Perubahan hidup seorang gadis yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan alasan klasik memberikan yang terbaik,tapi bukannya kebahagiaan yang didapat ia justru menderita karena suaminya yang tak pernah menganggapnya ada dan malah menikah lagi dengan wanita lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irwineka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diatas Kertas #19
Rendra memilih menarik mundur dirinya dan masuk kedalam rumah karena tak faham sama sekali situasi yang ada dihadapannya,ia duduk di ruang tengah dan memainkan gawai pintar miliknya.
drrrrrtdrrrrrt
Hp milik El yang tergeletak dimeja bergetar karena ada sebuah panggilan masuk. Lelaki itu melirik sekilas pada layar hp yang menyala menampilkan nama si pemanggil.
"Dokter Hanifa.Psi ?" Rendra mengingat-ingat seseorang dengan nama itu,dan akhirnya otak cerdasnya bisa menangkap wajah dari pemilik nama Hanifa,seorang mahasiswa jurusan psikologi yang sempat ia taksir sebelum akhirnya dirinya benar-benar jatuh hati pada sosok El yang pendiam.
"halo ?" dengan lancangnya Rendra menjawab panggilan tersebut.
"lancang sekali kamu ?,aku merasa sangat terganggu dengan tindakanmu,ini mengganggu privasi ku asal kau tau ! " El merebut paksa barang miliknya dan mengomeli tindakan adik iparnya. Rendra menangkupkan kedua tangannya di depan dada sebagai permohonan maafnya.
"kali ini oke,aku maafkan. tapi tidak untuk lain kali" setelahnya El berlalu masuk kamar untuk menerima panggilan telepon tersebut.
Rendra kembali duduk di sofa empuk depan ruang televisi,memainkan sebuah benda persegi panjang pipih di tangannya,dalam beberapa menit kemudian dua jari jempolnya terlihat sangat lincah bergerak di atas layar kecil yang mengeluarkan cahaya kebiruan,sesekali lelaki berambut lurus panjang sedikit di atas bahu itu tertawa sendiri,mungkin ada sesuatu yang menggelitik menurutnya.
...****************...
Waktu berlalu begitu saja,tak terasa sudah 1 minggu sejak tragedi terbongkarnya Danu yang menikahi wanita lain dan memberi madu untuk Elsifa diketahui oleh kedua orang tua El. Orang tua mana yang tak sakit hati mengetahui selama ini anak mereka tersakiti ?
Danu tak dapat memberi jawaban atas semua pertanyaan yang diutarakan dua orang tua yang merasa kecewa karena anak gadisnya yang tersakiti dalam hal ini,walau Elsifa sudah mengatakan kalau dirinya ikhlas menjalani takdir yang sudah digariskan untuknya.
Selama waktu 7 hari tersebut El memilih untuk menenangkan diri dengan pergi ke sebuah desa terpencil,jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kesibukan kota yang memusingkan. Sebuah desa kecil yang dulu ia datangi bersama beberapa orang mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai jurusan dalam rangka menjalankan tugas KKN kala itu.
Di desa yang masih sangat asri, terhampar luas persawahan yang membentang mengitari kampung,beberapa bukit hijau tinggi menjulang mengelilingi kampung yang belum terdapat akses internet sama sekali. Suasananya masih sangat sejuk karena hanya ada pemukiman warga,untuk pergi ke pasar warganya harus lebih dulu ke kampung sebelah yang letaknya di balik bukit. Itu artinya mereka harus mendaki bukit yang tinggi dan melewati hutan-hutan kecil dan menyeberangi sungai yang mengalirkan air yang begitu bening.
El merasa nyaman tinggal ditempat tersebut,untuk sejenak dia dapat melupakan kesedihan hatinya. Ditemani 2 orang sahabat barunya,setiap hari El melewati 7 hari disana dengan senyuman yang tak pernah absen terukir di bibir manisnya. 2 sahabatnya itu selalu bisa membuat El tersenyum bahagia dengan candaan mereka yang terkadang terdengar garing,tapi El cukup terhibur dengan tingkah kocak keduanya.
Suatu malam,disebuah rumah berdinding anyaman bambu dengan atap daun lontar yang disusun sedemikian rupa terdapat 3 orang wanita duduk di sebuah kursi panjang yang terbuat dari bilah bambu panjang yang sudah terkait satu sama lain oleh simpul-simpul tali yang mengikat. El berada di tengah 2 wanita lain.
"kau benar-benar akan kembali ke kota besok, El ?" tanya wanita yang duduk di samping kanan El.
El menjawab dengan senyuman yang melengkung di bibir manisnya.
"jangan tersenyum seperti itu,kalau aku seorang laki-laki aku bisa saja langsung jatuh hati jika melihatnya " kata seorang yang lain melihat senyuman El yang begitu manis.
El menarik tangan kedua wanita yang ada di samping kanan maupun kirinya lalu meletakkan di atas pahanya dan menggenggamnya erat.
"terima kasih sudah menjadi sahabatku selama beberapa hari ini,aku bahagia bersama kalian disini. Suasana disini begitu tenang,aku sangat menyukainya,tapi biar bagaimanapun aku juga punya kehidupan,teman,dan keluarga di kota,walau berat tapi aku harus kembali ke sana" ucap gadis itu panjang lebar menjelaskan pada 2 sahabatnya.
Malam pun mereka tutup dengan isak tangis dari ke tiga wanita yang baru beberapa hari menjalin persahabatan. Saat pagi menjelma esok,mereka harus rela terpisah karena El yang harus kembali ke kota,baginya sudah cukup untuk menenangkan hati disana,tak mau terus berlama-lama bersembunyi,karena dirinya bukan seorang buron dari sebuah tindak kejahatan yang harus dipertanggung jawabkan.
..