Steven Permana adalah seorang CEO yang mempunyai seorang anak yang bernama Grace,.
Grace ini gadis cantik yang tidak diharapkan oleh ibu kandung nya hingga dirinya emosi dan menyebabkan Grace tidak bisa bicara dan pendengaran nya sedikit terganggu.
Kemana pun Steven pergi Grace selalu di bawa nya, hingga dalam pertemuan bisnis nya Steven bertemu dengan seorang wanita yang pandai bahasa isyarat hingga Steven menyetujui kerja sama itu.
Mau tahu kisah selanjut nya.
Kuy intip karya ku yang kesekian kali nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Raya Siapa Kamu
Grace keluar kelas dan langsung mencari Raya, dengan senyuman yang mengembang Grace menghampiri Raya yang sedang berdiri di samping mobil nya.
"Mamah." Grace langsung memeluk erat Raya, Raya yang mendapat pelukan dari Grace langsung mencium seluruh wajah Grace.
"Kita langsung pulang ya sayang, mamah akan kasih sesuatu buat kamu." Grace mengangguk sambil tersenyum.
Pak Rahmat melihat interaksi antara Grace dan Raya dari spion depan, bibir pak Rahmat tersenyum melihat keakraban mereka, walaupun pak Rahmat tidak tahu apa yang sedang mereka berdua bicarakan karena pak Rahmat tidak mengerti bahasa isyarat.
Setelah menghentikan mobil nya, pak Rahmat langsung membuka kan pintu bagian belakang membantu Grace turun.
"Terima kasih pak." ucap Raya dengan sopan, pak Rahmat hanya mengangguk kan kepala nya.
"Assalamualaikum." ucap Raya sambil masuk ke dalam rumah.
"Waalaikum salam, cucu nenek sudah pulang." bu Maria langsung memeluk dan mencium Grace penuh dengan sayang.
"Mamah kata nya mau memberikan sesuatu, mana?" tanya Grace.
"Sebentar." Raya pergi ke dapur dan mengambil kue yang dia buat dari dalam kulkas.
"Sayang lihat kue nya lucu tidak?" ucap Raya sambil memberikan kue dengan karakter seorang putri.
"Wah cantik sekali, ini mamah yang buat?"
"Iya nak, kue itu buatan mamah Raya." ucap bu Maria sambil tersenyum.
"Iya sayang, sekarang kamu coba ya."
"Tidak mah, kalau di makan putri nya nanti tidak cantik lagi." bu Maria dan Raya tersenyum melihat gerakan tangan dari Grace.
"Ngga apa-apa, nanti mamah buatkan lagi, ayo sini mamah suapin." Raya memberikan suapan demi suapan hingga kue nya tersisa sedikit.
"Sudah mah kenyang."
"Bu, saya bawa Grace ke kamar nya dulu untuk mengganti baju nya." pamit Raya dan bu Maria mengangguk.
Raya mengajak Grace pergi ke kamar nya, dengan telaten Raya mengganti pakaian Grace dengan pakaian santai.
"Sini sayang mamah terapi lagi." Raya mengajak Grace untuk duduk di atas tempat tidur.
Grace mengikuti arahan dari Raya, dan Raya pun mulai dengan segala sentuhan nya dengan lembut.
Raya sangat yakin kalau Grace sering di urut seperti ini pasti akan cepat sembuh.
Grace menikmati sekali setiap sentuhan yang di berikan Raya, karena perut nya yang kenyang dan sentuhan tangan Raya membuat mata Grace ngantuk dan akhir nya Grace terlelap.
Raya tersenyum melihat Grace yang tertidur, dengan perlahan Raya menggeser posisi Grace biar Grace nyaman dalam tidur nya.
"Tidur yang nyenyak ya sayang, mamah mau pulang dulu, besok sepulang kerja mamah mampir kesini lagi." Raya mencium kening dan menyelimuti tubuh Grace lalu keluar dari kamar Grace.
"Bu, Grace sedang tidur siang, kalau begitu saya pamit pulang, besok sepulang kerja saya janji akan mampir kesini lagi." pamit Raya.
"Ibu ngga bisa menahan nya nak, karena kamu juga belum ada hubungan apa-apa dengan kami, tapi ibu mohon sering-sering lah datang kemari." sebenar nya bu Maria ingin sekali mencegah Raya untuk pergi, tapi dirinya sadar kalau dirinya tidak berhak melarang Raya untuk pulang ke rumah nya.
"Insya Allah aku akan sering menjenguk dan memberikan terapi buat Grace." Raya mencium telapak tangan bu Maria lalu pergi dengan diantar pak Rahmat karena bu Maria yang menyuruh pak Rahmat untuk mengantar nya.
*
*
Sepulang kerja Steven mengabulkan keinginan Selena untuk membeli sebuah gaun yang dia inginkan.
Mereka berdua menyusuri setiap toko yang ada di mall tersebut, tangan Selena tidak lepas dari tangan Steven.
Setelah Selena mendapatkan gaun nya dia meminta Steven untuk mengantar nya pulang ke apartemen.
Di dalam apartemen Selena tidak membiarkan Steven untuk segera pulang, tapi Selena terus merayu Steven agar tetap tinggal di apartemen nya.
"Sayang ini sudah malam, nanti Grace mencari aku." ucap Steven.
"Bisa ngga mas kalau kita lagi berdua seperti ini jangan mengingat Grace dulu, apalagi sekarang kan Grace sudah ada pengasuh nya, jadi mas bisa sedikit santai, mas juga butuh kebebasan, mas butuh merileksasi kan pikiran, jangan hanya kerja dan Grace saja yang mas pikir kan, mas juga butuh merasakan apa yang mas butuhkan." ucap Selena dengan tangan sudah membuka kancing kemeja kerja Steven.
Steven merasa gairah nya naik apalagi dengan posisi Selena yang duduk di atas kedua paha nya dengan pakaian seksi nya yang memperlihat kan kedua bukit kembar nya.
Lelaki normal mana yang tidak bergairah dengan posisi seperti itu, Selena mencium bibir Steven dengan lembut hingga Steven terbawa suasana dan membalas nya.
Kancing kemeja Steven sudah terbuka semua, nampak dada bidang milik Steven membuat Selena semakin bergairah.
Baju atasan Selena sudah lepas dari tubuh nya dan tangan Steven sudah bermain-main di kedua bukit Selena.
Selena terus memberikan sensasi agar Steven mau melakukan nya.
Steven langsung menghentikan aksi nya dikala suara ponsel nya berbunyi dengan sangat nyaring.
"Sudah lah sayang jangan hiraukan, kita lanjutkan lagi." Selena terus meraup bibir Steven dan menyentuh sebagian tubuh milik Steven.
Steven tidak bisa mengabaikan panggilan nya, apalagi Steven lihat di layar ponsel nya kalau ibu nya yang sedang melakukan panggilan.
"Tidak bisa sayang, aku harus menerima panggilan dari ibu dulu, aku takut terjadi apa-apa sama Grace." Steven menjauhkan tubuh Selena.
Hasrat Selena yang sedang naik harus di hentikan begitu saja oleh Steven membuatnya merasa kesal dan marah.
"Iya bu, kenapa?" tanya Steven sambil sedikit mengatur nafas nya, apalagi tangan Selena terus meraba di bagian tubuh intinya.
"Kamu kenapa belum pulang, Grace terus menanyakan kamu." ucap bu Maria dengan nada kesal nya, karena bu Maria tahu pasti Steven lagi bersama Selena.
"Kan ada Raya bu." jawab Steven dengan santai nya.
"Raya? Jadi kamu beranggapan di sini masih ada Raya? memang nya Raya siapa kamu? Istri kamu? pengasuh Grace? Dia itu kesini hanya untuk menenangkan Grace, dan sekarang dia sudah pulang karena dia juga ada kerjaan yang harus dia kerjakan, jadi mamah ngga mau tahu sekarang juga kamu harus pulang." setelah meluapkan kekesalan nya bu Maria memutuskan telepon nya.
"Sayang cukup, aku harus pulang ibu marah karena Grace terus menanyakan keberadaan aku." ucap Steven sambil kembali memakai kan kemeja nya yang sudah terlepas dari tubuh nya.
"Tapi sayang, kita belum selesai, kita harus menyelesaikan nya dulu." Selena meremas milik Steven membbuat Steven harus dengan sekuat tenaga menahan nya.
"Cukup sayang, nanti kita lanjutkan lagi setelah kita menikah." tanpa banyak kata lagi Steven mencium kening Selena lalu pergi meninggalkan apartemen Selena dan tidak menghiraukan Selena yang sedang marah besar.
tapi kalau novel istri tidak percaya suami tetap juga suami yang salah karena tidak bisa menjaga kepercayaan istri (hilang tu asas kepercayaan antar pasangan yang dibanggakan wanita)