Warning : Tolong jangan Boom Like ya
Kimberly adalah seorang gadis berusia 25 thn, dia adalah seorang juara bela diri tingkat dunia, Kimberly berhasil menjadi juara bela diri tingkat dunia selama 5 tahun berturut turut, selain hebat dalam bela diri Kimberly juga seorang hacker yang sangat handal.Dimasa kekayaannya Kimberly tiba-tiba dinyatakan mati tanpa alasan, tapi hal aneh terjadi saat dia membuka mata Kimberly dia terbangun di sebuah kelas dan terlihat seorang guru perempuan memarahinya tanpa alasan jelas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengusir
Vanessa duduk di depan cermin mengoleskan Concealer dibawah matanya untuk menutupi mata pandanya karena kurang tidur.
"hoaammm, Usaha gue nggak sia sia gue udah tau siapa yang merencanakan pembunuhan gue, sekarang gue harus mencari orang itu, Sial kenapa sih dia harus membelakangi kamera cctv"
"arghh mata panda gue susah ilang, gue ngantuk banget mau tidur, tapi hooaammm gue harus sekolah"
Dengan langkah gontai vanessa keluar dari kamarnya menuju ruang makan.
"morning sayang", Sapa Melinda melihat vanessa yang baru datang.
"morning ma", Balas Vanessa, tangan vanessa terulur mengambil roti dengan selai coklat.
"kamu sayang kok keliatan masih ngantuk", Tanya Zevan pada putrinya itu.
"aku kurang tidur aja kok pa, tugas sekolah ku banyak"
"jangan memaksakan diri sayang, jika kamu lelah sebaiknya kamu istirahat, papa tidak ingin kamu sakit"
"baik pa"
"nyonya tuan muda kaiden tidak ada dikamarnya, dia meninggalkan memo di atas meja, ini memonya nyonya"
Melinda mengambil memo tersebut dan membaca, Melinda berdecak kesal setelah membaca isi memo tersebut.
"kebiasaan kalo ada pergi nggak ngasih tau dulu"
"pergi kemana"
"paris, katanya ada masalah mendadak di sana"
Zevan menganggukan kepalanya lalu kembali menyantap sarapannya, vanessa melirik ke arah bi ilma, Setelah memberika memo bi ilma menghampiri pelayan yang berdiri di pojok ruangan, Terlihat bi ilma sedang memarahi pelayan tersebut walau tidak bisa mendengar pembicaraan mereka tapi vanessa bisa tau dari gerak tubuh dan ekspresi bi ilma seperti sedang marah marah.
"apa yang kamu liat dek", Tanya elvan, sejak tadi elvan memperhatikan sikap vanessa saat pandangan vanessa mengikuti bi ilma.
"nggak papa kok ka"
"kasih tau aja, dari tadi kakak perhatikan kamu terus saja melihat kearah bi ilma, apa kamu memerlukan sesuatu."
" aku kurang suka dengan bi ilma entah kenapa aku merasa dia seperti sok berkuasa di rumah ini, aku sering sekali melihat bi ilma memarahi pelayan bahkan bi ilma tidak segan segan menggunakan kekerasan. "
" benarkah sayang, kamu tau dari mana bi ilma sering menggunakan kekerasan, kamu tidak boleh asal tuduh. "
" aku tidak asal tuduh kok pa, aku melihatnya sendiri malam tadi saat aku kedapur aku tidak sengaja melihat bi ilma menampar seorang pelayan perempuan, pelayan tersebut dimarahi habis habisan bi ilma memarahi pelayan tersebut dan menunjuk nujuk pelayan tersebut, kata kata yang dikeluarkan bi ilma juga kasar "
" benarkah, vanessa tenang saja mama akan menghukum bi ilma, mama sungguh tidak suka dengan orang yang lupa dengan posisinya"
"kenapa tidak di pecat saja ma"
"dia pelayan kesayangan kaiden, kaiden sendiri sudah menganggap nya seperti keluarga, jika bi ilma di pecat kaiden akan marah."
"kenapa kak kai sangat menyayangi bi ilma ma"
"dulu saat kaiden masih kecil mama sempat sakit selama 3 tahun, karena tidak ada yang bisa merawat kaiden mama dan papa memutuskan untuk memperkejakan baby sister, karena hal itu kaiden cukup dekat dengan bi ilma"
"ohh,..... Ma, pa, kak, aku sudah selesai sarapan aku pergi dulu"
"hati hati ya sayang"
"oke pa"
Vanessa melangkah keluar menuju mobil yang sudah menunggunya di depan mansion, saat sampai di luar vanessa melihat pelayan yang di tampar bi ilma tadi malam, senyum cerah dan ceria muncul di kedua sudut bibir vanessa, ia berjalan menghampiri pelayan tersebut lalu mengenggam tangannya.
"gue bisa bantu lo, gue juga nggak suka sama wanita tua itu" bisik vanessa di telinga pelayan tersebut, Setelah mengatakan hal tersebut vanessa pergi dan masuk kedalam mobil, Pelayan tersebut membuka kepalan tangannya dan melihat secarik kertas kecil.
Gue tau lo ingin menyingkirkan wanita tua itukan, lo nggak suka dengan sikap angkuhnya kan, gue bisa bantu lo karena gue juga nggak suka dengan orang yang angkuh dan sombong.
Gudang belakang jam 6 sore
Tangan pelayanan tersebut meremas kertas pemberian vanessa lalu memakannya agar tidak meninggalkan jejak, matanya melihat kesekitar halaman untuk memastikan jika tidak ada yang melihat apa yang dia lakukan.
Didalam mobilnya vanessa tersenyum smirk dia yakin jika pelayan tersebut akan datang menemuinya, vanessa mengambil ipad dari dalam tasnya, vanessa membuka akun twitternya dan membuat postingan baru.
"Sekarang kita lihat bagaimana pak tua itu membereskan hal ini" dari kaca spion sang supir memperhatikan vanessa, Sopir tersebut mengangkat alisnya menatap bingung vanessa, secara tiba-tiba vanessa menatap mata sopirnya melalui kaca spion tersebut.
"Mau dilaporkan pada siapa, Kak frans, Kak Kai, Kak elvan, Mama atau papa"
Tubuh sopir tersebut menegang mendengar perkataan vanessa, tangannya yang memegang stir gemetar.
"santai saja nggak usah khawatir, saya tidak akan membunuh bapak kok, bapak kan salah satu orang kepercayaan papa, fokus pak, mata bapak harus ke arah jalanan bukan ke arah saya"
"ma-maaf nona"
Sopir tersebut mengalihkan pandangannya dan menatap kearah jalan, vanessa kembali fokus menatap ipadnya, tak berselang lama vanessa sampai di depan sekolah, sopir tersebut keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk vanessa, Vanessa keluar dari mobil tersebut lalu berjalan menuju halaman sekolah, sebelum masuk ke halaman sekolah vanessa membalikkan badan menatap sopirnya yang masih berdiri di tempatnya, vanessa tersenyum ceria lalu meletakkan jari telunjuk pada bibirnya, Sopir tersebut diam menatap vanessa lalu menganggukan kepalanya dan masuk kedalam mobil, vanessa membalikkan badannya dan masuk ke halaman sekolah.