Kubuat Kau Menyesal!

Killa menceritakan apa yang terjadi dengan rumah tangganya dengan sang suami, kepada Sinta. Suaminya, menikahi dirinya karena permintaan ayahnya. Jika tidak, ayahnya akan menarik fasilitas yang selama diberikan termasuk perusahaan yang saat ini dipimpin.

Padahal suaminya sudah memiliki kekasih. Bahkan mereka telah menikah siri, dan beberapa hari yang lalu istri sirinya datang ke rumah. Sang suami meminta dia untuk membuatkan makanan untuk sang suami dan juga selingkuhannya. Yang lebih menyakitkan lagi, sang suami bercinta di kamar mereka. Dia mengusir Killa dari kamar mereka.

"Astaghfirullah al adzim. Ya Allah La, lo kuat banget menghadapinya. Ini benar-benar gila menurut gue. Laki-laki seperti itu tak perlu lagi lo pertahankan. Apalagi dia sudah menikah secara siri. Ini sudah sangat keterlaluan. Mertua lo tahu enggak kelakuan anaknya?" tanya Sinta.

Killa menggelengkan kepalanya. Selama ini dia menutupinya dari mertuanya. Selama ini Killa memilih memendamnya sendiri.

"Gue salut sama kesabaran lo. Sekarang, apa lagi yang ingin lo pertahankan La? Jelas-jelas, laki lo sudah selingkuh! Dia lebih mempertahankan menjalani hubungan sama wanita itu tanpa memikirkan perasaan lo yang saat ini sedang hamil anaknya. Apa dia pernah peduli sama kehamilan lo?" Sinta merasa geram dengan sikap yang dilakukan Raihan kepada sahabatnya.

"Andai saja lo bilang sebelum dia pergi, pasti sudah gue labrak laki model gitu. Harusnya dia gentle dong mau milih siapa. Kalau memang dia mau sama istri sirinya, ya dia ceraikan lo dong. Dia harus terima konsekuensinya, kalau harus kehilangan fasilitas dari ayahnya. Lo harus bongkar semua ini La sama orang tuanya, agar mereka tahu kelakuan anaknya dibelakang mereka. Sudah cukup selama ini lo hidup menderita, sudah saatnya lo bangkit!" Sinta mencoba membuka hati dan pikiran Killa.

Killa tampak terdiam, berpikir apakah dia sudah siap menjadi seorang janda di usianya yang masih sangat muda dan menjadi single mom untuk anaknya.

"Apalagi yang lo takutkan La? Gue yakin kalau lo pasti mampu melewatinya! Buktikan sama laki-laki breng*sek itu, kalau lo itu mampu hidup tanpa dia! Gue yakin, suatu saat nanti lo pasti bisa menemukan laki-laki yang mencintai lo dengan tulus! Lo tak perlu takut, gue akan selalu ada untuk lo," ucap Sinta.

Killa tampak menangis, memikirkan rumah tangganya yang akhirnya harus berakhir di meja pengadilan. Air matanya mengalir deras.

"Gue ngerti, perasaan lo! Kalau hal ini bukanlah suatu hal yang mudah untuk lo lewati! Semua orang yang menikah, pasti menginginkan rumah tangga yang langgeng yang bertahan sampai ajal memisahkan kalian berdua. Tapi, pernikahan lo ini beda. Tak seperti pernikahan yang berjalan normal, yang di landasi perasaan saling mencintai Jadi, menurut gue. Tak perlu lagi lo pertahankan," ujar Sinta.

"Iya. Makasih ya Sin masukan lo! Kini gue mulai terbuka pikiran gue. Selama ini gue memang benar-benar bodoh, masih saja mempertahankan rumah tangga ini. Sekarang juga gue akan temui orang tua dia, gue akan bongkar semua kebusukannya dan permintaan cerai gue ke anaknya. Gue lebih memilih bercerai dari pada gue harus menerima di madu," ucap Killa.

Sinta sangat mendukung rencana Killa. Dia merasa tak tega dengan sahabatnya. Berharap sang sahabat kelak akan mendapatkan kebahagiaan. Killa mengajak sang sahabat makan, sampai melanjutkan obrolan mereka.

Saat itu jam menunjukkan pukul 15.00, Killa berniat untuk ke rumah mertuanya. Dia ingin mengurusnya hari ini juga. Raihan saat ini sedang berada di apartemen Syila. Mereka tampak sedang bermesraan. Inilah yang Syila inginkan, Raihan lebih berat kepadanya. Perlahan Raihan akan melupakan Killa.

"Sin, aku siap-siap dulu ya," ujar Killa.

"Iya, aku pamit juga ya La. Kamu semangat ya! Jangan sampai kamu berubah pikiran lagi ya! Mantapkan hati kamu La, ini yang terbaik untuk lo," ujar Sinta dan Killa menganggukkan kepalanya.

Killa mengantarkan sang sahabat sampai depan rumah. Sinta melajukan kembali sepeda motor maticnya. Setelah sang sahabat pergi, Killa langsung bersiap-siap untuk berangkat. Dia pergi tanpa riasan sedikitpun. Meskipun demikian dia tetap terlihat cantik secara alami.

Killa pergi dengan menggunakan taksi online. Killa sudah merasa siap, jika harus hidup tanpa Raihan. Selama Raihan memberikan uang kepadanya, Killa selalu menyisihkan untuk tabungan. Meskipun, selama ini dia hidup bergelimang harta. Killa tetap menggunakan uang itu hanya untuk keperluan yang penting.

Killa baru saja sampai di rumah orang tua Raihan. Dia langsung menekan bel rumah itu, dan sang ART langsung bergegas untuk melihat tamu yang datang dan membukakan pintu pagar rumah.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Ayo masuk Bu Killa!" titah sang ART.

"Bunda sama Ayah ada Bi?" tanya Killa saat melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

Sang ART menyuruh Killa untuk duduk dan menunggu sang mertua di ruang tamu. Sang ART berniat memanggilkan sang majikan. Tak lama kemudian Ayah Abimanyu keluar dari kamar. Sedangkan Bunda Bunga saat ini masih di kamar.

Alangkah terkejutnya Ayah Abimanyu, saat melihat sang menantu datang sendirian. Kretek hati Ayah Abimanyu mengatakan pasti ada sesuatu yang terjadi, yang membuat menantunya datang. Killa tampak mencium tangan orang tua Raihan secara bergantian.

"Killa, kamu sendiri kesini? Memangnya Raihan kemana?" tanya Ayah Abimanyu yang kini menatap ke arah ke sang menantu.

"Iya. Sebenarnya, kedatangan Killa kesini ada hal penting yang ingin Killa katakan kepada Ayah," ujar Killa to the point.

Tak lama kemudian Mama Bunga pun ikut turun menghampiri sang suami dan juga menantunya. Dia ikut duduk di sebelah sang suami, Killa pun langsung mencium tangan ibu mertuanya.

Ayah Abimanyu tampak tegang, dia takut kalau sebenarnya Killa sudah mengetahui apa yang terjadi dengan sang anak.

"Killa ingin bercerai dengan Mas Raihan. Killa sudah tak sanggup menahannya lagi, Ya, Bun. Mas Raihan sudah sangat keterlaluan, Killa sudah tak bisa memaafkannya lagi," ungkap Killa.

Killa mulai menceritakan apa yang dilakukan Raihan kepadanya selama ini. Killa mengatakan kalau beberapa hari yang lalu datang, dan Raihan menyuruh dia menyiapkan makanan untuk dirinya dan juga Syila. Raihan juga mengusir Killa dari kamarnya, karena Raihan ingin bercinta dengan Syila di kamar mereka.

"Astaghfirullah al adzim, Raihan. Kamu benar-benar keterlaluan! Bikin malu orang tua saja. La, maafkan Ayah sama Bunda. Jujur, Ayah tak menyangka kalau Raihan akan melakukan perbuatan ini kepada kamu," ujar Ayah Abimanyu.

Ayah Abimanyu terlihat sangat marah. Dia terlihat sudah mengepalkan tangannya.

"La, Ayah mohon! Tolong jangan bercerai, Ayah akan coba bicara dulu sama Raihan," ujar Ayah Abimanyu.