Cerita ini mengisahkan hubungan antara Narendra ibrahim putra dari zein dan kimmy. dengan dr cantik bernama RAISHA putri cahyani, putri dari pasangan Syarief dan cahaya.
hubungan mereka berawal dari sebuah kecelakaan yang membuat Rendra lumpuh, kesempatan sembuhnya cuma 20%. Raisha harus bertanggung jawab dan menikah dengan Rendra.
Baca kisah mereka disini.
❤️❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19
"Mereka itu siapa mas? kenapa membawa senja ta tajam bahkan ada yang membawa senja ta api?" heran Raisha.
"Kamu jangan kaget ya, ini belum seberapa, banyak musuh yang berkeliaran di sekitar kita sayang, bahkan setiap saat setiap detik, akan ada yang menginginkan nyawa kami." jawab Rendra.
"Mas Rendra, memang seorang mafia seperti di novel novel itu?" tanya Raisha lagi.
" mirip sayang, kamu jangan kaget ya, dari luar keluarga ibrahim tampak seperti keluarga yang sempurna, tapi mereka yang di luar sana malah lebih sempurna dan bahagia di banding kami." Rendra mendesah.
"Suatu saat, aku akan menceritakan semuanya, dan kamu mau tidak mau juga harus terjun di dalamnya." tambah Rendra.
Raisha menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang dia dengar dan dia lihat.
Anak buah Rendra yang lain juga datang bersama Roy dan meringkus semuanya. Mereka di bwa ke markas, termasuk yang masuk ruangan tadi.
James Zein serta Kimmy juga sudah datang dan menyaksikan kekacauan tersebut. Kimmy masuk ke dalam ruang inap Rendra, disana sangat berantakan dan pecah, ranjang pasien juga ambur adul.
Ruang Rahasia terbuka dan Nampak Rendra serta Raisha di dalam sana. Kimmy segera menghampiri anak dan menantunya itu.
" Ya Allah sayang bagaimana cara kalian bisa sampai di sana?" Heran Kimmy sekaligus cemas dengan keadaan dua sejoli itu, tapi Rendra malah tersenyum tanpa dosa.
Bodyguard membantu memindahkan tubuh Rendra kembali ke ranjang.
Kimmy memeluk Raisha dengan erat, dia sangat bahagia kalau dua orang yang di sayanginya itu selamat.
" Ma, mama harus berterimakasih pada menantu mama yang cantik ini, dia yang memindahkan Rendra ke dalam sana." terang Rendra.
Mereka semua melongo, tidak percaya dengan aksi heroik Raisha, bagaimana mungkin tubuh kecil itu bisa memindahkan Rendra sendirian, dengan keadaan Rendra yang seperti itu pula.
"Sayang, benar yang di katakan Bocah gemblong itu?" tanya Kimmy.
" Ma, masa anaknya yang paling ganteng, keren begini di bilang gemblong." manyun Rendra.
"Diam, mama mau bicara dengan menantu mama."Kesal Kimmy yang benar benar gemes dengan Rendra.
"Kamu harus sabar ya dengan tingkah anak konyol itu, ceritakan ke mama bagaimana kalian bisa selamat sayang?" tanya Kimmy, jiwa kepo nya meronta.
"Tadi kami mendengar suara ribut di luar, dan mas Rendra mengecek lewat cctv, katanya itu anggota apa tadi serigala, dan mas Rendra meminta untuk di pindahkan dari sini, untung tadi ada seprei di almari, jadi bisa saya gunakan untuk menggendong dia, dan mas Rendra menunjukkan sebuah pintu rahasia, jadi kami bisa selamat." Raisha menceritakan kejadian yang sebenarnya, tanpa di tambah.
" Ya Allah sayang, pasti berat banget ya, dasar suami nakal, masa minta gendong istrinya." sahut Kimmy.
"Ma, Rendra pasti akan menggendong dia, kalau Rendra bisa jalan, bahkan akan mengajaknya terbang kalau perlu, tapu sabar dulu ya sayang, tunggu abang mas Rendra sembuh dulu, Rendra juga sudah mendapatkan resep rahasia itu dan mengirimkannya ke pete, sedang di racik sekarang." ucap Rendra .
Zein geleng geleng kepala, mendengar panggilan sayang Rendra pada kakak iparnya.
"Peter sayang, bukan pete, bisa kualat kamu!" kata Zein.
"Jadi pete itu nama orang?" heran Raisha.
Mereka semua mengangguk. Raisha tidak habis fikir Rendra bisa memanggil kakak iparnya dengan pete.
"Ya Allah mas, kok bisa sih mengganti nama orang dengan pete?" tanya Raisha.
"Orang nya saja tidak marah kok kalian yang heboh." kesal Rendra.
"Coba tanya pada pete, dia sendiri yang memanggil dirinya pete, tapi Rendra lebih fasih saja, hehe." jawab Rendra dengan asal.
Akhirnya mereka tidak membahas lagi masalah pete atau peter itu.
Profesor Gunawan datang untuk memeriksa jahitan Rendra. Dia dibantu Raisha membuka perban Kaki Rendra juga memeriksa kondisi tulang punggung Rendra.
"Prof, maaf tadi saya lancang memindahkan tubuh pasien, apa itu bisa bahaya?" tanya Raisha.
"Tidak apa apa, suamimu itu sudah biasa kalau cuma patah tulang atau tertembak, tapi ini memang yang paling parah, tapi saya yakin dia pasti sudah mencari obat yang ajaib untuk dirinya sendiri, mana mungkin orang hiper aktif ini bisa betah di atas ranjang terus." Prof Gun menyindir Rendra sambil tersenyum.
"Halah, bilang saja nyindir dok, dokter salah, kali ini aku betah kok dok, diatas ranjang terus kalau dia yang ada di samping Rendra, apalagi jadi dokter plus plus." Jawab Rendra, sambil melirik Raisha. Spontan pinggang Rendra terasa geli, karena mendapat cubitan Raisha.
" Dokter, apa di kamar ini ada kepiting ya, sepertinya Rumah sakit ini jauh dari Laut, tapi kok ada kepiting nyasar." ucap Rendra tersenyum lebar. Raisha ingin kabur saja dari ruangan tersebut, rasanya sangat malu, karena prof Gunawan tertawa mendengar candaan Rendra.
" Haha, tuan muda bisa saja, dr Raisha, dalam keadaan sakit saja dia masih bisa narsis dan bercanda, apa lagi kalau sudah sembuh, siap siap ya." Goda Prof Gunawan pada Raisha.
"Dok ingat, dokter di sampingmu ini sudah sold out, jangan di goda, suaminya bahkan seperti landak lho." kembali Rendra membuat lelucon.
"Hahaha, perutku sakit kalau disini terus." prof Gun masih dengan tertawanya.
"Tuan muda, jahitan luar sudah bagus semua, dan perlu latihan yang intensif, supaya anda bisa normal kembali, kalau perlu nanti kita lakukan operasi susulan." kata prof Gun.
"Ogah, kalau keseringan di operasi, bisa bisa istriku ilfiil dok. kan tidak mulus dan licin lagi dong, ibarat jalan, jalanan makadam (rusak). bukan jalan aspal." jawab Rendra.
"Wis emboh sak karepmu." bahasa jawa prof Gunawan keluar pertanda sudah gemes dengan Rendra.
Dokter senior itu membereskan peralatannya, sementara Rendra tertawa puas melihat pria paruh baya itu kesal.
Prof Gunawan keluar dan menemui Keluarga Rendra dia luar.
"Bagaimana Gun, apa sebaiknya kami pindahkan saja dia di rumah, untuk keamanannya, disini kan tempat umum, jadi nanti pasti akan ada lagi penyamar dan penyusup lain yang tidak terdeteksi?" tnya Zein.
"Boleh juga, sebaiknya perketat keamanan dia, pasti musuh akan terus mengincar putra istimewa mu itu, baru saja gue di kerjain dia." jawab Gunawan.
"Haha, gue juga heran dengan anak itu, ada saja tingkah anehnya, bahkan sejak dalam kandungan istriku, kelakuannya sudah menyusahkan, bahkan Alex yang paling banyak dia kerjain, haha." tawa Zein.
"Dasar keluarga aneh." gerutu Gunawan.
"Ya sudah, gue balik kerja dulu, kalau mau dipindahkan segera saja dan jangan sampai orang luar tahu, gue takut akan bahaya, apalagi jarak mansion kamu dari sini lumayan jauh." kata Gunawan.
"Kami sudah membeli rumah dekat sini, supaya kamu dan Raisha mudah untuk memeriksa dia." jawab Zein.
"Suka suka, orang kaya lah, beli rumah seperti beli permen saja." Gunawan menepuk bahu Zein dan meninggalkan tempat tersebut.