10 tahun sudah berlalu, kini tiga bocah kembar yang dulu selalu tampil menggemaskan, sekarang sudah tumbuh menjadi pria tampan dan gadis yang cantik.
Semenjak 10 tahun itu banyak hal yang sudah terjadi, Zio, Zayn dan Zea mengalami keterpurukan yang mendalam karena terbunuh atau meninggal nya dua orang terkasih nya, yang disebabkan oleh orang terdekat nya.
Namun sayangnya, semenjak hari kejadian itu, orang yang telah mencelakai keluarga mereka menghilang bak ditelan bumi. Dan semenjak hari itu tiga anak kembar itu berjanji akan mencari dan menemukan pembunuh itu dan akan membalas dendam atas kematian dua orang yang mereka sayangi.
Yuk ikuti kisah nya. selamat membaca🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Ara tersenyum senang, karna dia akan membuat Mark di hajar oleh keluarga Zea, lantaran telah berani menciumi princess mereka.
"Ara apa yg kamu lakukan?." Tanya Mark, menatap Ara penuh intimindasi.
Gadis itu saat ini tengah berdiri diambang pintu kamar Mark. Ara terjingkat kaget, lantaran Mark tiba-tiba sudah berdiri di hadapan nya.
"Tidak ada." Ara menjawab dengan wajah yg sedikit gugup, karna telah berbohong.
"Mana ponsel mu." Mark berkata seraya menyodorkan telapak tangan nya di hadapan Ara.
"Buat apa Mark, kamu kan punya ponsel sendiri." Ara tak mau meminjamkan ponsel nya.
"Mau meminjamkan atau tidak?." Kecam Mark, menatap tajam Ara.
"Mark mengapa kamu selalu memaksa, aku lebih tua dari mu, hormatlah sedikit padaku." Cemberut Ara.
"Jangan jadi orang gila hormat Ara, sekarang mana ponsel mu, atau aku akan beritahukan pada Zio, kalau kamu suka ngupil." Ancam Mark tak main-main.
Bibir Ara semakin maju saja, gadis itu memang suka ngupil. Akan tetapi saat di hadapan Zio tentu saja Ara tidak akan melakukan nya, karna Ara tahu bahwa Zio adalah type lelaki yg perfecsionis, dia sangat pembersih dan sama sekali tidak jorok.
Mau tak mau Ara akhirnya menyerahkan ponsel nya pada Mark, meskipun dengan wajah yg sangat kesal dan tidak ikhlas. Semua itu agar Zio tidak mengetahui dirinya yg suka mengupil, bisa-bisa Zio ilfiel pada nya jika tahu bahwa dirinya suka ngupil, itulah fikir Ara.
Mark tersenyum penuh kemenangan, karna dia berhasil mengancam Ara, padahal sebenarnya Mark telah mengirim video saat Ara ngupil pada Zio, tanpa sepengatahuan Ara. Mark memang lebih licik dan jahil dari pada Ara.
Setelah mendapatkan ponsel Ara, Mark langsung mengirim foto dan video yg tadi diambil Ara ke ponsel nya, setelah itu pria tampan tersebut, menghapus semua foto dan video yg ada di ponsel Ara.
"Nih." Usai menghapus semua foto dan video dari ponsel Ara, barulah lelaki tampan tersebut mengembalikan ponsel pada pemilik nya.
"Mark kamu keterlaluan, aku tidak mau sepupuan lagi dengan mu." Cemberut Ara, sambil meninju lengan Mark, gadis itu benar-benar kesal lantaran rencana nya mau melihat Mark di hajar habis-habisan oleh Elang dan saudara-saudara tidak terlaksana. Mark menangkap tangan Ara yg meninju-ninju lengan nya.
"Ahahaha, Ara kamu menggelitiki ku atau meninjuku, kenapa tidak berasa sama sekali." Mark malah tertawa mengejek pada Ara. Yang membuat Ara ingin sekali menelan lelaki tampan yg merupakan sepupu nya itu hidup-hidup.
"Dan iya apa kamu bilang tadi, tidak mau sepupuan dengan ku lagi, baik, awas saja kalau ada apa-apa minta bantuan ku." mark senang sekali melihat Ara marah dan kesal.
"Akan ku adukan kamu sama Zio, biar tidak dapat restu dari nya." Cebik Ara, kemudian gadis itu melengos dan langsung menyelonong masuk ke dalam kamar Mark.
Ara langsung merebahkan tubuh nya disamping Zea yg masih terlelap, sepertinya Zea benar-benar lelah, mungkin akibat dia menangis tadi. Mark menghampiri Ara, dan duduk di ranjang yg sama.
"Ara bukankah kamu bilang akan menceritakan kejadian 9 tahun silam." Mark mulai berkata dengan nada serius.
Ara bangun dari berbaring nya dan menatap Mark juga dengan sama serius nya.
"Aku akan menceritakan nya, tapi katakan dulu padaku, sejak kapan kamu mengenali bahwa Raudha adalah Zea?." Arania dan Zea memang sebelas duabelas, mereka tak akan menjelaskan lebih dulu sebelum mendapatkan penjelasan yg dia inginkan.
Mark menghela nafas dalam."Ara kalau orang bertanya itu di jawab, bukan malah membalas dengan pertanyaan, atau malah minta penjelasan terlebih dahulu." Kesal Mark, Zea dan Ara sama saja, akan tetapi saat Zea bersikap seperti Ara, lelaki itu justru hanya terkekeh, giliran sama Ara, dia malah kesal sendiri.
"Mark, itu adalah masalah keluarga Zea, sangat tidak sopan jika aku menceritakan nya padamu, lebih baik nanti tunggu Zea bangun, dan kamu bisa bertanya langsung padanya." Jawab Ara, apa yg dikatakan gadis itu memang benar adanya.
Mark mengangguk, lelaki tampan itu menyetujui perkataan Ara yg memang dia akui benaran nya.
"Jadi kamu saja yg ceritakan, sejak kapan kamu mengenali bahwa Raudha adalah Zea?." Ara mengulang pertanyaan yg sama.
Zea menggeliat, gadis itu terusik karna indra pendengaran nya bisa menangkap suara orang yg sedang berbicara.
Gadis itu perlahan membuka matanya, Zea mulai membuka matanya dan mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, gadis itu bisa melihat ada dua orang yang sangat dia kenal tengah duduk dirajang sambil berbincang. Zea mulai duduk dan mengumpulkan nyawanya.
Mark dan Ara menyadari adanya pergerakan diatas ranjang tersebut, sontak saja kedua sepupu itu langsung menoleh, dan mereka bisa melihat Zea tengah bersandar di headboard ranjang sesekali gadis itu akan mengucek matanya.
"Princess." Mark langsung berpindah tempat duduk di dekat Zea, tangan lelaki itu menangkap tangan Zea yg masih mengusap-usap mata nya.
"Jangan di kucek terus, cuci muka ke kamar mandi ya." Ujar Mark dengan nada bicara yg sangat lembut dan hangat, sambil menghentikan Zea mengucek matanya.
"Mata Zea gatal, Mark." Jawab gadis itu dengan suara serak khas orang bangun tidur, sungguh suara Zea yg seperti itu benar-benar candu di telinga Mark. Apalagi nada bicara gadis tersebut terdengar begitu manja.
"Itu karna kamu tertidur tanpa sempat cuci muka terlebih dahulu, padahal tadi kamu sempat menangis." Mark menjelaskan dengan sabar, Ara yg melihat itu hanya komat kamit tak jelas.
"Giliran sama Zea saja bicara nya lembut dan hangat, coba kalau bicara dengan ku, kalau tidak mengancam pasti memaksa." Gerutu Ara pelan.
Mark mendengar gerutuan Ara, akan tetapi lelaki itu memilih cuek saja.
"Ayo cuci muka dulu, setelah itu kita bicara, okey." Bujuk Mark, sambil menarik pelan tangan gadis itu agar Zea mau bangun dari duduk nya.
Cara Mark membujuk Zea, persis seperti dia membujuk anak kecil.
"Gendong." Zea malah merengek minta di gendong. Yang membuat Mark langsung terkekeh pelan, karna merasa sangat lucu dan gemas pada gadis itu.
"Baik, mari." Sahut Mark seraya menepuk punggung nya, agar Zea nemplok disana.
Benar saja, Zea langsung nemplok di punggung Mark, mata gadis itu masih setengah tertutup. Mark langsung membawa Zea ke kamar mandi, dan membantu gadis itu mencuci muka nya.
Beberapa menit kemudian, Mark dan Zea keluar dari kamar mandi, dengan wajah Zea yg terlihat sudah segar kembali.
"Mark, kamu membawa ku pulang ke rumah mu." Kaget gadis itu, dia baru menyadari bahwa dirinya berada di rumah Mark.
Mark dan Ara langsung tertawa, mereka merasa lucu melihat wajah kaget Zea.
"Mark, antar aku pulang, kalau Daddy dan Mommy pulang aku belum ada di rumah mereka pasti khawatir." Zea langsung berkata sambil menarik tangan Mark agar lelaki itu mau mengantarkan nya pulang.
Akan tetapi Mark sengaja mengeraskan badan nya, hingga dia tak bergeser sedikitpun. Zea menoleh, dan menatap tajam Mark.
"Mark antar aku pulang, kalau kakak-kakak dan Daddy tahu aku disini mereka bisa marah padamu." Ujar Zea lagi.
"Tidak apa-apa princess, justru aku ingin membuat Daddy dan kakak-kakak mu mengamuk dan mengacak-acak mansions ini." Sahut Mark dengan santai.
"Jangan gila Mark, kasihan Mama Angel dan Papa Arnold, kalau harus dengar ceramah Daddy." Jelas Zea, dia faham betul sifat sang Ayah.
"Tak masalah, kita tunggu saja sampai para bodyguard pribadimu itu datang kemari." Sahut Mark lagi, sambil menampilkan senyum manis nya, dan meraih tangan mulus Zea, agar gadis itu duduk disamping nya.
Kini Zea hanya bisa pasrah, toh yg akan di marahi nanti pastilah Mark, kalau lelaki itu sudah siap, maka biarkan lah, itulah fikir Zea.
“Princess, bolehkah Mark bertanya sesuatu?.” sahut Mark langsung bertanya dengan nada bicara yg sangat serius.
Zea menganggukkan kepala nya, dan menampilkan senyum manis nya.
"Kak Mark mau tanya apa?." Zea menanggapi.
"Bisakah kamu menceritakan kejadian 9 tahun yg lalu, tepat nya kejadian yg membuat kalian kehilangan Eyang dan Rayhan." Ucap Mark dengan hati-hati, takut menyinggung perasaan gadis nya itu.
Saat mendengar pertanyaan Mark barusan, raut wajah Zea yg semula tampak biasa saja, kini berubah menjadi mendung. Ara mengusap-usap lembut punggung Zea, untuk memberikan kekuatan pada sahabat nya tersebut.
"Ceritakanlah Zea, supaya Mark tahu dari mana kita harus mulai menyelediki pelaku nya." Ucap Ara.
Zea menghela nafas dalam, dan menghembuskan perlahan, kemudian gadis itu mulai mengangguk.
*
Bersambung...............
Ada yang tahu ngga!! siapa yang membunuh Eyang Sandra dan adik bayi yang dulu Zea tunggu² kelahiran nya?
Zio❤️ Arania(Ara)
Zayn ❤️Senna( Nana)
Asya ❤️Arumi(Arum)
Kevin selalu dikejar Juliet si gadis yang make up nya over tapi tak tahu kalau sebenarnya Juliet tu cantik orangnya jika bermake up tipis dan natural tak terlalu over make up nya
jika Juliet baik orangnya adakah Zea,Ara,dan Arumi ubah penampilan Juliet yang over make up nya tu
Juliet mesti cantik tapi kenyataan Juliet tak pandai make up wajahnya sendiri sebab tu make up nya over.
jika Juliet bermake up tipis adakah Kevin akan tertarik dengan penampilan baru Juliet sebab disini Juliet terkejar-kejar Kevin kerana dia suka Kevin tapi dia bukan teman vina CS sebab Juliet ada bela- belain temannya Zea masa pertandingan basket tempoh hari.
Tom & Jerry sekarang Asya& Arumi
Arumi seperti Jeniffer orangnya bar bar tapi lebih bar bar si Arumi dibandingkan Jeniffer dulu
Asya & Arumi pengganti Jonathan &Jeniffer masa zaman sebelum jadi suami isteri.
Elang umurnya 42 tahun mungkin Jonathan fathur dan Darren juga 42 tahun
Claudia umurnya 40 tahun
Erick dan Arnold tak tahu umur berapa tahun sama ada sebaya Elang atau lebih tua sikit umurnya dari elang
Alexander tidak tahu umur berapa tahun 60 tahun lebih ke atau 70 tahun lebih begitu juga umur Elis A.k.A Alista.
macam contohnya kamu mengecam aku di media sosial (medsos) sampai aku dipulaukan ( dipinggirkan) orang lain dan contoh satu lagi kamu mengancam aku untuk sebarkan aib aku.