NovelToon NovelToon
Izinkan Aku Menyentuhmu

Izinkan Aku Menyentuhmu

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:100.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sandyakala

Karena sebuah wasiat, Raya harus belajar untuk menerima sosok baru dalam hidupnya. Dia sempat diabaikan, ditolak, hingga akhirnya dicintai. Sayangnya, cinta itu hadir bersama dengan sebuah pengkhianatan.

Siapakah orang yang berkhianat itu? dan apakah Raya akan tetap bertahan?

Simak kisah lengkapnya di novel ini ya, selamat membaca :)

Note: SEDANG DALAM TAHAP REVISI ya guys. Jadi mohon maaf nih kalau typo masih bertebaran. Tetap semangat membaca novel ini sampai selesai. Jangan lupa tinggalkan dukungan dan komentar positif kamu biar aku semakin semangat menulis, terima kasih :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandyakala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Persahabatan

Raya baru tiba di rumah lewat tengah malam. Aktivitasnya yang kian hari bertambah padat membuatnya harus bekerja lebih keras.

Raya menatap layar gawai miliknya, tak ada pesan ataupun panggilan masuk dari Ezra, suaminya.

"Hmm ... mungkin hari ini Mas Ezra sangat sibuk", gumam Raya berbaik sangka pada suaminya yang sudah cukup lama meninggalkannya ke negara Y.

Tak ingin terlalu berharap, Raya lebih memilih segera membersihkan diri dan bergegas untuk istirahat. Besok pagi dia sudah ada agenda meeting dengan Mamanya Dion.

Tak terasa malam berlalu dan pagi pun tiba. Meskipun pulang lewat tengah malam, tapi Raya tetap bangun sebelum subuh.

Ia menggerakkan badannya sejenak, meregangkan otot-ototnya setelah tidur. Lalu bergegas membersihkan diri dan segera melaksanakan sholat subuh.

Jam enam tepat, Raya sudah turun dan segera menikmati sarapan yang disiapkan Mbok Nah.

"Mbok, hari ini aku kemungkinan pulang malam lagi. Ini uang belanja untuk seminggu ke depan, ya", Raya memberikan amplop coklat ke Mbok Nah.

"Nggih, Non. Terima kasih. Hari ini saya akan berbelanja ke pasar", ucap Mbok Nah setelah mengambil amplop coklat yang diberikan oleh Raya.

Raya mengangguk sambil tersenyum.

"Aku berangkat ya, Mbok", Raya berpamitan.

Mbok Nah mengantarkan majikannya itu ke teras depan dan tak lupa berpesan pada Pak Seno agar berhati-hati mengendarai mobil yang dibawanya.

Toko pastry masih terlihat sepi saat Raya tiba, tapi beberapa pegawai sudah tampak sibuk di sana, terutama mereka yang bertugas membuat berbagai jenis kue di bagian produksi.

Raya menyapa semua pegawainya pagi itu.

"Nah, ini saya titip untuk dibagikan ke semua pegawai, ya", Raya memberikan dua kresek penuh nasi bakar yang tadi sempat ia beli.

"Wah, terima kasih banyak, Bu. Pasti saya bagikan ke teman-teman di sini, mereka pasti senang", ucap seorang pegawai yang menerima nasi bakar itu.

"Iya sama-sama. Kalian sudah bekerja keras untuk toko ini, jangan lupa sampaikan pada yang lain untuk menjaga kesehatan juga. Oh ya, nanti jam sembilan saya keluar, ada meeting. Tolong handle urusan toko seperti biasa, ya", pinta Raya pada pegawai kepercayaannya itu.

"Siap, Bu", jawab Sang pegawai dengan cepat.

Setelah perbincangan singkat tersebut, Raya berlalu menuju ke ruang kerjanya.

Ia langsung mengecek beberapa email dan pesan yang masuk.

Saat Raya tengah fokus dengan pekerjaannya, gawainya berbunyi, ada nomor tak dikenal muncul di sana.

Meski Raya orang yang enggan menerima panggilan dari nomor asing, tapi semenjak ia merintis usaha pastrynya sekitar satu tahun yang lalu, Raya berusaha untuk merespon semua panggilan yang masuk, termasuk panggilan ke nomor pribadi miliknya.

"Hallo ...".

"Hai Raya, ini aku, Dion. Kamu jadi kan ketemu sama Mamiku jam sepuluh ini?".

"Oh Mas Dion, aku kira siapa. Iya Mas, jadi. Boleh infokan alamat atau tempat bertemunya, Mas?".

"Ok, setelah ini aku share lokasinya ya".

"Ok, makasih Mas".

"Sip. Aku tunggu kedatangan kamu".

"Iya, Mas".

Telepon itu pun berakhir. Sejenak Raya berpikir, dari mana Dion mendapatkan nomor pribadinya? karena beberapa kali mereka bertemu, justru Dion lah yang memberikan kartu namanya pada Raya.

"Ah sudahlah. Ini bisnis dan Mas Dion itu sahabat baik Mas Ezra, ya pasti dia bisa tahu nomorku dengan mudah dari Mas Ezra", batin Raya positif.

"Tapi kenapa ya sudah beberapa hari ini Mas Ezra tidak menghubungiku?", kini Raya terpaku menatap gawainya. Dia sungguh merindukan suaminya itu.

Dia berharap Ezra meneleponnya atau setidaknya mengirimkan pesan. Raya masih belum berani menghubungi suaminya lebih dulu karena dia khawatir Ezra sedang sibuk dengan pekerjaannya di negara Y atau sedang beristirahat karena perbedaan waktu dikedua negara.

Untuk menepis keresahannya itu, Raya kembali berkutat dengan beberapa email dari klien yang sedari tadi sedang dia cek.

.

.

"Bro, belakangan ini gue perhatikan lo sering juga ya deketin Raya. Jangan bilang kalau lo suka sama dia?", tembak Bagas yang saat ini sedang datang berkunjung ke rumah keluarga Dion.

"Gue gak gitu, Gas. Gue cuma merasa nyaman dan tenang aja kalau udah ketemu Raya", jawab Dion santai setelah menyeruput kopi miliknya.

"Ck, bahaya nih. Lo harus ingat, Raya itu istrinya Ezra, sahabat kita. Lo juga jangan sampai amnesia kalau Ezra cuma menitipkan Raya ke kita, bukan buat dideketin", Bagas memperingatkan Dion.

Dion menghela nafas kasar, "Iya iya gue ingat kok. Tapi ya gue harus jujur, zaman sekarang wanita macam Raya itu termasuk spesies langka, Gas. Udah cantik, baik, pintar, mandiri lagi. Ah, lelaki mana sih yang gak tertarik sama wanita macam itu?".

Bagas menggeleng-gelengkan kepalanya, "Iya gue tahu. Si Ezra beruntung banget ya punya istri macam Raya. Mana Raya gak tahu lagi kalau suaminya itu justru nikah sama cewek lain di luar negeri", seloroh Bagas benar.

Dion tersenyum kecut. Di satu sisi apa yang Bagas katakan itu benar, tapi di sisi lain dirinya merasa iba pada Raya jika sampai wanita itu mengetahui kondisi Ezra yang sebenarnya di negara Y.

"Udahlah, kita tetap jaga rahasia ini dan lo gak usah khawatir, gue masih bisa ngerem perasaan kok. Mana mungkin gue mengkhianati kepercayaan sahabat gue sendiri", janji Dion pada Bagas.

"Ok, gue pegang omongan lo, ya", tegas Bagas yang dijawab dengan anggukan pasti oleh Dion.

"By the way, Gas, apa kabar hubungan lo sama Nita? lo jadi nikah sama dia?", Dion mengganti topik pembicaraan.

"Nih lihat", Bagas menunjukkan cincin di jari manis tangan kirinya.

"Wah, sejak kapan lo tunangan sama Si Nita? parah, gue sampai gak tahu", kali ini Dion yang protes.

"Sorry, Bro. Gue udah tunangan sama Nita sejak akhir bulan lalu dan sorry banget nih gue gak ngabarin lo maupun Ezra karena itu permintaan Nita dan keluarganya. Mereka mau kalau tunangan kita cukup keluarga inti aja yang tahu, nah pas nikahan minggu depan, baru deh sebar berita ke sana-sini", terang Bagas.

Dion melongo tak percaya. Sahabat masa kecilnya itu tidak mengabari pertunangannya dan sekarang datang untuk mengabarkan hari pernikahannya dengan Sang pujaan hati.

"Gila, gue dikabari H-7 nikahan lo? parah emang ya keluarga lo", Dion tak terima.

"Sorry deh. Lo kek gak tahu aja sebucin apa gue sama Nita. Ya pasti gue ikutin lah segala maunya dia dan keluarganya", jawab Bagas santai sambil mencomot kentang goreng yang tersaji di piring.

Dion menggeleng-gelengkan kepalanya, dia masih dibuat tak percaya dengan tingkah Bagas.

"Ok deh, gue terima maaf lo yang udah dua kali itu. Jadi, tepatnya kapan dan di mana nikahan lo digelar?", tanya Dion serius.

"Hari Sabtu, di Hotel Adikarya".

"Wiiih nikahan di hotel sendiri, mewah tuh. Gue wajib secepatnya cari pendamping nih, gak mungkin dong gue datang solo ke nikahan lo?".

Dion dan Bagas tertawa bersama. Ya meskipun mereka terkadang berselisih paham untuk hal-hal kecil, tapi ikatan persahabatan antara Dion, Bagas, maupun Ezra tetap terjalin dengan kuat.

1
Merida Gultom Merida
thor masa tdk ada penolakan ,atau sedih dari raya, entah ngambek gitu
martina melati
ayahmu kawin lagi...
Esi Ana
kok g terima ya, enak banget, lempeng jalannya si laki,,ceweknya nerima aja, aduhhh,gondok sendiri😩😩😩
Lintang Maudy
hadeuhh enak banget jadi lakinya,sudah berhianat dengan mudah di maafkan...Thor nggak asyik loo
Fatma Alvakey
kenapa raya terlalu mudah memaafkan ezra, padahal sudah di bohongi..
Gaby Charo
sweet banget
semoga tidak ada lagi yang menghalangi kebahagiaan kalian
wiwit gwt
heh,,,terlalu mudah maafin kmu
Luluk
lanjuuuut +++++++(
pigeon
ayo lanjut kak ,masih setia menunggu cerita nya 😘
Sandyakala: Terima kasih sudah menjadi pembaca setia novelku dan jangan lupa untuk memberi dukungan dengan me-like karyaku. Ditunggu kelanjutan ceritanya ya, reader 😊
total 1 replies
pigeon
lanjut kak selalu menunggu cerita selanjutnya ❤️
Apriansah Rian
Il4734
Gaby Charo
jujur masih bingung judulnya ini sebenarnya untuk raya atau Sindi sih kak...
setelah aku ikuti...

tapi cerita nya bagus biar diawal emosian 🤣🤣🤣

semoga aja raya bisa Nerima anak kamu dan Sindi ya...

semangat buat jelaskan ke raya
Gaby Charo
thanks kak banyak update...

aku penasaran kek mana reaksi Sindi dan papanya tau ya kebusukan anak nya

semoga tidak terpengaruh ya....

taunya Sindi sakit tapi kalau kejahatan ya harus di pertanggung jawaban
Sandyakala: Terima kasih juga Kakak selalu setia membaca novel saya. Like dan dukungan Kakak sangat berharga untuk saya. Keep support ya Kak biar semangat update terus 😊
total 1 replies
Gaby Charo
makanya pak jangan serakah jadi orang
Gaby Charo
egois sekali kamu papa semoga aja tidak ada penyesalan ya papa
Gaby Charo
egois banget sih ortunya si Sindi dan juga papa nya ezra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!