NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Jomblo Karatan

Jerat Cinta Jomblo Karatan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Balas Dendam
Popularitas:1M
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Eldric Hugo
Seorang pria penderita myshopobia. Dalam ketakutan akan hidup sebatang kara sebagai jomblo karatan.

Tanpa sengaja ia meniduri seorang pria yang berkerja di club, dan tubuhnya tidak menunjukkan reaksi alergi.

Karina seorang gadis yang memilih untuk menyamar menjadi laki-laki, setelah dia kabur dari orang yang hendak membelinya. Karina di jual oleh ibu yang mengasuhnya selama ini.

Akankan El mengetahui siapa sebenarnya sosok yang bersamanya. Keppoin yuk

Ada dua kisah di sini semua punya porsinya masing-masing.

Happy reading 🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menikah?

Malam menunjukan pesonanya. Purnama sudah bertahta di singgasananya. Malam ini begitu indah. Namun, sayang itu semua tidak bisa membuat hati Karina terpesona. Gadis itu gelisah, pikirannya berkelana tak tentu arah. Kata hukuman dari Eldric masih terus terngiang di telinganya.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Sebentar lagi dia akan pulang. Hati Karina semakin tak karuan. Apa yang akan dilakukan Eldric untuk menghukumnya.

"Apa tuan akan memotong gajiku? semoga saja tidak. Hutang vas itu saja belum aku cicil sama sekali, kerja juga baru seminggu Hem ... nih mulut kenapa gak bisa di rem sih?" Karina meruntuki kebodohannya.

Karina menghembuskan nafas panjang. Dengan lesu ia beranjak dari duduknya. Karina harus menyambut kedatangan Eldric di depan mansion layaknya seorang istri. Bedanya dia tidak akan memeluk atau mencium tangannya. Karina hanya harus berdiri dengan senyum manis dan membawakan tas kerjanya.

Lima belas menit berlalu. Karina masih berdiri di depan mansion bersama penjaga lainnya. Tak lama kemudian sebuah mobil mewah melaju masuk ke dalam halaman mansion. Karina menyiapkan senyum termanisnya untuk menyambut Eldric.

Mobil itu berhenti sempurna. Joe segera turun untuk membuka pintu untuk tuannya. Karina pun segera berlari kecil menghampiri mobil itu. Eldric turun dari mobilnya.

"Selamat datang Tuan," sambut Karina dengan senyum manisnya.

"Hem," jawab Eldric singkat, wajahnya terlihat letih. Namun, tak mengurangi ketampanannya.

Ia tersenyum sangat tipis saat Karina meraih tas kerja yang di bawanya. Sebuah usapan lembut tangan Eldric mendarat di pucuk kepalanya. Karina merasakan sesuatu yang hangat dalam hatinya.

Gadis itu masih terpaku dengan perlakuan lembut Eldric. Sementara sang Tuan sudah jauh melangkah meninggalkan.

"Apa kau akan berdiri di sana semalaman!" suara bariton Eldric membuyarkan menyadarkan Karina.

Gadis itu pun segera mengejar langkah lebar Eldric. Karina segera meletakkan tas kerja Eldric di tempat khusus sebelum mengikuti Eldric masuk ke dalam kamarnya. Pria itu merebahkan tubuhnya di sofa dengan baju kantor lengkap yang masih melekat di tubuhnya.

Karina langsung bergegas menyiapkan air hangat untuk Eldric. Setelah itu ia melangkah mendekati tuannya yang menyandarkan kepalanya di sofa dengan matanya yang terpejam, wajahnya tampak begitu letih.

"Tuan, air hangatnya sudah siap," lirih Karina.

"Hem."

Karina mulai melepaskan sepatu dan kaos kaki yang di pakai Eldric. Kemudian pria itu berdiri untuk memudahkan Karina melepaskan baju yang ia pakai kecuali celananya. Setelah itu Eldric pun melangkah menuju kamar mandi. Karina membereskan baju kotor Eldric kemudian menyemprotkan desinfektan ke seluruh ruangan itu.

Karina keluar untuk mengambilkan piyama tidur Eldric. Karina menutup pintu kamar Eldric dengan perlahan, ia lalu mulai melangkahkan kakinya keruang khusus yang menyimpan perlengkapan Eldric.

Joe menaiki tangga dengan terburu-buru saat melihat Karina keluar dari kamar tuannya.

"Riz!" panggil Joe.

Karina pun menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke belakang. Joe, pria itu berdiri di tak jauh darinya.

"Ada apa?" tanya Karina.

"Bagaimana mana keadaan Tuan?"

"Tuan, emh ... memangnya apa yang terjadi?"

Joe berdecak kesal. Bukannya menjawab pria kecil itu malah balik bertanya.

"Jawab saja pertanyaanku!" tukas Joe geram.

"Dia baik, sekarang Tuan sedang mandi. Memangnya kenapa?"

"Tidak ada, sebaiknya kau layani tuan dengan baik malam ini, jangan sampai membuatnya marah." Joe membalikkan badannya, lalu melangkah pergi.

"Orang aneh, siapa juga yang mau membuat raksasa itu marah. Eh ... apa maksudnya melayani?" Karina mengerutkan keningnya mendengar ucapan absurd Joe. Ia pun melanjutkan langkahnya ke ruang khusus.

Setelah mengambil piyama Eldric, ia pun bergegas kembali ke kamar sang Tuan. Setelah cukup lama akhirnya Eldric menyelesaikan ritual mandinya. Kali ini Eldric menghabiskan waktu setengah jam lebih lama di kamar mandi. Kaki Karina sampai terasa sakit harus berdiri di sana. Karina memang di larang untuk menyentuh atau duduk di sembarang tempat di kamar itu, kecuali untuk perkerjaannya.

Eldric tampak segar setelah mandi. Namun, guratan letih di wajahnya masih jelas terlihat. Setelah memakai piyama tanpa teriakan Karina, gadis kecil itu menutup matanya erat saat Eldric mulai memakai baju. Eldric terduduk di pinggir ranjang sambil menghela nafas panjang.

"Tuan, apa anda ingin makan malam sekarang?" tanya Karina dengan ragu.

"Apa kau sudah makan?" tanya Eldric balik bertanya.

"Belum Tuan."

"Kenapa?" Eldric menautkan kedua alisnya.

"Saya menunggu Anda pulang."

Sudut bibir Eldric terangkat keatas.

"Bawa makanannya kemari, dan waktumu 10 menit."

"Di bawa ke sini? ke kamar ini?" tanya karina terheran-heran.

"Aku tidak akan mengulanginya, Riz."

"Baik Tuan," jawab Karina cepat.

Karina pun segera berlari keluar. Dengan langkah cepat Karina berlari menuju dapur.

"Rumah jenis apa ini? jarak kamar dan dapur saja membuatku harus berlari ," keluh Karina, karena jarak dapur dan kamar cukup memang cukup jauh.

Karina mengatur nafasnya saat ia sudah sampai di dapur. Joe dan Berto yang sedang ada di dapur, menatap Karina dengan aneh.

"Paman tolong siapkan makanan untuk Tuan, aku akan membawanya ke kamar," ucap Karina dengan nafasnya yang tersengal.

"Apa? apa kau bercanda? tuan tidak pernah makan di kamarnya," tukas Joe dengan matanya yang melebar karena kaget.

"Apa kau pikir aku bercanda, untuk apa aku berlari kemari kalau tidak Tuan yang menyuruhku."

"Bener juga," gumam Joe.

"Riz, bawa ini." Berto menyerah nampan berisi semangkok sup kental berwarna merah dengan aneka sayuran, makaroni dan daging ayam, juga dua potong roti yang di letakkan di atas piring kecil.

"Terima kasih Paman." Karina menerima nampak itu dengan senyum. Kemudian ia pun segera membawa makanan itu kamar Eldric.

"Ada apa sebenarnya Paman? ini benar benar diluar kebiasaan Tuan," tanya Joe pada Pamannya.

"Aku juga tidak tahu, tapi aku punya firasat baik tentang ini." Berto kembali duduk dan menikmati secangkir kopi miliknya.

"Firasat baik?"

Berto menganggukkan kepalanya, ia kemudian meletakkan cangkir yang ada di tangannya.

"Seperti katamu, Eldric tidak baik-baik saja hari ini."

"Ya Paman, dan ini semua karena telepon dari nyonya," jawab Joe dengan geram.

Berto menarik nafasnya dalam. "Sepertinya nyonya belum menyerahkan Joe. Aku takut semuanya akan lebih buruk daripada sebelumnya, apalagi semenjak tuan besar tiada. Nyonya tidak lagi menutupi sifat aslinya, dia tidak lagi berpura-pura menyayangi Eldric."

Joe menunduk dalam, ia tahu benar bagaimana kehidupan yang di jalani El sampai di memutuskan untuk pergi dari rumah besarnya, dan hidup mandiri di Indonesia.

"Tapi, setelah melihat Rizky hari ini, aku yakin dia bisa memberikan Eldric tempat untuk dirinya bersandar."

"Apa Paman? tapi dia seorang laki-laki. Bagaimana bisa?"

Berto tersenyum. Ia menatap keponakannya yang sedang terlihat bingung.

"Jangan pikirkan itu, aku yakin dia orang yang tepat untuk Eldric."

Di kamar Eldric.

"Tuan, ini makanannya," ucap Karina sambil melangkah mendekat kearah Eldric yang sedang duduk bersandar di sofa.

"Duduk dan suapi aku," titahnya pada Karina.

"Suapi, Tuan?"

"Iya, kenapa? kau tidak mau melakukannya? bukankah kau pengasuhku? jadi lakukan!" tegas Eldric.

"Baik," jawab Karina pasrah.

Karina masih berdiri di depan Eldric, gadis itu bingung dimana dia harus mendudukkan dirinya. Sementara di sana hanya ada satu sofa yang tidak begitu besar, itupun sudah ada Eldric yang duduk di sana.

"Kenapa hanya berdiri di sana, cepat duduk!"

"Iya Tuan, tapi dimana?"

"Hah ... ternyata bukan hanya tubuhmu yang kecil tapi otakmu juga. Apa kau melihat ada tempat duduk lain di sini?"

Karina menggeleng.

"Kalau begitu cepat duduk dan suapi aku!"

"Baik," sahut Karina cepat.

Gadis itu segera mendudukkan dirinya di sebelah Eldric. Eldric sedikit menggeser duduknya agar bisa berhadapan dengan Karina. Sofa yang tidak begitu besar membuat lutut Karina terhimpit eh lutut Eldric. Dengan cekatan Karina mulai menyendok sup kental yang hangat itu.

"Tuan, buka mulut Anda," pinta Karina.

Eldric langsung membuka mulutnya, dengan matanya yang menatap lekat pada wajah kecil di hadapannya. Eldric merasa dia sudah sepenuhnya gila, menatap seorang pria dengan begitu lekatnya. Ah, sudahlah kita sisihkan akal sehat sejenak.

Apa ada yang salah dengan wajahku kenapa Tuan menatapku seperti itu, gumam Karina dalam hatinya.

Karina terus menyuapi Eldric sampai sup itu tandas tak bersisa. Setelahnya, Karina menyodorkan segelas air putih sebagai penutup makan malam Eldric.

"Tuan bagaimana dengan rotinya?" tanya Karina sambil memandang dua potong roti yang di tolak oleh Eldric.

"Buang saja, aku tidak suka," ucap Eldric sambil mengusap mulutnya dengan tisu.

"Eh ... jangan di buang, sayang."

"Apa boleh untuk saya?" tanya Karina ragu.

"Makanlah jika kau mau," jawab Eldric datar.

"Terima kasih." Karina langsung melahap roti itu dengan senyum mengembang di bibirnya.

"Apa sesenang itu? itu hanya sepotong roti."

"Mungkin bagi Anda hanya sepotong roti, tapi bagi saya ini adalah sepotong kebahagiaan."

Eldric menautkan alisnya.

"Jangan pernah meremehkan hal sekecil apapun Tuan. Mungkin sesuatu yang tidak ada artinya bagi Anda, adalah sesuatu hal yang sangat berarti bagi orang lain. Seperti roti ini, dia adalah kebahagiaan bagi perut saya yang keroncongan, hehehehe."

Eldric menopang dagunya dengan satu tangannya sedangkan satu tangannya lagi mengusap lembut pucuk kepala Karina.

"Cepat habiskan," titahnya pada Karina.

Karina mengangguk kecil, ia terus mengunyah dengan perlahan. Jantung Karina jedak jeduk mendapatkan perlakuan seperti ini dari Eldric.

Karin dia pasti suka sama Rizky bukan sama kamu, sadar woi.

Karina menggelengkan kepalanya cepat.

"Saya sudah selesai, saya akan kembali ke dapur," ucap Karina cepat, ia segera bangkit dan berjalan ke arah pintu.

"Setelah itu cepat gosok gigimu dan kembali ke sini!"

"Baik."

Karina segera mempercepat langkahnya. Setelah meletakkan piring kotor ke dapur Karina segera menggosok gigi di kamarnya, setelahnya ia kembali ke kamar Eldric sesuai perintah.

"Rizky kemari," perintah Eldric sambil menepuk ranjang kosong di sisinya.

"Tuan mau apa?" tanya Karina gugup.

"Temani aku tidur. Ini hukuman mu"

Haaaaah ... dasar orang gila, aku masih perawan woi. Masa aku tidur sama kamu seperti ini. Bagaimana dengan masa depanku.

"Rizky!" panggil Eldric.

"Eh ... iya Tuan. Tapi kita belum menikah jadi tidak boleh tidur seranjang." Karina langsung menutup mulutnya.

"Menikah? idemu boleh juga, tapi negara ini tidak mendukung pernikahan sesama jenis."

Karina menggelengkan kepalanya dengan keras, ia masih menutup mulutnya rapat.

"Kau jangan khawatir, aku akan menyuruh Joe mengaturnya. Sekarang temani aku!"

Melihat Karina yang masih tidak bergeming membuat Eldric kesal.

"Kau yang kemari atau aku yang kesana dan menggendongmu?"

"Sa-saya yang kesana." Karina melangkah mendekat perlahan.

Karena terlalu lama, Eldric pun turun dari ranjangnya. Ia melangkah lebar kearah Karina. Dengan satu tangannya ia mengangkat tubuh mungil itu. Karina memekik kecil saat tubuhnya melayang sesaat, sebelum akhirnya bokongnya mendarat di atas ranjang.

"Duduk dan diamlah."

Karina mengangguk tanpa bersuara. Eldric membenarkan posisi duduk Karina, lalu kemudian ia merebahkan kepalanya di atas pangkuannya.

"Usap kepalaku," titahnya.

"I- iya Tuan," jawab Karina dengan gugup. Ia belum pernah sedekat ini dengan laki-laki, apalagi posisi mereka seperti ini. Rasanya jantung Karina sedang lompat tali didalam sana.

Dengan canggung Karina mulai mengusap Surai kecoklatan milik Eldric. Begitu nyaman, seulas senyum terbit di bibir Eldric. Ia mulai memejamkan matanya, untuk kali ini Eldric ingin kenyamanan ini sepenuhnya. Persetan dengan akal sehat dan semua norma.

Jika memang aku harus melakukannya, aku tidak perduli. Dia bisa membuatku merasa nyaman. Persetan dengan semua norma dunia.

1
Andriyani “Ijjet famous” Nisa
Luar biasa
Pa Muhsid
wakwaw cucu toooor cucuuuuu
solehatin binti rail
aku pernah baca ,tapi sdah lupa 😀😀😀😀💪😘
Sulis Tiyeas
yah karina... merasa pd nggak ada bahaya. pdhl dari kecil sdh biasa menghadapi bahaya kok nggak peka ya.
Win wina
Karina mengalami baby blues,biasa terjadi pada wanita yg baru melahirkan aku dulu jga begitu sensitif emosi tak terkendali, dukungan orang terdekat sangatlah penting....😔 Sabar ya, Ayah Hugo
Win wina
Huuuuuf bang Hugo mamang kereeeeen suami idaman melele aku Thor,,,,,☺️ berdebatlh kau dengan mertua mu tapi tetap akan menang dirimu karena hak istri memang pada suaminya,love love bang Hugo😘
Win wina
Oh manis sekali Mereka ☺️
Win wina
Sangat tidak masuk akal,anak yg berpisah dengan orang tuanya dalam waktu yang sangat lama setelah dewasa' baru bertemu bisa punya keberanian memberikan aturan untuk berpisah dengan suaminya ya walaupun dengan alasan yg terbaik demi kehamilannya,tpi namanya jga novel hahaha..
Win wina
lha serem amat Thor belut listrik nya
Win wina
Wah sensitif sekali jangan jangan lagi hamidun ci Karina
Win wina
maklumi aja lah pak Joe, namanya jga pengantin baru lagi anget angetnya Thu hahaha😀
Win wina
wohoooo kirain njebol gawang Thor 🤭
Win wina
hahaha tenang saja om kau masih normal nyatanya alam bawah sadar mu masih menyukai wanita, meskipun wanita tersebut menyamar sebagai laki-laki 😀
kieky
suami yg pandai ngemong istrinya..sabar y el bentar lagi 3 orang yg kau hadapi 😁
SR.Yuni
Thor , kenapa sahabat dan mang Toyib tidak diangkat di akhir cerita bahagia Karin ya karena menurutku mereka punya andil besar pada kehidupan Karin drpd si emak angkat, dalam keadaan susahnya karin mrk sll ada dan kasih makan.
SR.Yuni
keren banget ceritanya....badai pasti berlalu berganti kebahagiaan
SR.Yuni
Thor maaf ya lidah orang kita ini gak bisa membedakan J dan Z... kenapa namanya mirip dengan assisten nya. Jadi cara bacaku pun sama...
SR.Yuni
gak usah nyesel....kan elu gak peka jadi laki....
SR.Yuni
anak bodoh ya gini
SR.Yuni
itulah akibatnya ngikutin egomu ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!