Elang Dirgantara, seorang pria yang suka tawuran, balap liar dan suka berpesta minum minuman keras, harus datang ke perjodohan yang sang kakek rencanakan. Awalnya dia memutuskan datang hanya untuk menolak dan mempermalukan wanita yang akan di jodohkan olehnya itu. Namun apa lah daya, saat ia bertemu dan melihat calon istri untuk pertama kalinya, ada getaran aneh yang ia rasakan dalam hatinya.
Wajah teduh nan ayu milik calon istrinya mampu membuatnya terpukau. Bahkan suara sang calon istri membuatnya tenang dan damai. Tutur kata yang lembut dan halus tak mampu mengalihkan pandangan mata Elang dari wajah ayu calon istrinya itu.
Bagaimana kah perjalanan kisah cinta Elang Dirgantara?
Mari membaca dan mulai lah masuk ke dalam dunia halu kita ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diyah nur arroyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Elang menarik tubuh Zahra dan membawanya ke dalam pelukannya. Dia menghirup aroma vanila dari sabun dan parfum yang Zahra pakai. Dia juga sesekali mencium pipi Zahra lembut. Terlihat jelas raut wajah Elang yang sangat sedih sekarang.
"Ikut lah kakak sayang" Pinta Elang.
"Ikut? Ke mana?"
"Kakak mau pergi?" Tanya Zahra.
"Iya" Jawab Elang mengangguk di pundak Zahra karena dia masih memeluk tubuh kecil Zahra.
"Kakak mau ke mana?" Tanya Zahra lembut mengusap punggung Elang.
"Kakak akan pergi ke Singapura sayang. Kakak harus pergi dengan kakek untuk urusan bisnis" Jawab Elang yang saat ini sudah melepaskan pelukannya. Dia menatap sendu wajah sang istri yang sangat ia cintai.
"Kak, kan kakak pergi cuma sebentar" Ucap Zahra lembut.
"Tapi aku tidak ingin jauh dari kamu Zahra, aku ingin selalu dekat dan memeluk kamu" Ucap Elang.
"Kak, kakak kan pergi untuk kerja. Kakak jangan sedih begini dong. Kakak harus semangat kerjanya. Kalau kakak merindukan Ara. Kakak bisa fidio call sama Ara." Ucap Zahra lembut.
"Tapi aku sangay berat untuk meninggalkan kamu sayang. Aku khawatir sama kamu" Ucap Elang
"Jangan khawatir, setiap ada waktu luang, aku janji akan menghubungi kakak" Ucap Zahra tersenyum cantik agr menenangkan Elang.
Elang terdiam mendengar ucapan Zahra yang tengah membujuknya. Zahra meraih tubuh Elang lalu memeluk Elang erat. Dia merasakan detak jantung Elang yang mampu menenangkan dirinya.
"Kapan kakak akan berangkat?" Tanya Zahra.
"Nanti sore" Jawab Elang singkat.
"Kalau pulangnya?" Tanya Zahra
"Belum tau, tapi mungkin sekitar 3 hari kakak di sana" Jawab Elang lagi.
"Hanya 3 hari kok, tidap apa apa. Nanti setelah pulang, aku akan kabulkan apapun yang kakak mau" Ucap Zahra.
Mendengar ucapan Zahra membuat Elang terkejut. Dia melepaskan pelukan Zahra lalu menatap dua manik Zahra yang indah. "Kamu yakin?" Tanya Elang dan di angguki oleh Zahra.
"Apapun?" Tanya Elang lagi.
"Iya" Jawab Zahra tersenyum karena gemas dengan wajah Elang yang menurutnya menggemaskan.
"Baik lah kalau begitu, aku akan siap siap sekarang" Ucap Elang yang bangkit dari duduknya. Dia akan berjalan ke arah kamar untuk bersiap namun tangannya di cekal oleh Zahra.
"Nanti saja, aku mau di peluk" Ucap Zahra mengangkat kedua tangannya ke udara meminta di peluk oleh Elang. Elang tersenyum lalu kembali memeluk tubuh sang istri erat. "Tunggu aku pulang sayang" Ucap Elang.
"Iya kak, aku akan menunggu kakak sampai kakak kembali memeluk ku" Jawab Zahra tersenyum.
🌹🌹🌹
Di bandara.
Saat ini Zahra tengah mengantar suami dan sang kakak yang akan terbang ke Singapura. Serta sang kakek yang sudah berada di Bandara lebih dulu.
"Kamu yakin tidak apa apa di rumah sandiri?" Tanya Elang khawatir karena tadi Elang dan Zahra baru tau jika Dion juga akan ikut ke Singapura karena urusan perusahaan. Sejak kakek masuk rumah sakit, bang Dion yang memegang perusahaan milik kekuarganya. Walaupun tidak sebesar kekuarga Dirgantara. Namun hal itu mampu menyita banyak waktu Dion. Di tambah dia juga harus sekolah dengan dirinya yang menjadi ketua Osis membuat Dion tidak bisa istirahat dengan cukup.
"Aku tidak apa apa kok. Lagian ada Angel yang akan menemani ku di rumah bang Dion" Ucap Zahra.
"Ya sudah kalau begitu aku pergi ya" Pamit Elang.
"Iya" Jawab Zahra mengangguk dan tersenyum. Walaupun kini ia tengah memakai cadar, namun terlihat jelas dari matanya jika ia tengah tersenyum agar menguatkan sang suami.
"Abang berangkat dulu ya dek. Ingat kamu harus hati hati. Jangan bukakan pintu untuk siapapun saat tengah malam. Jangan keluyuran juga" Ucap Dion.
"Iya bang"
"Abang pergi ya dek. Titip kakek ya" Ucap Dion dan di angguki oleh Zahra.
Dion memeluk adik kecilnya itu lalu menciumi wajah Zahra. "Woy, ini milik gue" Ucal Elang yang marah ketika Dion menciumi wajah istrinya.
"Ya elah Lang, dia adik gue. Dari dia lahir sampai sekarang juga gue tetap jadi abangnya" Ucap Dion yang tidak mau kalah oleh Elang.
"Itu dulu sebelum dia menikah sama gue. Sekarang dia istri gue, jadi jangan ciumi istri gue sesuka hati lo" Ucap Elang yang terus memegangi wajah Zahra
Elang menghapus tempat tempat yang di ciumi oleh Dion di wajah Zahra. Dion yabg melihat pun tersenyum licik. Dia menarik bahu Elang lalu dengan cepat kembali mencoumi wajah adiknya.
"Woy" Teriak Elang yang marah dan karena teriakan Elang membuat semua orang yang ada di Bandara mantapnya dengan tatapan heran.
Dion tertawa lepas karena dia berhasil membuat Elang marah dan sebal. Sedangkan Zahra hanya pasrah karena lagi lagi Elang membersihkan wajahnya dari ciuman Dion.
"Jangan mau kalau di cium buaya seperti dia" Ucap Elang.
"Sia***n lo. Gini gini juga gue kakak ipar lo bang***t" Ucap Dion.
"Bodo amat" Ucap Elang.
"Sudah ah, sana berangkat" Ucap Zahra yang kini buka suara karena lelah dengan pertengkaran kakak dan suaminya itu.
"Abang berangkat ya dek" Pamit Dion yang mengusap kepala Zahra yang saat ini tengah di peluk oleh Elang.
"Jangan pegang istri gue" Ucap Elang marah.
"Iya" Jawab Dion singkat lalu berjalan meninggalkan Elang dan Zahra.
Elang melepaskan pelukannya. Dia memegang wajah Zahra yang kini terlihat air mata yang hampir tumpah. "Jangan menangis sayang, aku akan semakin berat pergi jika melihat kamu menangis" Ucap Elang lembut.
"Kakak jangan nakal ya di sana. Kalau ada wanita cantik di sana jangan tergoda. Aku di sini menunggu kakak pulang." Ucap Zahra yang saat ini menangis karena ir matanya sudah tak mampu ia bendung lagi.
"Kakak tidak tertarik dengan wanita lain karena di rumah kakak sudah punya bidadari yang sangat cantik" Ucap Elang menghapus air mata Zahra.
"Aku pergi ya. Langit akan selalu menjaga kamu ketika aku pergi. Jadi jika ada apa apa segera hubungi dia. Aku sudah simpan nomer ponsel Langit di ponsel kamu" Ucap Elang.
"Iya kak" Jawab Zahra mengangguk
"Senyum dong sayang" Pinta Elang dan Zahra pun tersenyum manis. Walaupun tertutup cadar tapi itu sudah sangat memuaskan Elang.
"Jaga diri kamu baik baik" Ucap Elang mengusap lembut pipi Zahra. Elang kembali memeluk Zahra setelah itu dia berjalan ke arah ruang tunggu yang kini di tempati oleh kakek dan Dion.
...**Next? Udah vote dan spam komen belum? ...
...Yuk ges semangatin aku biar aku rajin up setiap hari**....
...Votenya jangan pelit2 ya!!!!😊😊😊😊...
...See u next part ❤...
# Selamat membaca ya kak
# Terima kasih banyak
😊😊😊🙏🙏🙏
SAAAAAHHHH,,,gitu 🤭🤭🤭😂😂 Jadi semangat kan SAH nya..😜😜