NovelToon NovelToon
Beloved Idol

Beloved Idol

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romansa
Popularitas:70.2k
Nilai: 5
Nama Author: Suci Aulia

Benci jadi cinta, atau cinta jadi benci?

Kisah mereka salah sejak awal. Sebuah pertemuan yang didasarkan ketidaksengajaan membuat Oktavia harus berurusan dengan Vano, seorang idol terkenal yang digandrungi banyak kalangan.

Pertemuan itu merubah hidupnya. Semuanya berubah dan perubahan itu membawa mereka ke dalam sebuah rasa. Cinta atau benci?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci Aulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wewe Gombel?

Kenapa waktu berjalan begitu cepat?, Okta merutuk dalam hati. Padahal rasanya baru kemarin Vano memberi tahu kalau orang tuanya akan datang, tapi hari ini dia sudah harus berhadapan dengan dua orang yang menyandang predikat sebagai 'mertuanya'.

Okta adalah tipikal orang yang perfeksionis, dan cenderung menjunjung tinggi harga diri yang dia miliki. Segala cara Okta lakukan supaya dia tidak terlihat lemah di depan semua orang. Dia paling tidak suka diremehkan.

Siang hari ini perempuan itu memilih pergi ke salon yang direkomendasikan oleh salah satu staff Vano. Salon yang cenderung privat dan tidak boleh sembarangan orang yang masuk. Tentu Vano akan selalu menjamin keselamatan Okta, apalagi sekarang dia sedang tidak disukai banyak orang. Tidak menutup kemungkinan kalau fans fanatiknya akan menyakiti Okta di suatu kesempatan.

Para pekerja salon merias perempuan itu dengan riasan ringan namun elegan. Rambutnya dibiarkan terurai dengan sedikit gelombang dibagian bawah. Dia sengaja mengecat rambutnya dengan sedikit warna abu-abu. Biarlah orang berpendapat apa, dia tidak peduli.

Garis wajah Okta yang memang menarik dan mata bulatnya yang semakin membuat perempuan itu menawan, dengan make up tidak terlalu mencolok pun dia sudah bersinar dengan auranya sendiri.

"Ibu jadi pakai baju yang mana?" seorang pegawai menanyai Okta. Perempuan itu menungkikkan alisnya tidak suka, dia tidak setua itu hey!.

"Ibu?" dia bertanya dengan sarkas. "Saya masih 25 tahun ya Mbak, panggil saya kakak!!"

Pegawai yang ada disana menelan ludah susah payah. Mereka tentu tau siapa perempuan yang sedang ada dihadapannya ini. Istri seorang Geovano, perempuan yang wajahnya kini semliweran di portal-portal berita yang masih mengangkat berita pernikahannya dengan Vano sebagai pernikahan kontroversial.

"I-iya Kak" mereka memilih patuh. Bisa berabe urusannya kalau istri artis itu merasa tidak nyaman dan hal itu bisa berimbas ke bisnis mereka.

Okta tersenyum puas. Melihat wajah takut pelayan disana membuat dia pengen ngakak tapi dia tahan. Kapan lagi bisa mengerjai orang. "Saya mau baju yang bagus tapi gak ribet. Ada gak?"

Pilihannya jatuh pada sebuah plaid slip dress motif kotak-kotak yang dia padukan dengan sebuah blazer warna putih. Terlihat trendi tapi elegan, perempuan itu puas dengan penampilannya hari ini.

Setelah merasa semua sudah pas, Okta keluar dari salon dan langsung masuk ke dalam mobil Vano yang menjemputnya. Dia tersenyum senang karena laki-laki itu benar benar menepati janjinya untuk datang menjemput.

"Lama banget sih lo!" Vano berdecak sembari melihatnya sekilas, sebelum akhirnya dia menoleh lagi untuk melihat Okta lebih intens.

Okta tersenyum makin lebar, dalam hati dia yakin pasti Vano terpesona dengannya. Siapa sih yang bisa menolak pesona seorang Oktavia Adisty, cuma memang dia kalah di dana aja makanya penampilannya dulu kurang mencolok.

"Maaf" perempuan itu menjawab sok kalem. "Gimana, gue cantik gak?. Udah pantes dong jadi mantunya orangtua lo"

Vano kontan langsung mengalihkan pandangannya kearah lain. Dia menelan ludah kasar sehingga jakunnya naik turun, dia jadi gugup sendiri. "Cantik apaan, muka lo mirip bebek!" dalihnya.

Okta langsung manyun, sia-sia dia tiga jam di salon kalau ujung-ujungnya disamain dengan bebek. "Pinter banget ngelesnya. Padahal tadi jelas-jelas terpesona sama gue pake acara gak mau ngaku" perempuan itu mengumpat dalam hati. Rugi dia berharap mendapat pujian yang keluar dari mulut Vano.

"Gak usah manyun, entar muka lo makin persis bebek" ucap Vano sembari mulai menjalankan mobilnya. Okta tidak menyahut lagi, dia udah gak mood. Perempuan itu mengalihkan pandangannya keluar jendela, baginya pemandangan rumah-rumah kecil lebih oke daripada melihat muka Vano. Bikin darah tingg!.

Melihat tidak ada respon dari Okta, Vano melirik ke samping dan melihat muka masam yang ditunjukkan perempuan itu. Dia terkekeh dalam diam, dasar cewek moody-batinnya.

Butuh waktu sekitar 45 menit untuk bisa sampai di rumah keluarga besar Vano. Okta berdecak kagum saat sudah sampai. Rumah ini lebih mirip kastil kastil yang ada di negri dongeng. Sangat luas dan megah, ditambah lagi penjagaan super ketat yang menujukkan seberapa terpandangnya keluarga itu. Okta jadi insecure.

"Ayo turun!" Vano mengajak Okta untuk turun dari mobil saat perempuan itu hanya diam dengan muka kaku.

Mau tidak mau Okta ikut turun. Vano datang dan langsung menggandeng tangannya, tapi dia menahan.

"Kenapa?" tanya laki-laki itu dengan bingung.

Jantung Okta makin bertalu-talu. Vano dapat merasakan tangan perempuan itu dingin dalam genggamannya, "Lo gugup?" tanyanya dan tepat sasaran.

Okta membuang nafas kasar, bertemu orang tua Vano ternyata tidak semudah yang dia bayangkan."Gue takut, gimana kalo orang tua lo gak suka sama gue?"

"Secara kan gue cuma pramugari Van, gue juga bukan anak konglomerat. Gak selevel sama lo. Apalagi kalo sampe mereka tau alasan kita nikah. Bisa-bisa mereka nganggep gue cewek gak bener"

"Ta dengerin gue!" Vano memegsng kedua bahunya, membuat Okta mau tidak mau mengangkat dagu untuk melihat Vano yang lebih tinggi darinya. "Pernikahan ini terjadi karena gue, lo tanggung jawab gue. Percaya sama gue Ta, selama ada gue gak ada yang bisa nyakitin lo. Sekarang angkat kepala lo, jangan nunduk. Tunjukin kalo lo adalah orang yang gak bisa ditindas!"

Ucapan Vano memang selalu berhasil membuat kegugupan Okta reda. Sekarang perempuan itu bisa jauh lebih tenang. Dia tersenyum lalu mengangguk yakin. Okta menggandeng lengan Vano lalu berjalan beriringan memasuki rumah megah itu.

Okta mengayunkan langkah kakinya dengan tegas. Dia sebenarnya bukan tipikal orang yang rendah diri. Sejak kecil orang tuanya selalu mengajarinya tentang seberapa penting menjaga harga diri yang dia miliki. Dan Okta selalu menerapkan itu. Dia tidak akan terima jika dirinya ditindas. Bahkan kalau orang tua Vano tidak menerimanya, dia tidak akan segan untuk balik badan dan pergi dengan dagu terangkat.

Mereka berjalan menuju ruang tengah, tempat dimana semua keluarga berkumpul. Okta makin mengeratkan pegangannya, Vano yang mengerti pun segera menoleh dan memberi anggukan kepala untuk meyakinkan.

"Ma, Pa..." Vano langsung menyapa saat mereka sudah tiba di ruang tengah. Disana ada seorang laki-laki dan perempuan paruhbaya yang Okta tebak adalah orang tua Vano. Dia sedikit terkejut melihat Mama Vano. Badannya sangat bongsor dengan aset depan yang besarnya melebihi buah pepaya. Kalau melihat Mama Vano Okta hadi teringat sesuatu. Seperti, Wewe gombel?.

Di samping orang tua Vano ada Om Jack dan seorang gadis yang sepertinya seumuran gadis SMA. Okta tidak kenal gadis itu.

"Udah dateng Van?" dia Jonathan Davichi, ayah kandung Vano. Pria itu seperti lebih muda dari ayah Okta, tapi dia sudah sangat sukses sebagai pengusaha.

"Iya, mumpung gak ada kegiatan" laki-laki itu menjawab seadanya.

"Jadi ini istri kamu?" perempuan disamping Jonathan itu bertanya sembari melihat Okta dengan tatapan sinis. Okta menyadari itu, tapi dia mencoba untuk rilex.

"Iya, namanya Okta" saat Vano menyebut namanya, Okta segera mengumbar senyuman. Perempuan itu maju selangkah lalu mengulurkan tangan kearah Lusiana untuk berjabat tangan.

"Hai Ma, saya Okta" Okta tersenyum kecut saat Lusiana hanya melihat uluran tangannya tanpa berniat membalas. Melihat itu Jonathan segera menyambut uluran tangan seorang perempuan yang kini menyandang gelar sebagai menantunya.

"Saya Nathan, Papanya Vano. Senang bisa bertemu denganmu" pria itu berucap sambil tersenyum tipis. Okta hanya mengangguk sebagai formalitas.

"Okta, masih ingat saya?" Om Jack berceletuk sembari tersenyum tipis.

"Om Jack, yang waktu itu dateng ke pernikahan kami kan?" Okta bertanya memastikan, takut salah sebut. Sebab dia termasuk orang yang pelupa.

"Iya, senang bisa bertemu kamu lagi. Oh ya perkenalkan ini Laura, putri saya"

Seorang gadis yang diketahui bernama Laura itu langsung menghampiri Okta dan mengulurkan tangannya dengan semangat, "Hai Kak, aku Laura"

Okta menyambut uluran tangan itu dengan senang hati.Gadis manis, batinnya. Dari caranya bersikap, terlihat jelas kalau Laura adalah orang yang supel dan hiperaktif, 11 12 dengan Okta.

"Okta, salam kenal" sahutnya.

"Ihh baju kakak keren banget, Ara suka deh" gadis itu berucap dengan hiperbola. Vano kontan merangkul bahunya, "Besok temenin Kak Okta jalan-jalan, entar kakak beliin baju kayak gitu yang banyak"

Mata Laura langsung berbinar senang. Gadis dengan rambut kuncir kuda itu menoleh cepat kearah kakak sepupunya," Kak Vano beneran?!. Sekalian sama HP ya kak"

Definisi dikasih hati minta jantung!.

"Kamu kan baru beli HP tiga bulan yang lalu, masak mau beli lagi?" Vano bertanya dengan nada jengah. Menuruti kemauan Laura pasti tidak ada habisnya.

"Ihhh udah bosen kak. Lagian ada HP keluaran baru lagi, aku mau yang itu"

"Gak ada HP baru. Pakek yang itu atau gak pakek HP sama sekali?!" Vano balas mengancam yang membuat Laura mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kak Vano mah gak asik!!"

Semua orang terkekeh melihat interaksi mereka. Vano dan Laura sama-sama anak tunggal, setiap ada masalah mereka selalu mencari satu sama lain jadi tidak heran kalau mereka sangat akrab.

"Van..." Mama Lusi memanggil Vano dengan kalem, membuat perhatian semua orang langsung teralihkan kearahnya.

"Kamu gak salah pilih istri?. Ini bukan selera kamu banget loh" perempuan itu melihat Okta dengan tatapan remeh. Dia sadar itu, Mama Vano tidak menyukainya.

"Why?. Okta cantik, perempuan tulen. Gak ada yang salah disini. Pandangan Mama aja yang salah, selalu mandang orang dari kasta. Padahal itu gak penting banget!" laki-laki itu membalas dengan sarkas. Membungkam mulut Lusi yang hendak menjatuhkan Okta.

"Oh ya satu lagi" Vano menjeda, "Mama itu cuma Ibu tiri, gak ada hak buat menilai apalagi ngatur kehidupan aku" lanjutnya.

Lusi kontan diam, Jonathan tidak ada alasan untuk membela. Dia tidak mau berdebat lagi dengan Vano karena itu hanya akan memperkeruh keadaan.

"Sayang mendingan kita ke kamar aja yuk, nyobain kasur baru. Kuat apa nggak nahan goncangan" Vano beralih merangkul bahu Okta, membuat badan perempuan itu menempel erat kepadanya. Dia jadi panas dingin.

"Cieee Kak Vano sama Kak Okta mau ngadon dedek bayi yaa" goda Laura sambil tertawa geli.

Okta meringis, tertawa yang terkesan dipaksakan. "Hehee, gak usah ditanggepin Lau. Vano emang gitu, mulutnya agak kurang micin"

"Dih si sayang pakek acara malu segala"

Vano sialan, Okta mengumpat dalam hati.

"Kamu malu-maluin!!" perempuan itu meringis sembari diam-diam mencubit pinggang Vano hingga membuat laki-laki itu menahan sakit.

"Yaudah yuk Yang, ke kamar. Kayaknya kamu udah gak sabar pengen paduan suara sama aku"

*************

Okta turun ke lantai bawah saat waktu sudah malam. Rumah besar ini sangat sepi saat malam hari, mungkin karena penghuninya cuma sedikit. Okta kebingungan mencari letak dapur, dia haus. Perempuan itu merutuki orang yang dulu membuat desain rumah ini, kenapa sangat besar. Mencari dapur saja dia harus mondar-mandir.

Sesaat kemudian dia berhasil menemukan letak dapur yang tidak jauh dari pintu samping penghubung antara dapur dan halaman samping. Okta segera menuju dispenser untuk mengambil air minum, dia sangat kehausan.

"Gimana rasanya, senang bisa menikah dengan Vano?" suara dari arah belakang hampir membuat Okta tersedak air minum. Perempuan itu segera berbalik badan, dan menemukan ibu mertuanya sedang berdiri di dekat pantry sambil memakai masker wajah.

Makin mirip wewe gombel!!

Lusi maju selangkah lebih dekat dengan Okta, melihat penampilan perempuan itu dari atas sampai bawah. "Saya kasian deh sama kamu, pasti kamu keganggu ya dengan kehidupan seperti ini?. Secara kan oranng biasa kayak kamu gak pernah merasakan kehidupan serba serbi seperti Vano"

Ucapan Lusi sangat lugas. Santai, langsung ke inti dan tepat menusuk ke hati. Okta tersenyum kecil. "Yaa, sebenarnya saya juga gak minat untuk menjalani kehidupan seperti ini sih Ma. Seperti yang Mama Lusi bilang tadi, orang biasa kayak saya memang gak biasa terliput media. Karena kami bukan termasuk orang-orang yang haus pengakuan apalagi pansos"

Skakmat, Lusi kalah telak. Sekarang dia tau, Okta bukan perempuan yang bisa dianggap remeh.

Melihat keterdiaman ibu mertuanya membuat Okta kembali tersenyum kecil. Dia mengambil gelas baru, kemudian menuangkan air putih di gelas itu dan memberikannya kepada Lusiana.

"Okta udah tuangin air putih, Mama minum ya. Kan mama tadi abis marah-marah, takutnya nanti darah tinggi Mama kumat" dia berucap dengan tawa meledek, "Okta ke kamar dulu ya, Ma. Permisi"

Dia melenggang pergi meninggalkan Kusiana dengan kekesalannya. Perempuan paruh baya itu mendengus, sebelum akhirnya meminum air putih di gelas dengan kasar. "Mantu sialan!!"

Oktavia Adisty

Geovano Davichi

Laura

...Jangan lupa like, komen, vote, dan share ya manteman:). terimakasih...

1
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
semoga ini awal yang baik buat kalian berdua dan gunakan lah sebaik mungkin biar ga ada dusta diantara kalian 🤭!!!!!!
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
akan kah Okta ngasih kesempatan kedua buat vano
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
kenapa harus pura² pdhl gak enak lho.....
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
pertemuan yang mengharukan antara vano dan okta
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
papamu aja bisa menemukan Okta,,,
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
seharusnya km sadar apa yg salah dari dirimu vano,,knp Okta memilih pergi darimu
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
hilang tanpa jejak tuh si okta
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
yg bilang dekil itu tanda nya sirik🤣
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
prnh ngerasain juga sih pas putus eh malah masih sayang🤣
⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽
astaga berak nanggung tinggal sebiji wkwkwk ngakak weeh
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
inilah karma untuk Vano
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
semakin ada kemajuan nih di hubungan Alex dan Okta.
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴: Alex dan Kiara
total 1 replies
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
Sedih banget... masih sempat²nya pas mau pergi Okta masih ngingat Vano.
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
astagah.... 😳😳😳
bener itu amp hamidun🤔
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
whaa... jd buruan paparazzi
kasian tuh sana sini musti pinter nyari jln
⏤͟͟͞R𝐈𝐍𝐃𝐔𝕸y💞🍀⃝⃟💙
kl ga ada rasa cocok gmn mo tertarik 🙈
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
makanya cari ayank biar ada yang bangunin🤭
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
mungkin irfan gak bisa move on tuh makanya terus gangguin kamu
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ༄⃞⃟⚡𝐒𝐀𝐍𝐓𝐈🦚
ya bilang aja baik baik biar bisa bekerja lebih baik lagi sebelum pecat wkwkwk
💙 Ɯιʅԃα 🦅™📴
Aku kok jd kasihan juga yah sama Vano
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!