Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19.Anandita merajuk.
Pagi itu seperti biasa Anandita dan Gavin berangkat ke sekolah bersama.
"hari ini aku tidak menunggumu pulang ucap Gavin pada sang istri, sambil mulai melajukan mobilnya keluar dari area Apartemen tempat tinggal mereka.
"kenapa?"tanya Anandita heran.
karena selama hampir sebulan dia menikah dengan Gavin, baru hari ini Gavin menyuruhnya pulang sendiri,biasanya sesibuk apa pun, Gavin selalu menyempatkan diri untuk berangkat dan pulang kesekolah bersamanya.
Bahkan sejak kejadian seminggu yang lalu di kamar mereka saat Gavin menggodanya karena Anandita merasa diabaikan.
Gavin selalu berusaha memberinya perhatian membuat Anandita semakin merasa ketergantungan pada suami dadakannya itu.
"aku harus cepat ke kafe hari ini"jawabnya singkat.
"biasanya kau selalu berangkat sore hari,kenapa hari ini lebih cepat"ucap Anandita mulai sarkas.
Tapi sepertinya Gavin tidak menyadari ketidak sukaan yang ditunjukan Anandita dengan nada bicaranya itu.
"tidak papa hanya ada pekerjaan di kafe yang harus kulakukan"jawab Gavin.
"bukankah sekarang sedang musim PTS seharusnya kau mengurangi jam kerjamu bukan menambahnya,bagaimana nanti dengan nilaimu?"ucap Anandita berusaha mengingatkan Gavin.
"Kan ada Bu guru Dita, jadi aku tidak perlu menghawatirkan soal nilai",jawab Gavin berusaha menggoda sang istri.
"Aku,serius!"ucap Anandita kesal.
"Aku juga,tidak bercanda Bu Dita,"
"Tau ah,bikin tambah sebel aja ngomong sama kamu!"ucap Anandita dengan wajah cemberut.
"Berhenti cemberut,atau nanti aku cium disini" ucap Gavin menggoda sang istri.
"Bodo!"jawab Anandita sambil mencebikkan bibirnya kearah Gavin.
Melihat sang istri meraju membuat Gavin semakin ingin menggodanya,dengan gerakan tiba tiba ditepikannya mobil yang dikendarainya itu.
Membuat Anandita terkejut karena Gavin tiba tiba menepikan mobilnya sedangkan mereka belum sampai dilingkungan sekolah.
"Vin,kenapa berhenti?"tanya Anandita
bingung.
Tapi Gavin tidak menjawab pertanyaan Anandita, dia malah melepas sabuk pengaman yang dipakainya.
"Kamu mau ngapain melepaskan sabuk pengamanmu?"tanya Anandita pada sang suami.
"Mau ini"jawab gavin lalu ******* bibir sang istri yang masih cemberut padanya.
Anandita terkejut menerima ciuman Gavin yang tiba tiba padanya itu.
Anandita membuka mulutnya ingin mengeluarkan protesnya tapi sebelum Anadita berhasil bersuara Gavin sudah lebih dulu menelusupkan lidahnya kedalam mulut Anandita,membuat suara Anandita kembali tertelan ditenggorokan.
Ciuman Gavin yang semula lembut berubah lebih menuntut dari biasanya,membuat Anandita kewalahan menerima ******* dan permainan lidah Gavin yang semakin panas.
"Vin..."ucap Anandita disela sela pagutan Gavin yang gencar padanya.
"emm" jawab Gavin sebelum berpindah mencium leher sang istri karena melihat Anandita sudah megap megap hampir kehabisan nafas.
"vin... stop..!"saat merasakan tangan Gavin bergerak masuk kedalam baju kerja yang dipakainya.
Bukannya berhenti , Gavin kembali ******* bibir Anandita agar berhenti protes dengan apa yang dilakukan tangannya.
Anandita yang awalnya masih berusaha menolak ciuman Gavin akhirnya mulai terbuai dengan permainan bibir dan tangan Gavin padanya.
Tapi saat tangan Gavin mulai merayap ingin melepas pengait underwear bagian atasnya tiba tiba mereka dikejutkan oleh bunyi klakson dari mobil disamping mereka.
Seketika Anandita mendorong tubuh Gavin yang entah sejak kapan dirinya sudah berada dipangkuan sang suami.
"Vin..,ucap Anandita dengan nafas terengah engah akibat ciuman mereka.
"An.. kita pulang sekarang,ya!?"bisik Gavin masih belum mau melepaskan tubuh Anandita dari pelukannya.
"Vin,sadar kita harus ke sekolah sekarang hari ini kamu ada PTs"ucap Anandita sambil melepaskan pelukan Gavin padanya, tapi Gavin masih bersikeras belum mau melepaskannya.
"Vin!,lepas ini dijalan raya bagaimana kalau ada yang melihat kita,"ucap Anandita sambil membetulkan pakaiannya yang berantakan.
Gavin masih belum bergerak dari posisinya yang memeluk tubuh Anandita,meskipun Anandita sudah berkali kali memintanya untuk melepaskannya.
"An..kita bolos ya hari ini",rengek Gavin pada Anandita sambil berusaha untuk mencium Anandita lagi,tapi dengan keras Anandita mendorong wajah Gavin.
"tidak ..Vin!,sekarang kita harus ke sekolah,itu bisa dilakukan lain waktu!"tegas Anandita dengan turun dari pangkuan Gavin.
"Aku mau sekarang,An..!"ucap Gavin dengan muka ditekuk.
"Aku turun sekarang kalau kau memaksa!"ancam Anandita pada Gavin yang membuat Gavin melotot kearahnya.
"Awas kalau berani,sebelum kau berhasil turun,aku benar benar akan melakukannya disini!"jawab Gavin sarkas yang membuat Anandita semakin cemberut.
"kenapa sih kau tidak bisa mengerti,aku bukan menolaknya tapi aku hanya ingin kita menundanya sampai kau menyelesaikan PTS mu hari ini,tapi kamu malah mengancamku ingin melakukannya disini,kau benar benar keterlaluan",ucap Anandita sambil memalingkan wajahnya, karena merasa airmatanya akan mengalir.
"maaf"ucap Gavin sambil merengkuh tubuh Anandita kedalam pelukannya,membuat Anandita semakin tidak bisa lagi menahan Air mata yang sudah hampir keluar itu,akhirnya tumpah juga.
"Aku...aku ...,Anandita berusaha bicara tapi suaranya tenggelam karena isakkannya.
"Sorry,"bisik Gavin semakin erat memeluk tubuh Anandita,"sorry aku tidak bermaksud memaksamu,aku sayang sama kamu An...jadi jangan menangis lagi!"
"aku... juga... sayang.. sama... kamu...,Vin!"ucap Anandita dengan terbata bata karena isakannya.
"Jangan bicara kalau masih menangis!"ucap Gavin sambil melepaskan pelukannya.
"kamu.."
"selesaikan dulu tangismu baru bicara"ucap Gavin sambil mengambil tisu yang ada disampingnya dan melap muka sang istri yang penuh sisa airmata.
"aku saja"Anandita mengambil tisu dari tangan Gavin,lalu mulai membersihkan wajahnya."ayo kita berangkat sekarang"ucap Anandita setelah dia selesai mengelap wajahnya dengan tisu dan merapikan pakaiannya yang sudah dibuat kusut oleh Gavin barusan.
"kau tidak berdandan tanya Gavin sambil memandang wajah sang istri yang terlihat cantik meskipun tidak memakai apa apa itu.
"tidak terlalu merepotkan nanti saja di kantor aku pakai sunscrean saja."jawab Anandita.
Tapi Gavin belum juga menjalankan mobilnya dan masih menatap wajah Anandita.
"Vin!,kita akan terlambat kalau tidak berangkat sekarang"ucap Anandita lagi.
" untuk beberapa hari kedepan aku akan sangat sibuk,jadi kau pulanglah sendiri"
"Kau benar benar banyak kerjaan diKafe?"tanya Anandita.
"ya,tapi saat pagi aku akan berusaha tetap berangkat kesekolah bersamamu,kau tidak papa kan?"
"Ya,asal kau jangan mengabaikan sekolahmu"jawab Anandita,berusaha bersikap biasa.
Tapi Gavin tetap merasa nada bicara dang istri terdengar lain.
"kalau ini selesai,saat liburan semester nanti aku akan mengajakmu jalan jalan"ucap Gavin.
"Maksudmu?"tanya Anandita belum paham maksud Gavin.
"kita akan honeymoon"ucap Gavin sambil mengecup pipi sang istri yang merona mendengarnya mengatakan itu.
"Gavin hentikan kita sudah masuk gerbang sekolah, nanti ada yang melihat"omel Anandita.
"tenang saja,kaca mobil ini tidak terlihat dari luar jadi kita aman melakukan apa saja didalam mobil"ucap Gavin dengan wajah jahil.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁