Arga, menyandang gelar casanova dingin yang tidak suka terikat hubungan, apalagi pernikahan. Maka diusianya yang sudah matang belum juga menikah.
Namun, kematian Sakti membuat dia harus menikahi Marsha. Wanita yang sedang mengandung benih milik sang adik.
Menikahi wanita yang tidak dia cintai, tidak mengubah kelakuan Arga yang seorang casanova suka bersenang-senang dengan para wanita.
Kebaikan, perhatian, dan keceriaan Marsha mengubah Arga secara perlahan sampai dia merasa tidak tertarik dengan para wanita diluar sana.
Namun, semua berakhir saat Valerie bangun dari koma panjang. Arga lebih mementingkan sang kekasih dari pada Marsha yang sedang hamil besar.
Arga merasakan penyesalan saat Marsha mengalami koma setelah melahirkan. Ketika sadar sang istri pun berubah menjadi sosok yang lain. Tanpa Arga duga Marsha kabur membawa Alva, bayi yang selama ini dia besarkan.
Akankah Arga bisa mendapatkan Marsha dan Alva kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Kondisi Marsha Saat Ini
Bab 19
Arga terbangun ketika hari sudah lewat tengah hari. Dia melihat Valerie sedang tidur di kursi roda di sampingnya. Ada rasa kasihan kepadanya. Lalu dia pun menggotong tubuh sang kekasih ke kamar barunya. Dulu kamar tidur Valerie berada di lantai dua, karena sekarang dia belum bisa berjalan, maka kamarnya di pindahkan ke kamar yang ada di lantai pertama. Tadi, laki-laki itu membantu membereskan kamar itu sampai kelelahan dan akhirnya jatuh tertidur pulas sampai lebih dari 6 jam.
Tubuh Valerie dibaringkan dengan lembut oleh Arga agar tidak mengganggu tidurnya. Namun, saat dia hendak beranjak dari sana, tangannya ditarik oleh wanita itu.
"Kamu sudah bangun?" tanya Arga dengan senyum tipis menghiasi wajahnya.
"Mau ke mana?" tanya Valerie dengan tatapan sayu.
Arga mengusap kepala kekasihnya. Dia hendak menyiapkan makanan, karena Valerie harus meminum obat dan makan siang. Laki-laki itu benar-benar mengurus sang kekasih dengan begitu telaten dan penuh perhatian. Mengucapkan kata-kata yang menumbuhkan rasa semangat untuk segera sehat kembali.
"Jangan lupa, ya? Sama janji kamu kalau aku sudah sadar akan diajak jalan-jalan ke mana pun aku mau," ucap Valerie menagih janji Arga.
Baru saja pulang ke rumah Valerie sudah ingin pergi lagi. Wanita itu ingin mengganti waktu 5 tahun selama dia koma dengan kebersamaan Arga.
"Iya, Baby. Kamu ingin pergi ke mana?" tanya Arga dengan gemas mengusap pipi tirus wanita itu.
Senyum lebar langsung terlukis di wajah pucat Valerie. Tentu saja dia sangat bahagia karena inilah yang dia harapkan dari laki-laki ini.
"Aku ingin pergi ke tempat kencan pertama kita," jawab Valerie dengan ekspresi malu-malu.
Otak Arga langsung berputar ke masa lalu, mengingat kembali tempat yang menjadi sejarah dalam hidupnya. Taman bermain adalah tempat kencan pertama mereka. Waktu itu sedang trend pergi kencan ke taman hiburan karena tempatnya bagus dan banyak wahana yang bisa dikunjungi dengan pasangan.
"Baiklah. Mungkin minggu depan. Aku sudah tidak punya jatah cuti lagi, karena sudah habis aku ambil kemarin saat menjaga kamu yang baru sadar dari koma," balas Arga dan Valerie mau tidak mau harus menurut.
Laki-laki itu sudah banyak berkorban demi sang pujaan hati. Bagi dia Valerie adalah segalanya, sumber kebahagiaan dalam hidupnya. Makanya, apa pun keinginan wanita itu akan dia turuti selama itu membuatnya bahagia.
Arga yang tadi hendak pulang jadi tidak jadi, malah menghabiskan waktu dengan bersenda gurau dengan Valerie. Laki-laki itu lupa kepada istrinya yang sedang hamil tua. Padahal tadi dia ingin pulang dan meminta maaf kepada Marsha karena sudah marah kepadanya.
Laki-laki ini tidak tahu kalau sang istri saat ini sedang berada di ambang kematian. Dia lupa tanggung jawab sebagai seorang suami yang seharusnya menjaga dan menemani istrinya saat sedang kesakitan atau kesulitan.
"Ini sudah sore. Aku pulang dulu, ya?" Arga melihat jam di pergelangan tangan. Sebentar lagi waktu Magrib dan seharian ini dia tidak menanyakan kabar Marsha.
Melihat sang kekasih akan pergi meninggalkan dirinya, Valerie langsung memeluk tubuh Arga. Dia langsung terisak menangis.
"Jangan tinggalkan aku. Aku takut … aku ingin ditemani sama kamu, Sayang. Kalau tidak ada kamu di dekat aku, sering tiba-tiba muncul rasa ketakutan di dalam diriku ini. Tetaplah di sini malam ini," kata Valerie sambil terisak.
***
Kedua orang tua dan mertua Marsha berderai air mata saat dokter menyatakan kondisi wanita itu sekarang dalam keadaan koma. Meski mereka tinggal di kampung dan jarang ada kejadian seperti ini, mereka semua menduga dan berpikiran yang buruk akan masih Marsha.
Indah bahkan sampai pingsan begitu dokter memberikan vonis koma untuk putrinya. Sementara itu, Ayu langsung jatuh terduduk lemas. Semua orang berharap kalau wanita itu bisa segera sadar dan bersama membesarkan si jagoan.
"Apa Arga masih tidak bisa dihubungi?" tanya Bagas kepada Ayu dan Barata.
Ayu menggelengkan kepala. Dia juga sangat marah karena tidak tahu di mana keberadaannya saat ini.
"Aku harap nanti saat aku melampiaskan amarahku kepada Arga, kalian jangan ikut campur!" pinta Bagas kepada Ayu dan Barata.
Kedua orang tua Arga hanya bisa pasrah saja. Siapa yang berani melawan Bagas. Orang yang berpengaruh di kampung halamanan mereka.
***
Bayi Marsha harus diberi susu formula. Padahal saat masih hamil besar ASI milik Marsha sangat melimpah dan suka merembes.
Ayu menatap sang cucu yang sangat mirip Arga saat bayi. Meski benih ini milik Sakti, adiknya. Wanita paruh baya ini tanpa sadar menitikkan air mata. Kenangan bersama putra bungsunya kembali hadir dalam ingatan.
"Sakti, lihat putramu ini! Dia sudah lahir dan ibunya sedang berada dalam kondisi memprihatinkan. Apa yang harus ibu lakukan sekarang?" Ayu bergumam dalam isak tangisnya.
Dulu Ayu memang sangat dekat dengan Sakti. Apalagi setelah kejadian itu, putranya banyak bertanya dan belajar tentang kehidupan dalam berumah tangga. Meski dia akan menikah dengan cara seperti itu, tetapi akan menjalani pernikahannya itu dengan ikhlas. Kadang dia bercanda kalau Allah memberikan jodoh untuknya dengan cara yang luar biasa, hal yang tidak pernah terbayangkan dalam hidupnya.
"Nak, kamu harus tumbuh besar, sehat, dan kuat seperti ayahmu. Dia tidak pernah menolak akan kehadiran dirimu, meski cara kehadiran kamu begitu disayangkan melalui sebuah insiden yang disalahkan. Percayalah kalau kedua orang tua kamu sangat mengharapkan kehadiranmu di dunia ini. Bukan salahmu … bukan juga salah kedua orang tuamu, tetapi takdir kamulah memang sudah digariskan seperti ini," ucap Ayu sambil menatap sang cucu dari kejauhan.
Barata terdiam saat istrinya bergumam meluapkan rasa kesedihan dan kerinduan kepada mendiang putra bungsunya. Dia juga menyayangkan akan kematian Sakti yang begitu cepat. Padahal saat itu dia sedang sibuk-sibuknya menyiapkan pernikahan dengan Marsha.
"Bayi itu sudah diberi nama belum?" tanya Bagas yang baru tiba di sana.
Ayu yang sejak tadi menatap ke arah bayi merah itu, kini matanya melihat ke arah besannya. Dia jadi kepikiran dengan nama yang akan disematkan pada cucunya ini.
"Belum. Mungkin Marsha atau Arga sudah menyiapkan nama untuknya," jawab Barata.
Terlihat Bagas tersenyum mengejek. Ketidak hadiran Arga sampai malam hari, ini menunjukan kalau laki-laki itu tidak peduli kepada Marsha dan bayinya.
"Aku ingin bayi itu diberi nama yang sama dengan nama ayah biologisnya," kata Bagas dan itu membuat kedua besannya terkejut.
"Kita jangan seenaknya memberikan nama kepada anak itu. Siapa tahu Marsha dan Arga sudah menyiapkan nama yang terbaik untuknya," ujar Barata dan Ayu pun berpikiran yang sama.
"Apa kalian tidak kasihan kepada bayi itu? Saat ini Marsha sedang dalam keadaan koma dan tidak tahu kapan akan membuka matanya. Lalu Arga … apa dia akan peduli pada bayi yang bukan dari benihnya itu. Buktinya sampai sekarang dia tidak menunjukkan batang hidungnya di sini. Dengan begini sudah jelas seperti apa hubungan anak kita itu," tukas Bagas dengan penuh emosi.
***
Nama apa yang akan diberikan kepada bayinya Marsha? Bagaimana reaksi Arga saat tahu Marsha sudah melahirkan? Ikuti terus kisah mereka, ya!