudah kubayar.. masa iya aku menunggu mama yg ada aku dimarahi orang." ucap Arne.

"Maaf ya nak, nanti mama ganti." ucap Jeny.

"Tidak usah, aku juga bayar pakai kartu dari kakek." ucap Arne tersenyum.

"Ck.. kau ini hati-hati menggunakannya." ucap Jeny.

"Tenang ma.. semua aman." ucap Arne tersenyum.

Setelah mereka menyelasaikan transaksi terakhirnya, Jeny pun membereskan belanjaannya dan menaruhnya di mobil. Lalu Arne sudah memesan tempat di sebuah tempat makan, beserta pilihan menunya. Hingga saat Jeny tiba, makanan sudah siap dan tak perlu repot mencari tempat.

"Wah, kau memang pintar." ucap Jeny.

"Tentu saja ma." balas Arne tersenyum.

"Ma, pria tadi kenalan mama?" tanya Arne.

"Iya, bisa dibilang begitu.. ada apa sayang? kau kenal?" tanya Jeny.

"Mana mungkin." ucap Arne.

"Ya, siapa tahu saja dia juga dokter yg hebat dan sudah bergelar profesor seperti Anderson." ucap Jeny.

"Ternyata begitu.." ucap Arne.

Kemudian mereka berdua pun makan bersama dan menikmati hari libur mereka bak teman. Apalagi momen seperti ini sangat jarang terjadi dimana Jeny dan Arne libur di hari yg sama.

Sementara itu, di meja lainnya ada Richard dan Martha sedang makan berdua. Mereka pun menikmati hari libur mereka juga, dan tadi saat Marta bertemu Jeny di toko Richard sedang berada di toko lain.

Di meja yg lainnya, nampak Sammy sedang duduk dan menikmati hidangannya. Dirinya pun cukup terkejut melihat Richard bersama wanita lain. Ingin menyapanya tapi hubungan mereka di masa lalu cukup buruk.

Sammy pun hanya diam saja, dan pura-pura tak mengenal Richard walau dalam hatinya cukup kesal karena berpikir Richard sedang berselingkuh dari Jeny.

Hingga akhirnya Jeny dan Arne pun pergi dari tempat makan tersebut tanpa memerhatikan kalau disana juga ada Martha dan Richard. Keduanya pun nampak santai menikmati liburan mereka.

.

.

.

Keesokan harinya, Arne pun kembali bekerja dan bertemu dengan Prof.Sammuel yg kemarin ia temui di mall. Sammy akan menjadi profesor baru yg menggantikan profesor yg pensiun. Saat perkenalan Arne pun jadi tahu kalau kenalan mamanya memang luar biasa.

Hingga Sammy mendekati Arne dan bicara empat mata.

"Ada apa prof?" tanya Arne bingung.

"Aku tak tahu apa yg terjadi dengan keluargamu.. kemarin aku melihat ayahmu makan dengan wanita lain." ucap Sammy.

Arne pun menarik nafas panjang setelah mendengarnya.

"Mungkin profesor belum tahu soal keluargaku saat ini, tapi faktanya orangtuaku sudah bercerai beberapa bulan lalu.. dan mungkin yg kemarin prof lihat itu istri barunya." ucap Arne.

"Secepat itu Richard menikah lagi?" ucap Sammybtak percaya.

"Ya begitulah, dan wanita itu adalah wanita simpanannya selama ini. Kurasa sudah cukup ya prof tahu tentang keluargaku." ucap Arne.

"Maaf jika aku jadi ingin tahu.. aku tak punya niat buruk." ucap Sammy.

"Terimakasih prof sudah peduli pada mamaku." ucap Arne.

"Ya.. sebagai teman lama." ucap Sammy.

Sammy dan Arne pun berjalan bersama di sebuah lorong rumah sakit. Arne juga memberi tahu Sammy soal beberapa ruangan. Dan mereka berpapasan dengan Rafli. Nampak pria tua itu mulai mencari kesempatan.

"Arne, bagaimana harimu?" tanya Rafli.

"Sangat buruk tuan." balas Arne.

"Benarkah.. lalu selamat datang prof Sammuel, kuharap kau betah bekerja disini." ucap Rafli.

"Ya.. aku mencoba bersosialisasi dengan dokter baru ini.. " ucap Sammy.

"Baiklah, Arne bisa kita bicara?" tanya Rafli.

"Soal apa ya tuan?" tanya Arne.

"Ya beberapa hal." ucap Rafli.

"Maaf, aku harus ikut prof Anderson ke ruang operasi lalu mengecek kondisi pasien." ucap Arne.

"Datanglah ke ruanganku saat kau sempat." ucap Rafli lalu pergi.

Setelahnya Arne pun menghela nafas.

"Ada apa denganmu dan tuan Rafli.?" tanya Sammy curiga.

"Dia itu buaya darat." ucap Arne.

"Buaya darat? maksudnya?" tanya Sammy.

Kemudian Arne pun melihat sekitar sebelum menceritakan yg sesungguhnya.

"Astaga, kau harus hati-hati.. kabari aku jika butuh bantuan." ucap Sammy.

"Terimakasih prof, mungkin akan berguna nanti." ucap Arne.

"Baiklah, aku menemui prof Anderson dulu ya.." ucap Arne kemudian menemui Anderson untuk bersiap ke ruang operasi.

Sementara Sammy mulai curiga dengan sistem di rumah sakit ini. Bagaimana bisa ada atasan yg seperti itu pada bawahannya. Dirinya pun merasa kasihan pada Arne, belum lagi setelah tahu fakta kalau Jeny mantan terindahnya baru saja bercerai dari suaminya.

Sempat terbersit dalam benaknya, apakah ini waktunya untuk mendekati Jeny lagi?? Tapi Sammy tersadar, kalau semuanya tak lagi sama. Jeny pasti lebih mengutamakan putrinya. Dan putrinya adalah rekan kerjanya. Meski tak dapat dipungkiri Sammy masih mencintai Jeny dan berharap memiliki kesempatan bersama dengan wanita yg masih ia cintai hingga kini.

Kisah mereka pun cukup indah di masa lalu, tapi karena sebuah salah paham semuanya langsung berubah. Hingga Sammy harus menelan pil kekecewaan atas pilihannya yg salah waktu itu.

.

.

Sementara Jeny, dirinya cukup terkejut bertemu lagi dengan Sammy orang dari masa lalunya. Sammy yg menghilang begitu saja saat masalah keluarganya muncul. Dan kini bertemu kembali pada kondisi yg tak pernah ia prediksi. Jujur, Jeny sempat berdebar dan terkejut saat melihat Sammy kembali. Tapi Jeny langsung tersadar posisinya sebagai single mom dengan satu orang putri yg sudah dewasa.