"Saya tidak akan pernah memaksa kamu untuk mencintai saya. Tapi yang harus kamu ketahui, cinta datang karena terbiasa bersama. Saya harap semoga kamu bisa merasakan cinta yang telah saya rasakan sejak tiga tahun yang lalu sampai saat ini Dik"
Satu kejadian yang tak pernah terduga yang saat ini sedang dialami oleh seorang gadis yang tidak percaya yang namanya cinta, gadis itu ialah Green Abreena.
Suatu hari, Abreena dinikahkan dengan seorang ustadz yang sama sekali tidak pernah ia kenal sebelumnya. Sebuah pernikahan yang terpaksa tanpa adanya cinta yang tak bisa dihindari oleh seorang gadis cantik.
Apakah kehidupan pernikahan yang dijalani oleh Abreena dan seorang Ustadz akan berjalan dengan mulus tanpa adanya ujian dipernikahan mereka?
Dan bagaimana cara mereka melalui ujian yang datang menerpa rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MamaRizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Keputusan Brian
Di Jerman setelah Brian mendapatkan ancaman dai Mommy nya, ia masuk kedlaam ruang kerjannya.
Dan disinilah ia sekarang berada didalam ruang kerjanya yang memiliki pintu penghubung langsung kekamar anaknya. Ia duduk dikursi kerjanya ditemani dengan segelas wine ditangannya.
Brian mulai meminum minuman berakohol itu semenjak hubungannya dengan Breena berakhir. Banyak sekali perubahan yang dialami Brian, setelah kandasnya hubungannya dengan Breena.
Brian yang tak pernah sekali pun menyuntuh minuman berakohol pun justru menjadi peminum yang handal. Ia tidak akan mabuk jika hanya meminum dua botol wine.
Brian yang dulu ramah dan selalu tersenyum, sekarang berubah menjadi pendiam dan dingin kepada orang lain.
Saat ini ia sedang memikirkan permintaan Mommy nya. Ia bisa saja menolak permintaan Mommy nya itu. Tetapi begitu mendengar ancaman sang Mommy, Brian pun tak dapat berkutik.
Ia tak ingin berpisah dengan putri semata wayangnya. Tapi ia juga tidak siap kembali kenegara asalnya. Ia terus memandangi foto Breena.
Tiga jam didalam ruangan itu ditemani wine, dengan segala pemikirannya yang terbagi bagi. Akhirnya Brian pun sudah memutuskan pilihannya.
"Semoga ini pilihan terbaik untuk Brian Mom" ucapnya lirih. Lalu ia beranjak menuju kekamar anaknya.
Brian duduk dipinggir ranjang sang anak. Menatap wajah anaknya yang hampir mirip dengan wajah mantan istrinya.
"Maaf kan Daddy kalau keputusan Daddy ini akan salah suatu saat nanti sayang. Daddy tidak ingin Oma mu membawamu kenegaranya dan kau pun meninggalkan Daddy disini sendirian. Ketahuilah nak Daddy begitu sangat menyayangimu. Kamu lah sumber kekuatan dan kebahagian Daddy" ucapnya pelan lalu membenarkan selimut anaknya. Dan terakhir ia menciun pipi dan kening anaknya sebelum ia meninggalkan kamar sang anak.
Pagi harinya keluarga Brian sedang menyantap sarapan mereka.
"Oma" panggil Quin.
"Iya sayang. Ada apa?"
"Nanti Quin mau Oma iya yang ngantarkan Quin kesekolah" pinta Quin.
"Kenapa Oma sayang. Kan biasanya sama Daddy" tanya Brian yang sudah menfhentikan sarapannya.
"Quin ingin diantar Oma Daddy. Nanti Quin mau ajak Oma jalan jalan, maukan Oma?" tanya Quin lagi karena belum mendapatkan jawaban dari Oma nya.
"Baiklah sesuai permintaan princess nya Oma. Hari ini Quin diantar sama Oma. Dan nanti setelah Quin pulang sekolah, kita langsung pergi jalan jalan" jawab Oma Aletha.
"Yeeeee. Terima kasih Oma" ucap Quin semangat dan terlihat sangat bahagia.
Ekspresi yang ditunjukan Quin tak lepas dari pandangan mata Brian. Ia tau kalau Quin merindukan kasih sayang dari seorang Ibu. Dan itu hanya didapatkan oleh Quin dari Mommy Aletha, sang Oma.
Brian memandang sedih kearah anaknya. Quin yang umurnya belum genap tiga tahun, tetapi tidak mendapatkan kasih sayang dari Ibunya. Ia sangat menyesal tidak dapat memberikan itu pada Quin.
Sebenarnya banyak wanita yang mendekatinya. Banyak juga yang telah dijodohkan dengannya. Namun lagi dan lagi semua ditolak olehnya.
Ia belum bisa melupakan mantan kekasihnya. Bahkan ia masih merasakan bagaimana sakitnya dikhianati oleh istrinya.
Ia juga memikirkan Quin. Ia ingin ketika ia menikah lagi, istrinya juga mau menerima Quin dan menyayangi Quin seperti anaknya sendiri.
"Briii" panggil Mommy Aletha yang langsung membuyarkan lamunannya.
"Iya Mom"
"Bagaimana keputusan kamu?" tanya Mommy Aletha yang sudah tidak sabar mendengar keputusan anaknya.
Brian tak langsung menjawab. Ia menatap kearah Daddy nya, lalu ke Mommy nya, kemudian keanaknya. Cukup lama Brian diam hingga membuat Mommy Aletha sebel.
"Quin" panggil Brian memecahkan keheningan.
"Iya Daddy" jawab Quin dengan senyuman manisnya.
"Apa Quin bahagia tinggal bersama Daddy disini?"
"Quin bahagia Daddy"
"Apa Quin ingin tinggal selamanya disini? Atau Quin ingin kita kembali ke Indonesia?" tanya Brian lagi.
Quin tak berani menjawab. Ia hanya memandang sang Oma. Dari tatapannya Quin meminta bantuan pada sang Oma. Sementara Oma Aletha hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Daddy sebenarnya Quin ingin kita kembali ke Indonesia. Disana Quin tidak sendirian, ada Oma dan Opa yang menemani Quin kalau Daddy sedang bekerja" ucap Quin sambil menundukkan kepalanya.
Brian paham arti dari ucapan anaknya. Ia pun tau kalau Quin merasa kesepian disini. Hari harinya ditemani oleh pengasuhnya.
"Daddy, apa Quin boleh meminta sesuatu sama Daddy?" tanya Quin ragu.
"Princess nya Daddy mau minta apa sama Daddy, hemm?"
"Quin ingin kita kembali ke Indonesia. Apa Daddy bisa mengabulkan permintaan Quin ini?" tanya Quin dengan mata yang sudah berkaca kaca siap untuk menangis.
Brian terdiam. Ia merasa permintaan anaknya smaa dengan permintaan Mommy dan Daddy nya kemarin.
Tak mendapatkan jawaban langsung dari Daddy nya. Quin sudah siap meneteskan air matanya. Ia pun sudah tau jawaban Daddy nya.
Brian memejamkan matanya sesaat. Ia mensugesti dirinya ini semua demi Quin. Demi kebahagiaan Quin. Ucapnya dalam hati.
Huuufftt
Brian menghembuskan nafasnya kasar. Kemudian memandang semua orang tersayangnya.
"Baiklah, besok kita semua akan kembali ke Indonesia" putus Brian.
Setelah mengucapkan keputusannya itu, Quin langsung memeluk Daddy nya.
"Terima kasih Daddy, Quin sayang Daddy" ucap Quin dengan mata berbinarnya menunjukkan kebahagiaannya.
Brian diam, ia tak menjawab. Namun ia memeluk erat anaknya.
"Terima kasih son. Kau sudah mau memenuhi permintaan wanita tua ini" ucap Mommy Aletha menangis didalam pelukan anaknya.
"Jangan menangis Mom. Maafkan Brian Mommy" ucap Brian smabil menghapus air mata Mommy nya. Karena ia paling tidak suka melihat sang Mommy menangis.
"Ayo kita kembali Mom. Brian janji akan memperbaiki semua kesalahan Brian. Dan Brian akan berusaha untuk mendapatkan maaf dari Breena dan keluarganya. Agar hubungan persahabatan antara Mommy dan Daddy dengan orang tua Breena bisa terjalin lagi" jeda Brian.
Ia menghembuskan nafasnya berat. Tiba tiba ia merasakan sesak di dadanya, ketika membahas Breena. Ingatannya langsung tertuju ketiga tahun lalu ketika ia mengkhianati Breena.
"Maafkan Brian Mom. Karena kesalahan BriN hubungan yang sudah lama terjalin harus hancur dalam sekejab. Brian sungguh sangat menyesal Mom" lanjutnya yang kini sudah menangis juga.
"Tidak apa nak, jangan diingat lagi" ucap Mommy Aletha.
"Ayo Quin kita berangkat kesekolah. Oma akan mengurus kepindahan sekolah Quin. Setelah itu kita jalan jalan dan membeli oleh oleh untuk keluarga Uncle Ibra" ajak Mommy Aletha yang langsung jalan menggandeng cucunya.
"Da da Daddy. Quin pergi dulu" ucap Quin sedikit teriak karena sudah dibawa kabur oleh sang Oma yang sudah sangat antusias. Karena anak bungsunya akan ikut bersamanya kembali ke Indonesia besok.
"Daddy bangga dengan keputusanmu boy. Daddy tau tidak mudah untuk mengambil keputusan berat ini. Terlebih hatimu yang masih belum siap untuk kembali. Tapi ingatlah boy, somoga inilah yang terbaik" ucap Daddy Martin yang sudah berdiri disamping anaknya.
"Brian berharap ini bukan keputusan yang salah Dad"
"Yakinkan dirimu dan percayalah kalau ini yang terbaik boy. Sekarang ayo kita kekantor untuk menyelesaikan semua pekerjaan kita yang akan kita tinggalkan disini nantinya" ajak Daddy Martin.
Kemudian dua Daddy berbeda usia itu pun berangkat kekantor mereka. Mereka pergi dengan mobil mereka masing masing.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1444 HIJRIAH.
MINAL AIDIN WAL FAIZIN. MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.
maaf 🙏 Thor aku kritik tulisanmu banyak salah, nulisnya ngantuk ta gmn thor